Imam Ali Khamenei, Pemimpin Revolusi Islam, dalam pertemuan besar dan meriah di salat Jumat yang bersifat ibadah-politik di Tehran, menyatakan bahwa persatuan dan solidaritas umat Islam akan mendatangkan rahmat dan kemuliaan ilahi serta kemenangan atas musuh-musuh. Ia menekankan bahwa berdasarkan hukum pertahanan Islam, konstitusi Republik Islam, dan hukum internasional, tindakan gemilang angkatan bersenjata Iran dalam menghukum rezim Zionis yang kejam dan haus darah sepenuhnya sah dan legal. Republik Islam akan melaksanakan setiap tugas dalam hal ini dengan kekuatan, ketegasan, dan keyakinan, tanpa keraguan atau terburu-buru.
Rahbar Revolusi Islam mengatakan, “Para pejabat Amerika Serikat sekarang ini berbicara tentang ketundukan Iran dan yang pasti lima presiden mereka sebelumnya juga setelah Revolusi Islam memendam mimpi itu, namun mereka telah binasa atau hilang dalam [lembaran] sejarah dan Anda sekarang juga melihat ketundukan Iran hanya dalam mimpi.”
Hari ini (11/9), hari Jum'at ketiga bulan Ramadhan, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam tampil sebagai imam shalat Jum'at di Tehran. Dalam khotbah awal di hadapan ratusan ribu jemaah yang memenuhi mushalla Universitas Tehran dan jalan-jalan di sekitarnya, beliau menjelaskan sisi kehidupan politik Imam Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as). Rahbar menandaskan bahwa perilaku politik Imam Ali dicontoh dengan baik oleh Imam Khomeini (ra). Beliau menyinggung peringatan hari Al-Quds Sedunia yang diselenggarakan setiap hari Jum'at terakhir bulan suci Ramadhan, seraya mengatakan, "Peringatan hari Al-Quds Sedunia adalah pusaka berharga peninggalan Imam Khomeini. Berkat kemurahan dan petunjuk Ilahi, hari Jum'at mendatang bangsa Iran yang besar dan sadar ini akan serentak bangkit memimpin bangsa-bangsa yang lain dengan mengibarkan panji pembelaan kepada bangsa Palestina."
Hari Jum'at, 19 Juni 2009, kota Tehran menjadi saksi sebuah pertemuan akbar bernuansa maknawiyah yang menebar aroma Imam Mahdi (as), yaitu shalat Jum'at yang dipimpin oleh Wali Faqih, Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei. Dalam khotbah Jum'at di depan lautan jamaah yang memenuhi komplek Universitas Tehran dan jalan-jalan di sekitarnya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyampaikan khotbah bersejarah yang mengukuhkan persatuan bangsa. Setelah menyampaikan pesan taqwa beliau menjelaskan tentang dzikrullah, berharap kepada pertolongan Allah dan sakinah atau ketenangan hati sebagai faktor utama yang menyelamatkan bangsa Iran dari terpaan badai dahsyat dan beragam peristiwa besar yang mewarnai negeri ini dalam tiga puluh tahun sejak kemenangan revolusi Islam.
Saya sampaikan ucapan selamat kepada kalian semua; saudara dan saudari jemaah shalat yang tercinta atas tibanya hari raya Idul Fitri yang penuh kebahagiaan ini, juga kepada seluruh bangsa Iran yang besar dan kepada segenap bangsa-bangsa Muslim dan umat Islam yang agung di seluruh penjuru dunia.
Hari Jum'at dan malam Lailatul Qadr, di bulan Ramadhan, di saat saudara dan saudari sekalian yang tengah menjalankan ibadah puasa, ini adalah kesempatan yang sangat berharga untuk berbicara beberapa menit sebelum melaksanakan shalat Jum'at. Mari kita kenalkan dan dekatkan hati kita dengan sumber rahmat dan kemurahan Ilahi. Insya Allah dengan demikian, kita dapat menumbuhkan tunas ketaqwaan dalam hati kita.
Saya mengucapkan selamat berbahagia kepada seluruh umat Islam dan para mukmin yang telah berpuasa di seluruh penjuru dunia Islam, khususnya kepada bangsa mukmin Iran yang tercinta dan juga kepada Anda saudara-saudarai sekalian. Hari raya Ramadhan pada hakikatnya adalah hari raya syukur; syukur atas taufik selama satu bulan berada pada jamuan ilahi, syukur atas puasa, syukur atas kesempatan beribadah, berdzikir, berkhusyu', dan bertawasul kehadirat Allah. Sungguh, untuk mensyukurinya kaum mukmin harus merayakan hari besar ini.
Pertama-tama, saya mengajak saudara dan saudari sekalian jemaah solat Jumat serta diri saya sendiri untuk senantiasa menjaga ketakwaan kepada Allah SWT, yang merupakan buah dari ibadah di bulan suci Ramadhan. Bulan suci Ramadhan kembali tiba dengan segala berkahnya dan keindahan spiritualnya. Menyongsong bulan suci ini, Baginda Nabi Besar Muhammad SAW senantiasa mengingatkan masyarakat agar mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan momen yang sangat penting, agung, dan penuh berkah ini. Diriwayatkan bahwa dalam khutbah Jumatnya di akhir bulan Sya'ban beliau bersabda: