Ketiadaan pondasi keilmuan dan spiritual yang kokoh adalah masalah besar era sebelum revolusi Islam yang membuat Iran bergantung kepada pihak asing. Hal itu dikatakan Rahbar Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Ahad pagi (1/1) dalam pertemuan dengan anggota Asosiasi Organisasi Islam Mahasiswa Iran di Eropa.
Dalam pertemuan itu, Rahbar menyebut para mahasiswa sebagai putra-putri bangsa dan kekayaan negara yang sangat berharga. Beliau menyatakan bahwa diantara tugas penting yang diemban mahasiswa adalah ‘menimba ilmu dengan maknanya yang tepat' dan ‘menyebarkan pemikiran yang benar dan mengenalkan kebijakan hakiki pemerintahan Republik Islam Iran'.
Mengenai tugas mahasiswa untuk menimba ilmu, Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan, "Kemenangan Revolusi Islam dan kepasrahan mutlak Imam Khomeini yang tak bisa dilukiskan dalam menyerahkan segalanya kepada Allah Swt dan mengandalkan rakyat telah menciptakan gelombang rasa percaya diri di tengah bangsa, mengeluarkan rakyat Iran dari penjara diri dan mengatasi berbagai masalah negara."
Ayatollah al-Udzma Khamenei lebih lanjut menerangkan tugas kedua yang dipikul para mahasiswa di luar negeri, yaitu menyebarkan pemikiran yang benar dan menjelaskan kebijakan hakiki pemerintahan Islam di Iran dalam menghadapi lawan-lawannya. Beliau menambahkan, "Dalam menghadapi kubu arogansi serta jaringan ekonomi dan propagandanya yang kompleks dan berskala luas, Iran yang Islami telah mengukir berbagai keberhasilan yang mengagumkan. Diantara keberhasilan itu adalah kemampuannya melawan embargo dan mencapai kemajuan di bidang nuklir. Proses keberhasilan demi keberhasilan ini akan terus berjalan."
Tak lupa Rahbar menekankan soal perjuangan, kerja keras, memperkokoh keberhasilan dan terus meningkatkan kemampuan keilmuan. Beliau mengatakan, "Meski menerapkan berbagai langkah politik, keamanan dan ekonomi di semua bidang dan dalam skala yang sangat luas untuk melawan Republik Islam Iran, tapi musuh terus menerus mendapat pukulan dan menelan kegagalan."