Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Ahad (30/10) pagi dalam pertemuan dengan Kepala Wilayah Kurdistan Irak Masoud Barzani menyinggung kesatuan sikap seluruh kelompok suku dan madzhab di Irak menghadapi tekanan Amerika Serikat (AS) dan menolak memberikan kekebalan hukum kepada tentara AS. "Sikap yang telah memaksa Washington mengumumkan penarikan seluruh tentaranya dari Irak ini adalah lembaran emas dalam sejarah Irak," kata beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengenai stabilitas dan independensi Irak saat ini menandaskan, "Meski AS hadir secara militer dan politik di sana, tapi seluruh bangsa Irak baik Kurdi maupun Arab, atau Syiah maupun Sunni serentak menyuarakan kata ‘tidak' untuk AS, dan ini adalah maasalah yang sangat urgen."
Terkait toleransi yang kuat di tengah masyarakat Irak yang heterogen dengan beragam suku dan kelompok agama, beliau mengatakan, "Republik Islam Iran ikut merasa senang dengan stabilitas dan ketenangan yang ada di Irak saat ini. Seluruh kelompok di Irak harus bahu membahu untuk membangun Irak yang baru."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut semua kelompok agama dan suku di Irak sebagai saudara Iran yang dekat. Hubungan kedua bangsa, menurut beliau, sudah mengakar kuat dalam sejarah.
Menyinggung hubungan baik Iran dan Irak, beliau menekankan peningkatan hubungan bilateral , dan menambahkan, "Republik Islam Iran selalu mendukung Irak yang satu dan stabil. Kerusakan yang ada di Irak harus secepatnya dibangun kembali sehingga Irak yang satu bisa memperoleh kembali kedudukan yang semestinya."
Dalam pertemuan itu, Kepala Wilayah Kurdistan Irak Masoud Barzani menyatakan sukacitanya berjumpa dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatollah al-Udzma Khamenei. Barzani menyebut Iran sebagai negara sahabat yang sangat dekat dengan rakyat Irak.
"Kami tak mungkin melupakan kebaikan dan bantuan pemerintah dan rakyat Iran ketika Irak mengalami masa-masa yang sulit," katanya.
Barzani menambahkan, "Seluruh suku dan kelompok agama di Irak harus bersama-sama melestarikan kemenangan ini, dan tentunya kami akan terus memerlukan bimbingan dan bantuan dari Iran."
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengenai stabilitas dan independensi Irak saat ini menandaskan, "Meski AS hadir secara militer dan politik di sana, tapi seluruh bangsa Irak baik Kurdi maupun Arab, atau Syiah maupun Sunni serentak menyuarakan kata ‘tidak' untuk AS, dan ini adalah maasalah yang sangat urgen."
Terkait toleransi yang kuat di tengah masyarakat Irak yang heterogen dengan beragam suku dan kelompok agama, beliau mengatakan, "Republik Islam Iran ikut merasa senang dengan stabilitas dan ketenangan yang ada di Irak saat ini. Seluruh kelompok di Irak harus bahu membahu untuk membangun Irak yang baru."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut semua kelompok agama dan suku di Irak sebagai saudara Iran yang dekat. Hubungan kedua bangsa, menurut beliau, sudah mengakar kuat dalam sejarah.
Menyinggung hubungan baik Iran dan Irak, beliau menekankan peningkatan hubungan bilateral , dan menambahkan, "Republik Islam Iran selalu mendukung Irak yang satu dan stabil. Kerusakan yang ada di Irak harus secepatnya dibangun kembali sehingga Irak yang satu bisa memperoleh kembali kedudukan yang semestinya."
Dalam pertemuan itu, Kepala Wilayah Kurdistan Irak Masoud Barzani menyatakan sukacitanya berjumpa dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatollah al-Udzma Khamenei. Barzani menyebut Iran sebagai negara sahabat yang sangat dekat dengan rakyat Irak.
"Kami tak mungkin melupakan kebaikan dan bantuan pemerintah dan rakyat Iran ketika Irak mengalami masa-masa yang sulit," katanya.
Barzani menambahkan, "Seluruh suku dan kelompok agama di Irak harus bersama-sama melestarikan kemenangan ini, dan tentunya kami akan terus memerlukan bimbingan dan bantuan dari Iran."