Bismillahirrahmanirrahim
Selamat datang saudara-saudara tercinta, para pengurus haji yang merupakan salah satu di antara tanggungjawab paling indah dan luar biasa yang sedang kalian pikul, yaitu persiapan haji—kewajiban yang unik dan istimewa Islam ini—bagi rakyat Muslim dan mukmin kita.
Juga saya berterima kasih atas kerja keras rekan-rekan berwenang, saudari-saudari yang berwenang—sebagaimana yang telah dijelaskan oleh bapak Qazi Askar dan ketua Organisasi [Haji dan Ziarah]—bahwa persiapan untuk perjalanan haji yang lebih baik, telah dilakukan untuk masyarakat mukmin. Yang benar adalah seperti ini; hari demi hari harus diupayakan lebih baik dan lebih mudah menuju tujuan luhur haji; tugas harus dilaksanakan. Masing-masing Anda, saudara dan saudari juga memiliki tanggungjawab, memiliki peran, usahakan melaksanakan peran kalian dengan sebaik-baiknya, dengan semangat tinggi, dengan meluangkan waktu, [dan] dengan kepedulian. Akumulasi seluruh upaya tersebut akan membuahkan hasil manis yaitu tercapainya haji yang diharapkan masyarakat.
Namun apa yang akan saya sampaikan sebagai imbauan adalah bahwa haji tidak hanya milik kita orang-orang Iran saja; Haji adalah milik Islam, milik umat Islam, dan penjamin tegaknya Islam. Penghormatan bulan-bulan haji—di mana Allah Swt menghormati bulan-bulan haji; bahkan waktunya terhormat; tempatnya terhormat—menunjukkan bahwa betapa ini merupakan misi besar, [dan] efektif; ini semua menunjukkan bahwa kewajiban ini, memiliki nilai khusus bagi umat Islam yang tidak terdapat dalam kewajiban lain; ini harus diperhatikan.
Menarik bahwa haji memiliki dua aspek yang berbeda dan saling melengkapi; satu aspek individu, lainnya adalah aspek sosial; kedua aspek harus dijaga dan dipertahankan. Aspek individu haji berhubungan dengan masing-masing hujjaj; masing-masing hujjaj pada saat ini—saat-saat haji dan umrah—harus menghubungkan dirinya dengan Allah Swt, beristighfar, mempersiapkan bekal untuk dirinya. Dalam ayat al-Quran yang berkaitan dengan haji disebutkan:
وَ تَزَوَّدوا فَاِنَّ خَیرَ الزّادِ التَّقوی
Telah ditekankan ketakwaan; masing-masing hujjaj yang terhormat yang telah diberi kenikmatan besar ini, harus memikirkan untuk memenuhi cawan mereka, memenuhi tas mereka—
وَاَنِاستَغفِروا رَبَّکُم
Beristighfar, bertaubat, berdoa, dan memohon dari Allah Swt, berjanji di hadapan Allah Swt demi masa depan, kehidupan dan aktivitasnya; ini adalah aspek individu.
Dalam aspek individu haji ini, setiap pelaksana haji pada hakikatnya melalui gerakan ini, dengan perjalanan ini, harus lebih mendekatkan dirinya dengan Allah Swt, harus menyucikan batinnya, harus mengumpulkan bekal untuk sisa hidupnya; sumber berkah dan spiritualitas untuknya, dalam perjalanan ini, dalam amalan-amalan ini, pada hari-hari ini; harus diperhatikan [para hujjaj]. Terdapat hal-hal yang hanya dapat terealisasi dalam perjalanan ini untuk setiap orang: penyaksikan Ka’bah, tawaf mengelilingi Ka’bah, shalat di Masjidul Haram, berziarah ke makam Nabi Muhammad Saw, Arafah sebagai panggung munajat kepada Allah Swt, Mash’ar sebagai panggung perhatian kepada Allah Swt, Mina juga demikian; masing-masing amalan tersebut harus dimanfaatkan untuk menyucikan batin, demi peningkatan derajat dan untuk membekali diri sepanjang hidup. Ini adalah aspek individu haji.
Aspek lainnya adalah aspek sosial. Haji adalah manifestasi persatuan Islam, dengan perbedaan warna, kulit, kebangsaan, identitas, mazhab-mazhab, dan selera, semuanya bersanding dan bersama-sama. Semuanya bertawaf bersama-sama, berusaha bersama-sama, bersama-sama melakukan wukuf di Arafah dan Masy’ar; persatuan ini sangat penting. Empati islami, manifestasi sejati kekompakan dan satu kata dalam haji; bukan hanya untuk bangsa Iran, [melainkan] untuk semua Muslim dunia; untuk umat Islam. Kutukan Allah Swt bagi pihak-pihak yang berupaya menjauhkan pentingnya umat Islam dari semua benak; yang membagi umat Muslim dalam banyak bagian, dengan berbagai motivasi; mengadu bangsa-bangsa berhadapan dengan keagungan umat Islam yang besar; memisahkan bangsa-bangsa; padahal umat Islam adalah penting; keagungan adalah milik umat Islam; Allah Swt menurunkan rahmat-Nya untuk umat Islam; haji adalah manifestasi pembentukan umat Islam, sebuah contoh kecil dari sesuatu yang sangat agung.
مِن کُلِّ فَجٍّ عَمیق
Dari semua wilayah dan dari tempat-tempat jauh, umat Islam berkumpul bersama-sama dan betapa [ini] adalah peluang besar untuk berbincang, untuk berempati, saling mendengarkan keluhan sesama, saling menyatakan simpati; dari mana lagi ini bisa didapatkan kecuali dari haji? Salah satu aspek sosial haji adalah masalah persatuan.
Aspek sosial lain adalah indikasi kebesaran umat Islam. Bahwa beberapa juta manusia berkumpul untuk melakukan amalan tertentu, ini membuktikan kebesaran umat Islam. Anggap saja dari sebuah negara 70-80 ribu orang berpartisipasi; dan ini saja [cukup untuk] menunjukkan kebesaran umat Islam.
Satu aspek sosial lainnya adalah saling bertukar pengalaman. Banyak negara-negara Islam yang memiliki banyak pengalaman, contohnya bangsa Iran, yang berpengalaman dalam konfrontasi dengan musuh, dalam mengidentifikasi musuh, terkait tidak mempercayai musuh serta tidak keliru dalam mengenali kawan dan lawan. Kami tidak keliru dalam membedakan antara kawan dan lawan; Sejak awal Revolusi [Islam] hingga kini, kami telah menyadari dan mengetahui siapa musuh hakiki dan musuh yang keras kepala, yaitu kaum imperialis dunia dan Zionisme; hal ini telah kami pahami. Terkadang musuh-musuh utama dan nyata ini, mengemukakan pernyataannya melalui lidah orang lain; kami tidak melakukan kekeliruan dan kami menganggap [pihak] itu adalah musuh; tidak demikian, telah kami jelaskan dan katakan, musuh adalah imperialisme.
Kalian saksikan slogan-slogan bangsa Iran dalam [Pawai Akbar] 22 Bahman, Hari Qods Sedunia, dan dalam berbagai konsentrasi besar, adalah anti-imperialimse, melawan Amerika Serikat, anti-Zionisme dan rezim penjajah Zionis. Slogan-slogan mereka melawan itu semua.
Sementara mereka terkadang mengemukakan ungkapan [melalui lidah negara lain] dan melakukan hal-hal [diwakili] oleh negara lain akan tetapi kami tidak meneriakkan slogan terhadap negara Islam itu, bangsa kami tidak berslogan anti-negara Islam itu; Mengapa? Karena tahu bahwa dia bukan musuh yang sebenarnya, dia tertipu, dia menjadi sarana; ini adalah [bentuk] pengenalan musuh, inilah pengalaman kami. Sebagian kelompok yang juga kelompok-kelompok Islam dan di sebagian negara berhasil punya peluang, mereka tidak memiliki pengalaman ini dan akhirnya melakukan kekeliruan; mereka berdamai dengan [pihak] yang merupakan musuh utama, bertindak melawan pihak yang termasuk kawan dan [akhirnya] mereka merasakan dampaknya. Nikmat yang telah dianugerahkan Allah Swt kepada mereka tidak disyukuri.
Salah satu pengalaman bangsa Iran adalah menciptakan persatuan. Memangnya sedikit perbedaan selera (kecenderungan) di negara kita; Terdapat banyak perbedaan pada masalah politik, pada masalah pemikiran dan pada masalah-masalah ideologi. Akan tetapi rakyat tetap menjaga persatuan mereka meski perbedaan tersebut. Sebagian wilayah negara kami [menjadi] tempat tinggal etnis-etnis tertentu; etnis-etnis tersebut dalam peringatan 22 Bahman, Hari Qods Sedunia, dalam berbagai acara yang menjadi manifestasi Revolusi [Islam], mereka berpartisipasi sama seperti kelompok masyarakat lainnya. Kami punya wilayah [berbahasa] Kurdi, wilayah [berbahasa] Baluch, wilayah [berbahasa] Arab, wilayah [berbahasa] Turki; terkadang gerakan-gerakan mereka bermanfaat bagi Revolusi, bagi pemerintah Republik Islam, lebih unggul dari tempat-tempat lain; Ini juga telah kami saksikan. Ini adalah persatuan Islam dan bangsa Iran telah menikmatinya.
