Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam:

Pertemuan Rahbar dengan Para Anggota Dewan Ahli Kepemimpinan

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari ini, ‎Kamis (24/9) dalam pertemuan dengan para anggota Dewan Ahli Kepemimpinan (Majles-e ‎Khebregan-e Rahbari) mengungkapkan beberapa poin penting yang memuat sejumlah titik kuat ‎dan kelemahan yang ada pada pemerintahan Republik Islam di Iran. Rahbar juga menjelaskan ‎posisi pemerintahan Islam yang mengakar kuat. Seraya menyinggung program dan agenda ‎sistematis musuh-musuh Republik Islam untuk melemahkan pemerintahan Islam ini, beliau ‎membeberkan sejumlah langkah dan agenda utama musuh-musuh pemerintahan Islam lewat ‎perang lunak. Untuk itu beliau mengimbau semua pihak agar tetap waspada dan jeli. Beliau ‎meminta kalangan elit masyarakat untuk bersikap berani dan menjaga persatuan.‎

Mengenai perubahan strategi musuh-musuh revolusi Islam seiring dengan kian kokohnya akar ‎pemerintahan Islam di Iran, Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengatakan, "Selama tiga puluh ‎tahun pemerintahan Islam ini telah menumpuk segudang pengalaman dalam menghadapi ‎berbagai tantangan. Semakin maju negara ini semakin canggih pula makar yang ditebar musuh. ‎Langkah-langkah musuh itu harus dikenali dengan baik untuk dapat menyusun strategi ‎mengalahkannya."‎

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung ancaman serangan militer terhadap Iran dan ‎menyebutnya sebagai kemungkinan yang sangat kecil dalam kondisi saat ini. Beliau mengatakan, ‎‎"Untuk saat ini, musuh menggunakan cara perang urat saraf atau yang lazim disebut dengan ‎istilah perang lunak untuk melawan pemerintahan Islam. Target perang ini adalah mengubah titik ‎kuat dan kesempatan yang dimiliki negara Islam ini menjadi titik lemah dan ancaman."‎

Beliau menambahkan, "Dalam perang lunak ini, secara masif musuh-musuh pemerintahan Islam ‎menggunakan mesin-mesin propaganda dan media komunikasi untuk menyerang keimanan, ‎marifat, keteguhan, serta dasar dan lembaga-lembaga negara. Untuk melawannya kita perlu ‎bermain cerdas, waspada, matang dan tampil di medan dengan bijak. Tentunya dengan demikian ‎kita akan mendapat pertolongan dari Allah SWT."‎

Rahbar lebih lanjut menerangkan garis-garis besar agenda musuh dalam perang lunak melawan ‎pemerintahan Republik Islam. "Mereka berupaya mengubah sinar harapan di tengah rakyat ‎menjadi pesimisme dan keragu-raguan, menebar anggapan adanya kebuntuan, mengesankan ‎suasana yang kelam, dan berikutnya menggembosi gerak laju masyarakat. Ini adalah salah satu ‎garis besar dalam agenda mereka," jelas beliau.‎

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut partisipasi 85 persen rakyat Iran dalam pemilihan ‎presiden yang lalu sebagai bukti kepercayaan mereka kepada pemerintahan Islam yang telah ‎berumur 30 tahun. "Terpilihnya presiden dengan suara yang spektakuler dan terbesar sepanjang ‎sejarah revolusi Islam merupakan poin positif yang sangat penting. Musuh berusaha mengubah ‎poin positif ini menjadi keraguan dan apatisme," kata beliau.‎

Banyak hal di Iran yang dinilai Rahbar sebagai faktor yang dapat menumbuhkan optimisme di ‎tengah rakyat. "Infra struktur yang kokoh dan kesiapan negara ini untuk bergerak dengan ‎lompatan yang jauh, kemajuan mengagumkan di ranah ilmu, pengalaman yang didapat selama ‎‎30 tahun usia revolusi Islam, generasi muda yang energik, terpelajar dan percaya diri, adanya ‎pedoman program pembangunan negara yang jelas sampai tahun 2025, semua itu memberikan ‎rasa optimisme kepada rakyat. Para penentang Republik Islam berusaha mengubahnya menjadi ‎kelemahan dan pesimisme dengan cara mengesankan situasi yang kelam dan kebuntuan di ‎negara ini," tambah beliau.‎

