Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari ini (29/4) mengunjungi pabrik Farmasi Darupakhsh dan meninjau dari dekat kemajuan terkini yang dicapai Iran di bidang farmasi. Di depan ribuan kaum buruh teladan dari berbagai daerah beliau menegaskan, "Rangkaian cita-cita bangsa diantaranya kemerdekaan politik hanya bisa diraih dengan mengandalkan potensi diri dan kebebasan ekonomi. Kebebasan ekonomi hanya bisa dicapai dengan mengembangkan produksi dalam negeri, dan produksi dalam negeri akan terlaksana dengan penghargaan yang hakiki, serentak dan praktis terhadap pekerjaan dan modal lokal Iran."
Dalam kunjungan yang dilakukan menjelang peringatan hari Buruh dan di tahun ‘Produksi Nasional' Rahbar menyaksikan langsung proses produksi obat-obatan cair dan suntikan, pengontrolan hingga pengemasannya. Pabrik ini memproduksi berbagai macam obat-obatan termasuk hormon pertumbuhan yang proses pembuatannya sangat sulit dan hanya diproduksi oleh beberapa negara tertentu. Seiring dengan kunjungan Pemimpin Besar Revolusi Islam, pabrik farmasi ini mulai memproduksi dan memasarkan obat suntikan anuxsaparine 6000.
Ikut dalam kunjungan ke pabrik farmasi ini Menteri Kesehatan, Pengobatan dan Pendidikan Kedokteran, Menteri Koperasi, Pekerjaan dan Kesejahteraan Sosial, dan Menteri Industri, Pertambangan dan Perdagangan.
Dalam kesempatan itu, Menteri Kesehatan, Pengobatan dan Pendidikan Kedokteran Ibu Vahid Dastjerdi dalam pernyataannya menyinggung keberhasilan Iran di bidang farmasi di tengah embargo, seraya mengatakan, "Embargo menjadi peluang yang memacu para pakar dalam negeri untuk membulatkan tekad mengembangkan industri farmasi dan memproduksi obat-obatan khususnya obat-obatan yang pembuatannya memerlukan teknologi tinggi. Hasilnya, di bidang farmasi Republik Islam Iran menjadi negara terdepan di tingkat regional."
Seraya menjelaskan adanya 100 pabrik farmasi di Iran saat ini, Dastjerdi melaporkan beberapa obat produksi Iran yang pembuatannya sebelum ini dimonopoli oleh beberapa negara Eropa dan Amerika. Laporan Menteri Kesehatan, Pengobatan dan Pendidikan Kedokteran juga menyebutkan tentang kebijakan investasi untuk memproduksi obat-obatan herbal dan farmasi dengan teknologi nano dan bio teknologi.
Sementara itu, Menteri Koperasi, Pekerjaan dan Kesejahteraan Sosial Sheikhul Islami melaporkan produksi 800 jenis bahan awal farmasi di pabrik farmasi Daroupakhsh seraya mengatakan, pabrik ini menyuplai 40 persen kebutuhan obat-obatan di dalam negeri, sementara 50 persen produksi diekspor ke luar negeri.
"Direncanakan bahwa pada tahun yang dinamakan dengan tahun produksi nasional ini tujuh produk obat-obatan dengan teknologi canggih untuk pengobatan penyakit kanker dan MS akan dipasarkan secara bebas," tambahnya.
Menteri Industri, Pertambangan dan Perdagangan Ghazanfari dalam pembicaraannya menyinggung penamaan tahun ini dengan nama ‘Produksi Nasional; Perlindungan Kerja dan Modal Iran' menjelaskan sejumlah agenda kerja departeman yang dipimpinnya pada tahun ini diantaranya, menyelesaikan 18 ribu proyek yang belum rampung, investasi pada sektor-sektor prioritas, mencegah impor yang tak terarah, memperbaiki kondisi lapangan kerja, dan investasi pada teknologi baru.
Di bagian lain, Direktur Perusahaan Farmasi Darupakhsh melaporkan produksi pabrik farmasi yang dipimpinnya, seraya menjelaskan agenda kerja tahun ini antaranya memproduksi bahan insuline pertama di dalam negeri.
Sementara itu, di depan ribuan buruh teladan dari berbagai penjuru negeri, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung tibanya pekan Buruh Nasional dan mengucapkan selamat kepada para buruh dan seluruh rakyat Iran. Dalam kesempatan itu beliau menyebut maksud dari pertemuan hari ini dengan para buruh sebagai penghargaan dan apresiasi terhadap pekerjaan dan kaum buruh Iran.