Kami memiliki pengalaman ini selama 35 tahun, di mana dalam masyarakat harus ada persatuan dan kesepamahan; berkat persatuan dan kesepahaman ini, kami berhasil menggapai kesuksesan besar; Hal ini yang tidak dimiliki oleh sebagian negara, mereka belum memahaminya dan sekarang pun tidak memahaminya. Akibat sebuah perselisihan kecil—baik mazhab, atau perselisihan etnis atau bahkan perselisihan partai—mereka saling menghantam di dalam negara mereka dan saling menyerang seperti musuh; Maka Allah Swt mencabut nikmat-Nya untuk mereka.
اَلَم تَرَ اِلَی الَّذینَ بَدَّلوا نِعمَتَ اللهِ کُفرًا وَ اَحَلّوا قَومَهُم دارَ البَوارِ * جَهَنَّمَ یَصلَونَها وَ بِئسَ القَرارُ
Ketika kita tidak menyadari nikmat Allah Swt yang telah dianugerahkan, dicurahkan, tidak mensyukurinya, [berarti] kita telah mengingkari nikmat tersebut, maka Allah Swt juga akan mengubah sikap-Nya terhadap bangsa itu;
لَم یَکُ مُغَیِّرًا نِعمَةً اَنعَمَها عَلی قَومٍ حَتّی یُغَیِّروا ما بِاَنفُسِهِم
Selama saya dan Anda bergerak di jalan yang benar, kita bergerak di jalan yang lurus, kita menyesuaikan diri kita dengan kehendak Allah Swt—semampunya; mengingat sesungguhnya kita tidak pantas dengan ungkapan-ungkapan seperti ini—Allah Swt akan mempertahankan nikmat-Nya untuk kita, akan tetapi ketika kita merusak diri kita sendiri, kita sendiri menyulut perselisihan, kita yang saling berpropaganda, kita saling adu otot, Allah Swt akan mencabut nikmat-Nya; Allah Swt tidak berkomplot dengan siapa pun.
ذلِکَ بِاَنَّ اللهَ لَم یَکُ مُغَیِّرًا نِعمَةً اَنعَمَها عَلی قَومٍ حَتّی یُغَیِّروا ما بِاَنفُسِهِم
Nikmat yang telah dilimpahkan kepada kalian, nikmat tersebut tidak akan dicabut Allah Swt selama kalian tidak merusak persyaratannya; ketika kalian merusak persyaratannya, maka nikmat juga akan tercabut. Ini adalah pengalaman bangsa Iran yang mampu menjaga nikmat Allah Swt itu. Pengalaman ini harus ditransfer.
Negara-negara Islam, sekarang sedang menghadapi propaganda; Apakah kita telah menyadarinya atau tidak? Sekarang bukan terhadap Syiah, bukan terhadap Iran, dan bukan terhadap mazhab tertentu, [melainkan] propagandanya terhadap Islam. Karena al-Quran adalah milik Islam; Sebuah pusat dan poros yang menyeru
لَن یَجعَلَ اللهُ لِلکفِرینَ عَلَی المُؤمنینَ سَبیلاً
Bukan Syiah; [melainkan] itu adalah al-Quran, [dan] Islam. Oleh karena itu, mereka menentangnya. Mereka menentang semua poros, setiap kerongkongan tenggorokan yang membangkitkan masyarakat dan bangsa-bangsa. Mereka menentang lengan yang menentang imperialisme dan lengan itu adalah Islam, kerongkongan tenggorokan itu adalah Islam; [Oleh sebab itu] mereka menentang Islam.
