Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam:

Pertemuan dengan Pegawai Kantor dan Pasukan Pengawal

Anggota Kantor Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, pasukan pengawal Rahbar dan keluarga mereka seperti biasanya setiap tahun melakukan pertemuan dengan Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei.

 

Isi lengkap pidato Ayatullah Sayyid Ali Khamenei dalam pertemuan ini sebagai berikut:

 

Bismillahirrahmanirrahim

 

Pertama saya ucapkan selamat atas hari-hari raya besar dan berturut-turut ini yang pada hakikatnya masing-masing sebagai sebuah matahari yang bersinar bagi hati orang-orang Syiah,  sebuah cahaya yang mengagumkan; kelahiran Imam Husein as, kelahiran Imam Sajjad as dan kelahiran Abu Al-Fadl Al-Abbas. Insyaallah hari-hari raya ini penuh berkah buat kalian semua. Keberkahan juga tergantung pada pertama, hati-hati kalian insyaallah juga merasa gembira, jiwa kalian penuh dengan ketenangan dan ketentraman ilahi, semua wujud kalian penuh dengan percaya kepada Allah dan tawakkal kepada-Nya. Bila semua ini ada, hari raya buat kalian secara total penuh keberkahan. Kita harus berusaha menyediakan semua ini untuk diri kita sendiri; kita senangkan hati-hati kita, kita penuhi jiwa-jiwa kita dengan ketentraman ilahi, kepercayaan kepada Allah dalam wujud kita juga semakin hari semakin kita tingkatkan.

 

Kita percaya kepada satu janji biasa dari seorang yang tidak pernah kita lihat dia melakukan perbuatan jelek. Kita meminta jaminan darinya, kita berikan pekerjaan padanya, dia berjanji kepada kita, baiklah saya akan mengerjakan pekerjaan ini untuk anda. Biasanya kita percaya, kita mulai menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut, padahal dia tidak lebih dari seorang manusia biasa, boleh jadi ia menyesal, boleh jadi ada orang yang merusak pendapatnya, boleh jadi ia lupa, boleh jadi hal-hal yang bisa dipakai untuk menolong kita hilang darinya, ada sepuluh bahkan puluhan kemungkinan untuk mengingkari janji ini, namun kita percaya.

 

Baik, betapa Allah swt berjanji kepada orang-orang mukmin; janji pertolongan, janji hidayah, janji pengajaran, “Bertakwalah kepada Allah, maka Allah pasti mengajarimu.” (QS. Al-Baqarah [2]:282), janji menjaga dan melindungi, janji menolong urusan duniawi, ini semua janji yang dijanjikan Allah kepada kita. Tentunya janji-janji ini tidak mutlak; ada syarat-syaratnya, syarat-syaratnya juga tidak terlalu sulit, bisa kita lakukan, dalilnya adalah di mana saja kita mengamalkan syarat-syarat ini, pasti Allah menolong kita. Contohnya perang pertahanan selama delapan tahun. Kalian para pemuda yang tidak merasakan perang pertahanan selama delapan tahun, ketahuilah bahwa ketika perang pertahanan terjadi, seluruh pakar, seluruh analisis, seluruh golongan elit dengan tegas mengatakan bahwa Saddam pasti menang dalam perang ini dan Iran pasti kalah; hanya segelintir orang yaitu orang-orang yang percaya pada pendangan Islam dan Iman – pandangan Imam Khomeini ra terhadap kejadian –, mereka tidak. Dalam hati mereka ada harapan, baik sedikit atau banyak. Sebagian penuh dengan harapan, sebagian tidak. Hati mereka terang.  

