Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Rahbar: Saya Tak Akan Biarkan Penyimpangan Sekecil Apapun Pada Perjalanan Revolusi Islam

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Sabtu pagi (23/4) dalam pertemuan dengan ribuan warga provinsi Fars menjelaskan kondisi dunia dan kawasan saat ini yang sangat genting dan menyinggung kebangkitan bangsa-bangsa Muslim, seraya menyeru seluruh masyarakat dan pejabat negara untuk menjaga persatuan, solidaritas, kerja keras dan tidak melakukan tindakan apapun yang bisa dimanfaatkan oleh musuh.

Beliau mengatakan, "Pemimpin tiga lembaga tinggi negara khususnya lembaga eksekutif benar-benar telah melakukan pengabdian dan kerja keras. Rakyat dan Rahbar (Pemimpin Revolusi) akan selalu mendukung kerja keras dan pengabdian di negara ini. Akan tetapi, ketika melihat adanya kelalaian pada kepentingan dan maslahat yang besar, Kepemimpinan Revolusi akan turun tangan. Selama masih hidup, Pemimpin Revolusi tidak akan membiarkan terjadinya penyimpangan sedikitpun pada gerakan agung bangsa Iran ke arah cita-citanya."

Ayatollah al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa resistensi bangsa Iran dalam pendiriannya pada kebenaran dan keteladannya bagi bangsa-bangsa di kawasan telah menjadi penyebab utama munculnya tekanan dan propaganda permusuhan terhadap pemerintahan Islam. Beliau menambahkan, "Meski menghadapi semua tekanan ini, pemerintahan Republik Islam semakin solid, berdiri tegar dan pantang menyerah. Kesolidan pemerintahan Islam telah menumpulkan mata pedang musuh."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan, kekokohan pemerintahan Islam ini harus dijaga. "Jangan biarkan perselisihan dan perpecahan muncul di tengah kalian, dan jangan biarkan terjadi apa yang dimaukan musuh lewat propaganda dan kelicikan politiknya," kata beliau.

Menyinggung masalah yang terjadi beberapa hari terakhir di Departemen Intelijen, Rahbar mengatakan, "Coba kalian lihat propaganda media-media asing terkait maslaah-masalah yang sebenarnya tidak begitu penting. Lihat apa yang mereka katakan tentang keretakan dan perpecahan serius di tubuh Republik Islam mengenai dualisme kepemimpinan, dan bahwa Presiden tidak mematuhi kata-kata Rahbar."

Beliau mengingatkan, propaganda musuh dalam beberapa hari terakhir kembali membuktikan bahwa mereka menantikan peluang untuk menyerang persis seperti serigala yang mengintai mangsanya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut para anggota kabinet dan sosok presiden sebagai figur-figur yang benar-benar mengabdi untuk negara. "Rakyat dan Kepemimpinan Revolusi selalu mendukung kerja keras dan pengabdian. Tolok ukurnya adalah kerja keras dan pengabdian bukan sosok atau figurnya," imbuh beliau.

Menyinggung kejelasan masing-masing tugas dan tanggung jawab dalam Konstitusi Negara, beliau menandaskan, "Pemimpin Revolusi tidak ingin turun tangan dalam pengambilan keputusan atau kinerja pemerintah. Kecuali jika Pemimpin Revolusi merasakan adanya kepentingan dan maslahat besar yang terabaikan."

Beliau menambahkan, kasus yang terakhir terjadi ini sebenarnya bukan masalah besar, namun di situ ada maslahat besar yang terabaikan.

Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei mengimbau seluruh pihak yang peduli dengan negara ini untuk menghindari polemik dan penilaian buruk terhadap sesama serta tidak membuka peluang bagi musuh untuk memanfaatkan situasi di dalam untuk kepentingan propaganda. "Republik Islam adalah pemerintahan yang kuat, dan Kepemimpinan Revolusi kokoh dalam setiap pendiriannya yang benar," tegas beliau.

Beliau menambahkan, "Selama masih hidup dan memegang tanggung jawab ini, saya tak akan membiarkan terjadinya sedikitpun penyimpangan pada gerakan agung bangsa Iran menuju cita-citanya."

Lebih lanjut Rahbar mengingatkan bahwa selama rakyat masih memelihara semangat dan tekadnya yang kuat di tengah medan maka Allah akan memberikan kemurahanNya. "Jika para pejabat negara mengejar kepentingan pribadi dan melalaikan tujuan sebenarnya maka curahan pertolongan Allah akan terkurangi," kata beliau.

Menyinggung penamaan tahun ini dengan nama tahun ‘Jihad Ekonomi', Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, rakyat dan seluruh pejabat negara harus bahu membahu untuk memulai gerakan ini. Sebab tujuan dari penamaan setiap tahun adalah untuk menciptakan peluang bagi dimulainya gerakan menuju syiar dan slogan yang sudah dicanangkan.

