Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Rahbar:

AS Teroris Terbesar di Dunia

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari ini (2/11) dalam pertemuan dengam ribuan pelajar dan mahasiswa menjelang peringatan 13 Aban yang di Iran diperingati sebagai Hari Pelajar dan Hari Nasional Melawan Arogansi Dunia, mengingatkan akan makar dan beragam konspirasi kubu arogansi dunia pimpinan Amerika Serikat (AS) dan Zionis terhadap bangsa Iran. Beliau mengatakan, musuh mencemaskan kian meluasnya kecenderungan meneladani pemikiran politik kokoh yang diperlihatkan oleh Republik Islam Iran.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menekankan, di tengah kesulitan yang semakin menumpuk dan kian meluasnya gerakan umum anti Wall Street, pemerintah AS berusaha mengaitkan Republik Islam dengan gerakan terorisme yang konyol, irasional dan keliru. Akan tetapi, siapa saja di dunia ini yang menggunakan logika dan cerdik pasti akan menolak skenario menggelikan ini.

Menurut beliau, skenario di balik tuduhan ini adalah untuk memalingkan opini umum dari gerakan anti Wall Street sekaligus menekan Republik Islam Iran.

"Mereka berusaha menuduh unsur perjuangan yang paling terhormat di Republik Islam dengan tudingan terorisme, padahal hari ini, teroris terbesar di dunia adalah AS," kata beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Kami mengantongi seratus dokumen yang tak terbantahkan terkait peran AS dalam mengendalikan teror dan anasir teroris di Iran dan di kawasan. Dengan membeberkan keseratus dokumen ini, di depan publik dunia kami akan mempermalukan AS dan mereka yang mengklaim diri sebagai pembela hak asasi manusia dan pihak yang memerangi terorisme."

Seraya menyebut AS sebagai pecundang dan tak punya kehormatan, beliau menegaskan, saat ini, AS adalah pecundang di Afghanistan dan Irak. Tak ada pilihan lain baginya kecuali keluar dari dua negara itu. Kegagalan yang sama juga dialami di wilayah utara Afrika.

AS, kata Rahbar, gagal mempertahankan kekuasaan Hosni Mubarak dan Ben Ali di Mesir dan Tunisia. Sebab rakyat telah mengungguli mereka. Kejadian yang sama terulang di Libya. Meski ada kontak tersembunyi dengan Qaddafi sebelum mati secara hina, AS gagal mempertahankannya.

Ayatollah al-Udzma Khamenei lebih lanjut menyinggung kebangkitan rakyat di AS dan 80 negara menentang sistem liberal demokrasi. Menurut beliau, fenomena ini menunjukkan kekandasan sistem kapitalisme Barat.

"Mungkin rezim AS dan Barat bisa menumpas gerakan ini, namun baranya tak akan pernah bisa dipadamkan," jelas beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut Republik Islam Iran sebagai poros pemantik gerakan di kawasan dan dunia. Untuk itu, kata beliau, musuh berusaha menebar keputusasaan di tengah rakyat khususnya kalangan pemuda dan para pejabat dengan tujuan untuk mengganggu gerak maju poros ini. Akan tetapi, berkat tawakkal kepada Allah, optimisme dan kekuatan, para pemuda dan pejabat Iran tetap solid dan tegar.

"Bangsa yang arif, penyabar, cerdik, pejuang dan selalu bertawakkal kepada Allah tidak akan bisa ditundukkan," imbuh beliau.
700 /