Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Rahbar: AS Berusaha Simpangkan Revolusi Mesir

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamene hari ni (16/2) dalam pertemuan dengan ribuan warga Azerbaijan Iran menyinggung proses kebangkitan Islam yang kian meluas di Dunia Islam seraya menyebutnya sebagai buah yang manis dari perjuangan dan resistensi rakyat Iran dalam 33 tahun terakhir.

Beliau mengatakan, "Hari ini, berkat iman dan Islam, kegigihan, kemuliaan, kemajuan dan pengaruh Iran yang Islami semakin besar dan tekad bangsa Iran untuk mencapai puncak kebesaran pun semakin mantap."

Dalam pertemuan yang digelar dalam rangka memperingati gerakan bangkitan bersejarah warga Tabriz yang terjadi pada 29 Bahman 1356 HS (18 Februari 1978), Rahbar memuji keimanan, ketulusan, kegigihan dan kearifan warga Azerbaijan yang selalu mengundang decak kagum sepanjang sejarah, khususnya dalam berbagai periode perjuangan Islam dan revolusi Islam. Beliau menandaskan, keistimewaan paling menonjol yang ada pada gerakan kebangkitan warga Tabriz 29 Bahman 1356 HS adalah bahwa gerakan itu telah menjadi contoh bagi gerakan-gerakan lain bangsa Iran yang terjadi setelahnya. Jika kebangkitan 29 Bahman tidak terjadi, maka gerakan kebangkitan warga Qom 19 Dey akan terlupakan dan proses gerakan kebangkitan Islam akan terhenti.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung revolusi Islam Iran yang menjadi contoh bagi berbagai bangsa seraya menambahkan, faktor utama yang memicu munculnya beragam tekanan terhadap Republik Islam Iran sejak awal kemenangan revolusi Islam hingga saat ini adalah upaya musuh untuk mencegah gerakan bangsa Iran menjadi contoh bagi bangsa-bangsa lain.

Beliau mengangkat pula soal embargo ekonomi, teror para ilmuan Iran yang menonjol, dan berbagai tuduhan terkait hak asasi manusia, seraya mengatakan, semua tekanan dan propaganda ini dimaksudkan untuk menghentikan gerak langkah rakyat Iran serta memalingkan opini umum kawasan dan dunia dari Republik Islam Iran. Akan tetapi berbeda dengan apa yang diinginkan oleh pihak musuh, Iran yang Islami semakin hari semakin kuat dan maju.

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengungkapkan, perang pertahanan suci yang berlangsung selama delapan tahun telah membuat para komandan militer Iran yang masih muda dan pemberani mendapat peluang untuk menunjukkan diri. Embargo ekonomi dan ilmiah juga membantu proses aktualisasi potensi dan kemampuan para pemuda.

Mengenai kriteria terpenting warga Azerbaijan dan Tabriz beliau menyatakan, warga Azerbaijan dan Tabriz menonjol dalam semangat, tekad dan kearifan . "Keistimewaan ini termasuk kearifan yang disertai kekuatan analisa harus tetap seperti masa 33 tahun ini dan mesti dijaga dan diperkuat," imbuh beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Meskipun pemuda di zaman itu tidak pernah menyaksikan Imam Khomeini dan para pahlawan seperti Syahid Bakeri serta tidak pula mengalami masa perang pertahanan suci, akan tetapi pemikiran dan kemampuan membaca situasi dan khittah mereka tidak berbeda dengan pemikiran dan khittah di tahun-tahun pertama revolusi Islam."

Di bagian lain pembicaraannya, Rahbar menyinggung transformasi di Mesir dan mengatakan, penghinaan dan pelecehan yang dilakukan oleh rezim Mesir terhadap rakyatnya sepanjang puluhan tahun ini terjadi karena ketergantungannya kepada Amerika Serikat (AS) dan Rezim Zionis Israel, dan akibatnya rakyat dan para pemuda Mesir tak bisa lagi menolerir dan beginilah reaksi itu muncul secara tiba-tiba.

Beliau menambahkan, gerakan rakyat Mesir dimulai oleh para pemuda dari masjid-masjid dan forum shalat Jum'at sampai akhirnya berubah menjadi gerakan umum.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan bahwa kehadiran rakyat di tengah medan akan membuat senjata-senjata politik, militer dan ekonomi kubu arogansi kehilangan efektivitasnya. Beliau menandaskan, AS bisa mendiktekan apa saja kepada rezim yang tidak didukung kekuatan rakyat. Jika tidak lagi menguntungkan, mereka tak akan menghiraukan rezim itu lagi, dan itulah yang terjadi pada Mohammad Reza Pahlevi dan Ben Ali. Tapi ketika rakyat terlibat, tak ada yang bisa dilakukan oleh AS.

Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, di Mesir hari ini AS berusaha untuk menyimpangkan gerakan rakyat Mesir dengan membuat mereka puas dengan apa yang sudah dicapai lalu bersedia mengakhiri aksi protes. Tapi nampaknya kecil kemungkinan taktik itu bisa membuahkan hasil. Sebab, rakyat Mesir adalah rakyat yang sudah bangkit dan menyadari kemampuan dan pengaruhnya yang besar.

Di awal pertemuan, Wakil Wali Faqih dan Imam Jum'at Tabriz Ayatollah Mojtahed Shabestari dalam pembicaraannya mengenang kembali perjuangan dan kebangkitan 29 Bahman 1356 HS serta peran warga Azerbaijan dalam perjalanan dan perjuangan revolusi Islam khususnya di masa perang pertahanan suci, seraya mengatakan, warga Azerbaijan khususnya warga Tabriz selalu mementaskan kearifan dan loyalitasnya kepada kepemimpinan. Tanggal 22 Bahman (hari kemenangan revolusi Islam) tahun ini bersama lautan rakyat Iran di berbagai kota mereka terjun ke tengah medan seperti yang dilakukan setiap tahun.

700 /