Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei di hari keempat kunjungan ke provinsi Kermanshah bertatap muka dengan ribuan warga Gilan-e Gharb. Dalam pertemuan akbar itu, beliau menyebut rakyat Iran khususnya para pemuda negeri ini sebagai pembela jatidiri, identitas dan harga diri bangsa dan agama. Seraya menyinggung tuduhan yang dialamatkan Amerika Serikat (AS) baru-baru ini terhadap Republik Islam Iran, beliau mengatakan, musuh berusaha keras untuk menyebarkan Iranphobia, tetapi seperti yang sudah-sudah, tak ada yang mereka dapatkan kecuali kebencian bangsa-bangsa di dunia terhadap AS yang semakin besar dan kian meningkatnya kecintaan umum kepada slogan-slogan bangsa Iran yang membanggakan.
Dalam pertemuan agung yang digelar di lapangan olahraga Gilan-e Gharb Sabtu (15/10) pagi ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut keteguhan warga kota ini selama masa serbuan rezim Baath sebagai kebanggaan bagi para pemuda daerah ini. Seraya menceritakan kunjungan beberapa kali ke Gilan-e Gharb dan daerah-daerah sekitarnya selama perang delapan tahun, beliau menambahkan, para pemuda daerah ini mesti menyadari bahwa mereka dibesarkan di lingkungan keluarga yang mengkombinasikan antara keberanian dengan keterasingan mereka selama Perang Pertahanan Suci.
"Ini sangat membanggakan dan menunjukkan adanya potensi besar spiritualitas dan nilai kemanusiaan," kata beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menilai era ini sebagai era suci untuk membela jatidiri dan harga diri bangsa serta keyakinan Islam yang kokoh. Beliau mengatakan, "Para pemuda, putra, putri dan semua mukmin yang tidak mengalami era pertahanan bangsa dan negara dengan senjata, kini tetap menyandang semangat kebangsaan dan siap membela kemuliaan dan jatidiri bangsa dan agama."
Menyinggung tipudaya dan konspirasi asing untuk mengucilkan Republik Islam Iran, beliau menegaskan, AS, Eropa dan rezim-rezim dependen melakukan segala hal untuk melumpuhkan resistensi bangsa Iran. Realita ini menunjukkan keagungan nilai kegigihan dan keteguhan bangsa Iran terhadap cita-citanya.
Dalam beberapa hari terakhir, jelas Rahbar, jaringan media massa Zonisme internasional gencar memberitakan dukungan Iran kepada terorisme dan ini adalah bagian dari mata rantai tipudaya terus menerus yang dilakukan kubu arogansi dunia.
"Dengan melayangkan tuduhan tak berdasar yang mengaitkan beberapa warga Iran, mereka berusaha mencari alasan untuk mengesankan Republik Islam Iran sebagai pendukung terorisme, untuk selanjutnya menjadikannya sasaran serangan diplomasi dan propaganda media. Tapi, konspirasi ini gagal, akan gagal dan tidak akan berhasil seperti konspirasi-konspirasi yang sebelumnya. Tidak seperti yang mereka bayangkan, konspirasi ini malah akan membuat mereka semakin terkucil," tegas beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menjelaskan transformasi terkini di kawasan dan dunia seraya menyebut AS sebagai rezim dan negara yang paling dibenci oleh bangsa-bangsa di dunia. Beliau menambahkan, "Dua tahun lalu, Presiden AS saat berkunjung ke Mesir membuat pernyataan-pernyataan yang muluk untuk menipu opini umum di kawasan. Tapi kini, di negara yang sama dan di negara-negara lain di kawasan, rakyat justeru meneriakkan slogan-slogan anti AS."
Seraya menerangkan kecemasan Presiden AS menghadapi bangsa-bangsa di kawasan, beliau mengungkapkan, "Saat berkunjung ke Afghanistan yang dikuasai oleh pasukan AS dan NATO, orang ini bahkan sama sekali tidak keluar dari pangkalan militer Begram. Dia tidak berani pergi ke Kabul. Sebab, dia terkucilkan di mata bangsa-bangsa dunia, dan takut terhadap mereka."
Berbicara tentang kondisi di dalam negeri AS, Rahbar mengangkat masalah gerakan anti Wall Street yang merebak ke berbagai kota lainnya di AS. Kepada para petinggi AS beliau mengatakan, "Kalian bahkan dikucilkan oleh bangsa sendiri dan kalian takut kepada mayoritas rakyat kalian. Apakah dengan kondisi ini kalian ingin menyebarkan Iranphobia dengan omongan kosong kalian?"
Di bagian lain pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei memuji keteguhan bangsa Iran dalam menghadapi kubu arogansi dunia, seraya mengatakan, "Ingatlah selalu bahwa Republik Islam Iran berpihak kepada bangsa-bangsa tertindas dan melawan kaum penindas. Dengan segenap tenaga Republik Islam Iran siap menghadapi arogansi dan tak akan mundur sedikitpun dari cita-citanya."
Seraya menyatakan bahwa slogan-slogan Republik Islam Iran diminati oleh bangsa-bangsa lain di dunia, beliau menambahkan, seiring dengan kecenderungan yang semakin besar ini, para petinggi AS hanya memiliki pengagum yang berjumlah kecil yakni hanya satu persen.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut kebangkitan Islam di kawasan yang semakin luas sebagai transformasi yang sangat penting di Timur Tengah. Beliau menjelaskan, para pemuda yang cerdas di negara ini harus mempertahankan Islam sebagai faktor yang menyelamatkan kehidupan materi dan spiritual. Tak diragukan, bahwa masa depan adalah milik Islam. Panji Islam, insya Allah, akan berkibar di seluruh kawasan dan akan terbentuk satu komunitas dari bangsa-bangsa di kawasan yang kuat, kompak dan terhormat.
Dalam pertemuan agung yang digelar di lapangan olahraga Gilan-e Gharb Sabtu (15/10) pagi ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut keteguhan warga kota ini selama masa serbuan rezim Baath sebagai kebanggaan bagi para pemuda daerah ini. Seraya menceritakan kunjungan beberapa kali ke Gilan-e Gharb dan daerah-daerah sekitarnya selama perang delapan tahun, beliau menambahkan, para pemuda daerah ini mesti menyadari bahwa mereka dibesarkan di lingkungan keluarga yang mengkombinasikan antara keberanian dengan keterasingan mereka selama Perang Pertahanan Suci.
"Ini sangat membanggakan dan menunjukkan adanya potensi besar spiritualitas dan nilai kemanusiaan," kata beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menilai era ini sebagai era suci untuk membela jatidiri dan harga diri bangsa serta keyakinan Islam yang kokoh. Beliau mengatakan, "Para pemuda, putra, putri dan semua mukmin yang tidak mengalami era pertahanan bangsa dan negara dengan senjata, kini tetap menyandang semangat kebangsaan dan siap membela kemuliaan dan jatidiri bangsa dan agama."
Menyinggung tipudaya dan konspirasi asing untuk mengucilkan Republik Islam Iran, beliau menegaskan, AS, Eropa dan rezim-rezim dependen melakukan segala hal untuk melumpuhkan resistensi bangsa Iran. Realita ini menunjukkan keagungan nilai kegigihan dan keteguhan bangsa Iran terhadap cita-citanya.
Dalam beberapa hari terakhir, jelas Rahbar, jaringan media massa Zonisme internasional gencar memberitakan dukungan Iran kepada terorisme dan ini adalah bagian dari mata rantai tipudaya terus menerus yang dilakukan kubu arogansi dunia.
"Dengan melayangkan tuduhan tak berdasar yang mengaitkan beberapa warga Iran, mereka berusaha mencari alasan untuk mengesankan Republik Islam Iran sebagai pendukung terorisme, untuk selanjutnya menjadikannya sasaran serangan diplomasi dan propaganda media. Tapi, konspirasi ini gagal, akan gagal dan tidak akan berhasil seperti konspirasi-konspirasi yang sebelumnya. Tidak seperti yang mereka bayangkan, konspirasi ini malah akan membuat mereka semakin terkucil," tegas beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menjelaskan transformasi terkini di kawasan dan dunia seraya menyebut AS sebagai rezim dan negara yang paling dibenci oleh bangsa-bangsa di dunia. Beliau menambahkan, "Dua tahun lalu, Presiden AS saat berkunjung ke Mesir membuat pernyataan-pernyataan yang muluk untuk menipu opini umum di kawasan. Tapi kini, di negara yang sama dan di negara-negara lain di kawasan, rakyat justeru meneriakkan slogan-slogan anti AS."
Seraya menerangkan kecemasan Presiden AS menghadapi bangsa-bangsa di kawasan, beliau mengungkapkan, "Saat berkunjung ke Afghanistan yang dikuasai oleh pasukan AS dan NATO, orang ini bahkan sama sekali tidak keluar dari pangkalan militer Begram. Dia tidak berani pergi ke Kabul. Sebab, dia terkucilkan di mata bangsa-bangsa dunia, dan takut terhadap mereka."
Berbicara tentang kondisi di dalam negeri AS, Rahbar mengangkat masalah gerakan anti Wall Street yang merebak ke berbagai kota lainnya di AS. Kepada para petinggi AS beliau mengatakan, "Kalian bahkan dikucilkan oleh bangsa sendiri dan kalian takut kepada mayoritas rakyat kalian. Apakah dengan kondisi ini kalian ingin menyebarkan Iranphobia dengan omongan kosong kalian?"
Di bagian lain pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei memuji keteguhan bangsa Iran dalam menghadapi kubu arogansi dunia, seraya mengatakan, "Ingatlah selalu bahwa Republik Islam Iran berpihak kepada bangsa-bangsa tertindas dan melawan kaum penindas. Dengan segenap tenaga Republik Islam Iran siap menghadapi arogansi dan tak akan mundur sedikitpun dari cita-citanya."
Seraya menyatakan bahwa slogan-slogan Republik Islam Iran diminati oleh bangsa-bangsa lain di dunia, beliau menambahkan, seiring dengan kecenderungan yang semakin besar ini, para petinggi AS hanya memiliki pengagum yang berjumlah kecil yakni hanya satu persen.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut kebangkitan Islam di kawasan yang semakin luas sebagai transformasi yang sangat penting di Timur Tengah. Beliau menjelaskan, para pemuda yang cerdas di negara ini harus mempertahankan Islam sebagai faktor yang menyelamatkan kehidupan materi dan spiritual. Tak diragukan, bahwa masa depan adalah milik Islam. Panji Islam, insya Allah, akan berkibar di seluruh kawasan dan akan terbentuk satu komunitas dari bangsa-bangsa di kawasan yang kuat, kompak dan terhormat.