Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari Rabu ini (28/9) dalam pertemuan dengan sejumlah veteran Perang Pertahanan Suci yang menderita kelumpuhan beserta keluarga mereka, mengapresiasi pengorbanan yang dilakukan oleh para veteran perang dalam perang delapan tahun yang dipaksakan rezim Baath Irak. Beliau menyebut para veteran perang sebagai simbol pengorbanan.
Seraya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada para syuhada, Rahbar mengatakan, bobot pengorbanan para veteran yang menderita cacat 70 persen dan kelumpuhan bisa dikata lebih dari masalah kesyahidan. Sebab mereka harus senantiasa menanggung derita dan kesulitan. Ketaqwaan, kesabaran, keteguhan mereka yang berkesinambungan serta kepasrahan kepada Allah dalam menghadapi kesulitan ini akan melipatgandakan pahala dan kemuliaan mereka.
Beliau menambahkan, pengorbanan ‘eksistensi diri, kesehatan dan kenyamanan' yang dilakukan sepanjang masa demi Islam dan revolusi adalah transaksi yang sangat menguntungkan dengan Allah yang Maha Esa. Tidak ada orang yang dapat mencerna dan menjelaskan agungnya nilai kesabaran keluarga para veteran cacat perang ini.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa penghormatan kepada para veteran cacat perang akan menjelmakan secara nyata makna pengorbanan yang sebenarnya di benak dan pemikiran masyarakat. Dan, ini adalah pekerjaan yang sangat urgen dan amat diperlukan oleh negara dan masyarakat hari ini.
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menerangkan, Allah Swt di dalam kitab suci al-Qur'an telah memberi kabar gembira bahwa Dia akan memberikan pahala untuk setiap detik yang dilalui dengan kesabaran yang indah dalam mengabdi dan melayani para veteran cacat perang, dan pahala itu akan menjadi tabungan hari akhirat bagi mereka.
Pertemuan dengan para veteran cacat perang ini diselenggarakan dalam rangka memperingati pekan Perang Pertahanan Suci. Tanggal 22 September 1980, tentara rezim Baath Irak menggelar agresi ke Iran yang menjadi pemicu pecahnya perang antara kedua negara yang berjalan selama delapan tahun. Peringatan Pekan Perang Pertahanan Suci setiap tahunnya mengingatkan kita akan pengorbanan dan kegigihan bangsa Iran dalam menghadapi para agresor.
Seraya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada para syuhada, Rahbar mengatakan, bobot pengorbanan para veteran yang menderita cacat 70 persen dan kelumpuhan bisa dikata lebih dari masalah kesyahidan. Sebab mereka harus senantiasa menanggung derita dan kesulitan. Ketaqwaan, kesabaran, keteguhan mereka yang berkesinambungan serta kepasrahan kepada Allah dalam menghadapi kesulitan ini akan melipatgandakan pahala dan kemuliaan mereka.
Beliau menambahkan, pengorbanan ‘eksistensi diri, kesehatan dan kenyamanan' yang dilakukan sepanjang masa demi Islam dan revolusi adalah transaksi yang sangat menguntungkan dengan Allah yang Maha Esa. Tidak ada orang yang dapat mencerna dan menjelaskan agungnya nilai kesabaran keluarga para veteran cacat perang ini.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa penghormatan kepada para veteran cacat perang akan menjelmakan secara nyata makna pengorbanan yang sebenarnya di benak dan pemikiran masyarakat. Dan, ini adalah pekerjaan yang sangat urgen dan amat diperlukan oleh negara dan masyarakat hari ini.
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menerangkan, Allah Swt di dalam kitab suci al-Qur'an telah memberi kabar gembira bahwa Dia akan memberikan pahala untuk setiap detik yang dilalui dengan kesabaran yang indah dalam mengabdi dan melayani para veteran cacat perang, dan pahala itu akan menjadi tabungan hari akhirat bagi mereka.
Pertemuan dengan para veteran cacat perang ini diselenggarakan dalam rangka memperingati pekan Perang Pertahanan Suci. Tanggal 22 September 1980, tentara rezim Baath Irak menggelar agresi ke Iran yang menjadi pemicu pecahnya perang antara kedua negara yang berjalan selama delapan tahun. Peringatan Pekan Perang Pertahanan Suci setiap tahunnya mengingatkan kita akan pengorbanan dan kegigihan bangsa Iran dalam menghadapi para agresor.