Pada hari kelahiran Ummul Aimmah, penghulu wanita di dua alam Fatimah Azzahra' (as) dan hari kelahiran salah satu putra terbaiknya Al-Marhum Imam Khomeini (r.a) digelar acara peringatan yang dihiasi dengan pembacaraan sejarah ringkat dan syair-syair tentang ketinggian derajat putri Nabi SAW itu di Huseiniyah Imam Khomeini dengan dihadiri oleh Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Khamenei.
Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam dalam pertemuan dengan kepala Lembaga Yudikatif, para pejabat peradilan, para hakim dan keluarga para syuhada peristiwa 7 Tir lembaga peradilan harus berusaha agar masyarakat memandangnya sebagai tempat berlindung bagi orang-orang tertindas. Beliau menyinggung tugas berat dan penting yang diemban oleh lembaga peradilan dalam menegakkan keadilan. Beliau berkata, "Tuntutan kepada para pemimpin lembaga-lembaga negara untuk dengan tegas dan serius memerangi pengacau ekonomi, hari ini masih relevan."
Sekarang ini sudah 19 tahun negara Iran telah meluangkan ruang dan waktu untuk memanifestasikan kecintaan dan penghormatan kepada Imam Khomeini yang agung. Banyak dari rakyat kita adalah atas kaum muda yang tidak menyaksikan masa hidup Imam Khomeini yang penuh berkah. Mereka itu dilahirkan sesudah Imam wafat dan sebagian lagi masih kanak-kanak pada saat itu. Tetapi pemuda beriman ini yang hidup di berbagai bagian negara mencintai Imam dan begitu banyak kenangan sehingga seolah-olah mereka dulu berhubungan secara dekat Imam. Seakan seperti yang tertera dalam doa Samaat: "Kami dengan benar dan tulus ikhlas meletakkan kepercayaan kami kepadanya tanpa melihatnya."
Dalam memperingati hari ulang tahun pembebasan kota Khorramshahr dari pendudukan rezim Baath Irak, Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam keputusannya menyetujui pengampunan dan pengurangan hukuman bagi 3510 terpidana pengadilan militer, sipil, dan Revolusi dari seluruh penjuru negeri.
Saat ini Majlis Syura Islam (Parlemen Republik Islam Iran) periode kedelapan telah memulai masa tugasnya. Dengan bantuan Allah SWT yang Maha Kuasa, satu lagi mata rantai yang selalu tersambung dari fenomena demokrasi agama terbentuk. Berkat itu kita semua harus bersyukur ke hadirat yang Maha Esa. Saya dengan hati yang dipenuhi rasa optimisme dan penghargaan mengucapkan selamat kepada bangsa Iran. Ini adalah bukti sebuah kebanggaan yang harus dipandang oleh mereka yang meyakini Islam dan cinta kepada Iran sebagai sebuah anugerah Ilahi yang harus disyukuri dengan cara membela dan mempertahankannya.
Berdasarkan usulan Panglima Tertinggi Pasukan Garda Revolusi Islam (Sepah Pasdaran) serta berdasarkan kinerja dan pengalaman berharga yang Anda miliki, saya mengangkat Anda menjadi Wakil Panglima Tertinggi Pasukan Garda Revolusi Islam.
Dalam rangka memperingati ulang tahun pembebasan kota Khorramshahr dari pendudukan rezim Baath Irak, Rahbar atau Pemimpin Teringgi Revolusi Islam, Ayatollah Al-Udzma Khamenei menyetujui pemberian amnesti dan pengurangan hukuman bagi sejumlah terpidana pengadilan militer.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberi saya inayah dan taufik untuk bertatap muka dengan warga Larestan yang mulia; warga sebuah kota kuno ini, dan berada di tengah hadirin saudara dan saudari sekalian yang terkumpul dalam jumlah yang sangat besar ini. Sudah lama saya berharap dalam kunjungan-kunjungan saya ke propinsi Fars dulu dapat bertatap muka dengan warga kawasan Larestan dan kota Lar, tetapi sayang saat itu saya tidak mendapat kesempatan.
Pertemuan kali ini dengan saudara dan saudari sekalian, para pejabat propinsi dari berbagai jajaran, yang terjadi pada hari terakhir kunjungan saya ke Shiraz ini lebih bernuansa ungkapan apresiasi dan terima kasih saya untuk saudara dan saudari sekalian daripada sebatas ungkapan saran dan pesan. Dengan setulus hati saya mengucapkan terima kasih pertama kepada warga Shiraz dan kota-kota lainnya di propinsi ini atas ekspresi kecintaan dan hangatnya sambutan yang telah mereka tunjukkan, dan kedua kepada saudara dan saudari sekalian yang berasal dari berbagai instansi atas pelayanan, kerjasama, dan simpatinya dalam menyambut kunjungan kami. Saya juga meminta maaf sebesar-besarnya kepada warga beberapa kota yang tidak sempat saya kunjungi. Atas kekurangan ini, saya mengirim utusan ke kota-kota tersebut.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Hari Guru dan Pekan Guru Nasional bagi saya adalah salah satu hari dan pekan yang sangat berarti dan penuh tanggungjawab pada setiap tahun. Tahun ini, dalam forum yang berlangsung di kota Shiraz ini saya mendapat taufik untuk bertatap muka dengan saudara dan saudari sekalian, para guru di Shiraz dan propinsi Fars. Ini merupakan peristiwa berharga, karena harus diakui bahwa propinsi dan kota Anda ini banyak berperan dalam pendidikan untuk orang-orang lain. Tak banyak orang berilmu yang tidak pernah menikmati berkah para ilmuan dan guru dari Shiraz, baik di bidang fikih, filsafat, sastera, syair, seni, maupun beberapa bidang keilmuan lainnya. Atas dasar ini, hari guru adalah hari Anda semua, dan dalam satu makna juga merupakan hari segenap rakyat Iran. Sebab, guru -disamping identitas diri sebagai satu pribadi- adalah satu identitas yang dimiliki oleh setiap orang yang dapat mendidik dan mengajar orang lain. Guru adalah status yang bersifat kolektif. Guru menjadi begitu bernilai adalah karena status ini, dan harus kita akui, nilai ini kurang kita sadari; dalam praktik kita justru pasrah kepada budaya dan trend yang melihat guru hanya dalam konteks materi yaitu, layanan pengajaran yang hanya dihargai dengan uang. Ini adalah budaya materialisme; menilai segala sesuatu dari aspek daya tukarnya dengan uang. Dalam budaya ini, guru pun -langsung atau tidak langsung- juga dihargai demikian.
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran dalam pidatonya di depan puluhan ribu warga Shiraz di stadium Hafezieh mengatakan, "Bangsa Iran dengan iman dan rasa nasionalismenya dan dengan bersandar pada kebanggaan sejarah dan peninggalan budaya yang dimilikinya, telah melahirkan revolusi Islam sehingga dapat mencapai kemerdekaan, kebebasan, kebanggaan nasional, kebahagiaan, kemakmuran duniawi, dan kemuliaan akhirat, di bawah naungan Islam."
Memandang kecakapan dan pengalaman berharga yang Anda miliki, saya mengangkat Anda sebagai Kepala Badan Aqidah-Politik di Departemen Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata.
Saya sedih dan berkabung atas terjadinya peristiwa tragis di Pusat Kegiatan "Rah Pouyan Vesal" dan gugur serta terlukanya sejumlah orang. Kata-kata yang bisa saya sampaikan kepada mereka yang berkabung atas peristiwa ini dan mereka yang terluka adalah bahwa Allah pasti memberikan pahala kepada mereka yang bersabar.
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi inayah dan taufik kepada saya untuk kembali berada di sisi makam Imam Ali Ridha as dan bertatap muka dengan Anda, warga sekitar makam serta para peziarah yang mulia pada awal tahun. Saya mengucapkan selamat menyambut maulid Nabi Besar Muhammad SAW serta maulid Imam Ja'far as-Shadiq as dan hari raya Nouruz dimana semua ini merupakan hari besar yang bersifat nasional dan agung bagi bangsa kita.
Kepada Hazrat Imam Mahdi (as) -jiwa kita sebagai tebusan baginya- saya ucapkan salam dan kepada beliau saya sampaikan selamat atas hari-hari besar ini. Kepada umumnya rakyat Iran, kepada seluruh kaum muslimin, kepada para pencinta keluarga suci Nabi SAW, saya sampaikan ucapan selamat. Ucapan selamat juga saya sampaikan kepada bangsa-bangsa lain yang merayakan hari Nouruz dan bersama-sama bangsa Iran berbahagia dengan pergantian tahun ini.
Pertama-tama saya mengucapkan selamat datang kepada Anda, saudara dan saudari sekalian, yang telah berkenan datang kemari -baik yang dari jauh maupun yang dari dekat - sehingga terbentuklah pertemuan yang tulus dan penuh rasa persaudaraan di Husainiyah ini. Saya juga mengucapkan selamat berkenaan dengan tibanya bulan Rabi'ul Awal, yaitu bulan kelahiran Baginda Nabi Besar Muhammad bin Abdillah SAW serta merupakan salah satu penggalan masa yang sangat agung. Hijrah Nabi SAW dari Mekkah ke Madinah juga terjadi pada hari pertama Rabi'ul Awal sehingga menjadi awal penanggalan bulan Hijriah umat Islam. Jadi, bulan ini adalah Rabi'ul Maulud sekaligus Rabi'ul Hijrah.
Peristiwa berdarah di Gaza dalam beberapa hari terakhir ini sedemikian tragis dan menyayat sehingga kesedihan yang mendalam akibat bencana tersebut tidak dapat lagi diungkapkan melalui lidah dan pena. Anak-anak tak berdosa, perempuan dan laki-laki yang tertindas setelah berbulan-bulan dikepung, kini dengan keji dan kekerasan hati orang-orang Zionis, mereka dibantai di rumah sendiri. Kuncup-kuncup yang belum mekar di depan mata ayah dan ibu mereka, serta orang tua di depan mata anak-anak mereka dipanggang oleh dendam kesumat para algojo rezim pendudukan. Para pengklaim pionir peradaban dan pecinta kemanusiaan, dengan sangat angkuh tidak peduli menyaksikan tragedi kemanusiaan dan bahkan sebagiannya tanpa merasa malu mengungkapkan suka citanya atas peristiwa ini. Kebungkaman dunia Islam di hadapan agresi yang luar biasa ini sama sekali tidak dapat diterima.
Pertama saya berterima kasih kepada saudara dan saudari sekalian karena telah berkenan menempuh perjalanan dari jauh untuk menghadiri pertemuan yang menyenangkan dan penuh rasa ikhlas di Husainiyah ini. Sejarah perjuangan rakyat Azerbaijan (wilayah Azerbaijan Iran, pentj) tak mungkin terhapuskan dari benak bangsa Iran. Sejarah ini antara lain terjadi pada tanggal 29 Bahman tahun 1356 Hijriah Syamsiah (18 Februari 1978). Dalam lembaran-lembaran sejarah Anda sekalian, baik dalam sejarah terdahulu maupun pada era pasca revolusi Islam, era Perang Yang Dipaksakan, dan sejarah kontemporer, tercatat banyak sekali peristiwa seperti ini. Hanya saja, kebanggaan rakyat Azerbaijan menemukan puncaknya pada sejumlah peristiwa, satu diantaranya ialah peristiwa 29 Bahman.
Saya bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan kesempatan kepada hamba-Nya yang hina ini untuk dapat bersama warga mukmin revolusioner kota Kazerun dalam kunjungan ini. Sebenarnya saya punya hutang kepada warga Kazerun; dalam berbagai kunjungan saya sebelumnya ke Propinsi Fars pada masa menjabat sebagai Presiden, saya tidak mendapat kesempatan untuk berkunjung ke sini. Tapi sekarang, alhamdulillah Allah memberi taufik kepadaa saya untuk berkunjung ke kota yang dari segi sejarah maupun dari sisi identitas revolusionernya mendalam, terbilang sebagai kota yang paling cemerlang di antara kota-kota lainnya di Propinsi Fars, bahkan di antara seluruh kota lainnya di Iran. Saya berbahagia dapat bertemu dengan Anda, saudara dan saudari yang mulia. Pertemuan ini alhamdulillah dipenuhi dengan gelora dan spiritualitas serta semangat revolusi dan kepercayaan yang mendalam terhadap agama; dan ini merupakan anugerah dari Allah swt kepada Anda sekalian warga kota Kazerun, sebagai imbalan dari kerja keras Anda pada masa lalu dalam berjuang di jalan Allah swt.
Gugur syahidnya saudara pejuang yang tulus dan penuh pengorbanan, Hajj Imad Mughniyah bagi dirinya adalah sebuah kemenangan besar dan akhir yang bahagia sebab ia adalah pejuang yang dipenuhi dengan cinta dan gelora perjuangan di jalan Allah, sementara bagi bangsa Lebanon yang telah mencetak manusia besar ini dan mempersembahkannya ke medan perlawanan untuk meraih kebebasan dan perjuangan melawan kezaliman, merupakan sebuah kebanggaan.