 

Saya berkali-kali menyampaikan kenangan ini; di hari ketiga-keempat peperangan, di dalam ruang perang staf  bersama, kami semua berkumpul, saya juga ada, para tokoh; presiden, perdana menteri, - pada zaman itu presidennya Bani Sadr, perdana menterinya almarhum Rajai, beberapa orang anggota parlemen dan  lain-lain, semuanya berkumpul di sana, kami sedang membahas, bermusyawarah. Para militer juga ada, kemudian salah satu militer datang di samping saya, mengatakan, “Teman-teman ada di ruangan lain ada urusan dengan anda! Saya berdiri dan menuju kepada mereka. Ada almarhum Fakuri, almarhum Fallahi - mereka ini yang saya ingat – dua tiga orang lainnya juga ada. Kami duduk dan betanya, “Apa keperluan kalian?” Mereka menjawab, “lihatlah Pak! Mereka menyodorkan kertas. Sekarang saya punya kertas ini dan saya simpan di buku catatan, tulisan saudar-saudara kita yang mulia tersebut: Pesawat-pesawat kita ada di sini, mislanya F 5, F 4, saya tidak tahu C 130, apa lagi, berbagai macam pesawat pengangkut dan perang; mereka menulis tujuh sampai delapan macam pesawat. Kemudian menulis pesawat macam ini, misalnya kita punya sepuluh pesawat siap tempur, tapi sampai hari A kesiapannya sudah selesai. Pesawat-pesawat ini harus cepat diganti onderdilnya – ada jenis pesawat-pesawat  yang onderdil-onderdil setiap kali atau dua kali terbang harus diganti – mereka mengatakan, kami tidak punya onderdil-onderdilnya.  Dengan demikian, misalnya dalam batas 5 atau 10 hari pesawat-pesawat jenis ini akan habis. Seakan-akan kita tidak punya lagi. Sampai 12 hari lagi kita tidak punya pesawat jenis yang lainnya. Sampai 14 -15 hari lagi kita tidak punya pesawat jenis yang lainnya lagi. Yang paling banyak pesawat jenis C 130.  Pesawat C 130 yang sampai saat ini juga masih ada kira 30 sampai 31 hari mereka mengatakan masih bisa dipergunakan. Yakni Republik Islam Iran setelah 31 hari secara total tidak punya lagi pesawat militer, baik pesawat militer perang maupun militer pendukung dan pengangkut, habis!

 

Mereka mengatakan, “Pak! Kondisi perang kita demikian. Anda sampaikan hal ini kepada Imam Khomeini! Terus terang saja, hati saya sejatinya juga saat itu sedikit trenyuh! Kami katakan, ajaib, betul-betul tidak ada pesawat, apa yang harus kita lakukan! Dia terus menerus datang dengan pesawat Rusia. Betul pilot-pilotnya tidak secakap pilot-pilot kita, namun kadar pekerjaan banyak sekali, demikianlah mereka datang bertubi-tubi. Mereka punya berbagai macam kelas MiG.

 

Saya katakan, baiklah. Saya ambil kertas tersebut, saya bawa kepada Imam Khomeini di Jamaran. Saya berkata, “Imam, bapak-bapak ini adalah komandan-komandan kita, segala yang ada di militer ada di tangan mereka. Mereka mengatakan demikian, mengatakan bahwa pesawat-pesawat tempur kita bertahan maksimal 15 sampai 16 hari lagi dan pesawat-pesawat  kita yang terakhir adalah pesawat C 130 dan pengangkut hanya bisa bertahan maksimal hanya 30 sampai 31 hari lagi. Setelah itu secara total kita tidak punya pesawat lagi. Imam Khomeini memandang – saya nukil kandungannya, saya tidak ingat susunan kata-kata beliau secara pasnya. Sepertinya susunan kata-kata beliau yang pas telah saya tulis - Tidak masalah! Anda katakan kepada mereka, pergilah perang, Allah yang akan menyampaikan, Allah yang akan memperbaiki, tidak akan terjadi sesuatu apa pun! Secara logis kata-kata Imam Khomeini bagi saya tidak memuaskan, karena Imam Khomeini bukan spesialis pesawat; namun saya yakin akan kebenaran Imam Khomeini dan keterangan hatinya dan dukungan Allah kepadanya. Saya tahu bahwa Allah memilih orang ini untuk urusan besar dan Allah tidak akan membiarkannya. Saya punya keyakinan ini. Oleh karenanya, hati saya puas. Saya datang kepada mereka – hari itu juga atau hari esoknya saya tidak ingat – saya berkata, Imam Khomeini mengatakan, pergilah dan perbaikilah semua ini semampu kalian, betulkan dan lakukanlah!

 

Pesawat-pesawat F 5, F 4, F 14 dan pesawat-pesawat yang setelah 5 sampai 6 hari secara total ditentukan rusak itu sampai saat ini di angkatan udara kita masih bisa dipergunakan! 29 tahun telah berlalu dari tahun 1359, sampai saat ini masih bisa dipergunakan! Tentunya sejumlah pesawat ini rusak di masa peperangan, jatuh, kena tembak, sebagian sudah dikeluarkan dari jalur. Namun dari sisi lain di hadapan keguguran ini, ada pertumbuhan, para insinyur kita mampu membuat onderdil-onderdil di lembaga-lembaga yang bersangkutan. Mereka bisa menutupi kekosongan dan bisa mengimpor dari jalan lain dan mempertahankan pesawat meski ada embargo, semoga mata para pembuat embargo menjadi buta. Selain itu mereka bisa membuat  dua jenis pesawat tempur. Sekarang kalian tahu bahwa di angkatan udara kita ada dua jenis pesawat tempur, tentunya tidak seperti pesawat-pesawat tempur kita sebelumnya. Namunpun demikian bisa dipergunakan. Namanya juga insinyur, melihat sebuah pekerjaan, mengumpulkan pengalaman, dia sendiri merancangnya – telah dibuat satu kabinet untuk belajar dan satu kabinet untuk penyerangan militer. Selain pesawat-pesawat yang sebelumnya dimiliki, sekarang masih dan ada dalam sistem kita.

 

Inilah tawakkal kepada Allah. Inilah kebenaran janji Allah. Ketika Allah berkali-kali menekankan dan berfirman dari segala sisi, “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.” (QS. Al-Hajj [22]:40). Tanpa dugaan dan tanpa keraguan, pasti dan yakin Allah swt akan menolong, membantu orang-orang yang menolong-Nya yakni menolong agama-Nya – ketika Allah mengatakan hal ini – saya dan kalian juga tahu bahwa kita sedang mendukung agama Allah, menolong agama Allah, oleh karenanya, percacayalah kalian bahwa Allah pasti akan menolong.

 

Setelah perang pertahanan selama delapan tahun juga puluhan kali – kalau kecil-kecilnya juga ingin kita hitung, mungkin lebih dari kata-kata ini bisa kita dikata ribuan kali, namun kalau sekarang mau menghitung yang besar-besar saja – kita telah menyaksikan pertolongan Allah, kita telah melihat bantuan Allah. Salah satunya adalah kedatangan para tawanan. Kita punya kira-kira 50 ribu tawanan di Irak; 50 ribu. Irak juga punya tawanan sama kita lebih kurang dari jumlah ini. Hanya saja perbedaannya adalah tawanan mereka yang ada di tangan kita semuanya militer, tawanan kita yang ada di tangan mereka mayoritas bukan militer. Irak menawan orang-orang bukan militer yang ada di padang-padang sahara. Ketika perang selesai saya berpikir bahwa mengambil kembali tawanan-tawanan ini dari tangan Saddam kira-kira sampai 30 tahun lamanya; 30 tahun. Karena kita melihat pertukaran para tawanan dalam perang-perang yang terkenal. Dalam perang internasional, perang Jepang, setelah berjalan 20 sampai 30 tahun! Sampai saat ini satu pihak mengklaim bahwa kami punya beberapa tawanan di tangan kalian! Pihak yang lainnya mengatakan, kita tidak menahan tawanan dari kalian. Tawar menawar, melakukan diplomasi, sampai akhirnya juga mendapatkan hasilnya. Harus menyelenggarakan ratusan konferensi, melakukan diplomasi, sehingga kita bisa buktikan bahwa ada beberapa tawanan yang masih tertinggal. Itu pun setetes demi setetes.

 

Ya begitulah Saddam; orang yang berperangai buruk, buruk akhlak, keji, jahat, kapan saja ia merasa kuat, pasti menunjukkan kekuatannya, manusia semacam ini. Perangai Saddam sangat rendah dan hina. Orang yang rendah dan hina di mana saja merasa kuat, ia akan betul-betul mencari keuntungan sehingga tidak bisa melakukan penukaran sama sekali dengan mereka. Sama sekali. Ketika merasa lemah di hadapan orang yang lebih kuat darinya, maka ia akan merendah lebih rendah dari semut. Kalian melihat kan, bagaimana Saddam memohon kepada Amerika? Sebelum Amerika menyerang Irak, yang terakhir kalianya Saddam memohon kepada Amerika, marilah kita sepakat, kita semua harus bersatu melawan Republik Islam Iran. Hanya saja ia tidak beruntung, karena Amerika tidak mau menerimanya.

 

Kami mengatakan 30 tahun lamanya para tawanan bisa bebas.  Allah swt menciptakan sebuah pentas dan si tolol ini dalam masalah infasinya  ke Kuwait, ia merasa bahwa bila mau perang dengan Kuwait - tentunya tujuan perang dengan Kuwait adalah untuk menguasai Kuwait secara total - harus terjamin ketenangannya dari Iran, dengan adanya tawanan Iran, tidak mungkin terjamin ketenangannya. Pertama ia menulis surat kepada presiden masa itu dan sebenarnya kepada saya, karena dari satu sisi ia tidak mendapatkan jawaban. Sepakat bahwa para tawanan membebaskan dirinya sendiri. Yang masih ingat ya ingat. Tiba-tiba kami dapat kabar bahwa para tawanan lagi datang dari perbatasan. Demikianlah berturut-turut mereka datang sampai selesai. Inilah pekerjaan Allah, inilah pertolongan Allah. Dan demikianlah masalah-masalah lainnya juga seperti ini sampai sekarang.

 

Kalian adalah saudara dan saudari yang mulia. Demikian juga baik orang-orang yang bertugas  menjaga di sini maupun yang bertugas di kantor-kantor di sini, juga keluarga mereka, istri-istri mereka, anak-anak mereka, putra dan putri mereka. Kalian betul-betul sedang mengabdi. mengabdi di tempat yang sangat sensitif. Bila saya mau menasihati kalian, nasihat itu adalah tingkatkan hati nurani kalian, hati nurani. Musibah-musibah yang menimpa para bangsa, mayoritas karena akibat ketiadaan hati nurani. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh sebagian orang – kalian melihat di tengah-tengah masyarakat kita sendiri kadang-kadang sebagian masyarakat awam dan kebanyakan golongan elit melakukan kesalahan. Golongan elit diharapkan untuk lebih sedikit melakukan kesalahan. Kadang-kadang bila kesalahan golongan elit dari sisi kuantitas tidak lebih banyak, namun dari sisi kualitas lebih banyak dari kesalahan masyarakat awam – karena akibat ketiadaan hati nurani; kebanyakan mereka, kami tidak mengatakan semuanya.

 

Tingkatkan hati nurani kalian. Tingkatkan kesadaran kalian. Saya berkali-kali menyampaikan kalimat Amirul Mukminin as di perang Shiffin yang mengatakan, “Ala Wa La Yahmilu Hadzal Alam Illa Ahlul Bashar wash Shabr” (Nahjul Balghah, Khotbah ke 173). Ketahuilah bahwa panji Amirul Mukminin dibanding dengan panji Rasulullah saw dari beberapa sisi lebih berat; karena dalam panji Rasulullah saw musuh jelas ketahuan, teman juga jelas ketahuan. Sementara di bawah panji Amirul Mukminin as musuh dan teman tidak begitu jelas. Musuh mengatakan hal-hal yang dikatakan juga oleh teman. Orang-orang yang berada di kampnya Amirul Mukminin as melakukan salat jamaah di kamp seberang – perang Jamal, Shiffin dan Nahrawan – juga melakukan salat jamaah. Kalau kalian dalam posisi seperti ini, apa yang kalian lakukan?

 

Dikatakan kepada kalian, “Pak kamp seberang adalah batil! Kalian menjawab, “Eh, dengan shalat ini, dengan ibadah ini! Sebagian mereka seperti Khawarij, ibadahnya sangat banyak. Sangat banyak. Amirul Mukminin as di kegelapan malam melewati kamp orang-orang Khawarij. Beliau melihat salah seorang membaca dengan suara nyaring ayat, “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri.(QS. Zumar [39]:9). Ia membaca ayat Al-Quran di pertengahan malam dengan suara nyaring dan mengharukan. Satu orang di samping Amirul Mukminin as berkata, “Hai Amirul Mukminin! Beruntunglah orang yang membaca ayat dengan baik. Seandainya saja aku sebagai satu rambut yang ada di badannya. Karena ia akan masuk surga. Pasti dan yakin aku juga akan masuk surga karena berkahnya. Masalah ini berlalu. Perang Nahrawan telah dimulai. Setelah para musuh terbunuh dan kalah, Amirul Mukminin mendatangi para jenazah dan melewatinya sambil berkata, “Bangunkanlah sebagian jenazah yang jatuh tersungkur. Mereka membangunkannya. Amirul Mukminin bercakap-cakap dengan mereka. Mereka sudah mati, tapi Amirul Mukminin ingin agar para sahabat mendengarkannya. Dikatakan kepada salah satu sahabat, “Bangunkanlah, bangunkanlah! Yaitu orang yang malam-malam itu bersama Amirul Mukminin as. Amirul Mukminin as berkata, “Kamu kenal orang ini? Dia menjawab, “Tidak.” Amirul Mukminin as berkata, “Orang ini adalah orang yang kamu berharap menjadi rambut di badannya yang pada malam itu sedang membaca ayat Al-Quran dengan suara nyaring dan mengharukan! Di sini ia berdiri dihadapan Quran Natiq Amirul Mukminin as, mengangkat pedang. Karena tidak ada hati nurani, tidak ada hati nurani, ia tidak bisa memahami suasana.

 

Saya berkali-kali mengibaratkan pelbagai kancah politik ini sebagai front perang. Bila kalian di front perang militer, tidak menguasai kondisi medan perang, ada kemungkinan untuk melakukan kesalahan besar. Oleh karena itulah mereka melakukan penjelajahan. Salah satu hal penting dalam urusan militer adalah penjelajahan. Penjelajahan dari dekat, pergi melihat medan perang; musuh ada di mana, bagaimana mereka, sikap-sikpanya bagaimana, kerugian-kerugiannya bagaimana, supaya tahu apa yang harus dilakukan. Bila tidak melakukan penjelajahan, maka mereka tidak akan mengenal medan perang, mereka kehilangan musuh, tiba-tiba kalian melihat sedang meletupkan mortir dan artilerinya ke arah teman secara kebetulan, bukannya ke arah musuh. Karena tidak tahu. Kancah politik seperti ini. Bila kalian tidak punya wawasan, kalian tidak akan mengenal teman, tidak mengenal musuh, tiba-tiba serangan artileri propaganda kalian, ucapan dan pendengaran kalian dan amal kalian menuju kepada teman-teman yang sedang bersatu bukan ke arah musuh. Seseorang harus mengenal musuh, jangan sampai salah dalam mengenal musuh. Oleh karenanya, wawasan itu perlu, penjelasan perlu.

 

Salah satu pekerjaan pernting kelompok elit dan pejabat tinggi adalah penjelasan. Mereka harus menjelaskan hakikat tanpa pilih kasih.  Tidak pro kanan dan kiri juga tidak memihak kepentingan sendiri, ini berbahaya. Kubu dan semua ini harus disingkirkan. Hakikat harus dipahami. Dalam perang Shiffin, salah satu pekerjaan penting yang dilakukan oleh Ammar Yasir adalah menjelaskan hakikat. Karena kubu seberang adalah kubu Muawiyah, mereka punya berbagai macam propaganda. Inilah istilah sekarang disebut dengan perang urat syaraf. Ini bukan sebuah penemuan baru. Caranya saja yang berbeda. Sejak awal hal ini sudah ada. Banyak sekali yang pandai dalam perang urat syaraf ini; banyak sekali. Seseorang melihat pekerjaan-pekerjaan mereka, melihat bahwa mereka sangat pandai dalam perang urat syaraf.

