Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Rahbar:

Tak Logis Menafikan Peran Iran dalam Kemunculan Gerakan Kebangkitan Islam

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyebut transformasi di kawasan dan kebangkitan bangsa-bangsa Muslim sebagai bukti akan kebenaran gerakan Islam bangsa Iran. Setelah 33 tahun gerakan ini tetap lestari dan terus bergerak ke arah cita-citanya. Hal itu beliau sampaikan hari Rabu ini (8/2) dalam pertemuan dengan sejumlah komandan dan perwira tinggi Angkatan Udara Tentara Republik Islam Iran.

Dalam pertemuan yang diselenggarakan untuk memperingati baiat dan janji setia sejumlah perwira tinggi angkatan udara kepada Imam Khomeini 19 Bahman 33 tahun lalu ini, Rahbar menyebut baiat bersejarah itu tak pernah terlupakan dan merupakan peristiwa menentukan dalam sejarah revolusi Islam.

"Salah satu pelajaran berharga dari peristiwa itu adalah tindakan, inovasi, resistensi dan langkah di saat yang tepat yang berpengaruh besar pada perjalanan masyarakat dan negara," kata beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, baiat yang dilakukan sejumlah perwira Angkatan Udara di masa-masa yang genting dan menentukan itu adalah langkah agung yang besar pengaruhnya dan membantu mempercepat terjadinya perubahan.

Menurut beliau, keterbelakangan negara-negara Muslim dalam beberapa abad terakhir disebabkan oleh kelalaian, stagnansi, dan tidak adanya kecepatan bertindak di saat yang tepat. Lawan dari kelalaian ini, kata beliau, adalah kesadaran dan kebangkitan yang melahirkan gerakan. Dalam hal ini harus diupayakan agar gerakan tersebut ini lebih cepat dibanding gerakan front lawan. Untuk mempercepat proses gerakan ini diperlukan kerja keras yang ekstra dari semua elemen masyarakat, khususnya pemerintah, para pejabat di berbagai instansi dan angkatan bersenjata.

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengangkat masalah kebangkitan Islam dan menyebutnya sebagai bukti akan kebenaran langkah bangsa Iran.

"Slogan-slogan bangsa Iran sekarang telah menyebar ke berbagai bangsa. Negara-negara yang dulu mengekor kepada kubu istikbar dan arogansi kini berada di sisi bangsa Iran dan mendengungkan slogan-slogan bangsa Iran," imbuh beliau.

Fenomena ini, kata beliau, menunjukkan bahwa dalam tiga dekade ini bangsa Iran berhasil meraih dukungan dan mendapat kawan di kawasan dalam perjuangannya.

Rahbar menandaskan, "Kami tidak mengklaim telah melahirkan apa yang terjadi di kawasan. Tapi menutup mata dari pengaruh bangsa Iran dalam kebangkitan Islam di kawasan juga tidak logis."

Beliau menyebut Republik Islam Iran sebagai negara yang memainkan peran ibu dalam kebangkitan dan gerakan Islam di kawasan, seraya menambahkan, pemerintahan Islam tengah bergerak ke arah jatidiri yang hakiki, lestari, kokoh dan mampu menghadapi segala ancaman.

Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa peradaban Barat yang materialis tidak bisa menghadiahkan kebahagiaan hakiki kepada umat manusia. Beliau menandaskan, "Dunia Barat dan negara-negara yang mengekornya tenggalam dalam materialisme, budaya seks bebas, dan keterasingan spiritual dan ajaran Ilahi dan tidak memperoleh manfaat apapun darinya. Sebab, selain mengalami krisis keadilan, kesejahteraan umum dan keamanan, tatanan keluarga dan pendidikan generasi mendatang di sana juga menghadapi kesulitan yang sangat besar."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan, pesan revolusi Islam adalah pesan spiritual, nilai-nilai Ilahi dan keterbebasan dari kesengsaraan yang dialami Dunia Barat.

Meski demikian, lanjut beliau, selain mementingkan masalah spiritual, Islam juga memerhatikan kebutuhan materi manusia dalam taraf yang wajar.

Seraya menyinggung partisipasi luas rakyat Iran dalam peringatan hari kemenangan revolusi Islam yang menunjukkan dukungan rakyat yang tetap besar kepada revolusi ini setelah 33 tahun, Rahbar menyeru seluruh personil angkatan bersenjata untuk meningkatkan spritualitas masing-masing seiring dengan peningkatan kesiapan dan kedisiplinan militer.

"Kedisiplinan yang dibarengi dengan tali erat persaudaraan serta kesiapan untuk berkorban di jalan Allah adalah keistimewaan yang dimiliki oleh angkatan bersenjata Islam," tegas beliau.

Di awal pertemuan, Marsekal Muda Shahsafi, komandan Angkatan Udara Tentara Republik Islam dalam pembicaraannya mengenang kembali baiat sejumlah perwira Angkatan Udara kepada Imam Khomeini (ra). Shahsafi juga menyampaikan laporan tentang sejumlah kemajuan dan keberhasilan terkini yang dicapai oleh korps yang dipimpinnya.
700 /