Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pesan Pemimpin Besar Revolusi Islam untuk Jamaah Haji 1432 Hijriyah

بسم‌الله‌الرحمن‌الرحیم
الحمد لله رب العالمین و صلوات الله و تحیاته علی سید الانام محمدٍ المصطفی و آله الطیبین و صحبه المنتجبین

Musim haji kembali tiba ibarat musim semi yang membawa kesegaran, kebeningan spiritual serta keagungan dan kebesaran Ilahi, dan menerbangkan kalbu-kalbu mukmin perindu ibarat kupu-kupu yang beterbangan mengelilingi Ka'bah, pusat tauhid dan persatuan. Mekah, Mina, Mash'ar dan Arafat, menjadi tempat persinggahan insan-insan beruntung yang memenuhi panggilan, "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji...", (Q.S. al-Hajj: 27) dan memperoleh kehormatan menghadiri jamuan Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Pemurah. Di sinilah rumah yang diberkati dan pusat hidayah, yang darinya terpancar ayat-ayat Ilahi yang jelas, dan di sanalah naungan keamanan yang terbentang menaungi semua orang.

Cucilah hati dengan zamzam kesucian, dzikir dan kekhusyukan. Bukalah mata batin dengan ayat-ayat Haq yang terang. Tunjukkanlah keikhlasan dan ketundukan yang merupakan tanda penghambaan hakiki. Ingatlah berulang kali kenangan akan sosok ayah yang dengan ketaatan dan kepatuhan membawa Ismailnya ke tempat pengorbanan. Dengan cara ini, kenalilah jalan terang dan jelas yang terpampang di depan kita untuk mencapai persahabatan dengan Tuhan Yang Maha Mulia. Melangkahlah di jalan itu dengan tekad keimanan dan niat yang tulus.

Maqam Ibrahim adalah salah satu tanda yang jelas. Tempat pijakan kaki Ibrahim (as) di sisi Ka'bah yang mulia adalah tanda satu-satunya yang menunjukkan keagungan derajat Ibrahim. Maqam Ibrahim adalah maqam keikhlasan, kerelaan dan pengorbanan; maqam kegigihan melawan tuntutan nafsu dan emosi kasih sayang seorang ayah, serta kegigihan melawan kekuasaan kufur, syirik dan hegemoni Namrud di zamannya.

Kedua jalan keselamatan ini sekarang terpampang di hadapan kita semua, umat Islam. Keteguhan, keberanian dan tekad kuat kita masing-masing akan membawa kita ke tempat tujuan yang menjadi cita-cita dari seruan para pembawa pesan dan risalah Ilahi dari Adam hingga Nabi terakhir, serta janji kemuliaan dan kebahagiaan dunia dan akhirat bagi mereka yang mengikuti jalannya.

Dalam pertemuan agung umat Islam ini, sangat tepat jika jamaah haji memaparkan isu-isu terpenting Dunia Islam. Masalah paling mendesak saat ini adalah isu kebangkitan dan revolusi di sejumlah negara Islam yang penting. Antara musim haji tahun lalu dan musim haji tahun ini terjadi beragam peristiwa signifikan di Dunia Islam yang berpotensi membalik nasib umat Islam dan memberi kabar gembira akan hari esok yang cerah, penuh kemuliaan serta kemajuan materi dan spiritual. Kekuasaan thaghut-thaghut diktator, korup dan dependen di Mesir, Tunisia dan Libya terguling, sementara di sejumlah negara lain, gelombang kebangkitan rakyat terus mengguncang pilar-pilar istana kekuasaan dan kekayaan, untuk menghancurkan dan melenyapkannya.

Lembaran sejarah umat kita yang baru dibuka ini telah menguak banyak fakta yang kesemuanya adalah bagian dari ayat-ayat Ilahi yang terang dan memberi kita pelajaran yang memberi kehidupan. Fakta-fakta ini mesti menjadi perhitungan bagi bangsa-bangsa Muslim dalam semua hal.

Pertama, di tengah bangsa-bangsa yang selama puluhan tahun berada di bawah hegemoni politik asing sekarang telah muncul generasi muda yang dengan rasa percaya diri yang patut dipuji siap menerjang bahaya, bangkit melawan rezim-rezim kuasa, dan gigih berjuang untuk mengubah keadaan.

Berikutnya, meski rezim-rezim Sekular berkuasa penuh dan terus berusaha -baik secara terbuka maupun tersembunyi- untuk menyingkirkan agama di negara-negara itu, namun Islam dengan pengaruh dan kehadirannya yang agung justeru menjadi pelita petunjuk bagi hati dan lisan. Ibarat mata air yang memancar deras, Islam mengalir dalam perkataan dan perilaku jutaan orang dan memberi kesegaran serta kehidupan dalam setiap pertemuan dan tindakan. Menara-menara yang mengumandangkan adzan, mushalla, takbir dan syiar-syiar Islam adalah bukti nyata yang mengungkapkan fakta ini, sementara pemilihan umum di Tunisia belum lama ini adalah realita tak terbantahkan yang membenarkan klaim ini. Tak diagukan lagi bahwa di negara Islam manapun, hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dengan bebas akan sama dengan hasil yang diperoleh dalam pemilu di Tunisia.

Masalah berikutnya adalah bahwa perkembangan yang terjadi dalam setahun ini telah menunjukkan kepada semua bahwa Allah yang Maha Mulia dan Kuasa telah memberi kekuatan yang sangat besar pada tekad dan kemauan rakyat, dan tak ada kekuatan apapun yang bisa mengalahkannya. Dengan kekuatan pemberian Allah ini, rakyat mampu mengubah nasib sendiri dan mendatangkan pertolongan Allah untuk diri mereka.

Masalah lainnya adalah, bahwa negara-negara arogan, khususnya Amerika Serikat (AS), berkat trik-trik politik dan militer, selama berpuluh tahun telah mengusai rezim-rezim kawasan. Akibatnya, mereka merasa tak ada lagi hambatan yang menghalangi untuk semakin memperluas kekuasaan ekonomi, budaya dan politik atas kawasan yang vital di dunia ini. Namun kini, mereka menjadi sasaran penolakan dan kebencian bangsa-bangsa regional. Yakinlah bahwa pemerintahan yang lahir dari revolusi-revolusi ini tak akan tunduk kepada peta kekuasaan yang menghinakan di masa lalu. Peta geografis politik kawasan akan terbentuk di tangan bangsa-bangsa ini demi kemuliaan dan kemerdekaan penuh mereka.

Berikutnya adalah bahwa perangai distorsi dan hipokritas rezim-rezim Barat telah terkuak di depan mata rakyatnya sendiri. Di Mesir, Tunisia dan Libya -masing-masing dengan bentuknya sendiri-, AS dan Eropa dengan sekuat tenaga berusaha mempertahankan bonekanya. Ketika tekad rakyat unggul, mereka menebar senyum persahabatan yang menipu.

Hakikat-hakikat yang bernilai dan ayat-ayat Ilahi yang terkuak bersama transformasi dalam setahun terakhir di kawasan masih banyak lagi. Bagi orang yang mau merenung, tidak sulit untuk melihat dan memahaminya.

Meski demikian, hari ini semua umat Islam khususnya bangsa-bangsa yang kini bangkit memerlukan dua hal penting;

Pertama, keberlanjutan resistensi dan sekuat tenaga menjauhkan kelemahan pada tekad dan semangat. Al-Qur'an menyebutkan perintah Allah kepada Nabi yang agung;

فاستقم كما امرت و من تاب معك و لاتطغوا 
"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas..." (Q.S. Huud: 112)

فلذلك فادع و استقم كما امرت
Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu.." (Q.S. al-Syuura: 15)

Melalui lisan Musa (as), disebutkan pula :

و قال موسي لقومه استعينوا بالله و اصبروا، ان الارض لله يورثها من يشاء من عباده و العاقبة للمتقين
"Musa berkata kepada kaumnya, ‘Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (Q.S. al-A'raf: 128)

Bagi bangsa-bangsa yang telah bangkit, manifestasi agung dari ketaqwaan di saat ini adalah dengan tidak menghentikan gerakan yang terberkati ini, dan tidak tertipu oleh apa yang sudah diraih pada tahap ini. Inilah bagian penting dari taqwa yang pemiliknya telah dijanjikan dengan penghormatan ‘kesudahan yang baik'.

