Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Rahbar:

Periode Puncak Kejayaan Syair Persia Sudah di Depan Mata

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Senin (15/8) malam, di malam kelahiran Imam Hasan Mujtaba (as) dalam pertemuan dengan para penyair menjelaskan keistimewaan zaman ini dan kebangkitan Islam di kawasan seraya mengatakan, transformasi ini dipengaruhi oleh gerakan agung bangsa Iran. Dengan mengenal kondisi ini, para penyair bisa memainkan perannya dengan memegang teguh prinsip revolusi Islam.

Di awal pertemuan sejumlah penyair membacakan syair-syair mereka tentang nilai-nilai akhlak, agama, politik, revolusi, sosial dan kebangkitan Islam.

Menurut Rahbar, perkembangan di negara ini sangat menggembirakan. Periode ini menjanjikan masa puncak dan kembalinya kejayaan syair Persia.

Membandingkan syair kontemporer dengan syair periode 200 tahun gaya India, beliau mengatakan, jumlah para penyair yang besar dan inovasi pada kandungan syair adalah dua kelebihan yang menonjol pada periode ini.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, revolusi Islam telah membawa makrifat dan seni ke tengah masyarakat. Jika proses yang berjalan selama 30 tahun ini terus berlanjut, jumlah penyair di zaman kita ini akan berlipat kali lebih besar dari jumlah penyair yang ada di semua zaman.

Mengenai keistimewaan kedua syair kontemporer, beliau menandaskan, belum pernah ada masa dimana syair sedemikian sarat dengan isi dan ide-ide baru. Dan secara alamiah, setiap kali ada kandungan yang baru, format yang barupun akan terbentuk dn bahasa syair akan semakin matang.

Rahbar lebih lanjut menjelaskan transformasi dan keistimewaan zaman ini yang diwarnai dengan kebangkitan Islam di kawasan seraya mengatakan, kebangkitan Islam ini dipengaruhi oleh gerakan agung rakyat Iran. Sebab revolusi Islam adalah transformasi yang menyingkirkan tradisi thaghut dan sistem hegemoni. Fenomena ini menjadikan bangsa Iran teladan bagi bangsa-bangsa yang lain.

Karena itu, lanjut beliau, para penyair mesti mengenal kriteria zaman ini dan komitmen dengan apa-apa yang harus dilakukan bangsa Iran sebagai teladan. Dalam kaitan ini, para penyair harus memperdalam makrifat agama dan Islam dalam syair-syair kontemporer.

Beliau mengingatkan kembali makrifat dan hikmah yang memenuhi syair-syair para pujangga masa lalu seperti Ferdousi, Saadi, Maulawi, Hafez, dan Jami. "Akrab dengan al-Qur'an, Nahjul Balaghah dan Shahifah Sajjadiyah adalah salah satu cara memperoleh makrifat agama yang bisa menyinari hati dan menghilangkan noda darinya," kata beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut kelembutan hati penyair sebagai jalan untuk memahami makrifat dan maknawiyah secara lebih baik. Seraya menyinggung kesempatan yang sangat agung di bulan Ramadhan dan berkah dari ibadah puasa beliau menambahkan, untuk memperoleh makrifat agama kita harus melangkah ke arah pemikiran yang mendalam dan benar seraya menjauhi pandangan yang sempit dan subyektif.

Makrifat Islam dan revolusi, menurut beliau, sangat luas. "Para penyair revolusi bisa memanfaatkan lautan makrifat ini dan memandang dirinya berkewajiban menyampaikannya," imbuh beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, dengan kemenangan revolusi Islam sebagian penyair istana yang memiliki pemikiran kiri menolak revolusi rakyat Iran. Tentunya, masalah ini membuka jalan bagi munculnya gelora yang indah dan penuh makna pada syair para penyair muda.

Beliau menekankan untuk selalu menjaga nilai-nilai revolusi dan mengatakan, "Para penyair revolusi harus berhati-hati jika hendak menyampaikan kritik jangan sampai mendekati bahasa para penentang gerakan kebebasan dan revolusi bangsa Iran."

Usai pertemuan para penyair melaksanakan shalat jamaah Maghrib dan Isya dipimpin oleh Ayatollah al-Udzma Khamenei. Setelah shalat, mereka berbuka bersama Pemimpin Besar Revolusi Islam.
700 /