Mekanisme penindaklanjutan anti-Islam dan permusuhan terhadap Islam juga beragam; Ada banyak jenis dan ragamnya. Mereka duduk memikirkannya, menemukan jalan untuk menyusup, untuk mendaratkan pukulan. Pada tahun-tahun awal kemenangan Revolusi Islam, kami mengetahui bahwa rezim Zionis telah memberikan tugas kepada sebuah komunitas dan memberikan dana kepada mereka untuk duduk membahas, melakukan riset dan memikiran tentang Islam dan tentang Syiah; Lalu untuk apa riset tersebut? Riset itu adalah untuk mengetahui bagaimana cara menjinakkan elemen agung, kebangkitan dan kesadaran Islam ini; [Soal] bagaimana caranya mendaratkan pukulan pada bangsa-bangsa Muslim yang telah bangkit ini, yang telah menyadari [bahwa mereka] memiliki kekuatan, yang telah memahami mereka dapat bekerja. Mereka menggelontorkan dana. Yang saya katakan hanya satu contoh saja; terdapat puluhan pusat dan markas—yang sebagiannya kami juga mengetahuinya, sebagian lainnya kami menebaknya—yang bermunculan di Eropa, Amerika Serikat, rezim Zionis, di sejumlah negara dependen dan boneka mereka, agar mereka tahu bagaimana caranya. Kemudian kalian saksikan berbagai upaya penyulutan perselisihan, penyebaran kekerasan, pencorengan citra Islam, disintegrasi negara-negara Islam, pengaduan bangsa-bangsa Muslim dan pengadu-dombaan rakyat di sebuah negara, termasuk di antara langkah-langkah penting mereka. Suatu ketika sarananya adalah katakan saja Blackwater AS, di lain hari sarananya adalah ISIS Irak dan Suriah atau kelompok-kelompok semacamnya.
Ini semua adalah pengalaman kami; ini semua adalah hal-hal dan sesuau yang disadari dan diketahui bangsa Iran secara langsung. Kami yang sedemikian menekakan masalah persatuan antarmazhab Islam, antara Syiah dan Sunni, antarbangsa-bangsa Islam, bukan sekedar kata-kata; Kami mengetahui penyakitnya, kami tahu penawarnya, kami sedih untuk umat Islam; Ini yang kami upayakan. Ini telah disadari bangsa Iran [namun] belum disadari bangsa-bangsa lain. Haji merupakan sebuah peluang untuk transfer [pengalaman tersebut], merefleksikannya, mengemukakannya. Tentunya akan ada penentang. Mereka yang menghendaki perselisihan ini, tidak menginginkan pertukaran, komunikasi dan persahabatan, serta transfer itu terjadi; pada akhirnya harus dicari jalan [keluarnya].
Salah satu tugas penting dalam haji, adalah aspek individunya. Ketika kami menekankan aspek sosial haji, jangan sampai itu membuat kita lalai dari aspek individu haji: ratapan, kekhusyukan, ketakutan [akan murka Allah Swt], doa. Ini adalah peluang yang baik; tidak ada tempat lain seperti Masjidul Haram; Tidak ada tempat seperti Masjid Nabi; Ini adalah kesempatan yang kalian miliki, di tangan para penunai haji. Merupakan kerugian besar jika seseorang mengabaikan itu semua dengan pergi ke pasar, menuju toko ini dan itu. Telah disebutkan bahwa [fenomena] jalan-jalan ke pasar telah diantisipasi, [namun] laporan-laporan yang saya terima sayang sekali tidak demikian, sebagian hujjaj kita kembali terlilit kemalangan ini: pergilah ke pasar ini ke toko si Polan, ke penjual itu—perempuan dengan caranya sendiri, laki-laki dengan caranya sendiri—belilah sebuah barang dagangan dengan dua kali lipat harga, angkut dengan pesawat dan bawalah ke Tehran atau kota ini dan itu; [Ini] keliru; sangat keliru. Masyarakat kita harus memperhatikan bahwa ini adalah hal yang keliru. Berbelanja dapat dilakukan di mana saja, di mana saja bisa pergi ke pasar, barang bisa dibeli di mana saja, uang-uang seperti ini bisa dihambur-hamburkan di mana saja—ini adalah penghamburan uang; penghamburan uang itu bisa dilakukan di mana saja—kejarlah hal-hal yang tidak dapat dilakukan di tempat lain dan [hanya] bisa dilakukan di sana; menatap Ka’bah; menunaikan shalat di Masjidul Haram; mencium jejak kaki Rasulullah Saw. Rasulullah Saw berjalan di kota itu, berbicara, ruang itu penuh dengan gelombang suara Rasulullah Saw; apakah tidak disayangkan sekali bila seseorang tidak bernafas di ruang tersebut! Di mana lagi tempat seperti ini dapat ditemukan di dunia? Ini semua harus dihargai oleh para hujjaj, karena jalan-jalan ke pasar dan semacamnya dapat dilakukan di semua tempat; di Tehran juga bisa, di Isfahan juga bisa, di Tabriz juga bisa, di Mashhad juga demikian! Itu bisa dilakukan di semua tempat dunia. Kejarlah hal-hal yang tidak bisa dilakukan di tempat-tempat tersebut dan hanya khusus pada [musim] haji; ini imbauan saya. Saya memohon dari Allah Swt insyaallah melimpahkan haji yang terkabulkan bagi kalian semua. Kami juga mengharapkan doa kalian.
