بسماللَّهالرّحمنالرّحیم
و الحمدللَّه ربّ العالمین و الصّلاة و السّلام علی سیّدنا ابی القاسم المصطفی محمّد و علی ءاله الاطیبین الاطهرین المنتجبین سیّما بقیّة اللَّه فی الأرضین.
Selamat datang para saudara dan saudari tercinta, telah kalian harumkan husaniyah ini dan tempat saya kerja dan upaya saya dengan kenangan haru para syuhada.
Salah satu berkah Revolusi Islam adalah reproduksi maarif Islam di era ini. Banyak dari maarif agung ini kita temukan dalam berbagai kitab dan benak [kita], namun Revolusi Islam telah mewujudkan maarif tersebut dan merealisasikannya secara riil. Salah satu dari bagian sangat penting dalam maarif tersebut berkaitan dengan kesyahidan, yaitu apa yang disebutkan dalam ayat al-Quran, dengan jelas dipaparkan,
وَ لا تَحَسَبَنَّ الَّذینَ قُتِلوا فی سَبیلِ اللَّهِ اَمواتًا بَل اَحیآءٌ عِندَ رَبِّهِم یُرزَقون * فَرِحینَ بِمآ ءاتهُمُ اللَّهُ مِن فَضلِه وَ یَستَبشِرونَ بِالَّذینَ لَم یَلحَقوا بِهِم مِن خَلفِهِم اَلّا خَوفٌ عَلَیهِم وَ لا هُم یَحزَنون
Ini adalah sebuah makrifat, salah satu satu maarif agung Islam; [yaitu] peran pembangkit dan penghidup kesyahidan dalam tatanan sosial umat Muslim. Para syuhada memberikan kabar gembira kepada mereka yang belum bergabung—seperti saya dan kalian—di mana di jalan tersebut tidak ada kekhawatiran, tidak ada kesedihan; yang ada adalah kegembiraan, keceriaan, keriangan, semangat, [dan] harapan. Ini merupakan pelajaran. Pelajaran ini terulang dalam akumulasi sejarah Republik Islam; para syuhada kita dengan semangat dan keceriaan terjun ke medan, berjuang, dan perjuangan mereka yang tulus itu dibalas dengan pahala dari Allah Swt dan gugur syahid, di mana kesyahidan itu tidak diragukan lagi adalah sebuah nikmat besar dan pahala agung yang dikaruniakan Allah Swt kepada hamba-hambanya yang ikhlas dan suci. [Para] syuhada terjun ke medan ini dengan keceriaan, bertemu dengan Allah Swt dengan keridhoan-Nya, dan dalam kehidupan setelah kematian, mereka tidak merasakan kesedihan, hati mereka tidak dilanda kekhawatiran, mereka menyampaikan ini kepada masyarakat mereka, menumpahkannya kepada mereka yang belum bergabung. Sama seperti yang kita saksikan dalam beberapa tahun terakhir; di mana pun terjadi kesyahidan, maka akan diikuti dengan kebanggaan keluarga syahid, perasaan terhormat bagi keluarga yang ditinggalkan, sensasi dan keceriaan spiritual serta semangat ganda dalam masyarakat, dan berbagai pengaruh sosial lainnya, termasuk di antaranya dan merupakan yang terpenting adalah peristiwa 7 Tir.
Peristiwa 7 Tir bukan peristiwa sepele; tertelannya nyawa para manajer terkemuka dan efektif dalam pemerintah [Islam]—72 orang—sekaligus, secara lahiriyahnya. Di mana di antaranya terdapat sosok seperti syahid Beheshti; syahid Beheshti termasuk sosok fenomenal, dia termasuk di antara manusia-manusia yang jarang ditemukan dalam beberapa generasi secara berturut-turut. Sosok seperti ini, sejumlah besar menteri efisien, para anggota parlemen, para tokoh politik dan revolusioner, seketika dirampas dari masyarakat, apa dampak alami dan normal dari peristiwa itu? Tentunya adalah kekalahan rakyat, kekalahan revolusi; akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Yang terjadi kebalikan dari peristiwa itu, kebalikan dari apa yang diharapkan oleh musuh dari peristiwa tersebut. Rakyat bersatu; Revolusi berada di jalur yang faktual, berada di jalur yang benar, [kedok] musuh-musuh rakyat terungkap dan tercela. Ada sebagian pihak yang melakukan kejahatan besar ini dan memperkenalkan diri mereka secara berbeda selama bertahun-tahun di antara masyarakat, di antara para pemuda, melalui propaganda—sebagai pendukung kebebasan, pendukung nilai-nilai—[kedok] mereka telah terungkap; terungkap bahwa mereka adalah sekelompok teroris yang tidak berprinsip, berlogika, berideologi dan berrevolusi; mereka ini yang yang setelah beberapa waktu pasca kejahatan tersebut, berlindung kepada seseorang seperti Saddam Hossein; juga melawan rakyat Irak, berupaya melawan rakyat Iran, hadir di medan-medan perang, berperang melawan bangsa mereka sendiri; pengungkapan apa yang lebih tinggi dari ini; mereka adalah antek-antek. Ada tangan-tangan di balik layar; mereka juga terungkap. Ada pihak-pihak yang menyetujui kejahatan tersebut; mereka juga terungkap; baik di dalam maupun luar negeri; semua orang memahami apa yang telah terjadi di negara ini dan siapa yang berkonfrontasi dan melawan bangsa Iran. Ada pula sebagian kelompok yang bungkam, diam tanda kepuasan,
بِذلِکَ فَرَضِیَت بِه
Mereka juga terungkap.
