Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Aytollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari ini (5/10) dalam pertemuan dengan para pemuda teladan mengatakan, untuk mencapai puncak kemajuan, kehormatan dan kebanggaan, Iran memerlukan para pemuda dan kelompok teladan yang peduli dan mencintai negara dan bangsanya serta mencintai identitas bangsa dan masa depannya.
Menjelaskan sejumlah pengalaman sejarah, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa ‘kekuatan tanpa dilandasi iman' akan menghasilkan kezaliman dan kebuasan. Beliau menambahkan, di dunia yang penuh gelombang saat ini, bangsa manapun yang ingin menjaga dirinya, mencegah agresi militer dan keamanan, membendung serangan piranti lunak, budaya dan moral yang dilancarkan oleh kubu kekuatan dunia, pasti memerlukan kalangan elit terpelajar yang hanya mementingkan kemajuan, kemuliaan dan kebanggaan negara dan bangsanya.
"Iman adalah faktor paling penting yang bisa menciptakan perasaan ini secara mendalam," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan bahwa dalam masalah keilmuan tak ada kata permusuhan dengan asing.
"Seperti yang sudah berulang kali saya katakan bahwa untuk memperoleh ilmu kita siap berguru. Tetapi menjadi murid tidak untuk selamanya. Kita ingin bangsa Iran sampai ke posisi dimana bangsa-bangsa lain berguru kepadanya," tandas beliau.
Menyinggung sikap kerdil dan rendah diri di hadapan Barat yang menguasai jiwa para pejabat rezim Pahlevi, Rahbar mengatakan, "Meski memiliki masa lalu yang cemerlang dan kaya akan pemikiran dan budaya, Iran dipandang tidak berarti oleh Barat. Akan tetapi, revolusi Islam telahg mengusir pemikiran reaksionis itu. Sekarang, selain berhasil mencapai kemajuan yang mencengangkan, berkat rasa tanggung jawab, tekad, dan kemauan kuat para elit teladan dan masyarakat umum, negara ini insya Allah akan mencapai kemajuan-kemajuan yang l ebih besar."
Di bagian lain pembicaraannya, selain menekankan soal pentingnya investasi sebesar mungkin untuk produksi ilmu, inovasi sains dan pemanfaatan produksi dalam negeri yang berkualitas, Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan, kemajuan-kemajuan yang dicapai bangsa Iran dalam 33 tahun terakhir adalah berkat keimanan dan kecintaan besar para elit teladan kepada negeri mereka. Karena itu, meski ada tekanan dan intimidasi yang menyeluruh dari pihak asing, ratusan tokoh dan ilmuan seperti Syahid Shahriari terus bekerja keras penuh pengorbanan dan menciptakan karya-karya besar di berbagai bidang.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut gerakan keilmuan dalam beberapa tahun terakhir ini dan wacana yang memandang produksi ilmu sebagai norma mulia sebagai buah yang dihasilkan oleh diskusi keilmuan yang sudah berjalan sejak lebih dari sepuluh tahun lalu.
Seraya mengapresiasi pertumbuhan kuantitas dan kualitas makalah ilmiah yang ada, beliau menandaskan, jangan pernah menjadikan peningkatan jumlah makalah ilmiah sebagai tujuan. Sebab, yang harus dijadikan landasan adalah kualitas makalah, dan yang lebih penting dari itu adalah orientasi makalah ilmiah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan negara.
Menjelaskan sejumlah pengalaman sejarah, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa ‘kekuatan tanpa dilandasi iman' akan menghasilkan kezaliman dan kebuasan. Beliau menambahkan, di dunia yang penuh gelombang saat ini, bangsa manapun yang ingin menjaga dirinya, mencegah agresi militer dan keamanan, membendung serangan piranti lunak, budaya dan moral yang dilancarkan oleh kubu kekuatan dunia, pasti memerlukan kalangan elit terpelajar yang hanya mementingkan kemajuan, kemuliaan dan kebanggaan negara dan bangsanya.
"Iman adalah faktor paling penting yang bisa menciptakan perasaan ini secara mendalam," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan bahwa dalam masalah keilmuan tak ada kata permusuhan dengan asing.
"Seperti yang sudah berulang kali saya katakan bahwa untuk memperoleh ilmu kita siap berguru. Tetapi menjadi murid tidak untuk selamanya. Kita ingin bangsa Iran sampai ke posisi dimana bangsa-bangsa lain berguru kepadanya," tandas beliau.
Menyinggung sikap kerdil dan rendah diri di hadapan Barat yang menguasai jiwa para pejabat rezim Pahlevi, Rahbar mengatakan, "Meski memiliki masa lalu yang cemerlang dan kaya akan pemikiran dan budaya, Iran dipandang tidak berarti oleh Barat. Akan tetapi, revolusi Islam telahg mengusir pemikiran reaksionis itu. Sekarang, selain berhasil mencapai kemajuan yang mencengangkan, berkat rasa tanggung jawab, tekad, dan kemauan kuat para elit teladan dan masyarakat umum, negara ini insya Allah akan mencapai kemajuan-kemajuan yang l ebih besar."
Di bagian lain pembicaraannya, selain menekankan soal pentingnya investasi sebesar mungkin untuk produksi ilmu, inovasi sains dan pemanfaatan produksi dalam negeri yang berkualitas, Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan, kemajuan-kemajuan yang dicapai bangsa Iran dalam 33 tahun terakhir adalah berkat keimanan dan kecintaan besar para elit teladan kepada negeri mereka. Karena itu, meski ada tekanan dan intimidasi yang menyeluruh dari pihak asing, ratusan tokoh dan ilmuan seperti Syahid Shahriari terus bekerja keras penuh pengorbanan dan menciptakan karya-karya besar di berbagai bidang.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut gerakan keilmuan dalam beberapa tahun terakhir ini dan wacana yang memandang produksi ilmu sebagai norma mulia sebagai buah yang dihasilkan oleh diskusi keilmuan yang sudah berjalan sejak lebih dari sepuluh tahun lalu.
Seraya mengapresiasi pertumbuhan kuantitas dan kualitas makalah ilmiah yang ada, beliau menandaskan, jangan pernah menjadikan peningkatan jumlah makalah ilmiah sebagai tujuan. Sebab, yang harus dijadikan landasan adalah kualitas makalah, dan yang lebih penting dari itu adalah orientasi makalah ilmiah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan negara.