"Tindakan Nabi Saw yang mencium tangan seorang pekerja keras adalah pelajaran yang sangat berharga bagi semua orang. Langkah itu merupakan bukti penghargaan Islam kepada pekerjaan dan tenaga pekerja," kata beliau menjelaskan.
Bekerja, menurut beliau, dengan maknanya yang luas yang meliputi pekerjaan tangan, pemikiran, keilmuan dan manajemen adalah poros kehidupan, gerakan dan kemajuan yang berkesinambungan dalam setiap masyarakat. Mengenai tindakan rezim-rezim sosialis dan kapitalis yang memanipulasi kaum buruh, beliau menandaskan, "Berbeda dengan ideologi-ideologi itu, Islam memperlakukan kaum buruh secara benar. Dengan logika yang kuat, Islam menilai pekerjaan sebagai suatu hal yang sangat berharga dan bernilai agung."
Seraya menekankan untuk lebih menonjolkan logika dan dasar pemikiran Islam dalam setiap penyusunan kebijakan dan pengambilan tindakan yang berhubungan dengan pekerjaan dan kaum buruh, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut modal dan tenaga kerja sebagai dua sayap bagi sektor produksi nasional untuk bergerak ke arah kemajuan.
"Pekerjaan dan modal lokal harus dihargai dengan baik. Dengan cara itu, produksi nasional akan benar-benar tercapai," imbuh beliau.
Menyinggung penekanan tentang agenda konspirasi musuh untuk membidik sektor ekonomi yang dalam beberapa tahun ini sudah beliau sampaikan dalam banyak kesempatan, Rahbar mengungkapkan, "Tanda-tanda dari konspirasi besar itu dalam situasi saat ini semakin terungkap. Tapi insya Allah, dengan tekadnya yang kuat bangsa Iran akan berhasil mengatasi hambatan ini sebagaimana hambatan-hambatan lain yang sudah disingkarkannya."
Untuk menggagalkan konspirasi musuh di sektor ekonomi, kata beliau, diperlukan tekad kuat dari kaum buruh, pihak pemodal, dan para pejabat di berbagai instansi pemerintahan dan swasta.
"Rakyat pun harus menunjukkan tekad melawan musuh dengan menggunakan produksi lokal," kata beliau.
Seraya menyinggung kebijakan pemerintah dalam mendukung produksi dalam negeri, Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Masalah ini memerlukan tindakan fundamental. Selain itu, tonggak ekonomi negara yang kokoh menuntut kerja keras tanpa henti dari lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif."
Salah satu tugas ketiga lembaga tinggi negara adalah mengawasi dan mendukung aktivitas ekonomi, pekerjaan, produksi, dan investasi yang sehat. Mengenai langkah apa saja yang diperlukan untuk memperkokoh sektor produksi nasional, serta mendukung pekerjaan dan modal Iran, Rahbar menandaskan, yang harus dilakukan adalah meningkatkan keahlian, membekali tenaga kerja dengan ketrampilan, manajemen yang benar, dan menciptakan rasa aman untuk para buruh dan pemodal.
Beliau mengingatkan untuk melawan fenomena yang merusak tatanan ekonomi negara, seraya menyebutnya sebagai satu keharusan untuk memperkuat produksi nasional.
"Salah satu bentuk dari tindakan yang merusak perekonomian adalah fenomena penyelundupan barang dan secara tidak benar menggunakan kekayaan rakyat yang ada di sistem perbankan," ungkap beliau.
Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, "Sebagian orang berhasil memperoleh bantuan pendanaan dari bank dalam jumlah besar untuk satu proyek tertentu tapi dana itu digunakan di tempat lain. Tindakan seperti ini adalah pengkhianatan dan pencurian kekayaan rakyat. Orang-orang seperti ini harus ditindak secara hukum."
Beliau mengapresiasi kerja keras yang sudah dilakukan terkait pengembangan produksi lokal seraya mengimbau untuk menciptakan kondisi persaingan, meningkatkan kwalitas dan menekan biayai produksi dalam negeri yang kesemua itu mesti dilaksanakan untuk mendukung sektor produksi lokal.
"Pemerintah harus membantu unit-unit produksi dalam negeri," kata beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menekankan untuk memprioritaskan kebijakan berporos produksi dalam negeri, membudayakan konsumsi produk lokal, dan mengembangkan kreativitas dalam hal pengadaan mesin, produksi dan pengelolaan.
"Ketiga lembaga tinggi negara, semua instansi pemerintahan, sektor swasta, penanggung jawab budaya, radio dan televisi dan semua pihak harus ikut berperan dalam mendukung produksi dalam negeri. Dengan demikian dan dengan inayah Allah Swt musuh akan merasakan pukulan yang telak dari bangsa ini," tegas beliau.