Rahbar atau Pemimpin
Besar Revolusi Islam Iran hari Rabu (19/8) dalam pertemuan dengan Presiden
Suriah Bashar Assad beserta rombongan menilai kondisi saat ini kawasan Timur
Tengah menguntungkan front muqawama dan sebaliknya merugikan Amerika dan mereka
yang mengikuti kebijakan Amerika. Ditekankannya, “Front muqawama harus
memanfaatkan kesempatan besar ini untuk semakin memperkuat hubungan dan
kerjasamanya.”
Seraya menyebut
persatuan Iran dan Suriah sebagai perwujudan muqawama di kawasan Rahbar
mengingatkan, “Hasil dari persatuan dan dampaknya dapat disaksikan secara utuh
di Palestina, Lebanon, Irak dan begitu juga di seluruh kawasan.”
Ayatullah Sayyid Ali
Khamenei tidak lupa mengisyaratkan betapa negara-negara arogan semakin terfokus
di kawasan guna mengalahkan garis muqawama dan melemahkan hubungan front
muqawama, dan mengatakan, “Upaya ini hingga kini tidak berhasil dan silet
Amerika dari hari ke hari semakin tumpul.”
Sekaitan dengan masalah
yang kini dihadapi Amerika di Irak dan kegagalan mereka meraih tujuannya di
sana, Rahbar mengatakan, “Sekalipun rezim Zionis Israel terus melancarkan
propagandanya, namun mereka juga punya banyak masalah internal dan benar-benar
semakin lemah.” Untuk itu beliau menilai kinerja baru Amerika di kawasan
bersumber dari kondisi lemah dan menambahkan, “Sejatinya kinerja baru ini tidak
muncul dari perbedaan mendasar antara Presiden Amerika saat ini dengan yang
lalu. Karena setiap pribadi lain yang menjadi presiden tidak mungkin mengambil
kebijakan lain di kawasan.”
Ayatullah Sayyid Ali
Khamenei menilai sarana bagi kerjasama bilateral Suriah-Iran sangat luas dan
dengan menegaskan pentingnya memanfaatkan sebanyak mungkin kapasitas yang ada
ini beliau mengatakan, “Keistimewaan paling penting Suriah di antara
negara-negara Arab adalah muqawama dan permusuhan Amerika dan kekuatan-kekuatan
arogan lainnya terhadap Suriah kembali pada masalah ini.
Sembari mengenang
kembali Almarhum Hafez Assad, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengingatkan,
“Posisi istimewa Suriah di Timur Tengah hasil dari upaya dan sikap independen
Almarhum dan Bashar Assad mampu melanjutkan jalannya dengan baik.
Rahbar menyetujui usulan
Presiden Suriah membentuk persatuan di antara empat negara; Iran, Suriah, Turki
dan Irak. Beliau menambahkan, “Hubungan Suriah dan Irak saat ini merupakan
langkah yang sangat positif dan sudah seharusnya membantu pemerintah negara ini
guna menyelesaikan masalahnya.”
Dalam pertemuan yang
dihadiri juga oleh Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad, selain
menegaskan hubungan strategis Tehran-Damaskus, Presiden Suriah Bashar Assad
menilai, “Secara keseluruhan kondisi kawasan Timur Tengah menguntungkan front
muqawama. Bashar Assad mengatakan, “Negara-negara Barat, khususnya Amerika
punya banyak masalah di dalam negerinya, begitu juga di kawasan dan hingga kini
mereka tidak mampu meraih tujuan-tujuannya di kawasan, bahkan di Lebanon.”
Ditambahkannya, “Dalam kondisi yang demikian, kerjasama dan persatuan empat
negara, Iran, Suriah, Irak dan Turki sangat bermanfaat bagi kawasan.”
Presiden Suriah menyebut
lawatan Perdana Menteri Irak ke Damaskus menegaskan kesiapan Suriah melakukan
kerjasama dengan Irak. Diingatkannya, “Pihak-pihak asing dan sebagian
negara-negara Timur Tengah berusaha menciptakan perselisihan antara Syiah dan
Sunni di Irak dan di sini pemerintah Irak harus dibantu guna mencegah aksi-aksi
demikian.”
Presiden Bashar Assad
menilai tingginya suara rakyat Iran memilih kembali Ahmadinejad bakal semakin
memperkuat front muqawa di Kawasan. Ia menegaskan, “Kegagalan upaya sebagian
negara-negara Barat dalam masalah terakhir setelah pemilu presiden di Iran,
sejatinya menjadi pelajaran besar bagi mereka. Suara rakyat Irak kepada
Ahmadinejad membuat mereka tersadar betapa rakyat Iran tetap di garis Imam
Khomeini ra dan muqawama.”