Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam:

Rahbar: Persatuan Islam Harus Jadi Prioritas Program Ibadah Haji

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menegaskan bahwa ‎hal yang paling penting saat ini bagi dunia Islam adalah persatuan. Hal itu ditegaskan hari ini (26/10) oleh ‎Rahbar saat menerima para pengurus pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Beliau mengatakan, "Ibadah haji ‎harus menjadi implementasi bagi sebuah tekad yang kuat dari tengah umat Islam untuk melawan segala ‎bentuk aksi yang merongrong persatuan umat Islam dan mengganggu gerak langkah kaum muslimin ke ‎arah kemajuan."‎

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut haji sebagai kesempatan yang besar dan sangat berharga. Beliau ‎menandaskan, peluang berada di Masjidul Haram dan Masjid Nabawi, di sisi makam para imam Ahlul Bait ‎serta makam para sahabat yang mulia, semua itu harus dimanfaatkan untuk menambah bekal keimanan, ‎spiritualitas, dan ketundukan di hadapan Allah.‎

Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengingatkan, "Para peziarah harus berhati-hati agar tidak menyia-nyiakan ‎kesempatan yang sangat berharga ini untuk hal-hal duniawi yang tidak perlu."‎

Beliau lebih lanjut menyebutkan peluang besar lain yang didapat dari pelaksanaan ritual ibadah haji, yaitu ‎terjalinnya hubungan langsung dengan Dunia Islam yang besar ini. Ayatollah Al-Udzma Khamenei ‎menambahkan, "Orang Iran yang berkesempatan berziarah ke tanah suci hendaknya mengenalkan ‎keislaman Republik Islam lewat perilaku, gerak-gerik, dan akhlak Islami kepada para jemaah haji dari ‎negara-negara lain."‎

Pemimpin Besar Revolusi Islam membawakan beberapa contoh akhlak Islami dan tarbiyah Qur'ani yang ‎salah satunya adalah keikutsertaan dalam shalat jamaah di Masjidul Haram dan Masjid Nabawi. Beliau ‎menandaskan, "Imam Khomeini (ra) adalah sosok figur manusia yang tanggap dan bijak. Beliau selalu ‎mengimbau jemaah haji Iran untuk ikut serta dalam shalat jamaah, sebab kehadiran dalam shalat jamaah ‎ini adalah bentuk nyata dari pentas persatuan umat Islam." ‎

Rahbar mengungkapkan bahwa pelaksanaan acara pembacaan doa Kumail dan ikrar baraah atau berlepas ‎tangan dari kaum musyrikin adalah salah satu bentuk tabligh terbesar yang dilakukan jamaah haji Iran. ‎Beliau mengatakan, "Haji adalah manifestasi tauhid. Sebab dalam ibadah haji ada ikrar ketundukan kepada ‎kekuasaan Allah dan penafian kekuasaan selain Allah, dan inilah makna dari baraah."‎

Di bagian lain pembicaraannya Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengangkat masalah persatuan Islam yang ‎menurut beliau adalah masalah paling krusial dan inti di Dunia Islam saat ini. Beliau mengatakan, "Aksi-aksi ‎terorisme berdarah yang terjadi di sejumlah negara Islam termasuk Irak, Pakistan dan beberapa negara lain ‎ditujukan untuk menciptakan perpecahan di antara umat Islam, Syiah dan Sunni. Karenanya, topik ‎persatuan umat Islam harus menjadi prioritas perhatian." Mereka yang melakukan aksi terorisme ini, kata ‎Rahbar, adalah para antek asing. ‎

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa para jamaah haji yang berziarah ke Baitullah Al-Haram ‎tidak boleh mengabaikan transformasi yang terjadi di Dunia Islam, khususnya di Irak, Afganistan, Palestina ‎dan sejumlah wilayah Pakistan. Beliau menandaskan, dalam menjalankan ibadah haji harus ada kepekaan ‎terhadap tindakan-tindakan yang bisa merusak persatuan Islam atau upaya merongrong panji Islam yang ‎berkibar di dunia Islam lewat Iran.‎

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung rangkaian pelecehan dan penghinaan yang menimpa orang-‎orang Muslim Syiah bahkan penistaan yang terjadi terhadap kehormatan makam Baqi' di Madinah atau ‎Masjidul Haram dan Masjid Nabawi. Menurut beliau, tindakan-tindakan pelecehan seperti itu yang merusak ‎persatuan Islam sengaja dilakukan untuk kepentingan Amerika Serikat dan dinas-dinas intelijen asing. ‎Beliau menegaskan, "Pemerintah Arab Saudi seharusnya mengambil inisiatif tindakan untuk melawan aksi-‎aksi seperti ini."‎

Rahbar lebih lanjut menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pengurus pelaksanan ibadah haji ‎khususnya kepada Hojjatul Islam wal Muslimin Rey Shahri, Khaksar Qahrudi, dan para Menteri Penerangan ‎pada periode-periode yang lalu. Beliau menambahkan, "Seluruh program budaya, politik, dan pengurusan ‎kloter-kloter jamaah haji hendaknya disusun sesuai dengan tuntutan masing-masing periode."‎

Dalam pertemuan itu, Wakil Wali Faqih dan Amirul Hajj Iran Hojjatul Islam wal Muslimin Rey Shahri ‎menyampaikan laporan tentang program budaya dan penelitian, khususnya program pelatihan para calon ‎jemaah haji dan training bagi para rohaniawan pimpinan rombongan haji. Dalam laporan itu juga ‎disebutkan tentang program penyampaian pesan haji, Rey Shahri mengatakan, "Program haji tahun ini akan ‎mengangkat topik utama ‘haji dan penantian'."‎

Pada pertemuan yang sama Menteri Penerangan dan Bimbingan Islam Sayid Mohammad Hosseini ‎menyampaikan pidatonya tentang haji dan dampak maknawiyahnya.
700 /