Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Senin (9/1) pagi dalam pertemuan dengan ribuan ulama, rohaniawan dan berbagai lapisan masyarakat Qom menyebut kota Qom sebagai pembuka sejarah baru dunia. Beliau menilai keteguhan para pejabat negara dalam memegang prinsip dan partisipasi rakjyat secara sadar di tengah medan sebagai dua faktor penting yang menggagalkan semua konspirasi musuh dan semakin memperkuat pemerintahan Islam ini.
Dalam pertemuan yang digelar untuk mengenang kebangkitan warga kota Qom pada tanggal 19 Dey 1356 HS (9 Januari 1978) melawan rezim despotik, Pahlevi, Rahbar mengatakan, kebangkitan rakyat Qom ibarat percikan yang memantik gelora di tengah kondisi yang mencekik zaman rezim Syah.
"Kebangkitan ini disusul dengan kebangkitan-kebangkitan lain yang silih bergani dengan menggunakan momentum peringatan empat puluh hari setiap peristiwa. Kebangkitan 19 Dey adalah pembuka jalan bagi kemenangan revolusi Islam, resistensi bangsa Iran, runtuhnya wibawa keropos Amerika dan Rezim Zionis, keteladanan bangsa Iran, serta lahirnya gerakan kebangkitan Islam dan rangkaian peristiwa penting dan menentukan di kawasan," kata beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung dua hal yaitu kesabaran dan kearifan sebagai unsur penting yang membantu bangsa Iran meraih berbagai keberhasilannya. "Revolusi Islam berhasil melestarikan dua unsur ini di tengah bangsa Iran," imbuh beliau.
Beliau menyeru untuk memperkuat dua unsur ini dalam menghadapi arogansi dan ambisi kubu kekafiran dan istikbar. Menurut beliau, kegigihan para pejabat pemerintahan Islam dalam mempertahankan prinsip dan partisipasi rakyat secara aktif di tengah medan adalah dua faktor penting yang menggagalkan semua konspirasi dan tipudaya musuh.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan upaya luas dan besar-besaran yang dilakukan kubu istikbar pimpinan AS dan Zionis untuk melemahkan dua faktor tadi, seraya mengatakan, "Apapun yang mereka lakukan, dua faktor ini tetap ada dan dengan izin Allah akan selalu ada."
Beliau juga menyinggung berbagai cara yang dilakukan kubu arogansi untuk menggoyahkan keteguhan para pejabat pemerintahan Islam dan menebar pesimisme di tengah rakyat.
"Para petinggi Barat berulang kali menyatakan bahwa sanksi dan tekanan terhadap Iran sengaja dibuat untuk mengeluarkan rakyat dari medan dan memaksa para pejabat pemerintahan Islam di Iran untuk meninjau ulang prinsip yang mereka pegangi. Tapi apa yang dilakukan Barat tidak akan pernah membuahkan hasil. Sebab, orang-orang licik yang berprediksi buruk itu menduga bahwa Iran saat ini berada dalam kondisi yang mirip ketika peristiwa Syi'ib Abu Thalib terjadi. Padahal kondisi yang ada saat ini lebih mirip dengan kondisi Perang Badr dan Khaibar," tegas beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Ketika rakyat Iran, dengan membanggakan, sukses meraih banyak prestasi sementara prestasi-prestasi lainnya sudah nampak di depan mata, kubu arogansi menakut-nakuti rakyat dan para pejabat Iran lewat sanksi dengan maksud untuk mengguncang mental mereka atau menjauhkan rakyat dari medan. Padahal, rakyat Iran dengan arif telah memilih jalannya yang penuh kebanggaan ini dan untuknya, bangsa ini telah banyak berjuang dan mempersembahkan darah orang-orang yang paling mereka kasihi."
Beliau menegaskan bahwa laju perjalanan bangsa Iran menuju puncak sukses tak akan pernah berhenti. "Upaya merusak tekad dan semangat rakyat dan pejabat pemerintahan Islam dilakukan musuh justeru ketika kekuatan dan kemampuan Republik Islam saat ini tidak bisa dibandingkan dengan kondisi 20 atau 30 tahun yang lalu, sementara kedigdayaan luar kubu arogansi sudah jauh berbeda dengan kondisi masa lalu dan terus melemah," kata beliau menambahkan.
Seraya mengangkat masalah pemilihan umum parlemen yang tak lama lagi akan digelar di Iran, Rahbar membeberkan skenario musuh yang sejak lama sudah menyiapkan anasirnya di dalam negeri untuk meminimalkan partisipasi rakyat dalam ajang pemilihan anggota legislatif. "Tapi berkat inayah Allah, partisipasi rakyat pada pemilu ini akan membuat musuh gigit jari," tegas beliau.
Lebih lanjut beliau mengimbau semua pihak untuk ikut menyukseskan jalannya pemilu. Menurut Rahbar, dalam setiap pemilu ketidakpuasan sebagian kalangan adalah fenomena yang wajar terjadi. "Dalam kondisi seperti itu, sudah ada undang-undang yang mengaturnya," imbuh beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengingatkan bahwa pemilu legislatif adalah momen yang sangat penting dan menentukan bagi bangsa-bangsa Muslim. "Karena itulah, kubu arogansi seperti Amerika, Inggris, Zionis dan lainnya berusaha keras untuk merusak pemilu ini dengan tujuan menebar kekecewaan di tengah rakyat," tandas beliau.
Beliau mengimbau para calon legislatif untuk mengedepankan niat mengabdi kepada rakyat dan negara bukan untuk meraih kepentingan pribadi atau tujuan-tujuan buruk lainnya, bersaing secara sehat, dan tidak menggunakan dana negara untuk kampanye. Kepada masyarakat umum, beliau menyeru untuk selektif dalam memilih anggota parlemen. Imbauan lainnya beliau ditujukan kepada badan penyelenggara pemilu dan pengawas untuk menjaga suara rakyat sebagai amanat yang ada di tangan mereka.