Pemimpin
Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei
menjelang zhuhur hari Ahad (18/5) menerima Presiden Brazil Luis Inacio Lula da
Silva bersama rombongan di kediamannya. Dalam pertemuan itu Rahbar menyinggung
tentang sikap independen dan progresif negara Brazil dalam pelbagai masalah
internasional. Rahbar menekankan, “Satu-satunya jalan untuk mengubah kondisi
tidak adil saat ini di dunia adalah kerjasama dan perluasan hubungan
negara-negara independen satu dengan lainnya.” “Berdasarkan prinsip ini,
Republik Islam Iran menyambut baik kerjasama dengan Brazil terkait pelbagai
masalah bilateral kedua negara dan internasional,” tambah Rahbar.
Ayatullah
Sayyid Ali Khamenei menegaskan bahwa Brazil saat ini sangat berbeda dengan
Brazil tahun-tahun sebelumnya. Beliau mengatakan, “Negara Brazil adalah sebuah
negara besar dan berpengaruh dalam pelbagai masalah Amerika Latin dan
internasional. Sikap pemerintah Brazil di tahun-tahun terakhir menunjukkan
sikap independen dan orientasinya melawan sikap Amerika.”
Sekaitan
dengan ucapan Presiden Brazil yang memandang pentingnya mengubah struktur
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menegaskan,
“Satu-satunya jalan untukmengubah hubungan internasional yang sangat tidak adil
di dunia ini adalah semakin dekatnya negara-negara independen satu dengan
lainnya dan mereka harus memainkan perannya masing-masing.”
Rahbar dalam
pembicaraannya mengatakan, “Negara-negara adidaya mendefinisikan hubungan
internasional secara vertikal dan negara adidaya berada di puncaknya. Hubungan
ini harus diubah dan mengubahnya merupakan satu hal yang mungkin.”
Pemimpin
Besar Revolusi Islam Iran menekankan bahwa kekuatan-kekuatan hegemoni dan
Amerika sebagai pemimpinnnya sangat khawatir dengan kerjasama dan perluasan
hubungan negara-negara independen dan pengaruh mereka dalam penyelesaian
masalah-masalah internasional. Kepada Presiden Lula da Silva, Ayatullah Sayyid
Ali mengatakan, “Contoh nyata masalah ini adalah kontroversi yang diciptakan
Amerika terkait lawatan Anda ke Iran. Karena mereka menentang hubungan yang
semacam ini.”
Ayatullah
Sayyid Ali Khamenei kembali menegaskan, “Kami punya keyakinan bahwa
negara-negara yang selama 200 tahun terakhir ini termarjinalkan oleh politik
kekuatan-kekuatan imperialis dapat bangkit kembali dan memainkan peran
penting.” Seraya menyinggung bahwa bila negara-negara ini mencoba memainkan
perannya, Amerika pasti menindak dan menekan mereka. Ditambahkannya, “Contoh
dari kondisi ini adalah tindakan Amerika terhadap Republik Islam Iran selama 30
tahun. Namun saya punya keyakinan dalam pergesekan ini kemenangan akan berada
pada pihak yang bersama kebenaran dan teguh di jalannya.”
Rahbar
mengingatkan, “Bangsa Iran terbukti selama tiga puluh tahun lalu hingga
sekarang tegar menghadapi Amerika. Bangsa Iran bukan saja tidak hancur, tapi
justru semakin kuat dan mengakar.”
Ayatullah
Sayyid Ali Khamenei menegaskan bahwa negara-negara adidaya tidak akan pernah
puas dengan batasan apapun. Menurut beliau, “Negara-negara adidaya hanya akan
mundur bila harus terpaksa melakukannya.” Diingatkannya, “Allah pasti membantu
bangsa-bangsa yang mengambil langkah-langkah panjang dan mulia serta
bertawakkal kepada-Nya. Kami percaya dengan janji ilahi ini. Karena kami telah
menyaksikannya selama tiga puluh tahun belakangan ini dengan mata kepala kami
sendiri.” “Sebagaimana percaya akan bantuan ilahi, kami juga percaya akan
pengaruh dan kekuatan tekad bangsa,” tambah Rahbar.
Pemimpin
Besar Revolusi Islam Iran juga menyinggung tentang kapasitas luas yang dimiliki
Republik Islam Iran dan Brazil guna memperluas hubungannya dan menambahkan, “Dua
negara ini dapat memanfaatkan segala pengalaman yang dimiliki masing-masing
negara.”
Dalam
pertemuan yang dihadiri juga oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Brazil
Luis Inacio Lula da Silva menyatakan kegembiraannya berada di Iran. Presiden
Lula da Silva menegaskan, “Tujuan utama lawatan ini adalah memperluas hubungan
Brazil dan Republik Islam Iran di pelbagai bidang mulai dari ekonomi,
perdagangan, politik dan kerjasama bilateral dan internasional.”
Seraya
menekankan bahwa dunia telah mengalami perubahan dan berdasarkan transformasi
ini, PBB juga membutuhkan perubahan. Ditambahkannya, “Di tahun-tahun terakhir,
banyak negara penting yang muncul dalam geografi politik dunia dan Iran
termasuk satu di antaranya. Negara-negara ini mampu membentuk kutub politik dan
ekonomi baru dengan kerjasama satu dengan lainnya.”