Para mahasiswa
dari pelbagai universitas, elit akademisi dan budayawan dan anggota dan wakil
organisasi-organisasi mahasiswa Rabu sore (26/8) dalam atmosfir penuh keakraban
bertemu dengan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah
Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei.
Dalam pertemuan
ini, wakil-wakil dari pelbagai universitas dan elit akademisi, budayawan,
sosiolog dan politik yang menyampaikan pandangan-pandangannya sebagai berikut:
Ali Reza Arami Najad,
wakil Asosiasi Mahasiswa Masyarakat Islam dari Universitas Abu Ali Sina Hamdan.
Ali Piran Nejad,
mahasiswa terbaik tingkat pasca sarjana dan pemenang bidang sains Lembaga Elit
Nasional dari Universitas Tehran.
Zahra Ahmadi,
anggota Dewan Pusat Daftar Tahkim Vahdat dari Universitas Al-Zahra.
Saban Ali Zadeh,
mahasiswa terbaik nasional tahun 1384 (2005), mahasiswa terbaik tingkat pasca
sarjana dan kini mahasiswa doktoral Universitas Tarbiyat Modarres.
Saeed Soleimani, wakil
Basij Mahasiswa dari Universitas Sains dan Teknologi Tehran.
Mohammad Ali
Samimi, aktivis budaya dari Universitas Syahid Rajai.
Mahdi Ejrai
Tousi, wakil Persatuan Asosiasi Mahasiswa Islam Independen.
Seyed Mojtaba
Montazeri, mahasiswa Universitas Azad Islami dan wakil Organisasi Mahasiswa
Islam Iran.
Sara Mashoun,
elit akademisi, peraih medali dalam olimpiade internasional ilmu perbintangan
dari Universitas Sanat-e Sharif.
Seyed Hassan
Fagan Moumeli, wakil Gerakan Mahasiswa Pencari Keadilan dari Universitas Sanat
Shahroud.
Ali Asgari, aktivis
mahasiswa Universitas Sanat-e Sharif dalam ucapannya menekankan beberapa poin
berikut:
Pengokohan rasa
percara diri nasional, khususnya keluarga besar kampus sebagai sarana untuk
mempercepat gerakan perangkat lunak.
Memperkenalkan
tokoh-tokoh dan sejarah gemilang sains Iran kepada generasi muda,
Pentingnya kodifikasi
model Iran-Islam demi kemajuan sains Iran.
Melenyapkan sikap
lemah di hadapan pelbagai paradigma dan wacara Barat.
Pentingnya
investigasi peradilan yang lebih cepat, tegas dan cukup mengenai peristiwa Kuy-e
Daneshgah dan solidaritas terhadap para mahasiswa yang menjadi korban.
Para provokator
fitnah pasca pemilu presiden harus menjawab segala perbuatannya kepada opini
publik.
Perlunya hati
nurani dan kewaspadaan tokoh-tokoh nasional di hadapan pelbagai konspirasi dan
fitnah.
Perhatian
terhadap ilmu-ilmu humaniora sebagai pondasi pertumbuhan dan kemajuan
masyarakat dan negara.
Mahkamah Agung
bersikap tegas terhadap korupsi dan pelanggar hukum di pelbagai tingkat
pemerintah dan masyarakat.
Perlawanan tegas
dan cerdas dalam menghadapi setiap intervensi asing, termasuk Amerika dan
Inggris.
Pentingnya
membaca kembali secara mendalam pemikiran-pemikiran strategis Imam Khomeini ra
soal Wilayatul Faqih.
Pengoperasian
segera mimbar-mimbar kebebasan berpikir di universitas-universitas.
Interaksi lebih
intens antara Presiden dan pemerintah dengan kalangan elit dan perluasan
lingkaran konsultasi pemerintah.
Pentingnya
pemikiran kelayakan dan menghilangkan cara pandang gender.
Penyampaian
informasi detail dan komprehensif mengenai pelbagai masalah dan peristiwa
kepada opini publik.