Garis besar lainnya yang ada di agenda musuh dalam perang lunak ini adalah menciptakan ‎perselisihan di semua lapisan. Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengatakan, "Saat ini persatuan ‎umum dan solidaritas nampak jelas di tengah masyarakat, yang salah satu buktinya adalah ‎kehadiran masyarakat secara luas dalam momen shalat Jum'at di bulan Ramadhan, partisipasi ‎besar mereka dalam pawai hari Al-Quds dan membludaknya jemaah shalat Iedul Fitri di seluruh ‎penjuru negeri." Beliau mengimbau semua pihak agar ikut larut dalam persatuan dan berusaha ‎untuk semakin mengokohkannya.‎

Beliau lebih lanjut menyebut pernyataan dan tindakan sejumlah kalangan yang menyulut ‎pertikaian sebagai hal yang terjadi akibat kebodohan dan kelalaian. "Apa saja yang bisa ‎melestarikan dan memperkuat persatuan agama dan persatuan bangsa harus diupayakan," tegas ‎beliau.‎

Garis besar lainnya dalam agenda perang lunak ini adalah upaya keras yang dibarengi dengan ‎modal besar dari musuh untuk memalingkan masyarakat umum dan kalangan ellit dari ‎permusuhan yang sebenarnya dengan mereka. Rahbar mengungkapkan, "Masalah ini bukan ‎berarti kita menutup mata dari problema masyarakat akibat kesalahan pribadi atau kesalahan ‎sosial. Namun yang jelas jangan sampai kita lalai akan agenda dan langkah musuh-musuh kita ‎yang nampak jelas di depan mata."‎

Beliau dalam menjelaskan agenda musuh pasca pemilu mengatakan, "Dapatkah kita menutuo ‎mata dari kesenangan musuh akibat terjadinya rangkaian peristiwa pasca pemilu dan lantas kita ‎bersikap seolah tidak terjadi apa-apa? Rezim penguasa di Inggris yang punya sejarah kelam 200 ‎tahun di Iran, juga rezim Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara lainnya, rezim-rezim itu ‎memuji sikap sejumlah pihak dan mengaku sebagai pembela bangsa Iran. Padahal, rakyat ‎menghendaki pemerintahan Islam. Karena itu, kita jangan sampai melupakan permusuhan ‎lawan-lawan kita yang selalu berusaha menebar tipu daya dan makar."‎

Beliau mengingatkan semua pihak khususnya kalangan elit untuk selalu mewaspadai tutur kata ‎dan tindakan masing-masing supaya tidak menjadi penyempurna agenda musuh-musuh ‎pemerintahan Islam. ‎

Pemimpin Besar Revolusi Islam meminta kalangan elit masyarakat dan para aktivits dunia politik ‎untuk mengasah ketajaman pandangan hati. Beliau mengatakan, "Ketika musuh secara terbuka ‎terlibat adalam aksi kerusuhan pasca pemilu bagaimana kita bisa mengingkari fakta yang nampak ‎dengan jelas ini? Karena itu pandangan hati adalah hal yang sangat penting. Adanya pandangan ‎hati pada diri seseorang akan mengubah banyak perilakunya."‎

Beliau menekankan bahwa pemahaman yang benar akan esensi pemerintahan Republik Islam ‎adalah salah satu hal yang diperlukan untuk melestarikan pemerintahan ini. Republik Islam ‎adalah satu kesatuan yang menghimpun banyak hal. Untuk itu semua dimensi yang ada pada ‎pemerintahan Islam ini harus mendapat porsi perhatian yang sama.‎

Republik Islam adalah pemerintahan yang menggabungkan dua hal yaitu kerakyatan dan ‎keislaman. Sisi kerakyatan dan demokrasi pada sistem pemerintahan ini lahir dari dalam ‎kandungan Islam itu sendiri. Karenanya melemahkan satu sisinya akan berujung pada ‎penggembosan kesatuan itu. ‎

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa tugas utama seorang pemimpin (Wali Faqih) ‎dalam pemerintahan Islam adalah menjaga kelestarian kesatuan ini. Beliau menambahkan, ‎‎"Dengan perspektif seperti ini, individu dan masyarakat, syariat dan logika, spiritualitas dan ‎keadilan, kasih sayang dan ketegasan, semuanya akan berdiri sejajar. Menyimpangkan kesatuan ‎ini akan mengakibatkan penyimpangan pada sistem pemerintahan Islam."‎

Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan bahwa Islam yang diserukan oleh Imam Khomeini ‎‎(ra) adalah Islam murni yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. "Ada Islam yang ‎berhubungan dengan kerajaan, Islam sempalan, Islam sosialis dan beragam Islam lainnya yang ‎tidak mengindahkan esensi Islam yang sebenarnya. Semua itu layak untuk disebut Islam ‎Amerika," tegas beliau.‎

Lebih lanjut Rahbar mengungkapkan bahwa masyarakat khususnya kalangan elit saat ini ‎memerlukan keberanian dalam pemahaman seiring dengan keberanian dalam bertindak. Beliau ‎mengatakan, "Ketakutan akan harta, jiwa dan harga diri, ketakutan akan situasi, sikap reaktif ‎menghadapi lawan, semua itu akan membuat orang keliru dalam memahami banyak hal. Karena ‎itu dalam menyampaikan sikap yang benar jangan takut akan tudingan dan hal-hal yang lain."‎

Beliau mengingatkan kembali bahwa para penyulut fitnah dalam berbagai periode berusaha ‎menebar rasa takut di tengah masyarakat khususnya kalangan elit. Untuk itu beliau mengimbau ‎kalangan elit masyarakat untuk tidak menarik diri dari medan kala terjadi fitnah, sebab ‎meninggalkan medan dalam banyak kasus justeru membantu maraknya fitnah. "Dengan bantuan ‎Allah, fitnah dan tipu daya musuh ini akan kandas," kata beliau.‎

Di bagian lain pernyataannya, Rahbar menyinggung serangan teror yang menimpa Syahid ‎Mamusta Mulla Mohammad Sheikhul Islam, wakil rakyat Kurdistan di Dewan Ahli kepemimpinan. ‎‎"Kepergian ulama yang menyerukan persatuan dan meyakini dasar-dasar pemerintahan Islam ini ‎adalah musibah besar. Mereka yang melakukan aksi kejahatan ini harus tahu bahwa aksi teror ‎dan kekerasan tidak akan membuahkan hasil apapun. Apa yang ditargetkan musuh-musuh ‎pemerintahan Islam tidak akan tercapai," tegas beliau. ‎

Rahbar menambahkan, "Benang merah aksi kejahatan ini pasti bersumber di luar sana dan yang ‎terlibat di dalamnya adalah agen-agen intelijen musuh. Yang pasti, kalangan rohaniawan Sunni ‎dan warga Kurdi akan meneruskan jalan Sang Syahid dengan penuh kerinduan."‎

Di awal pertemuan Ketua Dewan Ahli Kepemimpinan Ayatollah Hashemi Rafsanjani ‎menyampaikan ucapan terima kasih yang dalam kepada Rahbar atas kesempatan yang diberikan ‎kepada para anggota Dewan Ahli untuk bertemu dengan Ayatollah Al-Udzma Khamenei. ‎Rafsanjani menyebut statemen-statemen yang dibuat Rahbar selalu menjadi penyelesai masalah. ‎‎"Pertemuan Dewan Ahli meski diadakan pasca terjadinya rangkaian peristiwa yang baru lalu, ‎namun pertemuan ini berlangsung secara memuaskan dan berhasil membicarakan berbagai topik ‎menarik," katanya.‎

Usai kata sambutan Ketua Dewan Ahli, Ayatollah Mahmoud Hashemi Shahroudi membacakan ‎laporan pertemuan keenam Dewan Ahli Kepemimpinan periode keempat. Dalam hal ini Ayatollah ‎Shahroudi menggantikan posisi Ayatollah Yazdi yang tak hadir karena sakit.‎

Dalam laporan itu disebutkan bahwa para anggota Dewan Ahli Kepemimpinan memuji partisipasi ‎luas rakyat Iran dalam pemilu dan pawai hari Al-Quds Sedunia. Dewan tersebut juga ‎menekankan kembali kedudukan khusus Wali Faqih dalam melestarikan persatuan dalam tubuh ‎pemerintahan Islam dan di tengah rakyat. Dewan Ahli mengimbau rakyat Iran untuk menjaga ‎persatuan dan solidariats nasional.‎

700 /