Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyatakan bahwa hari ini Rezim Zionis Israel, Setan Besar Amerika Serikat (AS) dam kekuatan-kekuatan Barat sudah merasa tidak mampu melawan kekuatan kebangkitan Islam. Perasaan lemah dan gagal ini semakin hari semakin meningkat. Hal itu beliau sampaikan Senin pagi (30/1) dalam sebuah pertemuan dengan ratusan pemuda Muslim dari 73 negara.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut kebangkitan bangsa-bangsa Muslim melawan rezim-rezim diktator dependen sebagai fenomena yang terberkahi, transformasi yang sangat signifikan dan gerakan yang mengawali kebangkitan melawan kediktatoran dunia dan hegemoni jaringam zionisme dan istikbar yang bejat dan jahat.
"Perkembangan yang terjadi di negara-negara Islam ini adalah awal proses perjalanan menuju keselamatan dan kebahagiaan," imbuh belau.
Seraya menegaskan bahwa keterlibatan rakyat di tengah medan perjuangan dan resistensi mereka adalah faktor yang mengundang datangnya pertolongan Ilahi yang pasti, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Yang penting, keberhasilan yang sudah diperoleh jangan pernah dianggap sebagai akhir dari perjalanan. Dengan terus berjuang sambil mengandalkan tekad dan kemauan kuat rakyat serta dengan berbaik sangka kepada Allah yang Maha Kuat dan Maha Kuasa, kita harus terus melawan kaum arogan dunia dan kaki tangan mereka."
Beliau menyebut para pemuda di negara-negara Muslim sebagai para pembawa berita gembira akan prospek cerah umat Islam.
"Kebangkitan para pemuda di dunia Islam semakin memperbesar harapan akan kesadaran dan kebangkitan umum bangsa-bangsa Muslim di dunia," kata beliau.
Rahbar lebih lanjut menjelaskan berbagai kemajuan sains yang dicapai Republik Islam Iran khususnya yang menyangkut teknologi nuklir, teknologi lingkungan, medis, dan berbagai bidang lainnya. Beliau menambahkan, "Di puncak ketidakpercayaan musuh dan di tengah segala rintangan yang ada, para pemuda mukmin di negeri ini berhasil mencapai kemajuan pesat. Hal ini bisa menjadi pelajaran bagi para pemuda Muslim lainnya."
Menyinggung upaya kubu arogansi dunia dalam menebar dua kepercayaan yang salah di tengah opini umum bangsa-bangsa Muslim, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, ‘Musuh-musuh umat Islam selalu menyuntikkan pesimisme di tengah bangsa-bangsa Muslim dan mengesankan bahwa adidaya dunia tidak mungkin bisa dikalahkan. Dengan cara itu, selama dua abad mereka berhasil membuat umat Islam tertinggal. Tapi umat Islam saat ini sudah terjaga dan menyadari kesalahan dua dua anggapan tadi. Bangsa-bangsa Muslim bisa menghidupkan kembali kebesaran dan keagungan peradaban Islam."
Seraya menyebut abad ini sebagai abad Islam dan spiritualitas, Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Islam menghadiahkan logika, spiritualitas dan keadilan kepada umat manusia. Ajaran Ilahi menekankan akan Islam logika, pemikiran dan perenungan; Islam tawakkal kepada Allah; Islam jihad; dan Islam kerja dan tindakan."
Mengenai upaya kubu istikbar untuk meminimalkan dampak dari pukulan telak yang dirasakannya akibat kebangkitan rakyat Mesir, Tunisia, Libya dan negara-negara Islam lainnya, Rahbar menjelaskan, musuh sedang merancang konspirasi. Untuk itu, bangsa-bangsa Muslim khususnya pada pemuda Muslim selain dituntut ntuk bersikap tanggap dan jeli juga mesti menggunakan pengalaman bangsa Muslim lainnya untuk tidak mengizinkan kubu despotik dunia merebut revolusi-revolusi ini dari tangan mereka dan menyimpangkan jalannya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam juga mengingatkan akan skenario musuh dalam menciptakan perpecahan di tengah umat Islam. Beliau mengatakan, kebangkitan Islam tidak membedakan antara Syiah dan Sunni. Pengikut seluruh madzhab Islam terjun bersama-sama ke tengah medan perjuangan.
Seraya menekankan untuk mengedepankan sisi-sisi persamaan antara bangsa-bangsa Muslim, Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, "Tentunya ada perbedaan di antara bangsa-bangsa Muslim. Dengan adanya perbedaan geografis, historis dan sosial, bangsa-bangsa ini tidak bisa disatukan dalam satu bentuk dan model. Tapi yang penting, semua menentang hegemoni zionis dan AS. Semuanya menolak kehadiran kanker ganas yang bernama Israel."