Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Senin (3/10) pagi dalam pertemuan dengan para pejabat urusan haji menyinggung upaya keras musuh menebar perselisihan di tengah umat untuk melawan arus kebangkitan umat Islam. Beliau menyebut haji sebagai kesempatan emas dan berharga untuk menjalin hubungan di antara kaum muslimin dan untuk memanfaatkan sisi spiritualnya.
Haji, menurut beliau, adalah salah satu ritual penting dalam Islam dan sebuah jamuan besar Ilahi yang dilaksanakan di pusat keagungan, kebesaran, keindahan dan kemuliaan. "Dari sisi spiritual dan hubungan internasional, haji harus dimanfaatkan untuk memupuk solidaritas dan memperkuat jalinan hubungan umat Islam dengan menutup mata dari perbedaan suku bangsa dan madzhab. Peluang ini mesti dimanfaatkan untuk mendekat hati sesama Muslim," kata beliau.
Seraya menekankan bahwa umat Islam tak ubahnya bagai satu tubuh, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Jamaah haji dari Iran harus hadir dengan pandangan umum dan mendunia seperti ini dalam melaksanakan ibadah haji. Mereka juga harus berbagi pengalaman tiga puluh tahun perjuangan melawan arogansi dan para penentang dunia, dengan bangsa-bangsa lain yang baru menciptakan revolusi."
Beliau mengimbau para peziarah Baitullah al-Haram untuk mempersiapkan mental dan spiritual masing-masing sebelum pergi ke tanah suci supaya dapat memanfaatkan momen ibadah haji secara optimal. "Dalam setiap perilakunya selama menjalankan ibadah haji, jamaah haji dari Iran harus membuat bangsa, negara dan pemerintahan Republik Islam terhormat di mata dunia," imbuh beliau.
Dalam pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung masalah korupsi dan praktik penyimpangan ekonomi yang terjadi baru-baru ini di Iran. Beliau mendesak para pejabat negara yang terkait dengan masalah pemberantasan korupsi dan kejahatan ekonomi untuk bertindak tegas dalam menjalankan tiugas mereka.
"Para pejabat negara memang menyambut baik misi pemberantasan korupsi dan kejahatan ekonomi. Akan tetapi, jika pesan-pesan yang sudah disampaikan dalam kaitan ini dilaksanakan dengan benar, kita tak akan pernah berhadapan dengan kasus-kasus seperti korupsi besar-besaran di sistem perbankan ini," tegas beliau.
Korupsi, kata Rahbar, jangan dibiarkan mengakar kuat. Sebab, jika itu terjadi, pemberantasannya akan menjadi tugas yang sangat berat. Seraya menyatakan bahwa para pejabat negara telah bertekad kuat untuk memerangi kasus ini dan mencegah terjadinya masalah serupa di masa depan, beliau mengatakan, "Para pejabat negara baik di pemerintahan, maupun di parlemen dan lembaga peradilan terus bekerja menjalankan tugas masing-masing."
Menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam, membesar-besarkan kasus ini yang bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu bukan fenomena yang baik. "Tetapi, masyakarat harus percaya bahwa para pejabat negara akan bekerja keras untuk memotong tangan para pengkhianat ini," tandas beliau.
Seraya mengimbau lembaga peradilan untuk menyampaukan informasi yang semestinya kepada masyarakat terkait kasus ini, Rahbar menambahkan, "Lembaga Peradilan jangan menaruh belas kasihan kepada oknum-oknum pendosa, perusak dan korup ini."
Iran tahun ini akan memberangkatkan 97 ribu jemaah haji ke tanah suci.
Sebagai cacatan, Lembaga Peradilan Iran saat ini sedang mengusut kasus penggelapan dan korupsi senilai tiga trilyun Riyal Iran di sistem perbankan negara ini. Sejauh ini 22 orang ditahan terkait kasus penggelapan dan korupsi di sistem perbankan. Beberapa direktur dan Presiden Direktur bank termasuk Direktur Eksekutif Bank Saderat Iran dipecat dalam kasus mega korupsi ini.
Haji, menurut beliau, adalah salah satu ritual penting dalam Islam dan sebuah jamuan besar Ilahi yang dilaksanakan di pusat keagungan, kebesaran, keindahan dan kemuliaan. "Dari sisi spiritual dan hubungan internasional, haji harus dimanfaatkan untuk memupuk solidaritas dan memperkuat jalinan hubungan umat Islam dengan menutup mata dari perbedaan suku bangsa dan madzhab. Peluang ini mesti dimanfaatkan untuk mendekat hati sesama Muslim," kata beliau.
Seraya menekankan bahwa umat Islam tak ubahnya bagai satu tubuh, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Jamaah haji dari Iran harus hadir dengan pandangan umum dan mendunia seperti ini dalam melaksanakan ibadah haji. Mereka juga harus berbagi pengalaman tiga puluh tahun perjuangan melawan arogansi dan para penentang dunia, dengan bangsa-bangsa lain yang baru menciptakan revolusi."
Beliau mengimbau para peziarah Baitullah al-Haram untuk mempersiapkan mental dan spiritual masing-masing sebelum pergi ke tanah suci supaya dapat memanfaatkan momen ibadah haji secara optimal. "Dalam setiap perilakunya selama menjalankan ibadah haji, jamaah haji dari Iran harus membuat bangsa, negara dan pemerintahan Republik Islam terhormat di mata dunia," imbuh beliau.
Dalam pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung masalah korupsi dan praktik penyimpangan ekonomi yang terjadi baru-baru ini di Iran. Beliau mendesak para pejabat negara yang terkait dengan masalah pemberantasan korupsi dan kejahatan ekonomi untuk bertindak tegas dalam menjalankan tiugas mereka.
"Para pejabat negara memang menyambut baik misi pemberantasan korupsi dan kejahatan ekonomi. Akan tetapi, jika pesan-pesan yang sudah disampaikan dalam kaitan ini dilaksanakan dengan benar, kita tak akan pernah berhadapan dengan kasus-kasus seperti korupsi besar-besaran di sistem perbankan ini," tegas beliau.
Korupsi, kata Rahbar, jangan dibiarkan mengakar kuat. Sebab, jika itu terjadi, pemberantasannya akan menjadi tugas yang sangat berat. Seraya menyatakan bahwa para pejabat negara telah bertekad kuat untuk memerangi kasus ini dan mencegah terjadinya masalah serupa di masa depan, beliau mengatakan, "Para pejabat negara baik di pemerintahan, maupun di parlemen dan lembaga peradilan terus bekerja menjalankan tugas masing-masing."
Menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam, membesar-besarkan kasus ini yang bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu bukan fenomena yang baik. "Tetapi, masyakarat harus percaya bahwa para pejabat negara akan bekerja keras untuk memotong tangan para pengkhianat ini," tandas beliau.
Seraya mengimbau lembaga peradilan untuk menyampaukan informasi yang semestinya kepada masyarakat terkait kasus ini, Rahbar menambahkan, "Lembaga Peradilan jangan menaruh belas kasihan kepada oknum-oknum pendosa, perusak dan korup ini."
Iran tahun ini akan memberangkatkan 97 ribu jemaah haji ke tanah suci.
Sebagai cacatan, Lembaga Peradilan Iran saat ini sedang mengusut kasus penggelapan dan korupsi senilai tiga trilyun Riyal Iran di sistem perbankan negara ini. Sejauh ini 22 orang ditahan terkait kasus penggelapan dan korupsi di sistem perbankan. Beberapa direktur dan Presiden Direktur bank termasuk Direktur Eksekutif Bank Saderat Iran dipecat dalam kasus mega korupsi ini.