Dengan keberhasilannya mengakhiri era keterpasungan, Revolusi Islam menggulung keterhinaan sejarah yang ditimpakan terhadap bangsa Iran dan menghadiahkan kemuliaan dan kebebasan kepada rakyat Iran. Hal itu ditegaskan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam khutbah Jum'at Tehran, hari ini (3/2).
Dalam forum shalat Jum'at Tehran yang dihadiri oleh ratusan ribu jamaah, Rahbar menjelaskan berbagai prestasi gemilang yang dicapai Iran setelah kemenangan revolusi Islam sampai hari ini dan mengatakan, dalam tiga dasawarsa terakhir bangsa Iran berhasil mengatasi berbagai tantangan besar termasuk perang delapan tahun yang dipaksakan, embargo dan terorisme. Semua tantangan dan kesulitan itu tidak bisa melumpuhkan revolusi Islam.
Beliau mengingatkan, meski ada perbedaan pandangan, semua pihak harus tetap menjaga persatuan dan bersama-sama melangkah untuk mewujudkan cita-cita negara.
"Persatuan dan kekompakan di antara para pejabat, di antara rakyat dan antara rakyat dan pejabat adalah kunci mengatasi banyak masalah," kata beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyeru semua pihak untuk waspada dan tidak termakan tipu daya musuh yang menebar senyum atau mengumbar janji-janji palsu.
Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan kondisi kawasan dan dunia saat ini dengan mengangkat masalah kebangkitan rakyat di sejumlah negara kawasan yang berhasil menumbangkan sejumlah rezim diktator. Beliau mengatakan, di antara transformasi penting yang terjadi saat ini di Mesir dan Tunisia adalah keberhasilan kubu Islam meraih suara mayoritas rakyat dalam pemilihan umum. Hal ini menunjukkan kekandasan semua skenario dan propaganda politik AS dan zionis dalam menebar Islamophobia dan mengesankan buruknya pemerintahan Islam di tengah opini umum.
Seraya menyinggung kian melemahnya rezim Zionis Israel seiring dengan semakin meningkatnya gelora perjuangan dan opti misme rakyat Palestina, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebutnya sebagai berkah yang sangat penting dari kebangkitan bangsa-bangs Muslim di kawasan. Beliau menambahkan, "Kanker yang benar-benar ganas di kawasan bernama Israel harus lenyap dan tak diragukan, hal itu pasti akan terjadi."
Mengenai perkembangan di Bahrain dan revolusi rakyat tertindas di negara itu, Rahbar mengatakan, revolusi rakyat Bahrain diboikot oleh seluruh media massa dunia yang dikuasai kubu istikbar. "Tapi pada akhirnya, dengan izin Allah, rakyat Bahrain pasti akan meraih kemenangan," tegas beliau.
Imam Jum'at Tehran menolak tudingan rezim Bahrain tentang campur tangan Iran di negara itu seraya menyebutnya sebagai tuduhan yang tidak benar. Beliau menandaskan, "Jika kami campur tangan tentunya kondisi di Bahrain tidak akan seperti ini."
Beliau menambahkan, "Jika terlibat kami pasti akan mengakuinya secara terbuka, seperti yang kami lakukan terhadap rezim Zionis Israel. Kami menentang kanker ganas itu dan kami terlibat dalam kemenangan perang 33 hari dan perang 22 hari. Ke depan, kelompok dan bangsa manapun yang bangkit melawan rezim Zionis Israel akan kami bantu. Kami tak segan untuk mengungkapkannya secara terbuka."
Di bagian lain khutbah Jum'at ini, Ayatollah al-Udzma Khamenei menerangkan kelemahan ekonomi dan politik serta kemerosotan posisi di pentas dunia yang sedang dihadapi AS dan Eropa hari ini seraya mengatakan, dalam kasus Irak, Afghanistan dan Palestina, AS menelan kekalahan telak. Di dalam negeri, negara itu juga menghadapi banyak masalah, termasuk demonstrasi rakyat AS di berbagai negara bagian yang sudah berlangsung sekitar empat bulan.
Menanggapi ancaman Barat untuk memperketat sanksi terhadap Iran, beliau mengatakan, dari dua sisi, embargo justeru menguntungkan rakyat Iran dan pemerintahan Islam. Pertama, dengan adanya embargo, bangsa Iran menumpukan harap pada potensi yang dimilikinya dan hal itu akan berujung pada aktualisasi potensi. Kedua, embargo yang tidak berhasil membuat Iran bertekuk lutut ini akan meruntuhkan wibawa mereka di mata bangsa-bangsa lain sementara wibawa dan kebesaran Iran semakin tinggi.
Mengenai langkah Amerika Serikat (AS) yang meningkatkan embargo atas Iran, Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, embargo AS menunjukkan kelemahan negara itu yang tidak mampu bertindak logis menghadapi Iran. Ancaman AS untuk menggelar serangan militer terhadap Iran membuktikan bahwa negara itu tidak mengenal logika selain kekerasan dan pertumpahan darah.
Beliau menegaskan, ancaman perang justeru merugikan AS. Negara itu akan menanggung kerugian sepuluh kali lipat jika nekat menyulut perang terhadap Iran.
Lebin lanjut, dalam khutbah Jum'at ini, Rahbar mengangkat masalah pemilu legislatif yang tak lama lagi akan diselenggarakan di Iran seraya mengatakan, hal yang membuat Iran berwibawa di depan musuhnya dan menakutkan lawan-lawannya adalah partisipasi rakyat dalam pemilu. Partisipasi besar rakyat Iran dalam pemilu akan mempengaruhi kinerja instansi-instansi negara. Semakin besar partisipasi rakyat dalam pemilu, negara akan semakin terlindungi.
Pada khutbah kedua yang disampaikan dalam bahasa Arab, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengingatkan akan upaya Barat untuk menyimpangkan revolusi-revolusi rakyat di sejumlah negara Arab. Beliau mengatakan, rezim-rezim yang berhasil ditumbangkan oleh rakyat di beberapa negara Arab punya kesamaan dalam kebijakannya yang menentang agama, melayani Barat, bekerjasama dengan zionis dan berkhianat dalam isu Palestina.