Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi MahaPenyayang
Ini adalah pertemuan yang sangat mulia. Kalian, para pemuda, adalah salah satu nikmat yang dianugerahkan Allah SWT kepada kami. Pasukan relawan (Basij) dari kalangan mahasiswa (Basij Mahasiswa) adalah tenaga-tenaga hidup yang selalu aktif, cerdas dan pada hakikatnya merupakan prajurit Islam dan pasukan revolusi Islam yang selalu siaga sehingga patut menjadi kebanggaan bagi setiap pejabat dan bahkan bagi seluruh komponen bangsa Iran yang peduli kepada nasib negara ini.
Sebagian dari saudara dan saudari sekalian tadi telah menyampaikan beberapa pernyataan. Seandainya ada waktu cukup dan memungkinkan untuk saya, saya tertarik untuk memperpanjang waktu pertemuan sampai satu jam lagi agar dapat mendengarkan materi dan pendapat kalian. Yang jelas, kehadiran kalian pada pertemuan ini sudah cukup menyenangkan saya. Selama ini saya sendiri berharap kepada Allah SWT dan turut berusaha agar apa yang kalian jelaskan itu bisa terealisasi secara kongkret. Adanya idealisme yang jelas dan terang, pemahaman yang bagus tentang berbagai persoalan negara dan dunia serta tentang urgensi lembaga bernama basij dan signifikansi partisipasi para pemuda di kancah ilmu pengetahuan dan pentas politik adalah merupakan gagasan yang selalu saya upayakan agar mendapat perhatian besar dari masyarakat pemuda dan revolusioner kita serta mengalami kemajuan yang mencolok. Saya yakin perasaan sedemikian akan lebih banyak jika tadi lebih banyak lagi saudara dan saudari yang ikut berbicara.
Saya ingin memberikan penjelasan tentang sejumlah persoalan yang telah disampaikan oleh saudara dan saudari tadi, sebelum kemudian mengemukakan beberapa kesimpulan tentang berbagai persoalan Basij, Basij mahasiswa, dan persaoalan umum negara.
Pertama, saya senang ketika para pemuda Basij menyuarakan bahwa pemerintah hendaknya mengatasi problema mahasiswa -problema yang dapat diselesaikan dengan mudah-, atau yang mengatakan bahwa para mahasiswa Basij mengeluhkan tidak adanya dukungan yang cukup untuk kegiatan mereka di bidang ilmu pengetahuan. Tindakan seperti ini memang kita harapkan dari Basij. Basij adalah elemen yang memiliki kepedulian yang tinggi kepada negaranya, memiliki kesadaran bahwa masa depan sangat bergantung pada jerih payahnya, dan -sebagai tuan rumah- mereka memendam kerisauan. Jika di dalam rumah ada kaca yang pecah, bisa jadi tamu atau penonton tidak akan terlalu peduli; berbeda dengan tuan rumah yang tidak akan membedakan kaca di ruang mana yang pecah. Saya mengapresiasi adanya sensitivitas seperti ini di tengah kalian selaku pemuda Basij.
Tadi sudah dibahas wacana keterlibatan di kancah politik. Saya ingin mencoba untuk menjelaskan hal ini. Menurut saya, ini tidak masalah. Apa patut Basij revolusi dan mahasiswa revolusi tidak menaruh kepedulian dan tidak mengambil sikap terhadap berbagai persoalan politik di negaranya?! Apa mungkin demikian?! Saya mengimbau kalian selaku anggota Basij mahasiswa agar tidak bersikap konservatif. Mahasiswa dan Basij harus selalu konsisten pada maknanya yang positif. Tentu, imbauan untuk tidak konservervatif juga harus disusul dengan pesan bahwa kalian juga harus selalu waspada penuh. Kalian meneriakkan slogan "mahasiswa siaga". Memang, inilah yang diharapkan. Sayapun ingin berpesan kepada kalian agar selalu waspada. Kewaspadaan inipun bukan semata-mata berupa kebencian terhadap Amerika Serikat (AS). Apakah makna AS? Apakah yang dimaksud dengan AS ialah suatu kawasan teritorial dengan suatu bangsa tertentu? Atau maksudnya ialah sebuah kapasitas dan identitas politik, keamanan, keorganisasian, dan kebudayaan yang tak dapat disaksikan secara kasat mata? Itupun keorganisasian yang didukung oleh dana yang besar, pengalaman yang luas di bidang propaganda dan perang urat saraf. Menafikannya memerlukan kewaspadaan tingkat tinggi. Kewaspadaan di sini tidak seperti di medan pertempuran dimana kalian harus bertahan dalam kubu pertahanan dan membidik setiap gerakan musuh.
Dalam perang kebudayaan, politik, dan keamanan, gerakan musuh tidak terlihat. Terkadang musuh menggunakan strategi mengemukakan suatu pernyataan yang haq melalui seseorang. Musuh adalah pihak yang batil, tetapi mengapa mengemukakan pernyataan yang haq melalui orang itu? Jawabannya adalah karena musuh ingin menyempurnakan puzzle-nya. Puzzle ini bisa terdiri atas 100 atau 200 keping yang satu diantaranya ialah pernyataan haq dan benar yang dinyatakan agar puzzle ini bisa sempurna. Jangan biarkan musuh melontarkan pernyataan haq di sini. Jangan biarkan puzzle mereka sempurna di sini. Kewaspadaan setinggi inilah yang kita perlukan. Silahkan terjun ke gelanggang politik, tetapi jagalah kewaspadaan. Jangan sampai ada gerakan, statemen, dan sikap kalian yang dapat dimanfaatkan oleh musuh. Inilah prinsip pertama dan merupakan garis merah.
Bagaimana caranya kita mengidentifikasi musuh? Bagaimana caranya kita mengungkap maksud-maksud mereka? Bagaimana caranya kita memahami bahwa tindakan ini akan menguntungkan atau merugikan musuh? Ini adalah poin yang penting. Di sini diperlukan keseriusan, kewaspadaan, dan kesiagaan total. Tak usah bergerak jika ada persoalan yang masih belum jelas. Melangkahlah jika ada pijakan yang kuat, dan jangan melangkah jika pijakannya mencurigakan. Karena itu, di samping jangan konservatif, kalian juga harus berhati-hati. Ini merupakan garis politik yang tentunya sangat berat. Tetapi sebagai Basij yang terbiasa dengan pekerjaan berat, kalian harus siap untuk melakukan pekerjaan berat ini.
Organisasi kemahasiswaan lainnya bisa jadi tidak memiliki kapasitas sebesar ini, bahkan walaupun untuk sekedar mendengar masalah seperti ini. Tapi kalian sebagai Basij memiliki kapasitas ini, dan inilah yang membedakan kalian dengan yang lain. Tadi mahasiswa kita asal Tabriz telah berbicara dengan baik, terangkai rapi, dan bebas dari sekat-sekat politik. Ini tentu merupakan hal yang sangat harapkan dari mahasiswa Basij.
Safari-safari untuk menambah wawasan jihad para mahasiswa Basij adalah tindakan yang baik dan ikut membantu pemerintah seperti yang akan saya jelaskan nanti. Pertanyaan apakah mahasiswa Basij harus terlibat atau tidak di arena ilmu pengetahuan adalah bagian dari pertanyaan yang sangat mengejutkan. Mengapa mahasiswa tidak harus terlibat?! Mahasiswa Basij justru harus lebih terdepan di bidang ilmu pengetahuan. Kalian harus ikut terjun ke gelanggang ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi saintifik, dan masuk ke dalam dunia yang masih belum terungkap. Tapi ini jelas memerlukan pekerjaan serius seperti akan saya utarakan di sini.
Mengenai Basij, perlu saya kembangkan lagi beberapa hal yang tadi disinggung oleh saudara dan saudari sekalian. Basij adalah satu organisasi yang memiliki dua dimensi; satu bersentuhan dengan lingkungan kampus dan yang lain bersentuhan dengan dunia keprajuritan (Sepah). Apa makna prajurit? Apa ia merupakan organisasi militer semata? Tidak. Prajurit adalah simbol pertahanan yang revolusioner dan gagah berani. Kalian jangan sampai lupa ini. Kalian jangan beranggapan bahwa Sepah semata-mata merupakan satu lembaga militer. Jangan sampai ada yang mengatakan, "Prajurit Sepah adalah organisasi militer, sedangkan kami bukan organisasi militer!" Jangan demikian, sebab prajurit lebih luas dari sekedar organisasi militer. Prajurit Sepah adalah himpunan prajurit untuk pertahanan dan mujahadah (perjuangan) untuk menggapai tujuan-tujuan yang kalian cari dalam belajar di kampus. Sepah tumbuh dari lahan subur yang bernama Revolusi Islam. Di mana? Di medan-medan mujahadah. Inilah makna Sepah.
Tentu ini tak terbayangkan oleh siapapun, tetapi prajurit Sepah telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Tak sedikit elemen yang terdiri atas para pemuda seusia kalian atau bahkan lebih muda. Ketika mendengar adanya serangan musuh, mereka dengan mudah meninggalkan pelajaran, ujian, dosen, rumah, dan kehidupan sehari-harinya untuk pergi ke medan jihad.
فَمِنْهُم مَّن قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ
"Maka diantara mereka ada yang gugur, dan ada pula yang menanti-nanti." (QS.33.23)
Diantara mereka ada yang gugur sebagai syahid, ada yang terluka, dan ada pula yang pulang. Inilah prajurit. Tapi tentu ini bukan berarti bahwa setiap orang yang pergi ke medan laga dan mengenakan baju prajurit adalah malaikat. Sebaliknya, sebagian dari malaikat ini ada yang berubah menjadi iblis. Karakteristik manusia memang demikian; tidak akan lepas dari kemungkinan terperosok jika tidak berhati-hati, walaupun dia sudah mencapai level malaikat. Sebagian orang memang tergelincir, tapi mereka bukan komponen yang membentuk identitas prajurit Sepah . Identitas prajurit ialah seperti yang saya katakan. Dan memang, tingkatan orang di dalam identitas ini tentu bervariasi.
Alhasil, dari satu sisi kalian bersentuhan dengan lingkungan kampus, kemahasiswaan, pelajaran, ilmu, diskusi, dan penelitian, sedangkan dari sisi lain kalian bersinggungan dengan komunitas keprajuritan. Ini adalah satu keistimewaan. Lantas, dengan dua dimensi ini, apakah kalian militer atau mahasiswa? Pertanyaan ini penting, dan jawabannya ialah bahwa kalian bukan militer. Kalian adalah mahasiswa dan anggota sebuah organisasi mahasiswa. Hanya saja, organisasi kalian adalah organisasi yang bersandar kepada satu titik kepastian berupa simbol perjuangan. Kebersandaran ini bukan berarti membatasi ruang gerak dan kegiatan ilmiah organisasi kalian, tidak pula menjadikannya beridentitas militer. Hanya saja, organisasi ini mendapat curahan pengalaman jihad serta kedisiplinan yang dihasilkan oleh pengalaman ini. Ini menguntungkan organisasi mahasiswa. Manfaatkan kebaikannya, tetapi kalian tetap bukan militer.
Tapi patut segera saya tegaskan di sini bahwa status militer sama sekali bukan merupakan titik lemah. Status sebagai militer adalah kebanggaan. Hanya saja, kalian di lingkungan kampus tidak memiliki kebanggaan ini; kalian memiliki kebanggaan lain. Kebanggaan yang pertama adalah milik lingkungan militer. Bisa jadi seorang mahasiswa Basij sebagai anggota Basij yang aktif atau Basij khusus berpartisipasi dalam latihan perang, parade militer, dan sebagainya lalu mendapat penghargaan militer. Ini boleh saja, tetapi Basij Mahasiswa sebagai sebuah organisasi bukanlah militer. Basij Mahasiswa adalah organisasi mahasiswa dengan segala karakteristiknya. Atas dasar ini, pesan saya ialah tetaplah bertahan pada status kalian sebagai mahasiswa dan berbanggalah karena kalian menjalin ikatan dengan Sepah. Kalian bukan militer, tetapi berstatus militer adalah satu kebanggaan, apalagi militer dalam organisasi militer Sepah. Status militer seseorang adalah kebanggaan baginya. Dan sama sekali tidak ada paksaan bagi orang yang tidak menghendakinya.