Imam Khomeini ra, menetapkan jalur pokok revolusi dengan memanfaatkan peristiwa itu secara tepat dan proporsional, menetapkan jalur itu di hadapan bangsa Iran, dan menetapkan jalan revolusi—yang pada masa-masa awal sedang menyimpang dan hendak dilekatkan pada Barat dan Timur—[beliau] menyelamatkan revolusi; ini adalah berkah dari peristiwa tersebut. Iya, kita telah membayar tebusannya, kita telah kehilangan tokoh-tokoh besar, [ini] tidak diragukan lagi, namun harus dilihat apa dampaknya. Bangsa Muslim, sepanjang sejarah 1400 tahun, hingga kini berutang pada darah para syuhada Karbala; apakah ada tebusan yang lebih tinggi dari Hussein bin Ali [as]? Apakah ada nyawa yang lebih mulia dari nyawa para sahabat Hussein [as]? Mereka mempersembahkan ini, tebusan itu terbayar akan tetapi Islam terjaga, al-Quran terjaga, gerakan pokok keimanan dalam masyarakat terjaga, hal yang sama juga terjadi dalam peristiwa 7 Tir, juga pada para syuhada kita lainnya.
Termasuk dari dampak peristiwa tersebut, adalah keceriaan dan kegembiraan spiritual masyarakat. Di antara efek peristiwa itu, terbuktinya kekokohan, kekuatan, [dan] peresapan revolusi dalam masyarakat; para musuh telah menyadari; mereka memahami bahwa peristiwa yang jika terjadi di negara lain akan merusak sistemnya, [justru] lebih mengokohkan bangsa Iran; mereka menyadari bahwa revolusi tidak dapat ditangani dengan kekerasan, tidak efektif; mereka telah merasakan ini.
Termasuk di antara pengaruh penting peristiwa ini di sepanjang masa hingga kini, adalah pengungkapan; pengungkapan kekuatan-kekuatan imperialis pengklaim pro-hak asasi manusia. Oknum-oknum sama yang melakukan kejahatan ini dan berbagai kejahatan teror lain di negara ini, dengan bebas berkeliaran di negara-negara Eropa dan Amerika; bertemu dengan para pejabat dan pemimpin negara-negara tersebut, menyampaikan pidato soal hak asasi manusia untuk mereka! [Adakah] pengungkapan yang lebih tinggi dari ini? Ini menunjukkan sedemikian hipokrit dan pembohong para pengklaim pro-hak asasi manusia, pro-anti terorisme; masalah ini sekarang sedang disaksikan semua orang.
Kami memiliki [catatan] 17.000 syuhada korban teror di dalam negeri; 17.000 syuhada korban teror! Angka ini, bukan angka sedikit! Ini bukan lelucon! Mereka yang melakukan teror-teror tersebut, sekarang bebas berkeliaran di negara-negara Barat. Teror-teror itu, teror terhadap siapa? Teror terhadap para pedagang, petani, ilmuwan, dosen universitas, orang-orang mukmin yang bertakwa, anak-anak, [dan] perempuan; tercatat 17.000 syuhada dalam sejarah Revolusi Islam. Baik, hal ini memiliki dua sisi: sisi pertamanya adalah pengungkapan kedok pihak-pihak yang sekarang mengklaim anti-terorisme dan ini menjadi cermin di hadapan klaim-klaim batil mereka dan membuktikan betapa bohongnya mereka, betapa licik mereka, betapa kejam mereka, betapa hina mereka sehingga mendukung para teroris buas itu; pada saat yang sama mereka mengklaim anti-terorisme dan menentang terorisme; ini satu sisi dari masalah. Sisi lainnya adalah bahwa sebuah bangsa yang memiliki 17.000 syuhada [korban] teror—belum termasuk para syuhada dalam Perang Pertahanan Suci—pada saat yang sama berdiri kokoh demi melayani revolusi, di jalan revolusi dalam konfrontasi dengan musuh revolusi. Keagungan revolusi ini, keagungan bangsa ini termanifestasi dalam [fenomena] kesyahidan ini. Ini adalah:
«وَ یَستَبشِرونَ بِالَّذینَ لَم یَلحَقوا بِهِم مِن خَلفِهِم اَلّا خَوفٌ عَلَیهِم وَ لا هُم یَحزَنون»
Kabar gembira yang sedang disebarkan bangsa Iran; kabar gembira yang sedang dipersembahkan oleh umat Islam. Ini adalah maarif yang kita dapatkan pada buku-buku dan benak [kita], para syuhada tercinta kita—putra-putra kalian, suami-suami kalian, ayah-ayah kalian—dalam realitas di luar, mereka telah menentukan itu semua, mewujudkannya, dan menujukkannya kepada kita, kepada generasi mendatang.
Sekarang pun para syuhada juga sedang memperkokoh semangat bangsa Iran. Beberapa hari lalu, 270 syuhada tiba di Tehran dan kalian saksikan peristiwa apa yang terjadi; betapa besar antusiasnya, sedemikian heboh! [Itu] adalah titik lawan kekecewaan, titik lawan keputusasaan, titik lawan stagnansi dan kelesuan; gerakan, kesiapan, semangat, kecintaan, idealisme; ini yang dilakukan para syuhada.
Sejatinya kita tidak berbuat cukup dalam masalah para syuhada kita. Peristiwa para syuhada 7 Tir ini memiliki kapasitas yang menakjubkan untuk diperkenalkan; pengenalan sosok-sosok yang menjadi sasaran kejahatan tersebut; juga pengenalan tentang bagaimana bangsa Iran dapat tetap bertahan dan menjaga diri di hadapan peristiwa menggetarkan ini, bukan hanya tidak keluar dari kancah bahkan mendapat semangat ganda; sekaligus pengenalan musuh-musuh, betapa hina mereka dan betapa politik-politik kejam di balik peristiwa ini, memperkenalkan tangan-tangan kriminal mereka. Ada kapasitas seperti ini dalam peristiwa 7 Tir dan berbagai peristiwa lain—yang tentu pokoknya adalah perisitwa 7 Tir. Kita tidak berbuat cukup; kita tidak memperkenalkan mereka. Banyak hal yang dapat dan harus dilakukan; lembaga-lembaga berwenang dan kita semua tidak berbuat cukup. Dan sepertinya, hal ini harus diserahkan kepada kubu budayawan, mukmin, revolusioner, populis dan bermotivasi; para pemuda yang kalian saksikan melakukan banyak hal secara inisiatif pribadi di berbagai penjuru negara—melakukan banyak hal di sektor budaya, melakukan hal-hal artistik, menghidupkan kembali banyak realitas, menampilkan berbagai potensi, mengerahkan seluruh potensi yang ada—ini juga harus dilakukan oleh mereka. Dengan menggunakan bahasa seni, bahasa visual, [dan] sarana baru, peristiwa dan tokoh-tokoh ini [harus dikenalkan], mereka harus memperkenalkan sosok seperti syahid Muthahhari kepada dunia, memperkenalkan sosok seperti syahid Rajaei, memperkenalkan syahid Bahonar. Masing-masing tokoh tersebut yang gugur syahid dalam peristiwa 7 Tir atau peristiwa lainnya, patut untuk diabadikan secara agung dan ini dapat dilakukan.
Buku-buku yang berkaitan dengan kehidupan para syuhada, saya terkadang membacanya; sejatinya memberikan pelajaran. Dari membaca buku-buku tersebut saya belajar, saya mendapat semangat; ini menunjukkan betapa besarnya sosok mereka, betapa tinggi aspek spiritualitas mereka, betapa besar jasa mereka dengan pengorbanan mereka; mereka telah memasrahkan nyawa mereka dan terjun ke medan. Apakah para syuhada 7 Tir tidak mengetahui bahwa peristiwa [teror] itu telah menanti mereka? Itu sudah jelas; ketika itu siapa saja yang bergerak di medan ini, sama seperti seorang yang berjalan di medan [penuh] ranjau; ada berbagai insiden di semua sisi, akan tetapi pada saat yang sama mereka terjun ke medan dengan penuh keberanian dan bergerak. Berkah-berkah para syuhada sangat banyak; yakni sesungguhnya jasa syuhada tidak akan dapat terbalas dengan ungkapan-ungkapan seperti ini; sesungguhnya apa yang telah mereka lakukan, jasa yang telah mereka berikan, tidak akan pernah terbalaskan.
