Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Kamis (13/10) pagi dalam acara pertemuan dengan keluarga para syuhada, pejuang dan veteran cacat perang menyebut pertemuan dengan keluarga syuhada, pejuang dan veteran perang sebagai salah satu pertemuan yang agung. Beliau mengatakan, "Jiwa pengorbanan adalah penyelamat negara dan bangsa. Tidak ada satupun masyarakat yang meraih kemuliaan dan keagungan tanpa jiwa pengorbanan."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa salah satu sisi jiwa pengorbanan adalah mengenal dengan benar waktu yang tepat untuk melaksanakan kewajiban. Beliau menekankan kembali peran rakyat dalam pemerintahan Islam seraya menegaskan, kekokohan benteng yang melindungi jatidiri dan kehormatan bangsa dan negara bergantung pada pengetahuan rakyat dan peran mereka secara sadar.
Sistem pemerintahan Iran, kata beliau, adalah Republik Islam yang berarti demokrasi agama. Kelaziman dari sistem kenegaraan ini adalah peran rakyat di semua bidang dan pemanfaatan potensi dan kapasitas rakyat dengan benar.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan kembali kearifan Imam Khomeini, seraya mengatakan, "Ketika keputusasaan menyelimuti segala hal dan semuanya nampak tak bisa dicapai, Imam Khomeini (ra) justeru berbicara tentang optimisme, kemajuan dan keberhasilan. Dan akhirnya, semua orang pun tercengang tak percaya menyaksikan terwujudnya apa yang beliau ucapkan."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa salah satu sisi jiwa pengorbanan adalah mengenal dengan benar waktu yang tepat untuk melaksanakan kewajiban. Beliau menekankan kembali peran rakyat dalam pemerintahan Islam seraya menegaskan, kekokohan benteng yang melindungi jatidiri dan kehormatan bangsa dan negara bergantung pada pengetahuan rakyat dan peran mereka secara sadar.
Sistem pemerintahan Iran, kata beliau, adalah Republik Islam yang berarti demokrasi agama. Kelaziman dari sistem kenegaraan ini adalah peran rakyat di semua bidang dan pemanfaatan potensi dan kapasitas rakyat dengan benar.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan kembali kearifan Imam Khomeini, seraya mengatakan, "Ketika keputusasaan menyelimuti segala hal dan semuanya nampak tak bisa dicapai, Imam Khomeini (ra) justeru berbicara tentang optimisme, kemajuan dan keberhasilan. Dan akhirnya, semua orang pun tercengang tak percaya menyaksikan terwujudnya apa yang beliau ucapkan."