Apa perbedaan organisasi ini dengan organisasi-organisasi lainnya? Bukankah ada organisasi-organisasi lain yang kental dengan keimanan dan revolusi? Bedanya ialah bahwa basij dalam pengertian individu maupun korps ialah kesediaan untuk memenuhi kebutuhan revolusi. Inilah makna setiap basij di manapun berada. Sebuah organisasi telah dibentuk dengan nama ini, dan kalian adalah anggotanya. Jika sensibilitas seperti yang kalian miliki ini ada pada organisasi lain, maka organisasi itu juga merupakan basij, walaupun secara formal bukan merupakan bagian dari organisasi kalian. Di lingkungan kerja, misalnya, seseorang bisa dikatakan basij jika memiliki sensibilitas ini. Begitu pula di lingkungan rohaniwan, sekolah agama (hauzah ilmiah), pasar, kantor, dan pedesaan. Ini adalah sensibilitas yang ada dalam diri seseorang yang selalu siap kapanpun dan dimanapun ia diperlukan.
Saya sendiri termasuk orang yang bangga berstatus basij. Saya berusaha untuk selalu bersikap demikian. Di tahun terakhir periode kepresidenan saya, atau sekitar dua sampai tiga bulan masa jabatan saya itu berakhir saya pernah berbicara dan berdialog dengan para mahasiswa di sebuah universitas. Salah satu pertanyaan yang diajukan kepada saya ialah apa yang akan saya kerjakan nanti setelah masa jabatan presiden ini selesai? Saya katakan bahwa seandainya Pemimpin Besar Imam Khomeini memerintahkan saya untuk menjadi penanggung jawab bagian akidah politik di suatu pos polisi perbatasan di wilayah pelosok tenggara sanapun, saya akan pergi ke sana dengan rasa bangga. Ini saya katakan kepada kalian karena saya merasa kalian seperti anak saya sendiri. Ini adalah ungkapan seorang ayah kepada anaknya. Saya tidak membicarakan soal kepribadian saya.
Kalian harus siap berpartisipasi di manapun partisipasi kalian diperlukan. Inilah makna basij, tapi tentu sebagian orang berminat menjadi basij, dan sebagian tidak dengan perbandingan antara 80 sampai 90 persen. Negara dan pemerintahan kita memerlukan sensibilitas ini, dan alhamdulillah semua yang diperlukannya terpenuhi. Inilah rahasia kesolidan kita, rahasia optimisme kita kepada masa depan. Sama sekali tidak ada yang kesuraman pada prospek masa depan kita. Sebabnya adalah adanya sensibilitas ini.
Kita sekarang adalah sebuah negara yang inovatif di tengah dunia yang terbelit oleh berbagai persoalan politik dan ekonomi yang serba kompleks. Musuh tidak menginginkan realitas ini terungkap. Bangsa Iran dengan Republik Islamnya adalah satu inovasi yang spektakuler dan berpengaruh. Saya berulangkali menyatakan bahwa dunia sudah berorientasikan kekuatan setelah terjadi banyak konflik. Dengan kata lain, dunia telah terbelah dalam dikotomi yang berkuasa dan yang bersedia dikuasai. Ada sejumlah negara berkuasa, sedangkan yang lain mau dikuasai. Di negara-negara yang berkuasa sendiri rakyatnya terkuasai oleh segelintir orang yang berkuasa. Dunia telah membentuk sebuah piramida yang tiba-tiba berdiri di atas sebuah fondasi luas dan bergerak mengerucut sampai pada titik puncak yang menguasai seluruh pelosok dunia. Ini adalah dunia hegemoni.
Pasca keruntuhan Uni Soviet, sistem hegemonik semakin menghimpit dunia. Pucuk piramida dunia ada di bawah monopoli sebuah rezim kuat dan kekuatan yang bernama AS. Itupun AS masih belum puas. AS masih belum nyaman dan terus melanjutkan sepak terjangnya meskipun Rusia sudah tak banyak berkutik di depan AS. Perhatikan bagaimana AS menempatkan peluncur-peluncur rudalnya di wilayah Pakta Pertahanan Atlatik Utara (NATO) di Eropa. Perhatikan bagaimana AS menancapkan eksistensinya di kawasan Kaukasus yang dulu merupakan habitat orang-orang Rusia. AS memang berniat memblokade Rusia. Eropa sendiri yang merasa memiliki bagian dari kekuasaan ini juga tak berani bicara banyak tentang kesewenang-wenangan AS. Hanya sesekali mereka berani mengkritik AS. Eropa saja demikian, apalagi negara-negara kelas menengah ke bawah.
Nah, di tengah dunia yang berorientasikan kekuasaan inilah muncul sebuah bangsa yang berani menyoal semua prinsip yang menjadi pijakan sang super power. Pada dasarnya, mempersoalkan prinsip ini sendiri bukan masalah untuk AS. Yang menjadi masalah ialah karena polemik politik ini disaksikan oleh khalayak dan bangsa-bangsa dunia. Dampak dari polemik ini bagi AS lebih pahit dan mencekik ketimbang racun. Di tengah bangsa-bangsa dunia yang rezim-rezimnya berada di bawah hegemoni AS di Asia, Afrika, Timteng, maupun di Amerika Latin, pemerintah AS kini menjadi rezim yang paling dibenci oleh khalayak dunia. Ini terjadi tentu bukan karena kebetulan belaka.
Sebab itu, sadarilah betapa berjasanya para syuhada kalian. Hargailah perjuangan, resistensi, dan keteguhan Almarhum Imam Khomeini ra. Para pejuang inilah yang telah menebarkan pengaruh dalam berbagai bentuknya di Palestina, Lebanon, di tengah bangsa-bangsa Amerika Latin, Afrika Selatan, Timteng, dan Arab walaupun rezim-rezimnya bergantung pada AS. Yang penting ialah para pemuda Iran mengetahui di mana posisi negaranya berada di tengah pergumulan ini. Di dunia sedang terjadi konflik dan konfrontasi besar, meskipun tidak melibatkan senjata. Konfik yang terjadi adalah antar kehendak politik. Iran berada di posisi mana? Iran berada di pusat komando tempat bangsa-bangsa dunia berada. Jangan sepelekan fenomena bahwa ketika Presiden Iran ke Indonesia dielu-elukan usai solat Jumat, begitu pula ketika berdialog dengan mahasiswa dan para dosen di universitas. Seandainya boleh, hal yang sama juga pasti terjadi di perkampungan dan di pasar-pasar. Ini jelas penting.
Saya sendiri ketika menjabat presiden Iran dan berkunjung ke Pakistan, sedemikian besarnya sambutan massa sehingga presiden AS saat itu, Ronald Reagen, mengurungkan rencana kunjungannya ke Pakistan selepas kunjungan saya. Ini jelas mempermalukan Reagen. Di manapun diantara negara-negara Timur, baik Islam maupun non-Islam, kunjungan Presiden Iran ke sana pasti disambut rakyat setempat dengan histeria ungkapan rasa simpati. Sebaliknya, kedatangan presiden AS ke sana selalu disambut dengan aksi pembakaran foto-fotonya beserta bendera AS. Demikianlah bentuk konfrontasi politik dan perang tekad yang terjadi di dunia saat ini. Dalam front ini komando satu kubu dikendalikan oleh Iran, negara relijius yang sarat akan tekad dan kehendak.
Hanya saja, Iran memulai gerakannya dengan tangan kosong, mengingat sebelumnya Iran berada dalam cengkraman rezim-rezim pengkhianat dan despotik Pahlevi dan Qajar selama 100 tahun. Sedangkan pihak lawan sudah mempersiapkan diri selama 200 tahun, baik dengan kemampuan yang berasal dari dirinya sendiri maupun kemampuan yang dihasilkan dari aksi penjarahannya di pelbagai belahan dunia. Bekal pihak lawan dari segi sains dan ekonomi sudah maksimal. Sedangkan pihak lain secara fisik yaitu dari segi uang, senjata, dan lain sebagainya masih kosong. Tapi pada kenyataannya dunia melihat konflik ini terjadi antara dua kubu yang seimbang. Pihak ini tak lain adalah pasukan yang berjuang di jalan Allah (hizbullah). Pada beberapa kasus pihak ini justru tercatat sebagai kubu yang lebih kuat.
Mengapa lebih kuat, padahal kita tidak memiliki apa-apa? Sebabnya adalah partisipasi rakyat. Rakyat kita adalah adalah rakyat yang menyatu dengan revolusi. Di tengah mayoritas rakyat dengan berbagai lapisannya ini, terdapat spirit pengorbanan yang senantiasa hidup di manapun, kapanpun, dan dalam bentuk apapun. Inilah titik kekuatan kita. Bagaimana ini bisa didapat? Didapat dengan kekuatan iman, semangat revolusi, dan motivasi agama. Ini adalah hakikat yang tidak dimengerti oleh para penguasa dunia. Mereka tidak tahu bagaimana kekuatan agama dapat menciptakan kesolidan pada sebuah bangsa dan pemerintahan. Republik Islam Iran jelas berada di jalur keimanan ini. Lantas dalam barak komando ini posisi kalian selaku anggota Basij Mahasiswa berada dimana? Kalianlah yang harus menentukan dan memikirkannya sendiri, tapi tentu dalam konteks tadi. Mahasiswa adalah kelompok yang tiada taranya, terutama jika spirit basij mewarnainya. Tiada taranya maksudnya ialah bahwa kedudukannya dalam upaya memajukan gerakan ini sudah tidak dapat dibatasi dengan nilai materi lagi.
Awal tahun ini saya pernah mengatakan di Masyhad bahwa musuh memburu tiga tujuan. Pertama memundurkan Iran dari segi ekonomi agar pemerintah yang loyal kepada nilai-nilai revolusi Islam ini nampak tidak efektif. Dalam skenario musuh, ekonomi negara ini harus terbelakang. Kedua, memundurkan Iran dari segi ilmu pengetahuan agar masa depan negara ini tidak mengalami kemajuan yang memang hanya bisa didukung oleh ilmu pengetahuan. Sebab itu, bangsa Iran -tidak boleh tidak- harus memperkuat fondasi ilmu pengetahuannya sesuai dengan potensi yang telah dianugerahkan Allah SWT kepadanya. Ketiga, mematahkan persatuan dan solidaritas antarsesama bangsa Iran sendiri serta bangsa ini dengan bangsa-bangsa Muslim lainnya. Musuh menginginkan demikian ketika bangsa ini justru memekikkan slogan "persatuan nasional dan solidaritas Islam."
Dalam tiga hal ini, kalian bisa melakukan berbagai tindakan proaktif untuk mengandaskan konspirasi musuh. Di sini tidak perlu saya menyebutkan bagaimana formulanya untuk menjawab pertanyaan sebagian diantara kalian apakah ini akan dilakukan secara sepihak atau tidak. Kalian sendirilah yang harus merumuskannya. Kalian pasti dapat merumuskannya jika organisasi kalian bisa bekerja secara efektif -saya yakin pasti efektif- dan jika para menteri dalam kabinet pemerintah bekerjasama dengan kalian -saya pun yakin mereka akan bekerjasama dengan kalian, karena Bapak Zahedi (Menteri Perguruan Tinggi) dan Bapak Lankarani (Menteri Kesehatan dan Ilmu Kedokteran) juga merupakan anggota Basij. Kalian cermati sendiri bagaimana caranya memanfaatkan pemerintah dan para pemuda mukmin dengan jumlah yang besar dan potensial ini untuk memajukan negara dari berbagai aspek, termasuk ilmu pengetahuan, pembangunan, dan ekonomi.
Saya yakin para pemuda Iran paham sendiri hal ini. Saya tidak akan menggiring kalian untuk belajar kemudian menjadi anggota senior di instansi-instansi tertentu semisal badan penasehat menteri dan lain sebagainya. Saya tidak akan berpesan demikian. Saya bahkan tidak setuju dengan pola-pola seperti ini. Nama dan label tertentu memang dapat menunjang kredibilitas seseorang, tetapi ini tidak akan berguna jika kenyataannya nihil. Yang jelas, di tengah mekanisme mega-aktivitas negara ini, baik di sektor ekonomi, administrasi, maupun sektor-sektor lainnya, kalian mesti andil, walaupun mungkin sekedar menjadi sekrupnya. Dalam pabrik besar ini, satu saja sekrupnya rusak, maka produknya juga akan ikut rusak. Sebab itu, dalam kegiatan produksi selalu ada pekerja yang bertugas merawat keprimaan bagian-bagian terkecil dalam mesin, termasuk sekerup. Masing-masing bagian ini berpengaruh pada kualitas kerja mesin. Inilah yang harus dipenuhi.
Tuntutan yang paling primer dan mendasar terhadap Basij Mahasiswa ialah adanya pemikiran dan analisis yang jelas. Mereka dituntut untuk menghasilkan pemikiran, ide, gagasan, dan teori dalam berbagai bidang keislaman, revolusi, isu internasional, dan berbagai persoalan kontemporer yang sekiranya bisa memiliki pikiran yang lebih jelas, lugas, dan inovatif di tengah setiap komunitas mahasiswa. Seperti pernah saya katakan, kalian harus bisa melihat segala realitas yang ada secara obyektif dan bebas dari kacamata kelompok politik. Lihatlah dari atas, dan pantaulah kondisi medan yang ada. Pada sebuah barisan yang panjangnya mungkin bisa mencapai seratus kilometer terdapat berbagai korps yang berbeda. Seseorang dalam sebuah korps itu hanya bisa melihat dirinya sendiri. Tetapi orang yang memantau barisan ini dari ketinggian dengan helikopter akan melihat formasi barisan laskar. Amatilah kondisi negara ini dari atas, lalu carilah posisi, tugas, dan sensibilitas yang layak untuk kalian. Seperti pernah pula saya katakan, adakalanya suatu kebenaran tidak boleh dikemukakan, karena jika diungkapkan maka musuh akan dapat merampungkan puzzle-nya. Kalian mesti waspada, pada kondisi apapun kalian jangan sampai menjadi faktor terselesaikannya puzzle musuh ini.
Tuntutan lain untuk mahasiswa ialah berjuang di bidang ilmu pengetahuan. Ini adalah satu kewajiban. Kalian harus terjun ke gelanggang ilmu pengetahuan. Dalam hal ini kalian mesti dibantu oleh berbagai instansi kementerian, badan koordinasi riset, badan administrasi keuangan universitas dan departemen, serta lembaga pertahanan Basij sendiri dalam berbagai bidang.
Tuntutan berikutnya ialah menyangkut moral dan spiritual kalian. Tanpa niat basa-basi, saya katakan bahwa kalian adalah para pemuda yang baik. Secara fair, para pemuda Basij kita adalah pemuda-pemuda yang baik. Hanya saja, kebaikan di sini bertingkat-tingkat. Dalam hal ini kalian jangan menerapkan batas untuk kebaikan agar kebaikan kalian bisa terus meningkat. Yang perlu kalian upayakan ialah menghindari maksiat. Tunaikan semua kewajiban agama dengan minat dan antusias yang maksimal. Kalian jangan sampai melupakan Allah SWT. Temukan keakraban dengan Al-Quran. Di lingkungan manapun kalian bertemu satu sama lain, berusahalah untuk saling membantu menunjang kesalihan satu sama lain. Jika ada kawan yang melakukan perbuatan salah dan menyimpang, maka dengan semangat persaudaraan berusahalah untuk menutupi mencegahnya dari kesalahan dan penyimpangan itu.
Saudara dan saudari sekalian, tingkatkan kualitas moral diri kalian. Dengan banyak berlatih, seseorang akan dapat menyelesaikan semua pekerjaan, kreativitas, dan keinginannya, terutama di masa-masa muda yang sedang kalian jalani sekarang. Di masa senja seperti usia kami, hal demikian memang tidak mustahil, tapi sulit. Sedangkan di usia kalian sangatlah mudah. Jika kalian orang yang kikir lalu ingin menjadi dermawan, mudah bagi kalian untuk memenuhi keinginan ini. Begitu pula jika kalian berperangai buruk seperti pemurung, bermuka masam, dan suka mempersulit orang lain, lalu kalian ingin mengubahnya dengan perangai yang mulia, kalian dapat melakukannya dengan mudah. Jika terbiasa mengumpat orang lalu ingin mengubah perangai itu, kalian bisa melakukannya dengan mudah. Dengan berlatih seseorang akan dapat dengan mudah bergerak menuju kemuliaan. Kalian membutuhkan latihan.
Para pemuda yang baru memasuki lingkungan kampus umumnya berhati bersih dan memiliki keinginan untuk menemukan dan bergabung dengan sebuah wahana spiritual. Merekapun lantas memilih Basij dan berharap kepadanya. Pada satu makna, kalian seperti para pelajar sekolah agama (hauzah ilmiah) kita; sama-sama diharapkan lebih oleh masyarakat. Dengan demikian, akhlak dan spiritualitas adalah bagian dari kebutuhan kalian yang paling primer. Marakkan kajian-kajian akhlak di tengah kalian. Manfaatkan guru-guru akhlak dan dai' yang ada. Tapi ingat, kalian jangan terperangkap ke dalam jebakan para spiritualis gadungan seperti yang marak belakangan ini; mereka mengaku berjumpa dengan Imam Mahdi, berjumpa dengan ini, itu dan sebagainya, tetapi tidak ada kenyataaannya. Kalian harus pintar-pintar memilih orang dan jangan tertipu oleh orang-orang seperti itu.
Kalian juga memerlukan sebuah wahana pemikiran. Hati kecil saya sebenarnya tidak ingin menggunakan istilah-istilah serapan atau padanan bahasa asing. Sayangnya, kita kurang peduli terhadap masalah ini sehingga kita sendiri terbawa oleh kebiasaan menggunakan istilah asing. "Kamar pemikiran", misalnya, adalah terjemahan harfiah dari istilah dalam bahasa Inggris. Hati kecil saya menolak menggunakan istilah "kamar pemikiran", tapi apa boleh buat. Alhasil, buatlah wahana untuk berpikir dan di situlah kalian melakukan berbagai refleksi dan pemikiran yang bernas. Manfaatkan keberadaan orang-orang yang sudah terlatih dalam berpikir dan memiliki integritas. Media cetak Basij Mahasiswa adalah salah satu media yang bernas dan bermanfaat untuk mahasiswa, dosen, dan siapa saja yang membacanya.
Satu lagi yang harus dilakukan oleh Basij Mahasiswa ialah memilih orang-orang yang berkualifikasi dalam berbagai bidang organisasi besar ini. Imam Khomaini ra selalu berpesan kepada semua orang, termasuk mahasiswa, agar waspada terhadap penyusupan antek-antek asing. Nyatanya memang demikian. Di awal-awal revolusi terdapat kelompok-kelompok yang mahir menyusup. Mereka adalah anggota Partai Komunis Tudeh yang berhasil memperoleh posisi dengan cara-cara menjilat, kamuflase, dan hipokritas. Beberapa orang lainnya belajar dari mereka lalu menyusup ke berbagai organisasi sampai mereka berani melontarkan klaim adanya dualisme kekuasaan.
Kalian juga pasti ingat kejadian pada empat atau lima tahun silam, ketika ada yang memunculkan pernyataan tentang dualisme kekuasaan dan penyempalan di pucuk kepemimpinan. Ini jelas mengejutkan, karena bisa sampai demikian. Kalian harus waspada. Penyempalan, friksi, dan dualisme sangat berbahaya. Lantaran suatu ide, sekelompok orang memilih untuk menyempal, kemudian ada satu lagi kelompok lain yang juga berbuat hal yang sama. Bisa jadi ide mereka benar, tapi tidak mungkin ide ini sedemikian penting sehingga harus mengorbankan persatuan. Saya yang tadi menegaskan pentingnya persatuan, perlu saya tegaskan lagi bahwa persatuan nasional untuk kalian harus dimulai dari persatuan dalam tubuh organisasi kalian sendiri. Jangan biarkan pihak-pihak lain memecahbelah persatuan kalian.
Di sini saya juga perlu menyampaikan satu lagi pesan yang sangat penting untuk kalian, yaitu bahwa sebagai Basij kalian harus banyak bergerak. Waspadalah agar kalian tidak sampai kehilangan gerak. Jauhi kemalasan dan sikap memanjakan diri.
Menurut saya, dengan pesan-pesan saya tadi, dan dengan berbagai kredit poin dan kecerahan pikiran yang ada pada diri kalian -seperti yang sudah saya lihat contohnya pada hari ini-, insya Allah, Basij Mahasiswa akan membawa berkah lebih banyak untuk masa depan negara. Saya optimis bahwa dengan inayah Allah SWT, organisasi Basij, khususnya Basij Mahasiswa, akan lebih menghasilkan berkah untuk masa depan.
Sebenarnya masih banyak hal yang ingin saya utarakan kepada kalian, sebagaimana kalianpun juga demikian pada saya. Tapi apa boleh buat, waktu kita terbatas, dan sayapun harus menitipkan kalian semua kepada Allah SWT.
Ilahi, terangi hati kami dengan cahaya makrifat dan inayah-Mu melalui berkah para pemuda ini. Ilahi, limpahkan kesuksesan lebih banyak pada kami di gelanggang perjuangan di jalan-Mu yang serba sulit ini. Ilahi, musnahkan musuh-musuh bangsa Iran dan revolusi Islam. Hantarkan bangsa ini kepada cita-cita besar mereka. Kumpulkan arwah suci Imam Khomeini ra dan para syuhada mulia kami dengan arwah para imam suci as serta para syuhada yang gugur pada awal-awal Islam. Bahagiakan hati Imam Wali ‘Asr atas kami.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu