Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam

Peristiwa Gaza; Kemenangan Pasti Haq Atas Batil

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei hari ini dalam pertemuan dengan ribuan warga kota suci Qom pada hari peringatan peristiwa kebangkitan warga kota suci Qom, menyebut pembantaian massal anak-anak, perempuan dan warga Gaza yang tertindas oleh rezim zionis Israel sebagai tragedi yang jarang ditemukanan padanannya. Beliau mengatakan, target utama dan final yang diincar oleh Israel dan Amerika Serikat di balik aksi pembantaian sadis ini adalah pemberangusan gerakan perlawanan dan penguasaan atas kawasan Timur Tengah yang sangat vital dan penting ini. Akan tetapi dengan kemurahan Allah dan berkat adanya tekad kuat dan perlawanan gagah berani yang dilakukan para pejuang Palestina serta kesadaran umum bangsa-bangsa dunia, rangkaian peristiwa ini pasti akan berakhir dengan kemenangan haq atas batil.

Seraya menyampaikan ucapan duka atas peringatan gugurnya Imam Husein as dan para pengikutnya yang setia di padang Karbala (10 Muharram 61 hijriyah) Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut kesadaran umat Islam sepanjang sejarah sebagai salah satu buah dari gerakan kebangkitan Asyura yang tak akan pernah terlupakan. Beliau mengatakan, "Penyimpangan fatal yang terjadi hanya selang 50 tahun setelah wafatnya Rasulullah SAW dengan naiknya Yazid yang fasik dan pendosa ke tampuk kekuasaan tidak nampak oleh masyarakat, baik kalangan elit maupun awam. Akan tetapi Imam Husain as dengan gerakan kebangkitannya yang besar telah menyadarkan dan menyentak semua orang. Beliau menyodorkan resep praktis kepada umat manusia bahwa umat yang sadar dan cerdas memikul tanggung jawab yang berat dan historis untuk mencerna, mengenal konspirasi terselubung, lalu mereaksi tepat waktu, penuh keberanian dan rela berkorban dalam menghadapinya serta siap membayar mahal untuk menggagalkan konspirasi dan tipu daya itu. Dan inilah pelajaran yang disuguhkan Asyura kepada kita dan umat Islam hari ini."

Rahbar menjelaskan adanya konspirasi besar orang-orang Zionis di balik tragedi pembantaian di Gaza seraya menambahkan, target sebenarnya yang diupayakan oleh sistem arogansi dunia melalui kejahatan Israel di Gaza adalah melenyapkan gerakan perlawanan moqawamah hingga ke akarnya dan menguasai kawasan Timur Tengah yang kaya dan mengandung beragam kepentingan. Bangsa-bangsa dan negara-negara Muslim harus menyadari adanya agenda itu untuk kemudian menghadapinya dengan reaksi yang semestinya.

Beliau mengingatkan kembali perang 33 hari di Lebanon ketika AS dan rezim ilegal Israel mengumbar agenda pembentukan Timur Tengah baru yang lemah dan tunduk kepada kemauan dan hegemoni AS. Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengatakan, "Mimpi itu tak pernah terwujud. Keberanian, kesadaran dan pengorbanan para pemuda Mukmin di Lebanon menjadi tamparan telak di wajah AS, Israel, sekutu-sekutu dan para pengekornya."

Menyinggung pengakuan dunia Barat bahwa Republik Islam Iran telah menjadi teladan dan poros bagi gerakan moqawamah di kawasan, Rahbar menegaskan, "Sebagaimana yang mereka akui sendiri, berkat kesadaran dan kecerdasan rakyatnya, Iran yang Islami ini telah berubah menjadi kekuatan besar, berwibawa dan menebar harapan bagi gerakan moqawamah dan kemenangan. Saat ini, untuk memadamkan gelora moqawamah dan perlawanan ini, kekuatan adi daya dunia telah memilih pemerintahan Hamas yang terzalimi dan terbentuk berkat suara rakyat sebagai sasaran serangan dan agresi."

Pemimpin Besar Revolusi Islam memperingatkan akibat buruk yang bakal terjadi akibat ketidakpedulian sejumlah rezim di kawasan terhadap peristiwa yang terjadi di Gaza. Beliau mengatakan, "Jika musuh-musuh Islam meraih keberhasilan di tahap ini, pasti mereka tidak akan puas dan tak akan melepaskan kawasan Timur Tengah dari cengkeramannya. Negara-negara Islam yang berada di sekitar kawasan ini namun menolak mengulurkan bantuan kepada Palestina, harus menantikan akibat buruk dari kesalahan yang mereka lakukan sekarang."

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menyebut kesadaran bangsa-bangsa di dunia dan partisipasi mereka di tengah medan sebagai dorongan yang menguatkan semangat moqawamah dan gerakan perlawanan para pejuang Palestina. Beliau memuji tekad kuat dan kepedulian besar rakyat Iran dalam membantu warga Palestina di Gaza, seraya mengungkapkan, "Dalam masalah Gaza, saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada semua khususnya kepada anak-anak muda yang mukmin dan penuh semangat yang telah mendatangi sejumlah bandar udara dan tempat-tempat lain sambil menyatakan keinginan untuk dikirim ke Gaza. Namun perlu saya katakan, dalam hal ini kita tidak bisa melakukan itu."

Lebih lanjut beliau menyebut para pemuda Iran dewasa ini tak ubahnya seperti para pemuda di awal kemenangan revolusi Islam yang penuh semangat dan bergerak di jalan Islam, revolusi dan mengikuti jalan Imam Husain (as). "Semua pihak harus tahu bahwa selama ini Republik Islam Iran tidak pernah lamban dalam mengulurkan bantuan kepada rakyat Palestina yang tertindas, dan Iran siap untuk melakukan apapun yang dirasa perlu terkait dengan hal ini", jelas Rahbar.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh sejumlah negara Islam dalam mendukung rakyat Palestina di Gaza masih jauh dari cukup meski sudah menunjukkan hal yang baik. Beliau mengatakan, "Musuh harus terus ditekan secara politik dan melalui gerakan massa agar segera menghentikan agresinya."

Ayatollah Al-Udzma menyebut tragedi Gaza sebagai penyingkap tabir hakiki dari wajah mereka yang mengaku memperjuangkan hak asasi manusia. "Anak-anak dan perempuan yang tak berdosa di Gaza setiap hari berguguran seperti daun-daun yang berjatuhan di musim gugur. Meski demikian tidak terdengar adanya suara protes dari Perserikatan Bangsa-bangsa, lembaga-lembaga hak asasi manusia dan negara-negara Barat termasuk masyarakat Eropa. Kenyataan yang pahit ini membuktikan kebohongan, kemunafikan dan dusta besar lembaga-lembaga dan negara-negara yang mengaku membela HAM", tegas beliau.

Seraya menyampaikan rasa kekecewaannya yang mendalam terhadap sejumlah cendekiawan, media cetak dan media pemberitaan di dunia Islam yang mengecam dann menyerang pemerintahan sah Hamas di Gaza sekaligus menutup mata dari kejahatan yang dilakukan rezim Zionis Israel, beliau mengatakan, "Orang-orang seperti ini kelak akan mempertanggungjawabkan perilaku mereka yang membela para pelaku kejahatan di hadapan Allah. Namun syukur, di Iran yang Islami ini baik rakyat maupun pemerintah menunjukkan dukungan dan solidaritas yang membanggakan kepada orang-orang Palestina yang terzalimi."

Rahbar menegaskan bahwa babak akhir dari rangkaian peristiwa di Gaza ini adalah kemenangan haq atas batil. Beliau menuturkan, "Bahkan jika seandainyapun -semoga hal itu tidak terjadi- musuh membantai seluruh pejuang Hamas dan Palestina yang saat ini sedang berjuang dengan tekad kuat dan semangat membaja, isu Palestina tidak akan selesai dengan pembantaian sadis ini. Tak diragukan bahwa Palestina dengan memanfaatkan pengalaman yang dimilikinya akan kembali muncul dengan lebih kuat untuk menghadapi musuh dan akhirnya akan mengalahkannya."

Mengenai solidaritas dan dukungan kuat rakyat Iran kepada perjuangan rakyat Palestina, Ayatollah Al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa keteguhan bangsa Iran yang besar ini dan sikapnya yang anti kezaliman akan mendatangkan ridha Allah SWT dan membuat hati Imam Khomeini dan para syuhada bangga atasnya. "Insya Allah dengan dukungan bangsa-bangsa di dunia dan resistensi yang berkesinambungan, seluruh bangsa Muslim tak lama lagi akan merayakan pesta kemenangan", ujar beliau.

Pemimpin Besar revolusi Islam di awal pertemuan itu menyebut kebangkitan warga kota Qom tanggal 9 Januari 1978 melawan rezim Syah Pahlavi yang despotik sebagai bukti akan kecermatan dalam mengenal dengan baik konspirasi dan tipu daya terselubung rezim Pahlavi yang menghujat Imam Khomeini (ra). Beliau mengatakan, "Kesadaran, pengetahuan, tindakan dengan penuh keberanian dan tepat waktu adalah pelajaran yang didapat dari kebangkitan besar Imam Husein di hari Asyura' yang teraplikasikan pada kebangkitan warga kota Qom, revolusi besar Islam, keteguhan Imam Khomeini bersama rakyat dalam menghadapi agresi rezim Saddam juga dalam menghadapi front bersama seluruh adi daya dunia dan perang yang dipaksakan selama delapan tahun. Semua itu menunjukkan bahwa bangsa Iran adalah bangsa yang mulia dan kokoh dalam memperjuangkan cita-cita Islam dan revolusinya. Bangsa ini siap membayar mahal demi cita-citanya. Inilah yang membuktikan bahwa bangsa yang mukmin ini dengan setia mengikuti jalan Imam Abu Abdillah Al-Husain as."

Pertemuan ini diawali dengan acara khusus berkabung untuk mengenang syahadah Imam Husein as dan para sahabatnya yang setia.

700 /