Wassalamualaikum
Selamat datang saudara-saudara tercinta, para pengurus haji yang merupakan salah satu di antara tanggungjawab paling indah dan luar biasa yang sedang kalian pikul, yaitu persiapan haji—kewajiban yang unik dan istimewa Islam ini—bagi rakyat Muslim dan mukmin kita.
Juga saya berterima kasih atas kerja keras rekan-rekan berwenang, saudari-saudari yang berwenang—sebagaimana yang telah dijelaskan oleh bapak Qazi Askar dan ketua Organisasi [Haji dan Ziarah]—bahwa persiapan untuk perjalanan haji yang lebih baik, telah dilakukan untuk masyarakat mukmin. Yang benar adalah seperti ini; hari demi hari harus diupayakan lebih baik dan lebih mudah menuju tujuan luhur haji; tugas harus dilaksanakan. Masing-masing Anda, saudara dan saudari juga memiliki tanggungjawab, memiliki peran, usahakan melaksanakan peran kalian dengan sebaik-baiknya, dengan semangat tinggi, dengan meluangkan waktu, [dan] dengan kepedulian. Akumulasi seluruh upaya tersebut akan membuahkan hasil manis yaitu tercapainya haji yang diharapkan masyarakat.
Namun apa yang akan saya sampaikan sebagai imbauan adalah bahwa haji tidak hanya milik kita orang-orang Iran saja; Haji adalah milik Islam, milik umat Islam, dan penjamin tegaknya Islam. Penghormatan bulan-bulan haji—di mana Allah Swt menghormati bulan-bulan haji; bahkan waktunya terhormat; tempatnya terhormat—menunjukkan bahwa betapa ini merupakan misi besar, [dan] efektif; ini semua menunjukkan bahwa kewajiban ini, memiliki nilai khusus bagi umat Islam yang tidak terdapat dalam kewajiban lain; ini harus diperhatikan.
Menarik bahwa haji memiliki dua aspek yang berbeda dan saling melengkapi; satu aspek individu, lainnya adalah aspek sosial; kedua aspek harus dijaga dan dipertahankan. Aspek individu haji berhubungan dengan masing-masing hujjaj; masing-masing hujjaj pada saat ini—saat-saat haji dan umrah—harus menghubungkan dirinya dengan Allah Swt, beristighfar, mempersiapkan bekal untuk dirinya. Dalam ayat al-Quran yang berkaitan dengan haji disebutkan:
وَ تَزَوَّدوا فَاِنَّ خَیرَ الزّادِ التَّقوی
Telah ditekankan ketakwaan; masing-masing hujjaj yang terhormat yang telah diberi kenikmatan besar ini, harus memikirkan untuk memenuhi cawan mereka, memenuhi tas mereka—
وَاَنِاستَغفِروا رَبَّکُم
Beristighfar, bertaubat, berdoa, dan memohon dari Allah Swt, berjanji di hadapan Allah Swt demi masa depan, kehidupan dan aktivitasnya; ini adalah aspek individu.
Dalam aspek individu haji ini, setiap pelaksana haji pada hakikatnya melalui gerakan ini, dengan perjalanan ini, harus lebih mendekatkan dirinya dengan Allah Swt, harus menyucikan batinnya, harus mengumpulkan bekal untuk sisa hidupnya; sumber berkah dan spiritualitas untuknya, dalam perjalanan ini, dalam amalan-amalan ini, pada hari-hari ini; harus diperhatikan [para hujjaj]. Terdapat hal-hal yang hanya dapat terealisasi dalam perjalanan ini untuk setiap orang: penyaksikan Ka’bah, tawaf mengelilingi Ka’bah, shalat di Masjidul Haram, berziarah ke makam Nabi Muhammad Saw, Arafah sebagai panggung munajat kepada Allah Swt, Mash’ar sebagai panggung perhatian kepada Allah Swt, Mina juga demikian; masing-masing amalan tersebut harus dimanfaatkan untuk menyucikan batin, demi peningkatan derajat dan untuk membekali diri sepanjang hidup. Ini adalah aspek individu haji.
Aspek lainnya adalah aspek sosial. Haji adalah manifestasi persatuan Islam, dengan perbedaan warna, kulit, kebangsaan, identitas, mazhab-mazhab, dan selera, semuanya bersanding dan bersama-sama. Semuanya bertawaf bersama-sama, berusaha bersama-sama, bersama-sama melakukan wukuf di Arafah dan Masy’ar; persatuan ini sangat penting. Empati islami, manifestasi sejati kekompakan dan satu kata dalam haji; bukan hanya untuk bangsa Iran, [melainkan] untuk semua Muslim dunia; untuk umat Islam. Kutukan Allah Swt bagi pihak-pihak yang berupaya menjauhkan pentingnya umat Islam dari semua benak; yang membagi umat Muslim dalam banyak bagian, dengan berbagai motivasi; mengadu bangsa-bangsa berhadapan dengan keagungan umat Islam yang besar; memisahkan bangsa-bangsa; padahal umat Islam adalah penting; keagungan adalah milik umat Islam; Allah Swt menurunkan rahmat-Nya untuk umat Islam; haji adalah manifestasi pembentukan umat Islam, sebuah contoh kecil dari sesuatu yang sangat agung.
مِن کُلِّ فَجٍّ عَمیق
Dari semua wilayah dan dari tempat-tempat jauh, umat Islam berkumpul bersama-sama dan betapa [ini] adalah peluang besar untuk berbincang, untuk berempati, saling mendengarkan keluhan sesama, saling menyatakan simpati; dari mana lagi ini bisa didapatkan kecuali dari haji? Salah satu aspek sosial haji adalah masalah persatuan.
Aspek sosial lain adalah indikasi kebesaran umat Islam. Bahwa beberapa juta manusia berkumpul untuk melakukan amalan tertentu, ini membuktikan kebesaran umat Islam. Anggap saja dari sebuah negara 70-80 ribu orang berpartisipasi; dan ini saja [cukup untuk] menunjukkan kebesaran umat Islam.
Satu aspek sosial lainnya adalah saling bertukar pengalaman. Banyak negara-negara Islam yang memiliki banyak pengalaman, contohnya bangsa Iran, yang berpengalaman dalam konfrontasi dengan musuh, dalam mengidentifikasi musuh, terkait tidak mempercayai musuh serta tidak keliru dalam mengenali kawan dan lawan. Kami tidak keliru dalam membedakan antara kawan dan lawan; Sejak awal Revolusi [Islam] hingga kini, kami telah menyadari dan mengetahui siapa musuh hakiki dan musuh yang keras kepala, yaitu kaum imperialis dunia dan Zionisme; hal ini telah kami pahami. Terkadang musuh-musuh utama dan nyata ini, mengemukakan pernyataannya melalui lidah orang lain; kami tidak melakukan kekeliruan dan kami menganggap [pihak] itu adalah musuh; tidak demikian, telah kami jelaskan dan katakan, musuh adalah imperialisme.
Kalian saksikan slogan-slogan bangsa Iran dalam [Pawai Akbar] 22 Bahman, Hari Qods Sedunia, dan dalam berbagai konsentrasi besar, adalah anti-imperialimse, melawan Amerika Serikat, anti-Zionisme dan rezim penjajah Zionis. Slogan-slogan mereka melawan itu semua.
Sementara mereka terkadang mengemukakan ungkapan [melalui lidah negara lain] dan melakukan hal-hal [diwakili] oleh negara lain akan tetapi kami tidak meneriakkan slogan terhadap negara Islam itu, bangsa kami tidak berslogan anti-negara Islam itu; Mengapa? Karena tahu bahwa dia bukan musuh yang sebenarnya, dia tertipu, dia menjadi sarana; ini adalah [bentuk] pengenalan musuh, inilah pengalaman kami. Sebagian kelompok yang juga kelompok-kelompok Islam dan di sebagian negara berhasil punya peluang, mereka tidak memiliki pengalaman ini dan akhirnya melakukan kekeliruan; mereka berdamai dengan [pihak] yang merupakan musuh utama, bertindak melawan pihak yang termasuk kawan dan [akhirnya] mereka merasakan dampaknya. Nikmat yang telah dianugerahkan Allah Swt kepada mereka tidak disyukuri.
Salah satu pengalaman bangsa Iran adalah menciptakan persatuan. Memangnya sedikit perbedaan selera (kecenderungan) di negara kita; Terdapat banyak perbedaan pada masalah politik, pada masalah pemikiran dan pada masalah-masalah ideologi. Akan tetapi rakyat tetap menjaga persatuan mereka meski perbedaan tersebut. Sebagian wilayah negara kami [menjadi] tempat tinggal etnis-etnis tertentu; etnis-etnis tersebut dalam peringatan 22 Bahman, Hari Qods Sedunia, dalam berbagai acara yang menjadi manifestasi Revolusi [Islam], mereka berpartisipasi sama seperti kelompok masyarakat lainnya. Kami punya wilayah [berbahasa] Kurdi, wilayah [berbahasa] Baluch, wilayah [berbahasa] Arab, wilayah [berbahasa] Turki; terkadang gerakan-gerakan mereka bermanfaat bagi Revolusi, bagi pemerintah Republik Islam, lebih unggul dari tempat-tempat lain; Ini juga telah kami saksikan. Ini adalah persatuan Islam dan bangsa Iran telah menikmatinya.