Pentingnya
menciptakan sistem komprehensif riset di universitas-universitas dan mencegah
penyetaraan dalam riset mahasiswa dan universitas.
Perhatian penuh
pada keharusan empat dekade kemajuan dan keadilan, yakni pengokohan bangunan
sains, perhatian terhadap tuntutan mahasiswa yang benar, pengokohan proses
pencarian keadilan bagi generasi ketiga dan sosialisasi wacana Revolusi, Imam
dan Rahbar.
Pembuatan program
yang benar dan efisien guna menghadapi perang lunak dan perang urat syaraf
pihak-pihak asing lewat sains dan komprehensif.
Menyikapi secara
cerdas munculnya aliran kompleks kemunafikan baru dengan simbol Masjid Dhirar.
Pengokohan
gerakan “jihad” mahasiswa di bidang pembangunan, pengentasan kemiskinan dan
mencegah aktivitas ini diambil alih pemerintah.
Memahami pesan
hakiki peran serta 85 persen rakyat dalam pemilu presiden sebagai suara
kepercayaan rakyat kepada sistem demokrasi agama.
Upaya tanpa henti
seluruh aparat pemerintah memberi jawaban kepada rakyat yang menuntut keadilan.
Upaya lebih para
aparat pemerintah dalam menghadapi pelbagai peristiwa sosial-politik.
Kritik obyektif
dan penilaian realistis terhadap kinerja aparat pemerintah.
Pelaksanaan
seluruh prinsip Undang Undang Dasar, termasuk menjamin mata pencaharian dan
sosial masyarakat.
Setelah para
mahasiswa dan wakil-wakil organisasi mahasiswa menyampaikan pandangannya,
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali
Khamenei menilai sebagian pandangan yang disampaikan kokoh, detail dan analisa
tepat yang disampaikan para mahasiswa dalam pertemuan ini memiliki semangat
menggebu-gebu, hasil riset, penuh tuntutan dan penuh emosi generasi muda. Semua
ini menjadi penjamin masa depan negara, Islam dan umat Islam. Ditegaskannya,
“Seluruh kelompok mahasiswa muslim dengan semua nama yang ada menjanjikan masa
depan Iran yang cemerlang.”
Seraya
mengisyaratkan ucapan beberapa mahasiswa terkait pentingnya menyikapi tegas dan
mengadili para pelaku di balik peristiwa terakhir Rahbar mengatakan, “Masalah
yang begitu penting seperti ini tidak boleh disikapi berdasarkan dugaan
dan isu.”
Rahbar menyebut
sistem Islam sebagai hasil perjuangan agung bangsa Iran selama 30 tahun
terakhir. Ditambahkannya, “Kalian semua harus percaya tidak akan ada toleransi
dalam menghadapi aksi kriminal dan kejahatan, namun masalah sepenting ini
lembaga peradilan harus menghukumi berdasarkan argumentasi dan bukti-bukti
kuat. Bahkan sekalipun ada bukti atas sejumlah isu tetap tidak dapat dijadikan
landasan untuk menghakimi.” Sekaitan dengan masalah ini, Rahbar menegaskan,
“Segala pekerjaan tingkat makro yang dilakukan pemerintah harus dengan
mencermati seluruh masalah dan meninggalkan cara pandang dari satu sisi. Bila
segala aktivitas dilakukan dengan cara pandang komprehensif, setiap orang yang
obyektif akan puas.”
Ayatullah Sayyid
Ali Khamenei mengisyaratkan sebagian ucapan para mahasiswa mengenai keharusan
menindaklanjuti perintah Rahbar dalam menyikapi peristiwa Kuy-e Daneshgah dan
masalah Kahrizak dan mengatakan, “Dalam peristiwa-peristiwa pasca pemilu
presiden terjadi pelanggaran dan kejahatan dan siapa saja yang melanggar akan
ditindak tegas.” Rahbar mengajak semua untuk tidak melakukan aksi-aksi
propaganda dalam menyikapi para pelaku Kuy-e Daheshgah dan masalah semacam itu.
