Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, Ahad (6/5) pagi mengunjungi pameran buku internasional ke 25 di Tehran. Dalam kunjungan yang berlangsung selama dua setengah jam itu, Rahbar yang diiringi oleh Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam bertatap muka dengan para pengurus sejumlah stand penerbitan untuk menyimak langsung penjelasan mereka tentang buku-buku baru yang dipamerkan dalam pameran tahun ini.
Lebih lanjut beliau dalam pertemuan dengan sejumlah pengurus penerbitan yang hadir dalam pameran buku internasional Tehran menyinggung sambutan hangat masyarakat luas terhadap penyelenggaraan pameran ini dan mengatakan, "Harus ada program yang terarah untuk memperluas dan memperdalam budaya membaca di negara ini."
Beliau menambahkan, "Dengan program terarah yang disesuaikan secara bertahap, budaya membaca harus semakin menguat setiap tahunnya seiring dengan penyelenggaran pameran tiap tahun yang mendapat sambutan luas masyarakat."
Pemimpin Besar Revolusi menekankan bahwa setiap tahunnya harus dilakukan evaluasi mutu pameran yang melibatkan para pakar dan orang-orang yang berkompeten dalam hal ini.
"Evaluasi ini harus bisa memutuskan apakah penyelenggaraan pameran buku kali ini lebih berkwalitas dan bermutu dibanding tahun sebelumnya atau tidak," tandas beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengingatkan tentang keharusan untuk mengatasi kendala yang ada dalam hal produksi dan penerbitan buku, seraya mengatakan, "Dengan bantuan pemerintah, Departemen Kebudayaan dan Bimbingan Islam harus bisa mengatasi masalah yang ada khususnya terkait dengan mahalnya harga kertas."
Mengenai produksi kertas, Rahbar menyebutnya sebagai salah satu unit produksi yang berkesinambungan. Beliau menjelaskan, "Yang paling penting dalam hal produksi adalah produksi yang berkesinambungan. Dengan mengatasi kesulitan pabrik-pabrik kertas, akan terbuka pintu untuk semakin memperluas budaya membaca dan menawarkan buku-buku dengan harga yang lebih murah."
Beliau menyinggung soal penerjemahan dan menyebutnya sebagai pekerjaan yang bukan satu arah. "Pemerintah mesti membuka jalan untuk memudahkan penerjemahan buku-buku yang dibuat di negara ini yang meliputi berbagai tema keagamaan, sejarah, sastra, dan sains ke dalam berbagai bahasa, untuk kemudian disodorkan kepada masyarakat dunia," imbuh beliau.
Lebih lanjut Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan tentang pengeditan naskah buku sehingga sesuai dengan tata bahasa yang benar dan perlunya untuk mempercantik tampilan luar buku. Beliau menambahkan, "Salah satu hal yang sangat penting dalam proses produksi buku adalah masalah pemasaran dan distribusinya. Untuk menunjang tahap ini diperlukan mata rantai pemasaran yang benar."
Di awal pertemuan itu, sejumlah pengurus penerbitan menyampaikan pandangan masing-masing tentang buku dan budaya membaca. Diantara topik yang diangkat oleh para penerbit adalah usulan membentuk Dewan Tinggi Buku dan Radio Buku, membentuk toko-toko buku berantai, masalah undang-undang tentang buku yang dinilai tidak transparan, kesulitan terkait sistem distribusi, masalah periklanan untuk menunjang pemasaran buku, mahalnya harga kertas yang memengaruhi harga buku, dan kelaziman untuk menerbitkan buku-buku bagi kalangan anak-anak dan remaja.