Sabtu (25/6) sore, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei saat menerima Presiden Irak Jalal Talabani menyebut kehadiran AS dengan pendudukan dan intervensinya di Irak sebagai akar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi Irak dan kawasan. Beliau mengatakan, "Kehadiran Amerika Serikat (AS) dengan kepongahannya dan transformasi yang terjadi di kawasan saat ini menunjukkan bahwa kebijakan AS di Timur Tengah kian melemah. Kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh bangsa-bangsa di kawasan."
Seraya menyatakan gembira akan kegigihan rakyat dan pemerintah Irak dalam menyelesaikan kesulitan yang ada, Rahbar menandaskan, setelah berhasil melewati berbagai macam kesulitan, bangsa Irak yang besar dan para pejabat negara ini kini tengah melangkah keluar dari penderitaan yang sudah berjalan bertahun-tahun lamanya. Karena itu mereka mesti menyelesaikan kesulitan yang tersisa dengan bijaksana, sabar dan berani.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan peningkatan hubungan dan perluasan kerjasama antara Iran dan Irak seraya menyebutnya sebagai hal yang alami dan bukti hubungan persaudaraan dan persahabatan hakiki dua bangsa ini. Beliau menambahkan, angkatan bersenjata Iran dan Irak pernah terlibat perang selama delapan tahun. Tapi saat ini, tidak ada kebencian di antara rakyat kedua negara. Sebab mereka menyadari bahwa perang itu dipaksakan oleh rezim Saddam yang kini sudah sirna terhadap dua bangsa yang bersahabat dan bersaudara.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung keakraban yang ada dalam hubungan para petinggi Irak dan Republik Islam Iran. Karena itu, menurut beliau, segala upaya yang dilakukan untuk melemahkan hubungan persahabatan antara Iran dan Irak akan selalu kandas. Beliau menambahkan, berkat hubungan keagamaan dan budaya yang kuat hubungan kedua negara akan semakin kokoh.
Beliau mengimbau faksi-faksi di Irak untuk memperkokoh persatuan yang merupakan faktor yang memperkuat negara itu. Rahbar mengatakan, untuk bisa memperpanjang masa pendudukannya atas Irak, AS menyorot perselisiha yang ada di antara berbagai faksi. Karena itu, kelompok-kelompok yang aktif di Irak diimbau untuk secara cerdas mencegah tercapainya misi AS.
Dalam pertemuan ini yang juga dihadiri oleh Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinenjad, Presiden Irak Jalal Talabani menyinggung ketertikatan sejarah yang mendalam antara kedua bangsa seraya mengatakan, "Hubungan ekonomi-politik dan budaya Tehran-Baghdad terus mengalami peningkatan, dan kami berharap infrastruktur Irak bisa dibangun kembali dengan kemampuan teknik dan pengalaman Iran."
Talabani menambahkan, selruh faksi dan golongan di Irak sepakat untuk memajukan dan memakmurkan Irak. Mereka juga sepakat menentang perpanjangan kehadiran militer AS di negara ini.
Seraya menyatakan gembira akan kegigihan rakyat dan pemerintah Irak dalam menyelesaikan kesulitan yang ada, Rahbar menandaskan, setelah berhasil melewati berbagai macam kesulitan, bangsa Irak yang besar dan para pejabat negara ini kini tengah melangkah keluar dari penderitaan yang sudah berjalan bertahun-tahun lamanya. Karena itu mereka mesti menyelesaikan kesulitan yang tersisa dengan bijaksana, sabar dan berani.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan peningkatan hubungan dan perluasan kerjasama antara Iran dan Irak seraya menyebutnya sebagai hal yang alami dan bukti hubungan persaudaraan dan persahabatan hakiki dua bangsa ini. Beliau menambahkan, angkatan bersenjata Iran dan Irak pernah terlibat perang selama delapan tahun. Tapi saat ini, tidak ada kebencian di antara rakyat kedua negara. Sebab mereka menyadari bahwa perang itu dipaksakan oleh rezim Saddam yang kini sudah sirna terhadap dua bangsa yang bersahabat dan bersaudara.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung keakraban yang ada dalam hubungan para petinggi Irak dan Republik Islam Iran. Karena itu, menurut beliau, segala upaya yang dilakukan untuk melemahkan hubungan persahabatan antara Iran dan Irak akan selalu kandas. Beliau menambahkan, berkat hubungan keagamaan dan budaya yang kuat hubungan kedua negara akan semakin kokoh.
Beliau mengimbau faksi-faksi di Irak untuk memperkokoh persatuan yang merupakan faktor yang memperkuat negara itu. Rahbar mengatakan, untuk bisa memperpanjang masa pendudukannya atas Irak, AS menyorot perselisiha yang ada di antara berbagai faksi. Karena itu, kelompok-kelompok yang aktif di Irak diimbau untuk secara cerdas mencegah tercapainya misi AS.
Dalam pertemuan ini yang juga dihadiri oleh Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinenjad, Presiden Irak Jalal Talabani menyinggung ketertikatan sejarah yang mendalam antara kedua bangsa seraya mengatakan, "Hubungan ekonomi-politik dan budaya Tehran-Baghdad terus mengalami peningkatan, dan kami berharap infrastruktur Irak bisa dibangun kembali dengan kemampuan teknik dan pengalaman Iran."
Talabani menambahkan, selruh faksi dan golongan di Irak sepakat untuk memajukan dan memakmurkan Irak. Mereka juga sepakat menentang perpanjangan kehadiran militer AS di negara ini.