Kami memiliki pengalaman ini selama 35 tahun, di mana dalam masyarakat harus ada persatuan dan kesepamahan; berkat persatuan dan kesepahaman ini, kami berhasil menggapai kesuksesan besar; Hal ini yang tidak dimiliki oleh sebagian negara, mereka belum memahaminya dan sekarang pun tidak memahaminya. Akibat sebuah perselisihan kecil—baik mazhab, atau perselisihan etnis atau bahkan perselisihan partai—mereka saling menghantam di dalam negara mereka dan saling menyerang seperti musuh; Maka Allah Swt mencabut nikmat-Nya untuk mereka.
اَلَم تَرَ اِلَی الَّذینَ بَدَّلوا نِعمَتَ اللهِ کُفرًا وَ اَحَلّوا قَومَهُم دارَ البَوارِ * جَهَنَّمَ یَصلَونَها وَ بِئسَ القَرارُ
Ketika kita tidak menyadari nikmat Allah Swt yang telah dianugerahkan, dicurahkan, tidak mensyukurinya, [berarti] kita telah mengingkari nikmat tersebut, maka Allah Swt juga akan mengubah sikap-Nya terhadap bangsa itu;
لَم یَکُ مُغَیِّرًا نِعمَةً اَنعَمَها عَلی قَومٍ حَتّی یُغَیِّروا ما بِاَنفُسِهِم
Selama saya dan Anda bergerak di jalan yang benar, kita bergerak di jalan yang lurus, kita menyesuaikan diri kita dengan kehendak Allah Swt—semampunya; mengingat sesungguhnya kita tidak pantas dengan ungkapan-ungkapan seperti ini—Allah Swt akan mempertahankan nikmat-Nya untuk kita, akan tetapi ketika kita merusak diri kita sendiri, kita sendiri menyulut perselisihan, kita yang saling berpropaganda, kita saling adu otot, Allah Swt akan mencabut nikmat-Nya; Allah Swt tidak berkomplot dengan siapa pun.
ذلِکَ بِاَنَّ اللهَ لَم یَکُ مُغَیِّرًا نِعمَةً اَنعَمَها عَلی قَومٍ حَتّی یُغَیِّروا ما بِاَنفُسِهِم
Nikmat yang telah dilimpahkan kepada kalian, nikmat tersebut tidak akan dicabut Allah Swt selama kalian tidak merusak persyaratannya; ketika kalian merusak persyaratannya, maka nikmat juga akan tercabut. Ini adalah pengalaman bangsa Iran yang mampu menjaga nikmat Allah Swt itu. Pengalaman ini harus ditransfer.
Negara-negara Islam, sekarang sedang menghadapi propaganda; Apakah kita telah menyadarinya atau tidak? Sekarang bukan terhadap Syiah, bukan terhadap Iran, dan bukan terhadap mazhab tertentu, [melainkan] propagandanya terhadap Islam. Karena al-Quran adalah milik Islam; Sebuah pusat dan poros yang menyeru
لَن یَجعَلَ اللهُ لِلکفِرینَ عَلَی المُؤمنینَ سَبیلاً
Bukan Syiah; [melainkan] itu adalah al-Quran, [dan] Islam. Oleh karena itu, mereka menentangnya. Mereka menentang semua poros, setiap kerongkongan tenggorokan yang membangkitkan masyarakat dan bangsa-bangsa. Mereka menentang lengan yang menentang imperialisme dan lengan itu adalah Islam, kerongkongan tenggorokan itu adalah Islam; [Oleh sebab itu] mereka menentang Islam.
Mekanisme penindaklanjutan anti-Islam dan permusuhan terhadap Islam juga beragam; Ada banyak jenis dan ragamnya. Mereka duduk memikirkannya, menemukan jalan untuk menyusup, untuk mendaratkan pukulan. Pada tahun-tahun awal kemenangan Revolusi Islam, kami mengetahui bahwa rezim Zionis telah memberikan tugas kepada sebuah komunitas dan memberikan dana kepada mereka untuk duduk membahas, melakukan riset dan memikiran tentang Islam dan tentang Syiah; Lalu untuk apa riset tersebut? Riset itu adalah untuk mengetahui bagaimana cara menjinakkan elemen agung, kebangkitan dan kesadaran Islam ini; [Soal] bagaimana caranya mendaratkan pukulan pada bangsa-bangsa Muslim yang telah bangkit ini, yang telah menyadari [bahwa mereka] memiliki kekuatan, yang telah memahami mereka dapat bekerja. Mereka menggelontorkan dana. Yang saya katakan hanya satu contoh saja; terdapat puluhan pusat dan markas—yang sebagiannya kami juga mengetahuinya, sebagian lainnya kami menebaknya—yang bermunculan di Eropa, Amerika Serikat, rezim Zionis, di sejumlah negara dependen dan boneka mereka, agar mereka tahu bagaimana caranya. Kemudian kalian saksikan berbagai upaya penyulutan perselisihan, penyebaran kekerasan, pencorengan citra Islam, disintegrasi negara-negara Islam, pengaduan bangsa-bangsa Muslim dan pengadu-dombaan rakyat di sebuah negara, termasuk di antara langkah-langkah penting mereka. Suatu ketika sarananya adalah katakan saja Blackwater AS, di lain hari sarananya adalah ISIS Irak dan Suriah atau kelompok-kelompok semacamnya.
Ini semua adalah pengalaman kami; ini semua adalah hal-hal dan sesuau yang disadari dan diketahui bangsa Iran secara langsung. Kami yang sedemikian menekakan masalah persatuan antarmazhab Islam, antara Syiah dan Sunni, antarbangsa-bangsa Islam, bukan sekedar kata-kata; Kami mengetahui penyakitnya, kami tahu penawarnya, kami sedih untuk umat Islam; Ini yang kami upayakan. Ini telah disadari bangsa Iran [namun] belum disadari bangsa-bangsa lain. Haji merupakan sebuah peluang untuk transfer [pengalaman tersebut], merefleksikannya, mengemukakannya. Tentunya akan ada penentang. Mereka yang menghendaki perselisihan ini, tidak menginginkan pertukaran, komunikasi dan persahabatan, serta transfer itu terjadi; pada akhirnya harus dicari jalan [keluarnya].
Salah satu tugas penting dalam haji, adalah aspek individunya. Ketika kami menekankan aspek sosial haji, jangan sampai itu membuat kita lalai dari aspek individu haji: ratapan, kekhusyukan, ketakutan [akan murka Allah Swt], doa. Ini adalah peluang yang baik; tidak ada tempat lain seperti Masjidul Haram; Tidak ada tempat seperti Masjid Nabi; Ini adalah kesempatan yang kalian miliki, di tangan para penunai haji. Merupakan kerugian besar jika seseorang mengabaikan itu semua dengan pergi ke pasar, menuju toko ini dan itu. Telah disebutkan bahwa [fenomena] jalan-jalan ke pasar telah diantisipasi, [namun] laporan-laporan yang saya terima sayang sekali tidak demikian, sebagian hujjaj kita kembali terlilit kemalangan ini: pergilah ke pasar ini ke toko si Polan, ke penjual itu—perempuan dengan caranya sendiri, laki-laki dengan caranya sendiri—belilah sebuah barang dagangan dengan dua kali lipat harga, angkut dengan pesawat dan bawalah ke Tehran atau kota ini dan itu; [Ini] keliru; sangat keliru. Masyarakat kita harus memperhatikan bahwa ini adalah hal yang keliru. Berbelanja dapat dilakukan di mana saja, di mana saja bisa pergi ke pasar, barang bisa dibeli di mana saja, uang-uang seperti ini bisa dihambur-hamburkan di mana saja—ini adalah penghamburan uang; penghamburan uang itu bisa dilakukan di mana saja—kejarlah hal-hal yang tidak dapat dilakukan di tempat lain dan [hanya] bisa dilakukan di sana; menatap Ka’bah; menunaikan shalat di Masjidul Haram; mencium jejak kaki Rasulullah Saw. Rasulullah Saw berjalan di kota itu, berbicara, ruang itu penuh dengan gelombang suara Rasulullah Saw; apakah tidak disayangkan sekali bila seseorang tidak bernafas di ruang tersebut! Di mana lagi tempat seperti ini dapat ditemukan di dunia? Ini semua harus dihargai oleh para hujjaj, karena jalan-jalan ke pasar dan semacamnya dapat dilakukan di semua tempat; di Tehran juga bisa, di Isfahan juga bisa, di Tabriz juga bisa, di Mashhad juga demikian! Itu bisa dilakukan di semua tempat dunia. Kejarlah hal-hal yang tidak bisa dilakukan di tempat-tempat tersebut dan hanya khusus pada [musim] haji; ini imbauan saya. Saya memohon dari Allah Swt insyaallah melimpahkan haji yang terkabulkan bagi kalian semua. Kami juga mengharapkan doa kalian.
Wassalamualaikum