Beliau mengatakan, “Tidak perlu melakukan propaganda. Sejak hari pertama telah
dikeluarkan perintah tegas untuk menyikapi masalah ini secara tegas sambil
tentunya tetap bersikap hati-hati dan perlu ketelitian dalam masalah yang
semacam ini. Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengingatkan, “Dalam peristiwa Kuy-e
Daneshgah terjadi pelanggaran besar dan untuk itu telah disiapkan berkas khusus
agar pelakunya adili tanpa memperhatikan keterikatannya kepada satu organisasi
apapun.”
Rahbar dalam
pertemuan itu tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada pihak
Intelijen, Polisi dan Basij atas pelayanan mereka selama ini dan mengingatkan,
“Pelayanan besar ini tidak boleh menjadi kendala mengusut sebagian pelanggaran.
Siapa saja yang melakukan pelanggaran dan bagian dari lembaga-lembaga ini bila
melakukan tindakan pelanggaran harus diusut.” Rahbar juga menekankan pengusutan
kepada mereka yang menjadi korban di penjara Kahrizak, begitu juga mengkaji
beberapa orang yang meninggal akibat kasus ini. Ditambahkannya, “Namun demikian
masalah ini tidak boleh menjadi masalah utama pasca pemilu presiden.”
Masih sekaitan
dengan masalah ini beliau mengatakan, “Sebagian orang pasca pilpres telah
melakukan kezaliman besar terhadap rakyat dan Republik Islam Iran. Mereka tidak
peduli akan kehormatan negara ini di hadapan negara-negara lain dengan
menjadikan masalah Kahrizak atau Kuy-e Daneshgah sebagai masalah utama. Cara
pandang ini dengan sendirinya sebuah kezaliman yang transparan.”
Dalam menjelaskan
masalah asli pasca pilpres Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menjelaskan, “Republik
Islam dengan kemajuan luar biasa di tahun-tahun telah mengangkat posisi Iran di
tingkat tinggi dan menjadi kehormatan kawasan dan internasional. Peran serta 85
persen rakyat dalam pemilu menambah kejayaan ini, namun tiba-tiba ada gerakan
yang ingin melenyapkan peristiwa yang membanggakan ini. Menurut saya gerakan
ini telah dipersiapkan sejak lama.”
Ayatullah Sayyid
Ali Khamenei menegaskan, “Saya tidak menuduh barisaan terdepan pelaku peristiwa
terakhir sebagai boneka pihak asing seperti Amerika dan Inggris. Karena masalah
ini buat saya belum terbukti. Namun tidak disangsikan gerakan ini telah
dipersiapkan sejak sebelumnya, baik para pejabat dan pelopor gerakan ini
mengetahui atau tidak. Tentunya gerakan ini sejak tidak begitu yakin rencana
mereka bakal berhasil, namun mobilisasi sebagian tokoh pasca pilpres memberikan
harapan kepada mereka, sehingga para pendisaian asli gerakan ini mengerahkan
segala kemampuan dan fasilitas media baik cetak maupun elektronik untuk
meningkatkan kehadirannya dan anasir-anasirnya.”
Rahbar
mengisyaratkan kegagalan konspirasi ini. Beliau mengatakan, “Beruntung karena
para musuh masih tetap salah dalam memahami masalah Iran dan tidak mengenal
bangsa Iran. Oleh karenanya gerakan terakhir ini gagal lewat tamparan rakyat.
Namun mereka belum putus asa dan tidak akan melepaskan apa yang telah terjadi.”
Sembari
menekankan pentingnya kewaspadaan rakyat, khususnya para mahasiswa yang punya
kecintaan kepada Islam, Iran dan masa depannya beliau mengatakan, “Para
pendisain peristiwa pasca pilpres juga punya sutradara dan akan menemukan
sejumlah sutradara lainnya. Namun dengan keutamaan ilahi gerakan dan provokasi
akan selalu mengalami kegagalan. Kewaspadaan dan kesadaran rakyat Iran,
khususnya para pemuda dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan dari
peristiwa-peristiwa seperti ini.”
Ayatullah Sayyid
Ali Khamenei menjelaskan kejadian pasca pilpres dengan pernyataan yang indah, “Inti
kejadian tidak terlalu jauh dari perkiraan namun tokoh-tokoh yang terlibat
berbalik dari perkiraan kami.”
Di bagian lain
dari pidatonya, beliau berbicara mengenai dukunganya terhadap pemerintah dan
presiden. Beliau mengatakan, “Pemerintah saat ini dan Persiden yang terhormat
sama seperti semua manusia, memiliki titik lemah dan kuat. Saya hanya mendukung
titik-titik kuat. Siapa saja yang punya kecenderungan ini dan menunjukkan
mobilisasi dan keseriusannya akan mendapat dukungan saya.” Ditambahkannya, “Menekankan
pada titik lemah akan berujung pada keputusasaan dan generalisasi kelemahan.
Selain itu, menyikapi titik lemah secara transparan tidak banyak membantu
menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, berdasarkan logika hanya di saat tidak
ada cara lain baru mengambil sikap transparan di hadapan titik lemah.”
Seraya
mengisyaratkan perang lunak yang dipakai para musuh menghadapi bangsa Iran dan
Republik Islam Iran, Rahbar menyeru kalangan elit pemikir termasuk para
mahasiswa untuk waspada dalam dalam beraktivitas senantiasa bersandarkan
pemikiran dan disain yang matang. Ditambahkannya, “Para mahasiswa yang tercinta
adalah para perwira muda Iran dan Republik Islam Iran berada dalam front
menghadapi perang lunak musuh dan gerakan setan yang bersandarkan pada kekuatan,
kecurangan dan uang.”
Saat menjelaskan
sebab permusuhan para kekuatan hegemoni terhadap Republik Islam beliau menyebut
posisi strategi umat Islam di kawasan paling sensitif di dunia sebagai
alasannya. Ditambahkannya, “Di kawasan paling sensitif ini, Republik Islam Iran
yang dari hari ke hari semakin kuat tegak menghadapi kekuatan-kekuatan hegemoni
dunia. Tentu saja jaringan besar Zionisme, perusahaan-perusahaan besar dunia
dan pusat-pusat monenter internasional yang menyetir politik Amerika dan Eropa
bakal meletakkan bangsa Iran dan Republik Islam Iran sebagai musuh nomor satu
dan berusaha melenyapkannya.”
Sekaitan dengan
berlanjutnya permusuhan negara-negara arogan dunia kepada Republik Islam Iran
Rahbar mengatakan, “Konspirasi ini hanya akan berakhir ketika Iran dengan
semangat para pemudanya dari sisi sains, ekonomi dan keamanan telah mencapai
tingkatan di mana upaya merusaknya mendekati nol. Oleh karena itu saya
senantiasa menyeru universitas-universitas ke arah produksi ilmu dan gerakan
piranti lunak. Saya menilai kelebihan dari sisi ilmu merupakan tonggak utama
keamanan jangka panjang negara.”
Sembari
mengingatkan para mahasiswa dan universitas mengenai rencana musuh menciptakan
masalah dalam aktivitas sains universitas-universitas beliau mengatakan, “Semua
harus waspada jangan sampai masalah politik kecil dan hina ini merusak
aktivitas ilmiah universitas, kuliah dan pusat-pusat riset. Tujuan pasti musuh
dalam hal ini adalah untuk sementara waktu universitas-universitas tidak
melakukan kegiatan dan menciptakan ketegangan. Kalian bertanggung jawab untuk
menggagalkan rencana ini.”
Rahbar menilai
cara pandang penuh harapan dan positif akan masa depan dapaat mengokohkan front
bangsa Iran dalam menghadapi perang lunak musuh. Ditambahkannya, “Pandangan
positif harus berlandaskan analisa realistis. Para mahasiswa selain
meninggalkan sikap ekstrim kiri dan kanan dalam menyikapi pelbagai masalah dan
dengan berlandaskan pemikiran dan perencanaan melanjutkan kewajiban beratnya
dalam kemajuan sains negara dan membela Iran dalam menghadapi perang lunak
pihak-pihak asing.”