 

Merusak pikiran juga lebih mudah daripada memperbaiki pikiran. Ketika sesuatu dikatakan kepada kalian, kalian menemukan prasangka buruk di sebuah tempat, masuknya prasangka buruk ke dalam pikiran mudah, membersihkan pikiran susah. Oleh karenanya, mereka menyebarkan kerancuan, memasukkan prasangka buruk, ini adalah pekerjaan yang mudah. Dari pihak ini, orang yang mewajibkan dirinya untuk berdiri dan bertahan menghadapi perang urat saraf ini adalah Ammar Yasir. Dalam perang Shiffin Ammar Yasir menunggangi kuda pergi dari front sini ke front sana dan front sendiri, demikian juga menghampiri kelompok-kelompok yang terpisah-pisah yang istilahnya sekarang adalah para batalyon dan brigade, berdiri di hadapan mereka mennyampaikan pidatonya, menjelaskan berbagai hakikat kepada mereka dan ada pengaruhnya buat mereka. Tiba-tiba Ammar Yasir melihat ada perselisihan di sebuah tempat, sebuah kelompok mengalami keraguan, terjadi percekcokan di antara mereka, dengan segera ia mendatangi tempat tersebut dan berbicara dan menjelaskan kepada mereka, dia senantiasa menyelesaikan persoalan-persoalan rumit ini.

Oleh karenanya, hati nurani itu penting. Peran kelompok elit dan para tokoh juga demikian, tidak saja untuk diri mereka sendiri, tapi mereka juga harus mewujudkan hati nurani dalam diri orang lain. Sayangnya sebagian golongan elite sendiri telah kehilangan wawasan yang dalam; mereka tidak paham, mereka betul-betul kehilangan kesadaran. Mereka melontarkan kata-kata, tiba-tiba menguntungkan satu front yang selama ini tujuannya sebenarnya melenyapkan fondasi Republik Islam Iran. Selain mereka sebagai kelompok elit, juga sebagai tokoh, bukan juga orang yang jelek. Tidak juga punya niat jahat, namun ya demikianlah. Ya tidak punya hati nuranilah. Ketiadaan hati nurani ini harus kalian singkirkan khususnya kalian para pemuda, dengan cara membaca karya-karya yang bagus, dengan berpikir, dengan berdialog bersama orang-orang yang bisa dipercaya dan matang, bukan dialog taklid buta dan kalian terima apa saja yang dikatakan. Tidak, saya tidak menginginkan yang ini. Ada orang-orang yang bisa memuaskan orang lain dengan cara berargumentasi, bisa memuaskan pemikiran orang lain. Bahkan Imam Husein as menggunakan cara ini dalam memulai dan melanjutkan kebangkitannya. Karena hari-hari ini bersangkutan dengan Imam Husein as, saya sampaikan kalimat ini:

 

“Imam Husein jangan dikenal hanya dalam perang Hari Asyura. Perang Hari Asyura hanya sebagian dari jihad Imam Husein as. Imam Husein as harus dikenal lewat penjelasannya, amar ma’ruf dan nahi mungkarnya, penjelasannya tentang berbagai macam masalah di Mina dan Arafah, pesan-pesannya kepada ulama, pesan-pesannya kepada kelompok elit – Imam Husein punya penjelasan-penjelasan ajaib yang telah ditulis dalam buku-buku – kemudian selain  jalan menuju Karbala, juga dalam arena Karbala dan Medan Karbala. Di arena Karbala sendiri Imam Husein as sebagai pakar penjelas. Beliau pergi dan menyampaikan pidatonya. Sekarang adalah medan perang. Mereka menunggu mengalirkan darah sesama. Namun sosok agung ini menggunakan setiap kesempatan untuk pergi dan berbicara kepada mereka, bahkan bisa menyadarkan mereka. Tentunya sebagian telah lelap dan sadar kembali. Sebagian pura-pura tidak sadar yang akhirnya juga tidak bisa sadar. Mereka yang pura-pura tidak sadar, sulit bagi mereka untuk sadar kembali. Kadang-kadang malah tidak mungkin untuk sadar kembali.”

 

Isyaallah hari raya ini, hari-hari raya ini penuh keberkahan buat kalian semua. Hati yang senang, jiwa yang penuh harapan, wujud yang penuh ketentraman, ketenangan, keyakinan dan gerakan menuju pada tujuan. Semoga Allah swt memberikan taufik-Nya kepada wanita, pria kalian dan tua maupun muda kalian insyaallah.

 

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

700 /