Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Rabu (29/4) pagi di depan ribuan perawat, guru dan kaum buruh yang memadati ruangan Huseiniyah Imam Khomeini (ra) Tehran menyebut perawat, guru dan buruh sebagai tiga kelompok profesi yang paling vital di tengah masyarakat. Seraya menjelaskan peran tak tergantikan dan menentukan yang dimiliki rakyat dalam memilih para pejabat di berbagai bidang penyelenggaraan negara, Rahbar menandaskan, meskipun musuh selalu berusaha menebar kesan buruk terhadap proses pemilihan umum di Republik Islam Iran, akan tetapi rakyat Iran yang besar ini akan selalu membuat musuh geram dengan partisipasi luas dan hangat mereka dalam pemilihan presiden.
Menyinggung sandiwara pemilihan umum yang digelar pada masa kekuasaan rezim Pahlevi di Iran sebelum kemenangan revolusi Islam, Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengatakan, "Raja-raja zalim di era Qajar dan Pahlevi memandang negeri ini sebagai milik dan bangsa ini sebagai peliharaan mereka. Suara apapun yang dikehendaki oleh penguasa itulah yang pasti keluar dari kotak suara, tanpa ada andil rakyat di sana. Tetapi revolusi Islam telah membalik lembaran dan rakyatlah kini yang berperan."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan bahwa konstitusi telah memberikan hak yang menentukan bagi suara rakyat untuk memilih secara langsung atau tidak langsung para penyelenggara negara. Beliau menuturkan, "Proses seperti ini berjalan dengan mantap selama tiga puluh tahun terakhir ini dan akan terus berjalan. Akan tetapi musuh yang merasa kehilangan kepentingan tak sah mereka di Iran, menutup-nutupi dan mengingkari fakta ini. Tanpa mempedulikan partisipasi rakyat, musuh berusaha merusak citra pemilu di Iran."
Rahbar menyebut pemilu di Iran sebagai pemilu yang lebih bebas dan lebih meriah dibanding dengan pemilu yang diselenggarakan di banyak negara yang mengaku demokratis. Beliau menambahkan, "Berkat keikutsertaan rakyat dengan penuh semangat, pemilu di Iran selalu digelar secara sehat, lancar dan baik. Namun sayangnya ada sebagian kalangan dan mereka yang berharap bisa menarik simpati rakyat, secara tidak obyektif justeru berbicara dengan nada yang mencibir rakyat, padahal mereka termasuk bagian dari rakyat Iran. Mereka mengulang kata-kata dusta yang dilontarkan musuh dengan menyoal kejujuran pemilu."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa pemilu-pemilu berhasil diselenggarakan secara bersih berkat kerja keras para pejabat negara dan rakyat Iran. "Memang ada satu atau dua pemilu yang di mata sebagian kalangan dipandang mencurigakan. Tetapi jika diselidiki dengan benar, tak ada kecurangan di sana," jelas beliau.
Ditambahkannya, "Di Iran sering terjadi kubu politik yang berkuasa justeru kalah dalam pemilu. Karena itu bagaimana mungkin kejujuran pemilu di Iran dipersoalkan."
Di bagian lain pidatonya, Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengatakan, "Insya Allah -meskipun musuh tidak menyukainya- seluruh rakyat Iran akan mendatangi kotak-kotak suara dengan animo tinggi untuk memilih presiden pada pemilihan umum mendatang. Rakyat ini akan mengukir sebuah pengalaman indah yang bakal membuat musuh berang."
Kepada para juru rawat, guru dan buruh, Rahbar mengatakan, "Para guru yang bertugas di lembaga pengajaran dan pendidikan, adalah para pemegang amanat yang memikul tanggung jawab mencetak kepribadian anak-anak bangsa ini. Peran yang sangat khusus ini menunjukkan kedudukan tinggi guru."
Beliau lebih lanjut mengimbau masyarakat, pemerintah dan para pejabat negara untuk menghargai kedudukan guru, seraya menuturkan, "Para guru juga harus mengenal kedudukan mereka dan menyadari bahwa profesi mereka adalah anugerah Ilahi."
Ayatollah Al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa salah satu agenda penting yang harus mendapat perhatian khusus adalah upaya untuk menciptakan perubahan besar dan mendalam dalam sistem pengajaran dan pendidikan. Beliau mengkritik sistem pendidikan saat ini yang diadopsi dari luar dan sudah usang. "Untuk merombak sistem pendidikan, tradisi dan kebutuhan negara harus menjadi prinsip yang diperhatikan, lebih dari itu kita mesti memanfaatkan pengalaman orang lain semaksimal mungkin. Tetapi kita mesti secara mutlak meninggalkan cara-cara meniru apa yang dilakukan negara-negara Barat," kata beliau.
Menurut Rahbar, di dunia yang penuh gejolak saat ini Iran memiliki posisi penting dengan situasinya yang stabil dan tenang. Kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar termasuk membuat perombakan dalam sistem pengajaran dan pendidikan. "Riset yang dilakukan pemerintah dalam kaitan ini harus dilaksanakan, dan pelaksanaannya memerlukan keberanian, kreativitas, dan kejernihan berpikir," tambah beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pidatonya menitikberatkan soal tabiyah atau pendidikan, seraya mengatakan, "Otak seorang anak tidak hanya terbentuk dengan menyerap pengajaran semata, tetapi diperlukan pula pendidikan. Proses ini harus diperhatikan dengan benar dalam menyusun buku-buku pelajaran, memilih guru dan menentukan sistem pengajaran dan pendidikan."
Masih mengenai pengajaran dan pendidikan, beliau menekankan untuk menghindari sikap yang memprioritaskan peningkatan kuantitas semata, tetapi menurut beliau bahwa yang harus diutamakan adalah masalah kwalitas.
Di bagian lain pembicaraannya, Rahbar menyebut perawat sebagai kelompok yang memberikan kehidupan dan memiliki pengaruh urgen. "Rakyat dan pejabat negara harus memandang kelompok yang bak malaikat penyelamat ini dengan penuh penghormatan," seru beliau.
Menurut beliau, perawat dan bidan sama-sama memiliki kedudukan yang sangat penting dalam struktur kesehatan di Iran. Rahbar mengatakan, "Keduanya adalah orang-orang penyayang dan hendaknya mereka memandang profesi ini sebagai anugerah besar dari Allah. Mengabdi kepada masyarakat adalah pekerjaan mulia yang harus disadari, dengan kesadaran itulah kwalitas pekerjaan akan meningkat."
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut mengangkat masalah kaum buruh yang beliau sebut sebagai unsur sentral di tengah masyarakat. Buruh, pemilik perusahaan dan pimpinan unit usaha, menurut beliau, memiliki peran penting dalam memenuhi keperluan negara. "Budaya umum harus diarahkan untuk memasyarakatkan dan menyintai produksi dalam negeri," kata beliau.
Rahbar menjelaskan bahwa dengan menggunakan barang-barang produksi luar negeri berarti roda pekerjaan kaum buruh di luar negeri akan terus berputar sementara di Iran akan terhenti. Beliau menambahkan, para pemuda dan kaum buruh Iran mampu menjalankan program yang paling rumit sekalipun, sebagaimana juga mereka mampu memproduksi barang-barang komoditas dengan kwalitas yang lebih baik. Fakta ini harus mendapat curahan perhatian yang semestinya.
Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengingatkan soal keamanan kerja bagi kaum buruh yang harus diperhatikan. Menurut beliau keamanan pekerjaan ini sangat berpengaruh pada peningkatan kwalitas hasil kerja mereka. Beliau mengatakan, "Penggunaan produksi dalam negeri harus diupayakan menjadi sebuah norma di tengah masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu diperlukan peningkatan kuantitas produksi domestik, membatasi iklan produk asing, memberikan dorongan kepada para pengusaha dalam negeri, meningkatkan etos kerja, menjalin kerjasama dan hubungan pemerintah dengan seluruh pihak di dalam negeri yang terlibat dalam proses produksi dan sektor import."
Di awal pertemuan itu, Menteri Kesehatan dan Pendidikan Dokter, Menteri Pekerjaan dan Urusan Sosial, dan Menteri Pengajaran dan Pendidikan menyampaikan laporan kerja yang berhubungan dengan departemen masing-masing.
Menteri Kesehatan, Dr Baqeri Lankarani menjelaskan soal program departemennya dalam rangka memberikan penyuluhan dan pendidikan berkesinambungan. "Bidang-bidang kejuruan baru telah dirintis untuk membekali para perawat dengan menekankan soal keahlian dan tanggung jawab. Kami juga sudah mengambil langkah-langkah yang bagus dalam rangka meningkatkan kesejahteraan para perawat," jelasnya.
Lankarani mengapresiasi kerja keras para bidan yang berhasil menekan angka kematian ibu hamil dalam beberapa tahun terakhir dengan keberhasilan yang 10 kali lipat lebih besar dibanding 30 tahun yang lalu. "Dalam tiga tahun terakhir saja di pedesaan angka kematian ibu hamil dapat ditekan hingga 20 persen," imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan dan Urusan Sosial Jahromi melaporkan bahwa turunnya angka pengangguran, perluasan budaya pengadaan lapangan kerja, pendidikan teknis dan keahlian menjadi prioritas utama agenda kerja departemen yang dipimpinnya. "Dengan menciptakan iklim keakraban dalam hubungan antara buruh dan majikan, jumlah pengaduan yang masuk ke Departemen Pekerjaan menunjukkan penurunan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir," katanya menerangkan.
Pembicara selanjutnya, yaitu Menteri Pengajaran dan Pendidikan Ali Ahmadi menjelaskan program perombakan mendasar di Departemen Pengajaran dan Pendidikan seraya mengatakan, "Program strategis pengajaran dan pendidikan dipelajari dan disusun berdasarkan dokumen 20 tahun kedepan."
Langkah lain yang dilakukan departemen ini adalah meningkatkan standar guru ke level sarjana, mengupayakan pembangunan kampus bagi para guru, dan pelunasan honor para guru yang tertunggak.