Ayatollah Al-Udzma Khamenei memuji sikap tegas dan berani yang ditunjukkan Presiden dan pemerintah Venezuela terkait krisis Gaza dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan Rezim Zionis Israel. "Apa yang dilakukan oleh pemerintah Venezuela sebenarnya tugas yang semestinya dilaksanakan oleh negara-negara Eropa sebagai pihak yang mengaku membela Hak Asasi Manusia dan membela kemanusiaan. Namun nyatanya, dalam peristiwa pembantaian warga Gaza, rezim-rezim Eropa yang mengaku pembela HAM itu justeru melakukan tindakan yang berseberangan."
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai pihak yang ikut terlibat dalam kejahatan rezim zionis di Gaza. Seraya menyinggung kegeraman rezim-rezim arogan dunia terhadap sikap pemerintah Venezuela, beliau menegaskan, "Kegeraman negara-negara arogan dan sikap mereka terhadap kita menunjukkan bahwa kita memiliki pengaruh yang besar."
Di bagian lain pernyataannya, Rahbar mengangkat soal propaganda besar-besaran yang dilakukan Barat terkait program nuklir Iran sejak beberapa tahun lalu dan yang masih terus berlanjut sampai kini. "Dalam masalah ini pun, kegeraman pihak arogan menunjukkan bahwa keberhasilan Iran mengembangkan teknologi nuklir adalah langkah yang sangat menentukan yang menguatkan front kebenaran dalam pergumulan di kancah dunia," jelas beliau.
Barat, menurut Rahbar, tahu benar bahwa Iran tidak berambisi membuat senjata atom. Hanyasaja mereka tidak dapat menerima ada satu negara yang berhasil mengembangkan teknologi nuklir tanpa seizin mereka.
Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengimbau semua negara yang punya kemampuan untuk mengembangkan teknologi energi nuklir agar melangkah ke arah sana. "Mengingat keterbatasan cadangan minyak dunia dan keharusan untuk memanfaatkan kegunaan sumber alam ini secara baik dan optimal, tak ada cara lain kecuali bergerak untuk memanfaatkan energi-energi alternatif termasuk energi nuklir sebagai sumber energi bidang industri yang paling aman," jelas beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam di bagian lain pembicaraannya menyatakan puas atas hubungan bilateral antara Republik Islam Iran dan Venezuela yang berjalan baik di berbagai bidang. Beliau mengatakan, "Meski hubungan ini sudah berjalan baik, akan tetapi kedua negara mempunyai potensi yang besar untuk meningkatkan kerjasama bilateral. Hubungan bilateral ini bahkan bisa dikembangkan menjadi hubungan multilateral di tingkat internasional maupun regional."
Beliau menambahkan, kepercayaan dan dukungan rakyat Venezuela kepada Presiden Hugo Chavez merupakan anugerah dan kesempatan besar bagi pemerintah Venezuela. Ketika sebuah pemerintahan mendapat dukungan rakyat, maka ia akan memiliki kekuatan dalam menghadapi kekuatan-kekuatan yang lain. Kondisi dan anugerah Ilahi yang ada di Venezuela ini juga dapat disaksikan di Iran.
Dalam pertemuan itu yang dihadiri pula oleh Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Venezuela Hugo Chavez menyatakan suka citanya karena dapat kembali bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam. Chavez mengatakan bahwa dirinya adalah pengikut dan murid revolusi Islam dan para pemimpinnya. "Kami belajar dari pengalaman politik pemerintah dan rakyat Iran untuk tampil resisten menghadapi musuh-musuh asing dan imperialis. Kami terus gigih berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang kami miliki," katanya.
Presiden Venezuela menyebut positif dan konstruktif pertemuan dan perundingannya dengan Presiden Republik Islam Iran. Chavez menambahkan, "Dalam perundingan ini Republik Islam Iran dan Venezuela menyepakati peta kerjasama bilateral selama 10 tahun, dan kami berharap, kerjasama kedua negara akan terus berkembang."