Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari Ahad (22/11) saat menerima Perdana Mentri Kuwait Sheikh Nasser Mohammad Al-Sabah dan rombongan menekankan, “Negara-negara Islam khususnya negara kawasan Teluk Persia harus semakin memperluas segala bentuk kerjasama dan hubungannya.”
Seraya menyinggung sumber kekayaan alam negara-negara kawasan Teluk Persia Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengatakan, “Dengan mencermati sumber-sumber alam yang kaya yang dimiliki negara-negara Teluk Persia, semestinya negara-negara ini memiliki posisi yang lebih baik dari aspek kemajuan sains dan materi dan punya pengaruh besar dalam politik internasional. Harapan ini tidak akan tercapai melainkan dengan kerjasama satu negara dengan lainnya.”
Namun Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan, “Kerjasama ini tentu saja punya musuh, namun yang paling penting negara-negara Teluk Persia harus senantiasa mengambil keputusan yang bertentangan dengan keinginan musuh-musuh dan berdasarkan kepentingannya sendiri.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei tidak lupa menekankan pentingnya negara-negara Islam memberikan perhatian yang lebih guna memperkokoh hubungan dan kerjasama di antara mereka. Beliau menambahkan, “Kebijakan menuntut manusia untuk lebih mengenal teman-temannya dan bekerjasama dengan mereka. Segala bentuk ketiadaan hubungan antar negara-negara Islam khususnya negara-negara Islam yang tetangga berarti keluar dari bingkai kebijakan.”
Sambil menyinggung serangan yang dilakukan Saddam terhadap Iran dan pemaksaan perang selama delapan tahun, kemudian serangan Saddam terhadap Kuwait, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menekankan, “Tindakan-tindakan Saddam telah keluar dari kerangka bertetangga dan sudah barang tentu ia banyak merugikan negara-negara kawasan.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai baik sikap negara Kuwait dan kerjasama negara ini dengan Republik Islam Iran. Dikatakannya, “Iran menyambut perluasan sejumlah kerjasama dengan Kuwait di segala bidang, namun mempersiapkan sarana demi pelaksanaan pelbagai kesepakatan harus diusahakan secepatnya.”
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Rahimi, Perdana Menteri Sheikh Nasser Mohammad Al-Sabah di samping menyampaikan kegembiraannya akan pertemuannya dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam, ia menilai hubungan Iran dengan Kuwait sebagai hubungan yang sangat lama, memiliki akar sejarah yang sangat dalam, begitu juga dalam budaya dan agama. Dikatakannya, “Republik Islam Iran telah menunjukkan persahabatan dan persaudaraannya kepada rakyat Kuwait dalam masa sulit dan masa penyerangan Saddam terhadap Kuwait. Kami senantiasa menganggap Iran sebagai sahabat dan saudara.”
Seraya menyinggung tentang delegasi Kuwait yang menyertainya dalam lawatan ke Iran, ia mengatakan, “Pemerintah Kuwait bersikukuh untuk memperluas hubungan dengan Iran di pelbagai bidang dan berusaha memanfaatkan pengalaman-pengalaman para ahli dan pakar Iran.”