Kedua, kecerdasan dalam menghadapi tipu daya kaum arogan internasional dan adidaya yang merasa terpukul dengan fenomena kebangkitan dan revolusi-revolusi ini. Mereka tak akan diam berpangku tangan. Dengan segenap kekuatan politik, militer dan finansial, mereka terjun ke tengah medan untuk mengembalikan pengaruh dam kekuasaannya di negara-negara ini. Alat yang mereka gunakan adalah iming-iming, ancaman dan tipuan. Pengalaman membuktikan bahwa di tengah kelompok elit selalu ada orang-orang yang bisa termakan oleh alat-alat itu. Ketakutan, kerakusan dan kelalaian, disadari atau tidak, membuat mereka melayani kepentingan musuh. Mata anak-anak muda, kalangan cendekiawan dan para ulama harus terus memantau dengan cermat.

Bahaya terbesar adalah intervensi dan infiltrasi kubu kekafiran dan arogansi dalam membentuk tatanan politik baru di negara-negara ini. Mereka akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencegah terbentuknya sistem negara yang bercirikan Islam dan kerakyatan. Mereka yang peduli dengan negara-negara ini dan mereka yang mementingkan kehormatan, martabat dan kemajuan negaranya harus berusaha agar keislaman dan kerakyatan secara utuh menjadi landasan sistem yang baru. Undang-undang Dasar memainkan peran yang menonjol dalam hal ini. Persatuan nasional dan pengakuan akan keberagaman madzhab, suku dan etnis adalah kunci kemenangan di hari esok.

Bangsa-bangsa pemberani yang telah bangkit di Mesir, Tunisia, dan Libya serta bangsa-bangsa lain yang sadar dan berjuang harus menyadari bahwa kunci keselamatan mereka dari tipu daya dan makar AS dan arogan Barat lainnya hanya bisa didapat dengan mengubah konstelasi kekuatan dunia agar berpihak kepada mereka. Untuk bisa menyelesaikan sendiri masalahnya secara tuntas dengan kubu penguasa global, umat Islam harus menjadi kekuatan besar dunia. Cita-cita ini hanya bisa diwujudkan dengan kerjasama, empati dan persatuan negara-negara Islam. Inilah wasiat Imam Khomeini yang tak akan pernah terlupakan.

Dengan alasan Gaddafi yang bengis dan diktator, AS dan NATO selama beberapa bulan menyerang Libya dan rakyatnya. Padahal, sebelum munculnya gerakan rakyat Libya yang pemberani, Gaddafi termasuk sahabat dekat yang mereka rangkul. Melalui tangannya, mereka menjarah kekayaan Libya dan untuk membuatnya terlena, mereka menjabat erat bahkan mencium tangannya... Setelah rakyat Libya bangkit, mereka menjadikan kekuasaan Gaddafi sebagai alasan untuk menghancurkan semua infrastruktur Libya. Negara manakah yang mampu mencegah terjadinya tragedi pembantaian rakyat dan penghancuran Libya oleh NATO? Selama cakar dan taring adidaya Barat yang buas belum dipatahkan ancaman bahaya seperti ini akan terus membayangi negara-negara Islam. Untuk menyelamatkan diri darinya hanya ada satu cara yaitu dengan membentuk kutub kekuatan Dunia Islam.

Barat, AS dan Zionisme saat ini sudah semakin lemah. Kesulitan ekonomi, kegagalan beruntun di Afghanistan dan Irak, protes rakyat di AS dan negara-negara Barat lainnya yang mengakar kuat dan semakin meluas dari hari ke hari, perjuangan dan pengorbanan rakyat Palestina dan Lebanon, kebangkitan gagah berani rakyat Yaman, Bahrain dan sejumlah negara lain yang berada di bawah pengaruh AS, semua itu membawa kabar gembira yang spektakuler untuk umat Islam, terlebih di negara-negara revolusi yang baru. Kaum mukmin, laki-laki dan perempuan, di seluruh dunia khususnya di Mesir, Tunisia, dan Libya harus memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan ini untuk membentuk kekuatan internasional Islam. Kalangan elit dan para pemimpin gerakan revolusi harus bertawakkal kepada Allah dan percaya akan janji pertolongan dariNya. Hendaknya mereka menghiasi lembaran sejarah umat Islam yang baru terbuka ini dengan kinerja membanggakan yang akan mendatangkan keridhaan Ilahi dan membuka pintu pertolongan Allah.

Dan salam sejahtera atas hamba-hamba Allah yang saleh

Sayyid Ali Khamenei

5 Aban 1390 HS/ 27 Oktober 2011 M
29 DzulQa'dah 1432 H
700 /