Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei di hari kelima kunjungan ke Provinsi Kermanshah bertatap muka dengan ribuan mahasiswa, dosen dan kalangan akademisi Kermanshah. Dalam pidatonya, beliau menyatakan bahwa generasi muda memainkan peran kunci di negara ini baik di masa lalu, sekarang maupun masa yang akan datang. Karena itu, pertemuan dengan para pemuda memiliki nilai penting.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut saat ini sebagai masa perjuangan, resistensi dan kearifan. Seraya menyinggung gelombang kebangkitan Islam dan persaingan baik yang terbuka maupun terselubung untuk menentukan sistem kenegaraan di Mesir, Tunisia dan negara-negara lain kawasan, beliau mengatakan, di masa yang menentukan ini yang diwarnai dengan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan baru di kawasan, kondisi umum pemerintahan Republik Islam menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dominan yang memainkan peran penting terhadap kondisi sekarang dan masa depan kawasan ini.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan tentang revolusi Islam dan menuturkan, "Revolusi Islam berarti gerakan yang menumbangkan kekuasaan rezim Syah yang bobrok lalu membuka jalan bagi terbentuknya sebuah pemerintahan. Pemerintahan Islam berarti identitas dan bentuk umum negara seperti yang dimaukan oleh rakyat. Pembentukan pemerintahan Islam berarti tegaknya rangkaian lembaga dan institusi pengelolaan negara, pembentukan masyarakat Islam dan pada tahap berikutnya, pembentukan umat Islam. Semua itu adalah mata rantai yang memperjelas langkah di masa lalu, sekarang dan esok."
Beliau lebih lanjut menerangkan bahwa tahap keempat dari mata rantai ini yaitu pembentukan masyarakat Islam adalah target menengah tapi sangat penting dan mulia. "Masyarakat Islam adalah masyarakat yang mewujudkan cita-cita besar Islam untuk umat manusia," kata beliau.
Masyarakat Islami menurut Rahbar memiliki sederet kriteria seperti keadilan, kebebasan, peran serta rakyat dalam mengelola negara, harga diri bangsa, kesejahteraan umum, dan kemajuan di berbagai bidang yang mesti diwujudkan. "Tentunya, tujuan utama dari masyarakat Islami adalah membawa manusia kepada kesempurnaan maknawiyah, penghambaan dan makrifat kepada Allah," tambah beliau.
Beliau mengingatkan untuk tidak menafsirkan ide pembentukan masyarakat Islami dengan persepsi Barat. Sebagai contoh, keadilan, kebebasan dan martabat manusia yang menjadi ciri khas masyarakat Islami hanya mengacu pada ajaran Islam hakiki yang berbeda dengan persepsi Barat.
Meski demikian, lanjut Rahbar, Barat juga tidak komitmen dengan slogan-slogan dan persepsi yang dibuatnya. Di Afghanistan, Irak, Libya dan negara-negara lain, Barat mengangkat slogan-slogan seperti demokrasi, perang melawan senjata atom, dan perang anti terror yang ternyata hanya kamuflase untuk menunjang kepentingan busuknya seperti menguasai kawasan-kawasan penting ekonomi dan kekayaan bangsa-bangsa lain serta untuk melindungi rezim Zionis Israel dan menyempurnakan mata rantai arogansinya di dunia.
Di bagian lain pembicaraannya, Rahbar menyinggung skenario AS yang menuduh Republik Islam Iran terlibat dalam sebuah rencana teror. Seraya menjelaskan bahwa Republik Islam memantau dengan jeli segala gerak gerik di balik tabir skenario ini, kepada para petinggi Washington beliau memperingatkan, dengan sekuat tenaga, Republik Islam akan membalas setiap tipu daya dan gerakan destruktif yang mengganggu.
Menurut beliau, skenario AS mungkin ditujukan untuk meredam gejolak yang ditimbulkan oleh gerakan anti Wall Street. "Rakyat di 80 negara mendukung gerakan yang semakin besar ini, dan ini menjadi fenomena yang pahit dan sulit bagi para petinggi AS," tandas beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, tindakan represif polisi dan tentara mungkin bisa meredam gerakan ini tapi tak akan pernah bisa menghilangkannya, dan ia akan menjadi api dalam sekam.
Seraya menjelaskan hegemoni kuat jaringan zionisme atas para petinggi AS dan Eropa, kepada para pemimpin Barat, beliau mengatakan, jika kelak rakyat kalian mengetahui bahwa faktor yang menyengsarakan mereka dan yang memicu kesulitan adalah ketundukan kalian kepada zionis, api kemarahan mereka akan berkobar untuk membakar sistem kapitalisme arogansi dan mengubahnya menjadi abu.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, "Kalian telah meninggalkan rakyat dan mayoritas mereka membenci kalian. Kondisi di Republik Islam Iran justeru sebaliknya. Pertemuan akbar rakyat menunjukkan tekad kuat dan keteguhan mereka untuk melawan setiap tipudaya."
Seraya mengingatkan bahwa selama 32 tahun, Republik Islam tak pernah tunduk kepada kemauan lawan, beliau menandaskan, "Seluruh bangsa kita ada di tengah medan. Kita semua adalah bagian dari bangsa dan prajurit untuk negara dan Islam. Tubuh bangsa yang satu dan kuat ini siap melawan segala bentuk konspirasi dan langkah setan tanpa mengenal kata mundur."
Permusuhan setan yang paling keji di dunia terhadap bangsa Iran dan pemerintahan Republik Islam, menurut Rahbar, menunjukkan kebenaran janji Ilahi. "Seperti yang dikatakan al-Qur'an, segala kekejian itu hanya akan menambah keimanan kita. Pertolongan Ilahi akan menunjukkan kemenangan bangsa Iran atas para perancang tipudaya," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut saat ini sebagai masa perjuangan, resistensi dan kearifan. Seraya menyinggung gelombang kebangkitan Islam dan persaingan baik yang terbuka maupun terselubung untuk menentukan sistem kenegaraan di Mesir, Tunisia dan negara-negara lain kawasan, beliau mengatakan, di masa yang menentukan ini yang diwarnai dengan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan baru di kawasan, kondisi umum pemerintahan Republik Islam menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dominan yang memainkan peran penting terhadap kondisi sekarang dan masa depan kawasan ini.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan tentang revolusi Islam dan menuturkan, "Revolusi Islam berarti gerakan yang menumbangkan kekuasaan rezim Syah yang bobrok lalu membuka jalan bagi terbentuknya sebuah pemerintahan. Pemerintahan Islam berarti identitas dan bentuk umum negara seperti yang dimaukan oleh rakyat. Pembentukan pemerintahan Islam berarti tegaknya rangkaian lembaga dan institusi pengelolaan negara, pembentukan masyarakat Islam dan pada tahap berikutnya, pembentukan umat Islam. Semua itu adalah mata rantai yang memperjelas langkah di masa lalu, sekarang dan esok."
Beliau lebih lanjut menerangkan bahwa tahap keempat dari mata rantai ini yaitu pembentukan masyarakat Islam adalah target menengah tapi sangat penting dan mulia. "Masyarakat Islam adalah masyarakat yang mewujudkan cita-cita besar Islam untuk umat manusia," kata beliau.
Masyarakat Islami menurut Rahbar memiliki sederet kriteria seperti keadilan, kebebasan, peran serta rakyat dalam mengelola negara, harga diri bangsa, kesejahteraan umum, dan kemajuan di berbagai bidang yang mesti diwujudkan. "Tentunya, tujuan utama dari masyarakat Islami adalah membawa manusia kepada kesempurnaan maknawiyah, penghambaan dan makrifat kepada Allah," tambah beliau.
Beliau mengingatkan untuk tidak menafsirkan ide pembentukan masyarakat Islami dengan persepsi Barat. Sebagai contoh, keadilan, kebebasan dan martabat manusia yang menjadi ciri khas masyarakat Islami hanya mengacu pada ajaran Islam hakiki yang berbeda dengan persepsi Barat.
Meski demikian, lanjut Rahbar, Barat juga tidak komitmen dengan slogan-slogan dan persepsi yang dibuatnya. Di Afghanistan, Irak, Libya dan negara-negara lain, Barat mengangkat slogan-slogan seperti demokrasi, perang melawan senjata atom, dan perang anti terror yang ternyata hanya kamuflase untuk menunjang kepentingan busuknya seperti menguasai kawasan-kawasan penting ekonomi dan kekayaan bangsa-bangsa lain serta untuk melindungi rezim Zionis Israel dan menyempurnakan mata rantai arogansinya di dunia.
Di bagian lain pembicaraannya, Rahbar menyinggung skenario AS yang menuduh Republik Islam Iran terlibat dalam sebuah rencana teror. Seraya menjelaskan bahwa Republik Islam memantau dengan jeli segala gerak gerik di balik tabir skenario ini, kepada para petinggi Washington beliau memperingatkan, dengan sekuat tenaga, Republik Islam akan membalas setiap tipu daya dan gerakan destruktif yang mengganggu.
Menurut beliau, skenario AS mungkin ditujukan untuk meredam gejolak yang ditimbulkan oleh gerakan anti Wall Street. "Rakyat di 80 negara mendukung gerakan yang semakin besar ini, dan ini menjadi fenomena yang pahit dan sulit bagi para petinggi AS," tandas beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, tindakan represif polisi dan tentara mungkin bisa meredam gerakan ini tapi tak akan pernah bisa menghilangkannya, dan ia akan menjadi api dalam sekam.
Seraya menjelaskan hegemoni kuat jaringan zionisme atas para petinggi AS dan Eropa, kepada para pemimpin Barat, beliau mengatakan, jika kelak rakyat kalian mengetahui bahwa faktor yang menyengsarakan mereka dan yang memicu kesulitan adalah ketundukan kalian kepada zionis, api kemarahan mereka akan berkobar untuk membakar sistem kapitalisme arogansi dan mengubahnya menjadi abu.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, "Kalian telah meninggalkan rakyat dan mayoritas mereka membenci kalian. Kondisi di Republik Islam Iran justeru sebaliknya. Pertemuan akbar rakyat menunjukkan tekad kuat dan keteguhan mereka untuk melawan setiap tipudaya."
Seraya mengingatkan bahwa selama 32 tahun, Republik Islam tak pernah tunduk kepada kemauan lawan, beliau menandaskan, "Seluruh bangsa kita ada di tengah medan. Kita semua adalah bagian dari bangsa dan prajurit untuk negara dan Islam. Tubuh bangsa yang satu dan kuat ini siap melawan segala bentuk konspirasi dan langkah setan tanpa mengenal kata mundur."
Permusuhan setan yang paling keji di dunia terhadap bangsa Iran dan pemerintahan Republik Islam, menurut Rahbar, menunjukkan kebenaran janji Ilahi. "Seperti yang dikatakan al-Qur'an, segala kekejian itu hanya akan menambah keimanan kita. Pertolongan Ilahi akan menunjukkan kemenangan bangsa Iran atas para perancang tipudaya," imbuh beliau.