Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Kamis sore (29/3) dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan rombongan menekankan keharusan Iran dan Turki untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral, seraya mengatakan, "Republik Islam sangat meyakini bahwa kerjasama dengan Turki harus diperluas dan ditingkatkan. Pengalaman membuktikan bahwa kerjasama kedua negara dalam berbagai hal tidak hanya menguntungkan Iran dan Turki tapi juga selalu menguntungkan dunia Islam secara umum."
Dalam pertemuan yang berlangsung di komplek Makam Suci Imam Ali Ridha (as) di kota Mashhad itu, Rahbar menyinggung banyaknya potensi bagi kedua negara untuk meningkatkan kerjasama khususnya di sektor perminyakan dan gas. Beliau menegaskan, "Dari sisi cadangan minyak dan gas, Iran adalah negara yang sangat kaya."
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengangkat masalah perkembangan di kawasan seraya menandaskan, "Berkat inayah Allah, transformasi di kawasan sampai saat ini menguntungkan Islam dan kaum muslimin, dan ke depan pun proses itu akan berlanjut."
Beliau menambahkan, masalah paling urgen dalam kondisi yang menentukan di kawasan ini adalah bahwa hendaknya negara-negara independen bisa mengambil keputusan yang benar.
Mengenai cara pandang negara-negara adidaya khususnya Amerika Serikat (AS) terhadap negara-negara kawasan, Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan, AS tak pernah mengakui adanya satupun bangsa yang bebas dan independen.
AS, imbuh beliau, memperlakukan semua negara dengan caranya sendiri. Karena itu, dalam membuat keputusan hendaknya kepentingan negara-negara Islam menjadi acuan dan bahan pertimbangan.
Menyinggung kehadiran para politikus berhaluan Islam di pucuk kekuasaan di Turki, Rahbar mengatakan, "Kondisi seperti ini tentunya tidak dimaukan oleh AS dan Barat. Sejauh perasaan mereka yang tidak menyukai kondisi yang ada Turki itu, Republik Islam Iran sangat gembira dengan keberadaan saudara-saudara Muslim di tampuk kekuasaan Turki."
Lebih lanjut Pemimpin Besar Revolusi Islam mengangkat isu Suriah dan menegaskan kebijakan Republik Islam Iran yang dengan tegas menentang segala bentuk prakarsa yang dirancang oleh AS terkait Suriah. Beliau menandaskan, "Republik Islam Iran akan selalu membela Suriah karena negara itu mendukung moqawamah dan perlawanan terhadap Rezim Zionis Israel. Iran juga menolak dengan tegas segala bentuk campur tangan asing dalam urusan internal Suriah."
Beliau menambahkan, "Kami selalu mendukung reformasi di Suriah. Perubahan ke arah perbaikan yang sudah dimulai ini harus terus dilanjutkan."
Pada kesempatan itu Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut pertemuan dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam sebagai pertemuan yang sangat menggembirakan. Seraya menyinggung hubungan historis Iran dan Turki, Erdogan mengatakan, "Dengan sejarah yang panjang ini, kami meyakini bahwa hubungan bilateral kedua negara khususnya kerjasama di bidang infra struktur harus semakin ditingkatkan."
PM Turki menambahkan, komposisi rombongan yang berkunjung ke Iran saat ini memperlihatkan tekad kuat Turki untuk meningkatkan hubungan dengan Iran khususnya di sektor energi.
Mengenai perkembangan di kawasan, Erdogan mengatakan, "Kawasan ini sedang menghadapi kondisi yang sangat sulit, dan kami berharap keadaan ini bisa segera terlewati."