Kami mengucapkan selamat kepada segenap umat Islam dunia, kepada bangsa Iran, dan kepada saudara dan saudari sekalian yang hadir di sini, khususnya para tamu dan para pendamba persatuan Islam, serta kepada para duta besar negara-negara Islam atas hari raya besar yang merupakan puncak segala hari raya umat manusia ini.
Saya mengucapkan selamat datang kepada saudara dan saudari sekalian yang hadir di sini. Saya juga mengucapkan selamat atas tibanya peringatan hari bi'tsah (pengutusan) nabi terakhir, Muhammad SAW, Rasul pembawa cahaya yang menerangi sejarah umat manusia. Di samping itu, kami juga mengucapkan selamat kepada Anda semua dan segenap umat Islam atas kemenangan saudara-saudara kita di Libanon dalam berperang melawan rezim Zionis Israel. Yaitu kemenangan yang pada hakikatnya merupakan kemenangan Islam. Saudara-saudara kita di Libanon telah berada di barisan terdepan umat Islam dalam berjuang melawan agresi Zionis.
Apa yang ada telah kalian persembahkan kepada umat Islam melalui jihad dan perjuangan dahsyat tak dapat didiungkap dengan kata-kataku. Perjuangan kalian yang gagah berani meski kalian dizalimi, telah dibalas oleh Allah SWT dengan menganugerahkan kemenangan-Nya kepada kalian. Fakta ini sekali lagi membuktikan bahwa persenjataan modern dan mematikan tidak berguna di hadapan keimanan, kesabaran, dan keikhlasan, dan bangsa yang beriman dan berjihad tidak akan kalah di hadapan hegemoni kekuatan-kekuatan zalim. Kemenangan kalian merupakan kemenangan Islam. Berkat pertolongan Allah SWT kalian telah membuktikan bahwa keunggulan militer tidak terletak pada perlengkapan, senjata, pesawat, mesin, dan tank, melainkan pada keimanan, jihad, dan pengorbanan yang dibarengi dengan logika dan koordinasi. Kalian telah membuktikan keunggulan militer kalian atas Rezim Zionis. Kalian juga telah menunjukkan keunggulan spiritualitas kalian dalam dimensi regional dan global. Kalian telah menaklukkan mitos supremasi dan wibawa fiktif militer Israel dan kalian juga telah menunjukkan kelemahan rezim agresor ini. Kalian telah menyematkan kehormatan kepada bangsa-bangsa Arab dan di medan amal kalian telah menunjukkan kepada semua orang akan kemampuan yag sebenarnya mereka miliki namun selama puluhan tahun kekuatan besar ini selalu ditutup-tutupi oleh makar dan politik imperialis.
Kecintaan kepada Amirul Mukmin Ali bin Abi Thalib as serta simpati kepada manusia besar dalam sejarah Islam dan kemanusiaan ini bukan hanya milik kaum Syiah, dan bahkan bukan hanya milik umat Islam secara keseluruhan, melainkan juga milik segenap insan merdeka dunia. Sebab itu, Anda dapat melihat tokoh-tokoh yang meskipun non-Muslim telah mengungkapkan kecintaannya kepada Imam Ali as, termasuk dengan menulis buku atau menggubahkan syair.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam pesan penting beliau yang ditujukan kepada dunia Islam, mengecam keras tragedi di Qana serta kebungkaman dan ketidakpedulian PBB dan lembaga-lembaga pengklaim sebagai pembela HAM terhadap kejahatan Rezim Zionis Israel di Lebanon. Beliau menekankan; "Saat ini Hizbullah adalah garis terdepan pembelaan atas umat Islam dan seluruh bangsa di kawasan serta bangsa pejuang Lebanon dan para pejuang pemberaninya dengan melanjutkan komitmen mereka di hadapan kondisi yang dipaksakan oleh Rezim Zionis Israel, rezim Amerika Serikat yang bengis, dan rezim Inggris yang berkredibilitas buruk, sesungguhnya telah menghidupkan semangat perlawanan di dunia Islam lebih dari sebelumnya."
Untuk sebuah negara sangat penting sekali bahwa pertama, mengenal dengan benar kebutuhan hakiki dan mendasarnya lalu memutuskan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kedua, memiliki sarana untuk memenuhi kebutuhan itu yang pada tingkat awalnya adalah pemikiran dan sumber daya manusia. Untuk sebuah negara hal ini sangat penting dan historis, inilah yang menciptakan sebuah peradaban. Di sinilah letak perbedaan antara negara-negara yang dapat menentukan nasibnya dan negara-negara yang tak ubahnya bagai sehelai bulu yang diombang-ambingkan oleh gelombang percaturan politik dunia. Kunci utamanya adalah ilmu dan berkat ilmu pengetahuan dan teknologi, negara dan bangsa yang bertekad untuk menentukan nasibnya serta menyampaikan dirinya kepada kebahagiaan harus menemukan kunci tersebut.
Pertama-tama, saya sampaikan selamat datang kepada saudara saudari tercinta; para guru dan pengabdi pendidikan dan pembinaan negeri. Setiap tahun, kita mengadakan pertemuan dengan para guru dalam acara Hari Guru. Akan tetapi, pertemuan yang hangat dan relatif panjang ini, sebagaimana kita sekarang ini, adalah pertemuan pertama yang pernah diadakan di sini. Saya senang pada hari ini, pada saat ini, saya berada bersama tokoh-tokoh, kaum guru dan pegiat pembinaan dan pendidikan generasi baru bangsa.
Saya sampaikan selamat datang kepada semua saudara saudari; kaum buruh yang tercinta, khususnya kepada saudara saudari yang datang dari luar kota dan telah menempuh perjalanan yang jauh. Juga kepada kalian semua saya sampaikan ucapan selamat atas Pekan Buruh yang merupakan sebab bagi kita untuk mengungkapkan penghormatan kepada kaum buruh.
Dalam rangka menyambut Maulid Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Rasul pembawa nur dan rahmat serta pengibar bendera keadilan dan kebebasan, kami mengucapkan selamat terutama kepada yang terhormat para duta besar negara-negara Islam dan para tamu peringatan "Pekan Persatuan Islam" serta kepada segenap bangsa Iran, umat Islam, para pendamba kebenaran, dan penuntut keadilan di dunia.
saya mengucapkan selamat datang untuk para tamu yang mulia; para alim ulama, cendekiawan, politisi, pejuang, dan pembela ajaran Islam. Pertemuan ini adalah dalam rangka berpikir dan mencarikan solusi untuk sebuah petaka terbesar yang terjadi pada abad modern ini akibat ulah kaum imperialis terhadap umat Islam. Yaitu petaka pendudukan Palestina dan tanah suci Baitul Maqdis. Pertemuan ini berlangsung saat kita sedang memperingati Maulid Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, dan terjadi pada tahun yang dinamai oleh bangsa Iran sebagai tahun Rasulullah SAW. Sebab itu, pertemuan ini harus menjadi momen untuk menyegarkan inspirasi perjuangan, persatuan, tekad, serta keyakinan kepada janji, rahmat, dan pertolongan Allah SWT. Insya Allah.
Saya mengucapkan selamat datang kepada saudara dan saudari sekalian, terutama yang datang kemari dari berbagai daerah Iran. Saya berharap tahun baru hijriyah syamsiah ini menjadi tahun prestasi, keceriaan dan kemajuan untuk Anda semua, termasuk para pemuda negeri tercinta kita ini. Dalam penamaan tahun ini sebagai tahun "Nabi yang agung" terkandung sebuah pesan yang harus kita pahami dengan sepenuhnya supaya dapat memacu kita untuk melesat maju dan bukan hanya sekedar kita mengharapkan berkah dari penamaan tahun ini dengan nama yang suci itu. Pesan itu ialah bahwa masyarakat kita, dari individu hingga komunitas, harus sedapat mungkin meneladani perjuangan dan jerih payah Nabi Besar Muhammad SAW. Tujuan-tujuan agung Nabi Muhammad SAW tentu tak dapat disimpulkan dalam satu kalimat. Namun demikian, kita dapat mencari titik-titik besarnya untuk kita jadikan pedoman bagi segala pekerjaan kita dalam satu tahun, satu dekade, atau bahkan satu sepanjang usia kita.
Tahun ini, hari pertama bulan Farvardin bertepatan dengan hari-hari peringatan Arbain Husaini (peringatan 40 hari gugurnya Imam Husein di Karbala. pent). Arbain sendiri merupakan sebuah Farvardin lain. Kuncup-kuncup awal Asyura merekah pada Arbain. Pancaran pertama derasnya sumber mata air kecintaan Huseini -yang selalu mengalirkan sungai ziarah selama berabad-abad ini- muncul pada Arbain. Daya tarik magnet Imam Husein yang sangat kuat, merangkul para hati untuk pertama kalinya pada peringatan Arbain, perginya Jabir bin Abdullah dan Atiyah untuk berziarah kepada Imam Husain pada hari Arbain, merupakan titik awal gerakan penuh berkah yang berlangsung selama berabad-abad hingga dewasa ini. Dan gerakan ini selalu lebih gempita, menarik, dan lebih bersemangat. Nama dan kenangan Asyura pun di dunia semakin hari semakin hidup.
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah swt karena telah memberikan umur dan kesempatan bagi saya untuk hadir kembali di makam suci Imam Ali bin Musa Al-Ridha dan memulai tahun baru di hadapan Anda, saudara dan saudari sekalian yang datang dari seluruh pelosok negeri dan berkumpul di kota suci Mashhad. Saya mohon perhatian Saudara dan Saudari sekalian terhadap apa saya sampaikan. Di awal pembicaraan ini saya tertarik untuk menyampaikan masalah Arbain.
Kita mesti bangga dengan Islam. Kita mesti bangga menempuh hidup yang benar dengan hukum Islam. Kita mesti tahu nilai hukum Islam. Kita juga mesti berusaha lebih keras untuk menampilkan hukum Islam dalam kehidupan manusia dan mengelola negara, sehingga wajah sejati Islam yang kini tersembunyi di balik awan fitnah dan propaganda musuh, perlahan bisa tertampakkan kembali.