Keluarga para syuhada juga demikian. Pada pertemuan kita hari ini, hadir keluarga-keluarga dengan [telah mempersembahkan] tiga syahid, tiga syahid atau lebih; mudah untuk menyatakan ketabahan di hadapan kehilangan belahan hati dan kekasih seseorang. Ada keluarga-keluarga yang hanya memiliki dua putra dan keduanya telah dipersembahkan di jalan Allah Swt di medan Perang Pertahanan Suci; di sini hadir perempuan-perempuan yang telah mempersembahkan suami dan putra-putranya di jalan Allah Swt. Ini semua mudah di mulut! Dalam sejarah masa-masa awal Islam kita membaca bahwa dalam perang Uhud, ada seorang perempuan yang menaikkan jenazah tiga syahid di atas seekor tunggangan dan membawanya dari medan perang Uhud menuju Madinah; kita terkejut bagaimana mungkin hal seperti ini terjadi! Ini benar-benar seperti cerita legenda; sekarang kita menyaksikannya dengan mata kepala kita sendiri fakta-fakta bak legenda itu. Dengan semangat tinggi, dengan semangat baik, semangat yang mampu menggembirakan orang yang memiliki semangat rendah, tekad mereka semakin membulat dan menguat. Dan sekarang negara kita sangat membutuhkan semangat tersebut.
Semua orang harus mengetahui ini: hari ini negara [memerlukan] pengenalan musuh. Kita harus mengenal musuh; kita harus mengenal musuh-musuh global yang mempercantik diri mereka dengan menggunakan berbagai macam produk kosmetik media dan propaganda dan tampil di hadapan kita; kita harus mengenal Amerika Serikat. Lihatlah dalam beberapa hari terakhir; besok adalah [tanggal] 7 Tir (28 Juni), ketika peristiwa partai Ettefaq terjadi; 66 tahun lalu pada hari 7 Tir itu, terjadi peristiwa bombardir kimia di Sardasht; benar, Saddam yang melakukannya, namun ada siapa di balik Saddam? Ada orang-orang Amerika, orang-orang Barat, pihak-pihak sama yang memberikan bom-bom kimia kepadanya (Saddam). Memberikan lampu hijau kepadanya dan diam di hadapan kejahatan besar dan pembantaian massal aneh ini; pada hari 11 Tir—beberapa hari berikutnya—terjadi teror terhadap syahid Saduqi yang ini juga kelakuan para kriminal; pada hari 12 Tir—beberapa hari berikutnya—terjadi penembakan pesawat Airbus di atas Teluk Persia. Kalian saksikan sejak 7 hingga 12 Tir, betapa banyak teror, pembantaian massal dan pembunuhan [yang telah terjadi]? [Betapa banyak] perempuan, anak-anak, ilmuwan, politisi, yang menjadi korban gelombang kejahatan antek-antek Amerika Serikat ini? Jika perancang peristiwa-peristiwa itu bukan dinas-dinas keamanan Amerika Serikat dan Barat, paling tidak mereka membantu, paling tidak mereka mendorongnya. Musuh-musuh ini harus kita kenal. Menurut sejumlah rekan, tepat jika tanggal 7 hingga 12 Tir ini kita umumkan sebagai “pekan HAM AS”. Dalam beberapa hari itu, hak asasi manusia ala-Amerika Serikat sungguh jelas dan menonjol di negara kita, dan hal-hal seperti ini sangat banyak. Maka kita perlu untuk mengenal musuh. Mereka yang sekarang berusaha memperkenalkan wajah monster ini—yaitu politik Amerika Serikat dan politik sekelompok pihak pengekor Amerika—sebagai wajah berbudi, mereka sedang berkhianat, mereka sedang berbuat kejahatan. Mereka yang menyembunyikan hakikat nyata ini, menutup-nutupi kejahatan buas ini di bawah tabir, mereka sedang berkhianat terhadap bangsa ini. Negara kita dan rakyat kita perlu mengenal musuh, memahami dalamnya permusuhan.
Dan perlu untuk mempersiapkan diri mereka dalam konfrontasi. Konfrontasi ini bukan selalu konfrontasi kasar, bukan konfrontasi di medan perang militer; yang lebih sulit dari itu, adalah konfrontasi di medan perang lunak, di kancah budaya, di kancah politik, di kancah kehidupan sosial. Bangsa Iran yang tercinta, sekarang sangat membutuhkan pesan para syuhada; memerlukan pesan ini. Rakyat kita memerlukan pesan-pesan penuh harapan ini, pesan-pesan pengungkap ini, pesan-pesan yang penuh dengan kegembiraan dan semangat spiritual yang disampaikan syuhada kepada kita. Dan bangsa berutang kepada para syuhada, dan berutang kepada kalian para keluarga syuhada; kita semua berutang. Mereka yang menyembunyikan ini, mereka yang enggan menyebutkan nama syuhada dan mereka yang seakan terlukai setiap kali disebut nama seorang syahid atau disinggung nama syuhada, dan para syuhada dikenang, mereka tidak mengetahui kemaslahatan bangsa ini; mereka adalah orang asing; walaupun kartu identitas mereka adalah warga Iran akan tetapi pada hakikatnya mereka adalah orang asing; mereka tidak jujur dan tidak sehati dengan bangsa Iran
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
و الحمدللَّه ربّ العالمین و الصّلاة و السّلام علی سیّدنا ابی القاسم المصطفی محمّد و علی ءاله الاطیبین الاطهرین المنتجبین سیّما بقیّة اللَّه فی الأرضین.
Selamat datang para saudara dan saudari tercinta, telah kalian harumkan husaniyah ini dan tempat saya kerja dan upaya saya dengan kenangan haru para syuhada.
Salah satu berkah Revolusi Islam adalah reproduksi maarif Islam di era ini. Banyak dari maarif agung ini kita temukan dalam berbagai kitab dan benak [kita], namun Revolusi Islam telah mewujudkan maarif tersebut dan merealisasikannya secara riil. Salah satu dari bagian sangat penting dalam maarif tersebut berkaitan dengan kesyahidan, yaitu apa yang disebutkan dalam ayat al-Quran, dengan jelas dipaparkan,
وَ لا تَحَسَبَنَّ الَّذینَ قُتِلوا فی سَبیلِ اللَّهِ اَمواتًا بَل اَحیآءٌ عِندَ رَبِّهِم یُرزَقون * فَرِحینَ بِمآ ءاتهُمُ اللَّهُ مِن فَضلِه وَ یَستَبشِرونَ بِالَّذینَ لَم یَلحَقوا بِهِم مِن خَلفِهِم اَلّا خَوفٌ عَلَیهِم وَ لا هُم یَحزَنون
Ini adalah sebuah makrifat, salah satu satu maarif agung Islam; [yaitu] peran pembangkit dan penghidup kesyahidan dalam tatanan sosial umat Muslim. Para syuhada memberikan kabar gembira kepada mereka yang belum bergabung—seperti saya dan kalian—di mana di jalan tersebut tidak ada kekhawatiran, tidak ada kesedihan; yang ada adalah kegembiraan, keceriaan, keriangan, semangat, [dan] harapan. Ini merupakan pelajaran. Pelajaran ini terulang dalam akumulasi sejarah Republik Islam; para syuhada kita dengan semangat dan keceriaan terjun ke medan, berjuang, dan perjuangan mereka yang tulus itu dibalas dengan pahala dari Allah Swt dan gugur syahid, di mana kesyahidan itu tidak diragukan lagi adalah sebuah nikmat besar dan pahala agung yang dikaruniakan Allah Swt kepada hamba-hambanya yang ikhlas dan suci. [Para] syuhada terjun ke medan ini dengan keceriaan, bertemu dengan Allah Swt dengan keridhoan-Nya, dan dalam kehidupan setelah kematian, mereka tidak merasakan kesedihan, hati mereka tidak dilanda kekhawatiran, mereka menyampaikan ini kepada masyarakat mereka, menumpahkannya kepada mereka yang belum bergabung. Sama seperti yang kita saksikan dalam beberapa tahun terakhir; di mana pun terjadi kesyahidan, maka akan diikuti dengan kebanggaan keluarga syahid, perasaan terhormat bagi keluarga yang ditinggalkan, sensasi dan keceriaan spiritual serta semangat ganda dalam masyarakat, dan berbagai pengaruh sosial lainnya, termasuk di antaranya dan merupakan yang terpenting adalah peristiwa 7 Tir.
Peristiwa 7 Tir bukan peristiwa sepele; tertelannya nyawa para manajer terkemuka dan efektif dalam pemerintah [Islam]—72 orang—sekaligus, secara lahiriyahnya. Di mana di antaranya terdapat sosok seperti syahid Beheshti; syahid Beheshti termasuk sosok fenomenal, dia termasuk di antara manusia-manusia yang jarang ditemukan dalam beberapa generasi secara berturut-turut. Sosok seperti ini, sejumlah besar menteri efisien, para anggota parlemen, para tokoh politik dan revolusioner, seketika dirampas dari masyarakat, apa dampak alami dan normal dari peristiwa itu? Tentunya adalah kekalahan rakyat, kekalahan revolusi; akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Yang terjadi kebalikan dari peristiwa itu, kebalikan dari apa yang diharapkan oleh musuh dari peristiwa tersebut. Rakyat bersatu; Revolusi berada di jalur yang faktual, berada di jalur yang benar, [kedok] musuh-musuh rakyat terungkap dan tercela. Ada sebagian pihak yang melakukan kejahatan besar ini dan memperkenalkan diri mereka secara berbeda selama bertahun-tahun di antara masyarakat, di antara para pemuda, melalui propaganda—sebagai pendukung kebebasan, pendukung nilai-nilai—[kedok] mereka telah terungkap; terungkap bahwa mereka adalah sekelompok teroris yang tidak berprinsip, berlogika, berideologi dan berrevolusi; mereka ini yang yang setelah beberapa waktu pasca kejahatan tersebut, berlindung kepada seseorang seperti Saddam Hossein; juga melawan rakyat Irak, berupaya melawan rakyat Iran, hadir di medan-medan perang, berperang melawan bangsa mereka sendiri; pengungkapan apa yang lebih tinggi dari ini; mereka adalah antek-antek. Ada tangan-tangan di balik layar; mereka juga terungkap. Ada pihak-pihak yang menyetujui kejahatan tersebut; mereka juga terungkap; baik di dalam maupun luar negeri; semua orang memahami apa yang telah terjadi di negara ini dan siapa yang berkonfrontasi dan melawan bangsa Iran. Ada pula sebagian kelompok yang bungkam, diam tanda kepuasan,
بِذلِکَ فَرَضِیَت بِه
Mereka juga terungkap.
Imam Khomeini ra, menetapkan jalur pokok revolusi dengan memanfaatkan peristiwa itu secara tepat dan proporsional, menetapkan jalur itu di hadapan bangsa Iran, dan menetapkan jalan revolusi—yang pada masa-masa awal sedang menyimpang dan hendak dilekatkan pada Barat dan Timur—[beliau] menyelamatkan revolusi; ini adalah berkah dari peristiwa tersebut. Iya, kita telah membayar tebusannya, kita telah kehilangan tokoh-tokoh besar, [ini] tidak diragukan lagi, namun harus dilihat apa dampaknya. Bangsa Muslim, sepanjang sejarah 1400 tahun, hingga kini berutang pada darah para syuhada Karbala; apakah ada tebusan yang lebih tinggi dari Hussein bin Ali [as]? Apakah ada nyawa yang lebih mulia dari nyawa para sahabat Hussein [as]? Mereka mempersembahkan ini, tebusan itu terbayar akan tetapi Islam terjaga, al-Quran terjaga, gerakan pokok keimanan dalam masyarakat terjaga, hal yang sama juga terjadi dalam peristiwa 7 Tir, juga pada para syuhada kita lainnya.
Termasuk dari dampak peristiwa tersebut, adalah keceriaan dan kegembiraan spiritual masyarakat. Di antara efek peristiwa itu, terbuktinya kekokohan, kekuatan, [dan] peresapan revolusi dalam masyarakat; para musuh telah menyadari; mereka memahami bahwa peristiwa yang jika terjadi di negara lain akan merusak sistemnya, [justru] lebih mengokohkan bangsa Iran; mereka menyadari bahwa revolusi tidak dapat ditangani dengan kekerasan, tidak efektif; mereka telah merasakan ini.
Termasuk di antara pengaruh penting peristiwa ini di sepanjang masa hingga kini, adalah pengungkapan; pengungkapan kekuatan-kekuatan imperialis pengklaim pro-hak asasi manusia. Oknum-oknum sama yang melakukan kejahatan ini dan berbagai kejahatan teror lain di negara ini, dengan bebas berkeliaran di negara-negara Eropa dan Amerika; bertemu dengan para pejabat dan pemimpin negara-negara tersebut, menyampaikan pidato soal hak asasi manusia untuk mereka! [Adakah] pengungkapan yang lebih tinggi dari ini? Ini menunjukkan sedemikian hipokrit dan pembohong para pengklaim pro-hak asasi manusia, pro-anti terorisme; masalah ini sekarang sedang disaksikan semua orang.
Kami memiliki [catatan] 17.000 syuhada korban teror di dalam negeri; 17.000 syuhada korban teror! Angka ini, bukan angka sedikit! Ini bukan lelucon! Mereka yang melakukan teror-teror tersebut, sekarang bebas berkeliaran di negara-negara Barat. Teror-teror itu, teror terhadap siapa? Teror terhadap para pedagang, petani, ilmuwan, dosen universitas, orang-orang mukmin yang bertakwa, anak-anak, [dan] perempuan; tercatat 17.000 syuhada dalam sejarah Revolusi Islam. Baik, hal ini memiliki dua sisi: sisi pertamanya adalah pengungkapan kedok pihak-pihak yang sekarang mengklaim anti-terorisme dan ini menjadi cermin di hadapan klaim-klaim batil mereka dan membuktikan betapa bohongnya mereka, betapa licik mereka, betapa kejam mereka, betapa hina mereka sehingga mendukung para teroris buas itu; pada saat yang sama mereka mengklaim anti-terorisme dan menentang terorisme; ini satu sisi dari masalah. Sisi lainnya adalah bahwa sebuah bangsa yang memiliki 17.000 syuhada [korban] teror—belum termasuk para syuhada dalam Perang Pertahanan Suci—pada saat yang sama berdiri kokoh demi melayani revolusi, di jalan revolusi dalam konfrontasi dengan musuh revolusi. Keagungan revolusi ini, keagungan bangsa ini termanifestasi dalam [fenomena] kesyahidan ini. Ini adalah:
«وَ یَستَبشِرونَ بِالَّذینَ لَم یَلحَقوا بِهِم مِن خَلفِهِم اَلّا خَوفٌ عَلَیهِم وَ لا هُم یَحزَنون»
Kabar gembira yang sedang disebarkan bangsa Iran; kabar gembira yang sedang dipersembahkan oleh umat Islam. Ini adalah maarif yang kita dapatkan pada buku-buku dan benak [kita], para syuhada tercinta kita—putra-putra kalian, suami-suami kalian, ayah-ayah kalian—dalam realitas di luar, mereka telah menentukan itu semua, mewujudkannya, dan menujukkannya kepada kita, kepada generasi mendatang.
Sekarang pun para syuhada juga sedang memperkokoh semangat bangsa Iran. Beberapa hari lalu, 270 syuhada tiba di Tehran dan kalian saksikan peristiwa apa yang terjadi; betapa besar antusiasnya, sedemikian heboh! [Itu] adalah titik lawan kekecewaan, titik lawan keputusasaan, titik lawan stagnansi dan kelesuan; gerakan, kesiapan, semangat, kecintaan, idealisme; ini yang dilakukan para syuhada.
Sejatinya kita tidak berbuat cukup dalam masalah para syuhada kita. Peristiwa para syuhada 7 Tir ini memiliki kapasitas yang menakjubkan untuk diperkenalkan; pengenalan sosok-sosok yang menjadi sasaran kejahatan tersebut; juga pengenalan tentang bagaimana bangsa Iran dapat tetap bertahan dan menjaga diri di hadapan peristiwa menggetarkan ini, bukan hanya tidak keluar dari kancah bahkan mendapat semangat ganda; sekaligus pengenalan musuh-musuh, betapa hina mereka dan betapa politik-politik kejam di balik peristiwa ini, memperkenalkan tangan-tangan kriminal mereka. Ada kapasitas seperti ini dalam peristiwa 7 Tir dan berbagai peristiwa lain—yang tentu pokoknya adalah perisitwa 7 Tir. Kita tidak berbuat cukup; kita tidak memperkenalkan mereka. Banyak hal yang dapat dan harus dilakukan; lembaga-lembaga berwenang dan kita semua tidak berbuat cukup. Dan sepertinya, hal ini harus diserahkan kepada kubu budayawan, mukmin, revolusioner, populis dan bermotivasi; para pemuda yang kalian saksikan melakukan banyak hal secara inisiatif pribadi di berbagai penjuru negara—melakukan banyak hal di sektor budaya, melakukan hal-hal artistik, menghidupkan kembali banyak realitas, menampilkan berbagai potensi, mengerahkan seluruh potensi yang ada—ini juga harus dilakukan oleh mereka. Dengan menggunakan bahasa seni, bahasa visual, [dan] sarana baru, peristiwa dan tokoh-tokoh ini [harus dikenalkan], mereka harus memperkenalkan sosok seperti syahid Muthahhari kepada dunia, memperkenalkan sosok seperti syahid Rajaei, memperkenalkan syahid Bahonar. Masing-masing tokoh tersebut yang gugur syahid dalam peristiwa 7 Tir atau peristiwa lainnya, patut untuk diabadikan secara agung dan ini dapat dilakukan.
Buku-buku yang berkaitan dengan kehidupan para syuhada, saya terkadang membacanya; sejatinya memberikan pelajaran. Dari membaca buku-buku tersebut saya belajar, saya mendapat semangat; ini menunjukkan betapa besarnya sosok mereka, betapa tinggi aspek spiritualitas mereka, betapa besar jasa mereka dengan pengorbanan mereka; mereka telah memasrahkan nyawa mereka dan terjun ke medan. Apakah para syuhada 7 Tir tidak mengetahui bahwa peristiwa [teror] itu telah menanti mereka? Itu sudah jelas; ketika itu siapa saja yang bergerak di medan ini, sama seperti seorang yang berjalan di medan [penuh] ranjau; ada berbagai insiden di semua sisi, akan tetapi pada saat yang sama mereka terjun ke medan dengan penuh keberanian dan bergerak. Berkah-berkah para syuhada sangat banyak; yakni sesungguhnya jasa syuhada tidak akan dapat terbalas dengan ungkapan-ungkapan seperti ini; sesungguhnya apa yang telah mereka lakukan, jasa yang telah mereka berikan, tidak akan pernah terbalaskan.
Keluarga para syuhada juga demikian. Pada pertemuan kita hari ini, hadir keluarga-keluarga dengan [telah mempersembahkan] tiga syahid, tiga syahid atau lebih; mudah untuk menyatakan ketabahan di hadapan kehilangan belahan hati dan kekasih seseorang. Ada keluarga-keluarga yang hanya memiliki dua putra dan keduanya telah dipersembahkan di jalan Allah Swt di medan Perang Pertahanan Suci; di sini hadir perempuan-perempuan yang telah mempersembahkan suami dan putra-putranya di jalan Allah Swt. Ini semua mudah di mulut! Dalam sejarah masa-masa awal Islam kita membaca bahwa dalam perang Uhud, ada seorang perempuan yang menaikkan jenazah tiga syahid di atas seekor tunggangan dan membawanya dari medan perang Uhud menuju Madinah; kita terkejut bagaimana mungkin hal seperti ini terjadi! Ini benar-benar seperti cerita legenda; sekarang kita menyaksikannya dengan mata kepala kita sendiri fakta-fakta bak legenda itu. Dengan semangat tinggi, dengan semangat baik, semangat yang mampu menggembirakan orang yang memiliki semangat rendah, tekad mereka semakin membulat dan menguat. Dan sekarang negara kita sangat membutuhkan semangat tersebut.
Semua orang harus mengetahui ini: hari ini negara [memerlukan] pengenalan musuh. Kita harus mengenal musuh; kita harus mengenal musuh-musuh global yang mempercantik diri mereka dengan menggunakan berbagai macam produk kosmetik media dan propaganda dan tampil di hadapan kita; kita harus mengenal Amerika Serikat. Lihatlah dalam beberapa hari terakhir; besok adalah [tanggal] 7 Tir (28 Juni), ketika peristiwa partai Ettefaq terjadi; 66 tahun lalu pada hari 7 Tir itu, terjadi peristiwa bombardir kimia di Sardasht; benar, Saddam yang melakukannya, namun ada siapa di balik Saddam? Ada orang-orang Amerika, orang-orang Barat, pihak-pihak sama yang memberikan bom-bom kimia kepadanya (Saddam). Memberikan lampu hijau kepadanya dan diam di hadapan kejahatan besar dan pembantaian massal aneh ini; pada hari 11 Tir—beberapa hari berikutnya—terjadi teror terhadap syahid Saduqi yang ini juga kelakuan para kriminal; pada hari 12 Tir—beberapa hari berikutnya—terjadi penembakan pesawat Airbus di atas Teluk Persia. Kalian saksikan sejak 7 hingga 12 Tir, betapa banyak teror, pembantaian massal dan pembunuhan [yang telah terjadi]? [Betapa banyak] perempuan, anak-anak, ilmuwan, politisi, yang menjadi korban gelombang kejahatan antek-antek Amerika Serikat ini? Jika perancang peristiwa-peristiwa itu bukan dinas-dinas keamanan Amerika Serikat dan Barat, paling tidak mereka membantu, paling tidak mereka mendorongnya. Musuh-musuh ini harus kita kenal. Menurut sejumlah rekan, tepat jika tanggal 7 hingga 12 Tir ini kita umumkan sebagai “pekan HAM AS”. Dalam beberapa hari itu, hak asasi manusia ala-Amerika Serikat sungguh jelas dan menonjol di negara kita, dan hal-hal seperti ini sangat banyak. Maka kita perlu untuk mengenal musuh. Mereka yang sekarang berusaha memperkenalkan wajah monster ini—yaitu politik Amerika Serikat dan politik sekelompok pihak pengekor Amerika—sebagai wajah berbudi, mereka sedang berkhianat, mereka sedang berbuat kejahatan. Mereka yang menyembunyikan hakikat nyata ini, menutup-nutupi kejahatan buas ini di bawah tabir, mereka sedang berkhianat terhadap bangsa ini. Negara kita dan rakyat kita perlu mengenal musuh, memahami dalamnya permusuhan.
Dan perlu untuk mempersiapkan diri mereka dalam konfrontasi. Konfrontasi ini bukan selalu konfrontasi kasar, bukan konfrontasi di medan perang militer; yang lebih sulit dari itu, adalah konfrontasi di medan perang lunak, di kancah budaya, di kancah politik, di kancah kehidupan sosial. Bangsa Iran yang tercinta, sekarang sangat membutuhkan pesan para syuhada; memerlukan pesan ini. Rakyat kita memerlukan pesan-pesan penuh harapan ini, pesan-pesan pengungkap ini, pesan-pesan yang penuh dengan kegembiraan dan semangat spiritual yang disampaikan syuhada kepada kita. Dan bangsa berutang kepada para syuhada, dan berutang kepada kalian para keluarga syuhada; kita semua berutang. Mereka yang menyembunyikan ini, mereka yang enggan menyebutkan nama syuhada dan mereka yang seakan terlukai setiap kali disebut nama seorang syahid atau disinggung nama syuhada, dan para syuhada dikenang, mereka tidak mengetahui kemaslahatan bangsa ini; mereka adalah orang asing; walaupun kartu identitas mereka adalah warga Iran akan tetapi pada hakikatnya mereka adalah orang asing; mereka tidak jujur dan tidak sehati dengan bangsa Iran
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh