Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Rahbar:

Islam Memandang Bekerja Sebagai Ibadah

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei pagi hari tadi, Rabu (27/4) dalam pertemuan dengan ribuan buruh dari berbagai pelosok negeri menyebut kemajuan sebagai hal yang pasti bagi bangsa Iran.
Seraya menjelaskan kedudukan kaum buruh dan pekerja dalam perspektif Islam dan pandangan yang logis, beliau mengatakan, komitmen seluruh instansi pemerintahan dan non pemerintahan serta rakyat terhadap kelaziman yang mesti dilaksanakan pada tahun ‘Jihad Ekonomi' akan membuahkan lompatan besar di Iran.
Dalam pertemuan yang digelar menyambut hari Buruh Sedunia, Rahbar menyatakan bahwa logika akal menempatkan kaum buruh pada posisi yang tak tergantikan dan penting dalam memenuhi kebutuhan hidup individu dan masyarakat.
Beliau menambahkan, Islam menempatkan kaum buruh pada posisi yang lebih tinggi dari itu. Sebab Islam memandang pekerjaan kaum buruh sebagai ibadah dan amal saleh. Bahkan, Nabi Saw pernah mencium tangan seorang pekerja sambil bersabda bahwa tangan ini tak akan tersentuh api neraka.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung peran kaum buruh dalam kemenangan perjuangan rakyat melawan rezim monarkhi Syah Pahlevi, seraya menandaskan, di awal kemenangan revolusi Islam kubu-kubu sayap kiri, yakni orang-orang komunis, berusaha keras untuk membenturkan kaum buruh dengan Islam dan pemerintahan Islam. Namun kaum buruh meyakini bahwa suara agama adalah suara yang sudah dikenal dan sesuai bagi mereka. Merekapun bangkit melawan konspirasi itu.
Lebih lanjut beliau mengingatkan kembali peran besar kaum buruh dalam Perang Pertahanan Suci dan partisipasi mereka pasca perang di medan kerja, usaha dan kemajuan seraya menyebutnya seebagai loyalitas mereka yang mendalam kepada Islam, revolusi dan Iran. "Kaum buruh di Iran dengan kepedulian dan kehormatannya memandang pekerjaan mereka sebagai perjuangan. Dengan kerja yang giat, kreatif dan dengan memanfaatkan potensi yang mereka miliki, kaum buruh bergumul melawan dunia arogansi dan mereka yang menginginkan kelesuan dan keterpurukan ekonomi negara ini," tegas beliau.
Seraya menyinggung kebijakan dan program pemerintah untuk menyelesaikan kesulitan kaum buruh, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, kebijakan dan langkah harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga kaum buruh bisa menjadi lapisan masyarakat yang sejahtera.
Berkenaan dengan tahun ‘Jihad Ekonomi' Rahbar menjelaskan, selain masih melakukan berbagai upayanya di ranah budaya, keamanan, politik dan lainnya dalam menghadapi Republik Islam Iran, musuh saat ini memfokuskan diri pada masalah ekonomi untuk bisa menciptakan kerenggangan hubungan antara rakyat di satu sisi dan pemerintah di sisi lain. Karena itu, musuh harus dilawan melalui jihad dan perjuangan dengan mengerahkan seluruh kekuatan dan dengan bersandar pada ketulusan, kefahaman dan kearifan.
Beliau menekankan untuk memerhatikan sisi kualitas dalam produksi. "Produksi kita harus memiliki kualitas yang bisa memuaskan konsumen dalam dan luar negeri, serta awet dan bagus. Tentunya dalam hal ini, instansi-instansi pemerintah harus menyediakan lahan untuk mewujudkannya termasuk membekali para pekerja dengan berbagai kepandaian," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung adanya sebagian kalangan yang memandang produk luar negeri sebagai tolok ukur keunggulan seseorang. Beliau mengatakan, kecenderungan kepada produk-produk asing dan ketidakpedulian kepada hasil kerja keras pekerja di dalam negeri adalah penyakit dan kebiasaan buruk yang hanya mengalirkan uang dan kekayaan negara ke saku pekerja asing.
Kepada pejabat pemerintah, beliau mengimbau untuk memerhatikan pembangunan infrastruktur ekonomi di seluruh penjuru negeri dan memfokuskan perhatian pada sektor industri dan pertanian. Beliau menyebutnya sebagai bagian dari masalah-masalah yang sangat vital dan manifestasi dari jihad di jalan Allah.
Di bagian lain pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung perkembangan di kawasan dan kekandasan musuh dalam menghadapi Iran meski kubu arogansi terus menerus melakukan upaya merongrong Republik Islam.
Beliau mengatakan, musuh berusaha mengucilkan Republik Islam Iran supaya tidak menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lain. Sebab, pemerintahan Islam telah menjelma menjadi simbol keagungan dan kehormatan Islam dan kemanusiaan. Akan tetapi, bangsa Iran dan Republik Islam saat ini semakin dipandang hormat oleh bangsa-bangsa lain dalam rangkaian kebangkitan rakyat di kawasan. Sementara, pemerintah AS semakin dibenci oleh opini umum bangsa-bangsa di kawasan.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, berkat tekad dan gerakan bangsa-bangsa ini di jalan Islam, esok kondisi di kawasan akan jauh lebih baik.
Menurut beliau kekandasan musuh dan keberhasilan bangsa Iran adalah bukti kebenaran janji Allah. "Rakyat, pemerintah dan para pejabat Iran akan melanjutkan gerak langkah dan kerja kerasnya dengan mengingat Allah dan berbuat di jalan Allah. Allah yang Maha Pemurah juga akan selalu menurunkan inayah, bantuan dan rahmatNya kepada bangsa ini," kata beliau.
Di awal pertemuan, Menteri Pekerjaan dan Urusan Sosial Sheikh Eslami dalam kata sambutannya menjelaskan peran kaum buruh dalam memajukan perekonomian negara. Dikatakannya, kementerian ini lewat kerjasama dengan perwakilan buruh dan pabrik telah menyusun Dokumen Pekerjaan Nasional yang Ideal' untuk membantu memperluas lapangan kerja dan membela kaum pekerja. "Sudah ada langkah-langkah yang konkrit untuk memperbaiki kebijakan dan undang-undang kerja," katanya.
700 /