Seraya menegaskan bahwa para pemimpin lembaga tinggi negara dan pejabat tidak lepas dari kekurangan beliau mengungkapkan, kita harus selalu berlindung kepada Allah dan mengenal kekurangan yang ada pada diri kita untuk berusaha menyempurnakannya serta tidak menciptakan kendala bagi gerak langkah bangsa Iran.

Mengenai transformasi yang terjadi di kawasan saat ini beliau mengatakan, berkat Islam dan revolusi Islam, hari ini terlihat geliat kebangkitan Islam secara umum di kawasan yang pasti akan membuah keberhasilan sebagaimana yang sudah terjadi di sejumlah tempat.

"Semakin besar tekad, keimanan dan kesiapan rakyat untuk berkorban peluang mencapai kemenangan akan semakin besar," tandas beliau.

Menyinggung sikap Amerika Serikat (AS), Eropa dan Rezim Zionis Israel yang terkejut menyaksikan perkembangan di kawasan, beliau menegaskan, kekuatan adi daya berusaha keras untuk merebut kendali transformasi di kawasan. Akan tetapi arus kebangkitan Islam tak mengenal kata akhir dan akan terus bergerak maju.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, gerakan ini pada akhirnya akan menguntungkan rakyat di kawasan. Akan tetapi mereka harus benar-benar bersikap cerdas dan waspada. Sebab musuh terus mengintai dan mencari kesempatan untuk menyimpangkan gerakan ini.

Mengenai kezaliman nyata yang terjadi di Bahrain, Yaman dan Libya, beliau menegaskan, sikap jujur tentang perkembangan di kawasan khususnya di tiga negara itu akan membawa kita untuk mengatakan bahwa kubu adidaya Barat telah menzalimi rakyat di kawasan. Mereka adalah penjahat yang tidak bisa diabaikan.

Menurut beliau faktor utama yang mendorong AS dan Barat melakukan kezaliman terhadap rakyat di kawasan adalah pembelaan terhadap rezim ilegal Israel. "Dalam perkembangan yang ada, rakyat Bahrainlah yang menanggung ketertindasan dalam skala terbesar," imbuh beliau.

Untuk itu, Barat menggelar serangan propagandanya yang gencar terhadap Republik Islam Iran karena sikapnya yang benar terkait transformasi ini.

Republik Islam Iran, kata beliau, tidak bersikap acuh terhadap transformasi di kawasan seperti dimaukan kubu arogansi. Rakyat, pemerintah dan para tokoh politik Iran tidak duduk berpangku tangan menyaksikan kezaliman ini.

Meski demikian beliau menepis tuduhan adanya campur tangan Iran dalam urusan negara-negara lain. Seraya menyebut tuduhan itu tak berdasar Rahbar menegaskan, selain sikapnya yang tegas dan resmi, Republik Islam Iran tidak melakukan intervensi apapun dalam urusan Bahrain, Yaman dan Libya. Iran pantang menyerah menghadapi kekuatan adidaya dunia yang sebenarnya keropos.

Mengenai kejahatan rezim Bahrain dalam menumpas gerakan rakyat, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, siapapun orangnya jika dia fair dan jujur pasti akan mengecam perlakuan rezim Bahrain.

Beliau menambahkan, tindakan pemerintah Bahrain terhadap rakyatnya jelas salah dan hanya akan menumpuk kebencian rakyat terhadapnya. Mungkin kemarahan rakyat pada tahap berikutnya akan lepas dari kendali pemerintah jika terpantik kembali.

Selain pemerintah Bahrain, ungkap beliau, rezim-rezim yang mengirinkan tentara dan pasukan ke Bahrain juga telah melakukan kesalahan.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung pula soal Libya yang beliau sebut sebagai contoh lain dari kezaliman kubu arogansi. Beliau menandaskan, Barat tidak menginginkan lahirnya pemerintahan yang merakyat dan Islami di Libya, negara yang berdekatan dengan Eropa dan kaya minyak. Karena itu, mereka terus bermain politik terkait rakyat negara ini. Akan tetapi rakyat Libya telah mengenal tipu daya musuh.

Tak lupa beliau mengingatkan bahwa perkembangan di kawasan ini telah dimanfaatkan oleh Rezim Zionis Israel untuk menekan rakyat Gaza dan menebar maut di sana. "Bangsa-bangsa dan negara-negara di kawasan jangan sampai melupakan sepak terjang Rezim Zionis," kata beliau selanjuntnya.

Di bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung sisi sejarah kawasan provinsi Fars yang telah melahirkan banyak ulama dan tokoh besar, khususnya kota Shiraz sebagai pusat jihad, perjuangan, spiritualitas, keilmuan, sastera dan aktivitas politik dan kemasyarakatan. "Warga Fars benar-benar terdepan," kata beliau.

Di awal pertemuan, Wakil Wali Faqih dan Imam Jum'at Shiraz Hojjatul Islam wal Muslimin Imani dalam pembicaraannya menjelaskan peran warga Provinsi Fars dalam periode perjuangan Islam sampai setelah kemenangan revolusi Islam dengan mempersembahkan 14.600 syuhada sepanjang Perang Pertahanan Suci.


700 /