Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam

Rahbar: Usai Pemilu, Keakraban Jangan Berubah Jadi Permusuhan

Pemimpin Besar Revolusi Islam atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Selasa (16/6) sore menerima kunjungan wakil dari tim-tim sukses para kandidat presiden untuk pemilihan umum presiden periode ke-10. Dalam pertemuan yang berlangsung dalam suasana hangat dan penuh keakraban itu, Rahbar mendengarkan berbagai laporan secara transparan yang disampaikan oleh perwakilan dari tim sukses para kandidat presiden seputar masalah pemilihan umum. Pertemuan itu juga dihadiri oleh wakil dari Dewan Garda Konstitusi, Departemen Dalam Negeri, Badan Penyelidik Negara, dan Komisi Kampanye Pemilihan Umum. Para pejabat terkait juga menyampaikan pandangan masing-masing tentang perkembangan yang terjadi.

Dalam pertemuan itu, Rahbar mengingatkan kembali bahwa pemilihan umum di negara ini selalu menjadi pentas persatuan dan kehormatan bangsa, seraya mengatakan, "Partisipasi hampir 40 juta warga dalam pemilu adalah kebanggaan bagi pemerintahan Islam ini. Semua yang menggunakan hak pilihnya dari berbagai latar belakang politik memiliki andil dalam mengukir kebanggaan besar ini. Tugas semua pihak adalah mempertahankan persatuan nasional yang ada."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut animo besar masyarakat dalam pemilu sebagai bukti dukungan rakyat kepada pemerintahan Republik Islam. beliau menambahkan, "Dalam semua pemilu, yang selalu ditekankan adalah partisipasi luas masyarakat. Sebab partisipasi ini berarti kesadaran masyarakat dan suara mereka berarti suara dukungan kepada pemerintahan Islam dan manifestasi dari persatuan dan kehormatan bangsa."

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa pemilu jangan sampai memicu perpecahan dan perselisihan di tengah rakyat. Beliau menambahkan, "Salah besar jika dianggap pemilu ini hanya menghasilkan 24 juta suara untuk satu pihak dan 14 juta suara untuk pihak yang lain. Sebab semua orang baik yang memberikan suaranya kepada presiden terpilih maupun kepada kandidat lainnya, sama-sama mendukung pemerintahan Islam."

Dalam pemilihan umum, masing-masing memiliki kecenderungan yang berbeda. Namun, menurut beliau, semua sama dalam mendukung pemerintahan republik Islam ini.

Rahbar menyatakan bahwa dalam pemilihan umum masalah terpenting adalah partisipasi hampir 40 juta orang yang mementaskan persatuan nasional. Beliau menandaskan, "Selama masa kampanye, masyarakat nampak hadir terlibat secara aktif di jalan-jalan dan menunjukkan dukungan kepada kandidat yang mereka jagokan tanpa ada gesekan dan bentrokan. Hal ini menunjukkan tegaknya demokrasi yang sesungguhnya di negara Islam ini."

Lebih lanjut beliau menegaskan, "Suasana penuh keakraban seperti ini jangan sampai berubah menjadi ajang benturan dan permusuhan setelah pemilu. Sebab kedua kubu sama-sama berasal dari rakyat Iran dan mendukung pemerintahan Islam."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Tentunya dalam demokrasi aturan mainnya adalah yang berhasil mengantongi suara terbanyak lebih berhak untuk tampil ke depan. Namun demikian, hal itu tidak meniscayakan benturan dan permusuhan. Semua pihak harus mencegah munculnya suasana permusuhan."

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menekankan bahwa segala bentuk protes dan masalah bisa diselesaikan melalui jalur hukum. "Masalah yang ada harus ditindaklanjuti, dan saya telah menginstruksikan kepada Dewan Garda Konstitusi dan Departemen Dalam Negeri untuk menangani masalah ini dengan cermat dan teliti, supaya tidak ada lagi keraguan."

Beliau menambahkan, "Jika penanganan masalah ini menuntut penghitungan kembali sejumlah kotak suara, maka hal itu harus dilakukan dengan disaksikan oleh wakil dari masing-masing tim sukses kandidat presiden, sehingga semua pihak yakin akan hasil yang sesungguhnya."

Seraya menyinggung bahwa selama ini Departemen Dalam Negeri selalu dipercaya dalam menggelar pemilihan umum, Rahbar mengatakan, "Meski pun pada periode-periode sebelumnya para pelaksana pemilu berasal dari kubu-kubu dengan latar belakang politik berbeda, namun saya selalu mempercayai mereka. Tetapi kepercayaan ini jangan sampai menghalangi tindak lanjut atas protes yang diajukan, sehingga masalah menjadi jelas."

Jumlah 40 juta orang yang menggunakan hak pilih dalam pemilu disebut beliau sebagai angka partisipasi rakyat yang fantastis dan tertinggi selama 30 tahun terakhir. Beliau menandaskan, "Kebanggaan besar yang bahkan disebut oleh media-media asing sebagai luar biasa ini harus dijaga. Sebab kebanggaan ini adalah milik rakyat dan semua yang menggunakan hak pilihnya."

Lebih lanjut beliau menyeru pihak yang memang dan kalah dalam pemilu untuk bersikap bijak. "Mereka yang berhasil memperoleh suara mayoritas maupun yang gagal, harus bersikap sabar dan menahan diri, dan berhati-hati dalam berucap dan bertindak," kata beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengakui bahwa tidak mudah menahan diri saat memenangkan sesuatu atau kalah dalam persaingan. Sebab kesabaran dalam hal ini merupakan sisi kemanusiaan yang mulia yang harus disosialisasikan di tengah kaum elit bangsa dan masyarakat umum.

Beliau mengingatkan adanya pihak-pihak tertentu yang menentang persatuan bangsa Iran dan tidak senang dengan kekokohan pemerintahan Islam. beliau mengatakan, "Mereka adalah orang-orang yang gemar menebar dusta dan bahkan terlibat dalam aksi pengerusakan."

Ayatollah Al-Uzdma Khamanei menegaskan bahwa pengerusakan dan aksi-aksi buruk bahkan tindak kriminal yang terjadi saat ini tidak ada kaitannya dengan masyarakat atau pendukung kandidat tertentu. "Aksi-aksi pengerusakan itu dilakukan oleh para pangacau. Mereka harus ditindak tegas dan masing-masing harus secara terbuka menyikapi hal ini."

Rahbar mengatakan, "Jangan sampai ada yang berpikir bahwa kerusuhan ini dilakukan oleh pendukung kandidat tertentu. Orang-orang ini jelas memusuhi pemerintahan Islam dan tidak ingin negara ini tenang."

Beliau menambahkan, "Para pengacau itu tetap akan melakukan aksi mereka meskipun hasil pemilu berbeda dari yang ada."

Menurut beliau, memang ada pihak-pihak yang berusaha merusak keamanan dan kedamaian negara ini. "Jangan ada orang yang sampai melakukan tindakan provokatif. Semua harus dengan jelas dan tegas mengumumkan sikap yang menolak aksi kekerasan dan kerusuhan," ujar beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyeru rakyat khususnya para pendukung dua kandidat utama untuk menghindari sikap dan aksi yang provokatif. Beliau mengatakan, "Kedua kubu jangan sampai melakukan tindakan yang memicu kemarahan pihak lain. Baik pendukung kandidat yang memenangi pemilu maupun pendukung kandidat lain harus sama-sama menekankan satu hal yaitu partisipasi dalam pemilu dan keterlibatan dalam membela negara."

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menegaskan, "Hari ini, kita semua memikul kewajiban untuk membela jatidiri negara dan pemerintahan Islam. Jangan sampai kita biarkan masyarakat saling berhadapan. [Dengan melaksanakan kewajiban ini] tentu hati Imam Mahdi (as) akan bahagia dan rahmat ilahi akan mengalir di negeri ini."

700 /