Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei di hari keenam kunjungan ke provinsi Kermanshah, hari ini (17/10) bertatap muka dengan warga kota Paveh dan Uramanat. Dalam pertemuan akbar yang dihadiri oleh ribuan orang itu, beliau mengingatkan upaya musuh yang dilakukan terus menerus dalam menebar perselisihan antara Syiah dan Sunni.
"Bangsa Iran yang bersatu telah memadukan antara kesetiaan kepada Islam dan cita-cita revolusi Islam dengan logika, kemajuan ilmu dan ekonomi serta partisipasi di berbagai kancah politik dan sosial, yang melahirkan parameter yang menjadi petunjuk arah bagi gerakan agung bangsa-bangsa di kawasan," kata beliau.
Seraya menekankan untuk tetap menjaga identitas ‘Irani-Islami', Ayatolah al-Udzma Khamenei menandaskan, berkat kemenangan revolusi Islam, serta partisipasi dan keterlibatan rakyat dalam berbagai persoalan negara, dunia saat ini memandang bangsa Iran sebagai bangsa Muslim yang pandai dan arif serta bangsa yang terdepan dan maju di berbagai bidang. Dengan mengandalkan identitas kolektif ini bangsa Iran bisa memainkan peran besar di era kebangkitan Islam ini.
Menurut beliau, pandangan kagum bangsa-bangsa di kawasan terhadap bangsa Iran ini adalah kesempatan yang bagus untuk berperan lebih besar dalam membangun opini umum Dunia Islam.
"Rakyat Iran bisa menjadi teladan di benak bangsa-bangsa di kawasan, dan fenomena ini menguntungkan bangsa Iran dan bangsa-bangsa kawasan," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengungkapkan bahwa bangsa Iran dan pemerintahan Islam di Iran tidak mengklaim diri sebagai pemimpin bagi bangsa-bangsa di kawasan.
"Setiap bangsa harus mengandalkan potensi, kemampuan dan jatidirinya masing-masing untuk memilih jalan yang dimaukan. Tapi tak diragukan bahwa bangsa-bangsa di kawasan menaruh perhatian yang khusus kepada bangsa Iran karena melihat potensi dan kapabilitas yang dimiliki bangsa Iran dalam 32 tahun terakhir," jelas beliau.
Rahbar mengingatkan kembali bahwa musuh mengenal dengan baik potensi bangsa Iran untuk menjadi teladan. Karena itu, musuh-musuh Islam dan Iran berusaha keras mencegah terbentuknya persepsi yang memandang Republik Islam Iran sebagai panutan di kawasan.
Beliau menyebut upaya menebar perselisihan antara Syiah dan Sunni baik di Dunia Islam maupun di dalam wilayah Iran sebagai agenda strategik musuh saat ini. Beliau menambahkan, "Kita umat Islam, Syiah dan Sunni, memiliki banyak kesamaan dalam agama dan akidah. Kita juga mempunya banyak kepentingan yang sama. Tetapi musuh berusaha mengecilkan persamaan-persamaan yang ada untuk mewujudkan target hegemoni mereka."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa keakraban dan solidaritas yang kuat di antara Syiah dan Sunni di Iran ibarat pukulan telak di muka para konspirator. Beliau menandaskan, kelestarian hubungan yang akrab dan bersaudara ini membawa pesan kepada musuh bahwa Iran bukan tempat untuk menebar perselisihan. Sama seperti yang sudah-sudah, bangsa Iran yang bersatu maupun para pejabat negara, baik saat ini maupun di masa mendatang, tak akan mundur menghadapi siapapun dan tekanan apapun.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut perlawanan dan muqamawah yang kontinyu dan secara sadar sebagai solusi tunggal untuk menggagalkan aksi musuh-musuh Islam dan umat Islam. Kepada umat Islam beliau mengatakan, "Tegarlah menghadapi musuh seperti ketegaran bangsa Iran. Sebab, jika tidak, musuh akan semakin berani. Setelah berhasil memecah-belah antara Syiah dan Sunni mereka akan mencerai-beraikan antara kelompok-kelompok di tubuh Ahlussunnah sendiri."
"Bangsa Iran yang bersatu telah memadukan antara kesetiaan kepada Islam dan cita-cita revolusi Islam dengan logika, kemajuan ilmu dan ekonomi serta partisipasi di berbagai kancah politik dan sosial, yang melahirkan parameter yang menjadi petunjuk arah bagi gerakan agung bangsa-bangsa di kawasan," kata beliau.
Seraya menekankan untuk tetap menjaga identitas ‘Irani-Islami', Ayatolah al-Udzma Khamenei menandaskan, berkat kemenangan revolusi Islam, serta partisipasi dan keterlibatan rakyat dalam berbagai persoalan negara, dunia saat ini memandang bangsa Iran sebagai bangsa Muslim yang pandai dan arif serta bangsa yang terdepan dan maju di berbagai bidang. Dengan mengandalkan identitas kolektif ini bangsa Iran bisa memainkan peran besar di era kebangkitan Islam ini.
Menurut beliau, pandangan kagum bangsa-bangsa di kawasan terhadap bangsa Iran ini adalah kesempatan yang bagus untuk berperan lebih besar dalam membangun opini umum Dunia Islam.
"Rakyat Iran bisa menjadi teladan di benak bangsa-bangsa di kawasan, dan fenomena ini menguntungkan bangsa Iran dan bangsa-bangsa kawasan," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengungkapkan bahwa bangsa Iran dan pemerintahan Islam di Iran tidak mengklaim diri sebagai pemimpin bagi bangsa-bangsa di kawasan.
"Setiap bangsa harus mengandalkan potensi, kemampuan dan jatidirinya masing-masing untuk memilih jalan yang dimaukan. Tapi tak diragukan bahwa bangsa-bangsa di kawasan menaruh perhatian yang khusus kepada bangsa Iran karena melihat potensi dan kapabilitas yang dimiliki bangsa Iran dalam 32 tahun terakhir," jelas beliau.
Rahbar mengingatkan kembali bahwa musuh mengenal dengan baik potensi bangsa Iran untuk menjadi teladan. Karena itu, musuh-musuh Islam dan Iran berusaha keras mencegah terbentuknya persepsi yang memandang Republik Islam Iran sebagai panutan di kawasan.
Beliau menyebut upaya menebar perselisihan antara Syiah dan Sunni baik di Dunia Islam maupun di dalam wilayah Iran sebagai agenda strategik musuh saat ini. Beliau menambahkan, "Kita umat Islam, Syiah dan Sunni, memiliki banyak kesamaan dalam agama dan akidah. Kita juga mempunya banyak kepentingan yang sama. Tetapi musuh berusaha mengecilkan persamaan-persamaan yang ada untuk mewujudkan target hegemoni mereka."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa keakraban dan solidaritas yang kuat di antara Syiah dan Sunni di Iran ibarat pukulan telak di muka para konspirator. Beliau menandaskan, kelestarian hubungan yang akrab dan bersaudara ini membawa pesan kepada musuh bahwa Iran bukan tempat untuk menebar perselisihan. Sama seperti yang sudah-sudah, bangsa Iran yang bersatu maupun para pejabat negara, baik saat ini maupun di masa mendatang, tak akan mundur menghadapi siapapun dan tekanan apapun.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut perlawanan dan muqamawah yang kontinyu dan secara sadar sebagai solusi tunggal untuk menggagalkan aksi musuh-musuh Islam dan umat Islam. Kepada umat Islam beliau mengatakan, "Tegarlah menghadapi musuh seperti ketegaran bangsa Iran. Sebab, jika tidak, musuh akan semakin berani. Setelah berhasil memecah-belah antara Syiah dan Sunni mereka akan mencerai-beraikan antara kelompok-kelompok di tubuh Ahlussunnah sendiri."