Anggota Kantor
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, pasukan pengawal Rahbar dan
keluarga mereka seperti biasanya setiap tahun melakukan pertemuan dengan
Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei.
Isi lengkap
pidato Ayatullah Sayyid Ali Khamenei dalam pertemuan ini sebagai berikut:
Bismillahirrahmanirrahim
Pertama saya
ucapkan selamat atas hari-hari raya besar dan berturut-turut ini yang pada
hakikatnya masing-masing sebagai sebuah matahari yang bersinar bagi hati
orang-orang Syiah, sebuah cahaya yang
mengagumkan; kelahiran Imam Husein as, kelahiran Imam Sajjad as dan kelahiran
Abu Al-Fadl Al-Abbas. Insyaallah hari-hari raya ini penuh berkah buat kalian
semua. Keberkahan juga tergantung pada pertama, hati-hati kalian insyaallah
juga merasa gembira, jiwa kalian penuh dengan ketenangan dan ketentraman ilahi,
semua wujud kalian penuh dengan percaya kepada Allah dan tawakkal kepada-Nya.
Bila semua ini ada, hari raya buat kalian secara total penuh keberkahan. Kita harus
berusaha menyediakan semua ini untuk diri kita sendiri; kita senangkan
hati-hati kita, kita penuhi jiwa-jiwa kita dengan ketentraman ilahi,
kepercayaan kepada Allah dalam wujud kita juga semakin hari semakin kita
tingkatkan.
Kita percaya
kepada satu janji biasa dari seorang yang tidak pernah kita lihat dia melakukan
perbuatan jelek. Kita meminta jaminan darinya, kita berikan pekerjaan padanya,
dia berjanji kepada kita, baiklah saya akan mengerjakan pekerjaan ini untuk
anda. Biasanya kita percaya, kita mulai menyiapkan hal-hal yang diperlukan
untuk pekerjaan tersebut, padahal dia tidak lebih dari seorang manusia biasa,
boleh jadi ia menyesal, boleh jadi ada orang yang merusak pendapatnya, boleh
jadi ia lupa, boleh jadi hal-hal yang bisa dipakai untuk menolong kita hilang
darinya, ada sepuluh bahkan puluhan kemungkinan untuk mengingkari janji ini,
namun kita percaya.
Baik, betapa
Allah swt berjanji kepada orang-orang mukmin; janji pertolongan, janji hidayah,
janji pengajaran, “Bertakwalah kepada Allah, maka Allah pasti mengajarimu.”
(QS. Al-Baqarah [2]:282), janji menjaga dan melindungi, janji menolong urusan
duniawi, ini semua janji yang dijanjikan Allah kepada kita. Tentunya
janji-janji ini tidak mutlak; ada syarat-syaratnya, syarat-syaratnya juga tidak
terlalu sulit, bisa kita lakukan, dalilnya adalah di mana saja kita mengamalkan
syarat-syarat ini, pasti Allah menolong kita. Contohnya perang pertahanan
selama delapan tahun. Kalian para pemuda yang tidak merasakan perang pertahanan
selama delapan tahun, ketahuilah bahwa ketika perang pertahanan terjadi,
seluruh pakar, seluruh analisis, seluruh golongan elit dengan tegas mengatakan
bahwa Saddam pasti menang dalam perang ini dan Iran pasti kalah; hanya
segelintir orang yaitu orang-orang yang percaya pada pendangan Islam dan Iman –
pandangan Imam Khomeini ra terhadap kejadian –, mereka tidak. Dalam hati mereka
ada harapan, baik sedikit atau banyak. Sebagian penuh dengan harapan, sebagian
tidak. Hati mereka terang.
Saya berkali-kali
menyampaikan kenangan ini; di hari ketiga-keempat peperangan, di dalam ruang
perang staf bersama, kami semua
berkumpul, saya juga ada, para tokoh; presiden, perdana menteri, - pada zaman
itu presidennya Bani Sadr, perdana menterinya almarhum Rajai, beberapa orang
anggota parlemen dan lain-lain, semuanya
berkumpul di sana, kami sedang membahas, bermusyawarah. Para militer juga ada,
kemudian salah satu militer datang di samping saya, mengatakan, “Teman-teman
ada di ruangan lain ada urusan dengan anda! Saya berdiri dan menuju kepada
mereka. Ada almarhum Fakuri, almarhum Fallahi - mereka ini yang saya ingat –
dua tiga orang lainnya juga ada. Kami duduk dan betanya, “Apa keperluan
kalian?” Mereka menjawab, “lihatlah Pak! Mereka menyodorkan kertas. Sekarang
saya punya kertas ini dan saya simpan di buku catatan, tulisan saudar-saudara
kita yang mulia tersebut: Pesawat-pesawat kita ada di sini, mislanya F 5, F 4,
saya tidak tahu C 130, apa lagi, berbagai macam pesawat pengangkut dan perang;
mereka menulis tujuh sampai delapan macam pesawat. Kemudian menulis pesawat
macam ini, misalnya kita punya sepuluh pesawat siap tempur, tapi sampai hari A
kesiapannya sudah selesai. Pesawat-pesawat ini harus cepat diganti onderdilnya
– ada jenis pesawat-pesawat yang
onderdil-onderdil setiap kali atau dua kali terbang harus diganti – mereka
mengatakan, kami tidak punya onderdil-onderdilnya. Dengan demikian, misalnya dalam batas 5 atau
10 hari pesawat-pesawat jenis ini akan habis. Seakan-akan kita tidak punya
lagi. Sampai 12 hari lagi kita tidak punya pesawat jenis yang lainnya. Sampai
14 -15 hari lagi kita tidak punya pesawat jenis yang lainnya lagi. Yang paling
banyak pesawat jenis C 130. Pesawat C
130 yang sampai saat ini juga masih ada kira 30 sampai 31 hari mereka
mengatakan masih bisa dipergunakan. Yakni Republik Islam Iran setelah 31 hari
secara total tidak punya lagi pesawat militer, baik pesawat militer perang
maupun militer pendukung dan pengangkut, habis!
Mereka
mengatakan, “Pak! Kondisi perang kita demikian. Anda sampaikan hal ini kepada
Imam Khomeini! Terus terang saja, hati saya sejatinya juga saat itu sedikit
trenyuh! Kami katakan, ajaib, betul-betul tidak ada pesawat, apa yang harus
kita lakukan! Dia terus menerus datang dengan pesawat Rusia. Betul
pilot-pilotnya tidak secakap pilot-pilot kita, namun kadar pekerjaan banyak
sekali, demikianlah mereka datang bertubi-tubi. Mereka punya berbagai macam
kelas MiG.
Saya katakan,
baiklah. Saya ambil kertas tersebut, saya bawa kepada Imam Khomeini di Jamaran.
Saya berkata, “Imam, bapak-bapak ini adalah komandan-komandan kita, segala yang
ada di militer ada di tangan mereka. Mereka mengatakan demikian, mengatakan
bahwa pesawat-pesawat tempur kita bertahan maksimal 15 sampai 16 hari lagi dan
pesawat-pesawat kita yang terakhir adalah
pesawat C 130 dan pengangkut hanya bisa bertahan maksimal hanya 30 sampai 31
hari lagi. Setelah itu secara total kita tidak punya pesawat lagi. Imam
Khomeini memandang – saya nukil kandungannya, saya tidak ingat susunan
kata-kata beliau secara pasnya. Sepertinya susunan kata-kata beliau yang pas
telah saya tulis - Tidak masalah! Anda katakan kepada mereka, pergilah perang,
Allah yang akan menyampaikan, Allah yang akan memperbaiki, tidak akan terjadi
sesuatu apa pun! Secara logis kata-kata Imam Khomeini bagi saya tidak memuaskan,
karena Imam Khomeini bukan spesialis pesawat; namun saya yakin akan kebenaran
Imam Khomeini dan keterangan hatinya dan dukungan Allah kepadanya. Saya tahu
bahwa Allah memilih orang ini untuk urusan besar dan Allah tidak akan membiarkannya.
Saya punya keyakinan ini. Oleh karenanya, hati saya puas. Saya datang kepada
mereka – hari itu juga atau hari esoknya saya tidak ingat – saya berkata, Imam
Khomeini mengatakan, pergilah dan perbaikilah semua ini semampu kalian,
betulkan dan lakukanlah!
Pesawat-pesawat F
5, F 4, F 14 dan pesawat-pesawat yang setelah 5 sampai 6 hari secara total
ditentukan rusak itu sampai saat ini di angkatan udara kita masih bisa
dipergunakan! 29 tahun telah berlalu dari tahun 1359, sampai saat ini masih
bisa dipergunakan! Tentunya sejumlah pesawat ini rusak di masa peperangan,
jatuh, kena tembak, sebagian sudah dikeluarkan dari jalur. Namun dari sisi lain
di hadapan keguguran ini, ada pertumbuhan, para insinyur kita mampu membuat
onderdil-onderdil di lembaga-lembaga yang bersangkutan. Mereka bisa menutupi kekosongan
dan bisa mengimpor dari jalan lain dan mempertahankan pesawat meski ada
embargo, semoga mata para pembuat embargo menjadi buta. Selain itu mereka bisa
membuat dua jenis pesawat tempur.
Sekarang kalian tahu bahwa di angkatan udara kita ada dua jenis pesawat tempur,
tentunya tidak seperti pesawat-pesawat tempur kita sebelumnya. Namunpun
demikian bisa dipergunakan. Namanya juga insinyur, melihat sebuah pekerjaan,
mengumpulkan pengalaman, dia sendiri merancangnya – telah dibuat satu kabinet
untuk belajar dan satu kabinet untuk penyerangan militer. Selain
pesawat-pesawat yang sebelumnya dimiliki, sekarang masih dan ada dalam sistem
kita.
Inilah tawakkal kepada Allah. Inilah kebenaran janji Allah. Ketika Allah
berkali-kali menekankan dan berfirman dari segala sisi, “Sesungguhnya Allah
pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.” (QS. Al-Hajj [22]:40). Tanpa
dugaan dan tanpa keraguan, pasti dan yakin Allah swt akan menolong, membantu
orang-orang yang menolong-Nya yakni menolong agama-Nya – ketika Allah
mengatakan hal ini – saya dan kalian juga tahu bahwa kita sedang mendukung
agama Allah, menolong agama Allah, oleh karenanya, percacayalah kalian bahwa
Allah pasti akan menolong.
Setelah perang pertahanan selama delapan tahun juga puluhan kali – kalau
kecil-kecilnya juga ingin kita hitung, mungkin lebih dari kata-kata ini bisa
kita dikata ribuan kali, namun kalau sekarang mau menghitung yang besar-besar
saja – kita telah menyaksikan pertolongan Allah, kita telah melihat bantuan
Allah. Salah satunya adalah kedatangan para tawanan. Kita punya kira-kira 50
ribu tawanan di Irak; 50 ribu. Irak juga punya tawanan sama kita lebih kurang
dari jumlah ini. Hanya saja perbedaannya adalah tawanan mereka yang ada di tangan
kita semuanya militer, tawanan kita yang ada di tangan mereka mayoritas bukan
militer. Irak menawan orang-orang bukan militer yang ada di padang-padang
sahara. Ketika perang selesai saya berpikir bahwa mengambil kembali
tawanan-tawanan ini dari tangan Saddam kira-kira sampai 30 tahun lamanya; 30
tahun. Karena kita melihat pertukaran para tawanan dalam perang-perang yang
terkenal. Dalam perang internasional, perang Jepang, setelah berjalan 20 sampai
30 tahun! Sampai saat ini satu pihak mengklaim bahwa kami punya beberapa
tawanan di tangan kalian! Pihak yang lainnya mengatakan, kita tidak menahan
tawanan dari kalian. Tawar menawar, melakukan diplomasi, sampai akhirnya juga
mendapatkan hasilnya. Harus menyelenggarakan ratusan konferensi, melakukan
diplomasi, sehingga kita bisa buktikan bahwa ada beberapa tawanan yang masih
tertinggal. Itu pun setetes demi setetes.
Ya begitulah Saddam; orang yang berperangai buruk, buruk akhlak, keji,
jahat, kapan saja ia merasa kuat, pasti menunjukkan kekuatannya, manusia semacam
ini. Perangai Saddam sangat rendah dan hina. Orang yang rendah dan hina di mana
saja merasa kuat, ia akan betul-betul mencari keuntungan sehingga tidak bisa
melakukan penukaran sama sekali dengan mereka. Sama sekali. Ketika merasa lemah
di hadapan orang yang lebih kuat darinya, maka ia akan merendah lebih rendah
dari semut. Kalian melihat kan, bagaimana Saddam memohon kepada Amerika?
Sebelum Amerika menyerang Irak, yang terakhir kalianya Saddam memohon kepada Amerika,
marilah kita sepakat, kita semua harus bersatu melawan Republik Islam Iran.
Hanya saja ia tidak beruntung, karena Amerika tidak mau menerimanya.
Kami mengatakan 30 tahun lamanya para tawanan bisa bebas. Allah swt menciptakan sebuah pentas dan si
tolol ini dalam masalah infasinya ke Kuwait,
ia merasa bahwa bila mau perang dengan Kuwait - tentunya tujuan perang dengan
Kuwait adalah untuk menguasai Kuwait secara total - harus terjamin
ketenangannya dari Iran, dengan adanya tawanan Iran, tidak mungkin terjamin
ketenangannya. Pertama ia menulis surat kepada presiden masa itu dan sebenarnya
kepada saya, karena dari satu sisi ia tidak mendapatkan jawaban. Sepakat bahwa
para tawanan membebaskan dirinya sendiri. Yang masih ingat ya ingat. Tiba-tiba
kami dapat kabar bahwa para tawanan lagi datang dari perbatasan. Demikianlah
berturut-turut mereka datang sampai selesai. Inilah pekerjaan Allah, inilah
pertolongan Allah. Dan demikianlah masalah-masalah lainnya juga seperti ini
sampai sekarang.
Kalian adalah saudara dan saudari yang mulia. Demikian juga baik
orang-orang yang bertugas menjaga di
sini maupun yang bertugas di kantor-kantor di sini, juga keluarga mereka,
istri-istri mereka, anak-anak mereka, putra dan putri mereka. Kalian
betul-betul sedang mengabdi. mengabdi di tempat yang sangat sensitif. Bila saya
mau menasihati kalian, nasihat itu adalah tingkatkan hati nurani kalian, hati
nurani. Musibah-musibah yang menimpa para bangsa, mayoritas karena akibat
ketiadaan hati nurani. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh sebagian orang –
kalian melihat di tengah-tengah masyarakat kita sendiri kadang-kadang sebagian
masyarakat awam dan kebanyakan golongan elit melakukan kesalahan. Golongan elit
diharapkan untuk lebih sedikit melakukan kesalahan. Kadang-kadang bila
kesalahan golongan elit dari sisi kuantitas tidak lebih banyak, namun dari sisi
kualitas lebih banyak dari kesalahan masyarakat awam – karena akibat ketiadaan hati
nurani; kebanyakan mereka, kami tidak mengatakan semuanya.
Tingkatkan hati nurani kalian. Tingkatkan kesadaran kalian. Saya berkali-kali
menyampaikan kalimat Amirul Mukminin as di perang Shiffin yang mengatakan, “Ala
Wa La Yahmilu Hadzal Alam Illa Ahlul Bashar wash Shabr” (Nahjul Balghah,
Khotbah ke 173). Ketahuilah bahwa panji Amirul Mukminin dibanding dengan panji
Rasulullah saw dari beberapa sisi lebih berat; karena dalam panji Rasulullah
saw musuh jelas ketahuan, teman juga jelas ketahuan. Sementara di bawah panji
Amirul Mukminin as musuh dan teman tidak begitu jelas. Musuh mengatakan hal-hal
yang dikatakan juga oleh teman. Orang-orang yang berada di kampnya Amirul
Mukminin as melakukan salat jamaah di kamp seberang – perang Jamal, Shiffin dan
Nahrawan – juga melakukan salat jamaah. Kalau kalian dalam posisi seperti ini,
apa yang kalian lakukan?
Dikatakan kepada kalian, “Pak kamp seberang adalah batil! Kalian menjawab,
“Eh, dengan shalat ini, dengan ibadah ini! Sebagian mereka seperti Khawarij,
ibadahnya sangat banyak. Sangat banyak. Amirul Mukminin as di kegelapan malam
melewati kamp orang-orang Khawarij. Beliau melihat salah seorang membaca dengan
suara nyaring ayat, “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung)
ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri.(QS. Zumar [39]:9). Ia membaca ayat Al-Quran di pertengahan malam dengan suara
nyaring dan mengharukan. Satu orang di samping Amirul Mukminin as berkata, “Hai
Amirul Mukminin! Beruntunglah orang yang membaca ayat dengan baik. Seandainya
saja aku sebagai satu rambut yang ada di badannya. Karena ia akan masuk surga.
Pasti dan yakin aku juga akan masuk surga karena berkahnya. Masalah ini
berlalu. Perang Nahrawan telah dimulai. Setelah para musuh terbunuh dan kalah, Amirul
Mukminin mendatangi para jenazah dan melewatinya sambil berkata, “Bangunkanlah
sebagian jenazah yang jatuh tersungkur. Mereka membangunkannya. Amirul Mukminin
bercakap-cakap dengan mereka. Mereka sudah mati, tapi Amirul Mukminin ingin
agar para sahabat mendengarkannya. Dikatakan kepada salah satu sahabat,
“Bangunkanlah, bangunkanlah! Yaitu orang yang malam-malam itu bersama Amirul
Mukminin as. Amirul Mukminin as berkata, “Kamu kenal orang ini? Dia menjawab, “Tidak.”
Amirul Mukminin as berkata, “Orang ini adalah orang yang kamu berharap menjadi
rambut di badannya yang pada malam itu sedang membaca ayat Al-Quran dengan
suara nyaring dan mengharukan! Di sini ia berdiri dihadapan Quran Natiq Amirul
Mukminin as, mengangkat pedang. Karena tidak ada hati nurani, tidak ada hati
nurani, ia tidak bisa memahami suasana.
Saya berkali-kali mengibaratkan pelbagai kancah politik ini sebagai front
perang. Bila kalian di front perang militer, tidak menguasai kondisi medan
perang, ada kemungkinan untuk melakukan kesalahan besar. Oleh karena itulah
mereka melakukan penjelajahan. Salah satu hal penting dalam urusan militer
adalah penjelajahan. Penjelajahan dari dekat, pergi melihat medan perang; musuh
ada di mana, bagaimana mereka, sikap-sikpanya bagaimana, kerugian-kerugiannya
bagaimana, supaya tahu apa yang harus dilakukan. Bila tidak melakukan
penjelajahan, maka mereka tidak akan mengenal medan perang, mereka kehilangan
musuh, tiba-tiba kalian melihat sedang meletupkan mortir dan artilerinya ke
arah teman secara kebetulan, bukannya ke arah musuh. Karena tidak tahu. Kancah
politik seperti ini. Bila kalian tidak punya wawasan, kalian tidak akan mengenal
teman, tidak mengenal musuh, tiba-tiba serangan artileri propaganda kalian,
ucapan dan pendengaran kalian dan amal kalian menuju kepada teman-teman yang
sedang bersatu bukan ke arah musuh. Seseorang harus mengenal musuh, jangan
sampai salah dalam mengenal musuh. Oleh karenanya, wawasan itu perlu,
penjelasan perlu.
Salah satu pekerjaan pernting kelompok elit dan pejabat tinggi adalah
penjelasan. Mereka harus menjelaskan hakikat tanpa pilih kasih. Tidak pro kanan dan kiri juga tidak memihak
kepentingan sendiri, ini berbahaya. Kubu dan semua ini harus disingkirkan.
Hakikat harus dipahami. Dalam perang Shiffin, salah satu pekerjaan penting yang
dilakukan oleh Ammar Yasir adalah menjelaskan hakikat. Karena kubu seberang
adalah kubu Muawiyah, mereka punya berbagai macam propaganda. Inilah istilah
sekarang disebut dengan perang urat syaraf. Ini bukan sebuah penemuan baru.
Caranya saja yang berbeda. Sejak awal hal ini sudah ada. Banyak sekali yang
pandai dalam perang urat syaraf ini; banyak sekali. Seseorang melihat
pekerjaan-pekerjaan mereka, melihat bahwa mereka sangat pandai dalam perang
urat syaraf.
Merusak pikiran juga lebih mudah daripada memperbaiki pikiran. Ketika
sesuatu dikatakan kepada kalian, kalian menemukan prasangka buruk di sebuah
tempat, masuknya prasangka buruk ke dalam pikiran mudah, membersihkan pikiran
susah. Oleh karenanya, mereka menyebarkan kerancuan, memasukkan prasangka
buruk, ini adalah pekerjaan yang mudah. Dari pihak ini, orang yang mewajibkan
dirinya untuk berdiri dan bertahan menghadapi perang urat saraf ini adalah
Ammar Yasir. Dalam perang Shiffin Ammar Yasir menunggangi kuda pergi dari front
sini ke front sana dan front sendiri, demikian juga menghampiri
kelompok-kelompok yang terpisah-pisah yang istilahnya sekarang adalah para
batalyon dan brigade, berdiri di hadapan mereka mennyampaikan pidatonya,
menjelaskan berbagai hakikat kepada mereka dan ada pengaruhnya buat mereka.
Tiba-tiba Ammar Yasir melihat ada perselisihan di sebuah tempat, sebuah
kelompok mengalami keraguan, terjadi percekcokan di antara mereka, dengan
segera ia mendatangi tempat tersebut dan berbicara dan menjelaskan kepada
mereka, dia senantiasa menyelesaikan persoalan-persoalan rumit ini.
Oleh karenanya, hati nurani itu penting. Peran kelompok elit dan para tokoh
juga demikian, tidak saja untuk diri mereka sendiri, tapi mereka juga harus
mewujudkan hati nurani dalam diri orang lain. Sayangnya sebagian golongan elite sendiri telah
kehilangan wawasan yang dalam; mereka tidak paham, mereka betul-betul
kehilangan kesadaran. Mereka melontarkan kata-kata, tiba-tiba menguntungkan
satu front yang selama ini tujuannya sebenarnya melenyapkan fondasi Republik
Islam Iran. Selain mereka sebagai kelompok elit, juga sebagai tokoh, bukan juga
orang yang jelek. Tidak juga punya niat jahat, namun ya demikianlah. Ya tidak
punya hati nuranilah. Ketiadaan hati nurani ini harus kalian singkirkan
khususnya kalian para pemuda, dengan cara membaca karya-karya yang bagus,
dengan berpikir, dengan berdialog bersama orang-orang yang bisa dipercaya dan
matang, bukan dialog taklid buta dan kalian terima apa saja yang dikatakan.
Tidak, saya tidak menginginkan yang ini. Ada orang-orang yang bisa memuaskan
orang lain dengan cara berargumentasi, bisa memuaskan pemikiran orang lain.
Bahkan Imam Husein as menggunakan cara ini dalam memulai dan melanjutkan
kebangkitannya. Karena hari-hari ini bersangkutan dengan Imam Husein as, saya
sampaikan kalimat ini:
“Imam Husein
jangan dikenal hanya dalam perang Hari Asyura. Perang Hari Asyura hanya
sebagian dari jihad Imam Husein as. Imam Husein as harus dikenal lewat
penjelasannya, amar ma’ruf dan nahi mungkarnya, penjelasannya tentang berbagai
macam masalah di Mina dan Arafah, pesan-pesannya kepada ulama, pesan-pesannya
kepada kelompok elit – Imam Husein punya penjelasan-penjelasan ajaib yang telah
ditulis dalam buku-buku – kemudian selain jalan menuju Karbala, juga dalam arena Karbala
dan Medan Karbala. Di arena Karbala sendiri Imam Husein as sebagai pakar
penjelas. Beliau pergi dan menyampaikan pidatonya. Sekarang adalah medan
perang. Mereka menunggu mengalirkan darah sesama. Namun sosok agung ini
menggunakan setiap kesempatan untuk pergi dan berbicara kepada mereka, bahkan
bisa menyadarkan mereka. Tentunya sebagian telah lelap dan sadar kembali.
Sebagian pura-pura tidak sadar yang akhirnya juga tidak bisa sadar. Mereka yang
pura-pura tidak sadar, sulit bagi mereka untuk sadar kembali. Kadang-kadang
malah tidak mungkin untuk sadar kembali.”
Isyaallah hari
raya ini, hari-hari raya ini penuh keberkahan buat kalian semua. Hati yang
senang, jiwa yang penuh harapan, wujud yang penuh ketentraman, ketenangan,
keyakinan dan gerakan menuju pada tujuan. Semoga Allah swt memberikan
taufik-Nya kepada wanita, pria kalian dan tua maupun muda kalian insyaallah.
Wassalamu Alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh