Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Rahbar:

Membaca Harus Menjadi Budaya dan Kebiasaan Umum

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari ini (20/7) dalam pertemuan dengan para pengurus perpustakaan-perpustakaan besar dan umum dari berbagai penjuru negeri ini menjelaskan tentang sejarah bangsa Iran dalam melahirkan karya-karya buku dan budaya membaca, seraya menyatakan bahwa produksi dan penerbitan buku serta data tentang budaya membaca di Iran saat ini dalam kondisi yang tidak memuaskan.

Untuk itu beliau mengimbau para pejabat di berbagai instansi budaya dan pihak-pihak yang terkait dengan aktivitas buku dan budaya membaca untuk meninjau ulang kebijakan sosialisasi budaya membaca dan mengambil langkah-langkah baru yang lebih konkret dan komprehensif dalam menyebarkan budaya membaca buku-buku yang bermanfaat khususnya di kalangan remaja dan pemuda.

Ayatollah al-Udzma Khamenei dalam pertemuan itu menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pengurus perpustakaan atas kerja keras yang telah mereka lakukan selama ini seraya menyebut pertemuan ini sebagai langkah simbolik untuk menghargai buku dan budaya membaca. Beliau menandaskan, meski ada banyak kemajuan yang dicapai akhir-akhir ini terkait media informasi umum dan modern, namun posisi buku tetap tak terusik. Dan, tidak ada sarana informasi apapun yang bisa menggeser posisi buku.

Budaya membaca adalah satu masalah yang disinggung dan dijelaskan berbagai dimensinya oleh Rahbar dalam pertemuan ini. Beliau mengimbau untuk mensosialisasikan budaya membaca dengan renungan.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan bahwa instansi-instansi pendidikan dan kebudayaan mengemban tugas untuk mensosialisasikan budaya membaca. "Departemen pendidikan dan pengajaran, dari sekolah dasar sampai media massa termasuk media cetak serta Radio dan Televisi bertanggung jawab untuk memasyarakatkan budaya membaca," ungkap beliau.

Beliau menambahkan, dewasa ini untuk produk-produk yang tidak penting bahkan membahayakan ada iklan yang ditayangkan secara luas baik oleh Radio dan Televisi maupun media cetak. Sementara, untuk buku yang merupakan karya agung dan bernilai tidak ada iklan dan kampanye yang sesuai dengannya.

Membaca menurut beliau harus menjadi kebiasaan dan budaya di tengah masyarakat khususnya di kalangan pemuda dan buku mesti menjadi salah satu konsumsi dengan porsi yang layak untuk setiap keluarga.

Di bagian lain pembicaraannya, Rahbar menyinggung peran perpustakaan dalam membimbing para peminat baca, seraya mengatakan, "Tugas paling berat dan penting di perpustakaan ada di pundak pengurus buku."

Beliau juga mengangkat masalah kelaziman untuk menyebarkan buku-buku yang bermanfaat dan mencegah masuknya buku-buku yang berbahaya ke tengah masyarakat. "Tidak semua buku bermanfaat. Pasaran buku juga tidak bisa dibiarkan bebas tanpa pengawasan yang bisa mengakibatkan masuknya buku-buku yang membahayakan ke tengah masyarakat," kata beliau .

Ayatollah al-Udzma Khamenei mengingatkan adanya buku-buku di pasaran yang disebarkan dengan alasan budaya, namun di baliknya ada tendensi politik dan penyimpangan. "Ini memerlukan perhatian yang serius," tegas beliau.

Beliau menambahkan, "Produksi, terjemah dan penerbitan buku harus bisa memenuhi kebutuhan dan mengisi kekosongan pemikiran di tengah masyarakat."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung tentang prosentase tinggi kalangan melek huruf dan terpelajar di negara ini seraya mengatakan, "Kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk mensosialisasikan kepedulian kepada buku-buku yang diperlukan oleh masyarakat, dan membaca mesti diiringi dengan perenungan dan berpikir."

Di awal pertemuan, Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam, Hosseini menjelaskan perkembangan aktivitas penerbitan buku dan budaya membaca seraya menyampaikan laporan tentang program departemen yang dipimpinnya terkait budaya membaca dan penerbitan buku.
700 /