Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Selasa sore (26/1) dalam pertemuan dengan Mohamed Ould Abdel Aziz, Presiden Mauritania dan rombongan menilai hubungan kerjasama dengan negara-negara Islam sebagai prinsip dalam politik luar negeri Republik Islam Iran. Rahbar menyatakan harapannya bahwa lawatan ini akan menjadi awal penuh berkah bagi pertumbuhan kerjasama bilateral di pelbagai bidang.
Seraya mengisyaratkan langkah pemerintah Mauritania tahun lalu dalam memutuskan hubungan dengan rezim Zionis Israel Rahbar menambahkan, “Langkah ini menjadi teladan yang baik bagi sebagian negara-negara Arab. Karena rezim Zionis Israel sejatinya adalah bahaya besar bagi dunia Islam yag setiap harinya memikirkan untuk memperluas pengaruh dan hegemoninya terhadap kawasan Timur Tengah.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai kejahatan Zionis Israel di Gaza telah melukai tubuh umat Islam dan sambil menyatakan penyesalannya atas kinerja sebagian negara-negara Islam tekait masalah ini beliau mengatakan, “Rezim Zionis Israel dengan melanjutkan tekanan dan genosida berkeinginan untuk mengeluarkan Palestina dari wilayah keislaman, namun mereka pasti tidak akan pernah mampu.
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengatakan, “Yakinlah akan datang suatu hari di mana bangsa-bangsa di kawasan menyaksikan kehancuran rezim Zionis Israel. Dekat atau jauhnya peristiwa ini bergantung pada kinerja negara-negara Islam dan bangsa-bangsa muslim.”
Seraya mengisyaratkan ketamakan negara-negara Barat dan sikap hegemoninya Rahbar mengatakan, “Barat tidak pernah punya keinginan menyertai dan membantu negara-negara Islam. Setiap kali mereka menjejakkan kakinya di sebuah daerah, pasti disertai dengan kerusakan dan kehancuran. Contoh gamblangnya adalah menjadikan Afrika berada di bawah cengkeraman Barat selama satu abad lalu.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei kembali menyinggung ketamakan Amerika atas Afrika dan mengatakan, “Amerika ingin membangun pangkalan militer di Afrika dan tentu saja ini menjadi bahaya besar. Oleh karenanya, bangsa dan negara-negara Afrika tidak boleh mengizinkan rumah dan negara mereka menjadi pangkalan militer Amerika.”
Rahbar juga menyebut pentingnya peningkatan posisi internasional negara-negara Islam dan mengatakan, “Untuk meraih posisi yang layak bati umat Islam, perlu diciptakan persatuan dan persaudaraan nyata antara negara-negara Islam. Selain itu mereka juga jangan sampai bersandar pada kekuatan-kekuatan hegemoni internasional.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menekankan kesiapan Iran untuk mengalihkan pengalaman sains dan industrinya kepada negara-negara Islam, termasuk Mauritania.
Dalam pertemuan yang dihadiri juga oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Mauritania, Mohamed Ould Abdel Aziz mengisyaratkan kemajuan industri, teknologi dan sains Republik Islam Iran dan menyebutnya sebagai kebanggaan umat Islam. Presiden Mohamed Ould Abdel Aziz juga menginginkan perluasan hubungan bilateral Mauritania-Iran lebih dari yang sebelumnya di segala bidang.
Sambil mengisyaratkan hikmah dari ucapan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pertemuan ini, Mohamed Ould Abdel Aziz mengucapkan terima kasih atas peran dan usaha Republik Islam Iran di kawasan dan internasional dalam menciptakan perdamaian dan ketenangan.