Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Saya sampaikan selamat datang kepada saudara saudari tercinta; para pejabat yang peduli dan mengabdi di berbagai tingkatan dan instansi pemerintah. Saya juga berterima kasih kepada bapak presiden terhormat, Dr. Ahmadinejad yang telah mengadakan dan mengatur pertemuan ini.
Pertemuan semacam ini merupakan pertemuan yang pertama, dan kita sampai sekarang ini, sepanjang beberapa tahun ini, tidak pernah mengadakan satu pun pertemuan yang di dalamnya hadir berbagai pejabat dari instansi-instansi pemerintahan. Tentu saja, kita sering mengadakan pertemuan-pertemuan kolektif tiga lembaga tinggi negara (Legislatif, Eksekutif, Yudikatif) pada tingkat-tingkat terbatas, begitu juga berbagai pertemuan dengan jajaran menteri dan para pejabat dari berbagai instansi, yang [masing-masing dilakukan] secara terpisah. Akan tetapi, pertemuan ini punya satu makna, cita rasa lain dan bagi saya bermanfaat, dan alangkah baiknya jika hal ini dapat diulang pada masa-masa mendatang.
Poin pertama yang akan saya sampaikan kepada hadirin terhormat bahwa telah ada sebuah kesempatan yang amat berharga di tangan kalian. Perhatikanlah kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah, untuk beribadah, untuk menyempurnakan diri, untuk melaksanakan tugas yang akan membuat wajah kita putih berseri di hadapan Allah SWT dan menjadi bekal kelak, untuk suatu hari yang seseorang akan melihat kehidupan dunianya dengan penyesalan dan mencari bekal untuk hari itu; yaitu hari kiamat.
Kesempatan ini harus kalian optimalkan sepenuh-penuhnya dari dua sisi: pertama, dari sisi bahwa peluang mengabdi telah diberikan kepada kalian. Kita semua sama dari sisi ini. Kita bisa saja [aktif]] sebagai seorang pelajar agama di pojokan sebuah Hauzah Ilmiyyah menyibukkan diri dengan kegiatan ilmiah terbatas; kita bisa melakukan kegiatan yang terbatas sebagai guru dan pengajar atau aktif sebagai pegawai di salah satu instansi kebudayaan atau selainnya dengan suatu kapasitas dan ruang lingkup terbatas. Tapi sekarang, kita - yakni saya dan kalian - telah berada dalam posisi di sebuah jajaran yang nasib negara berada di tangannya. Ini sangat berbeda dengan seseorang yang melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat di sebuah sudut tertentu. Nasib sebuah negara, nasib sebuah bangsa, bahkan dari segi pentingnya negara dan bangsa ini bisa dikatakan bahwa nasib dunia Islam sekarang ini ada di tangan jajaran ini yang duduk hadir di sini, atau jajaran pejabat pemerintahan Islam. Ini harus kita syukuri di manapun kita berada. Kesempatan ini tidak selamanya ada di tangan kita. Hari ini kita bekerja di sini, esok entah kita tidak lagi bekerja di posisi ini atau bahkan kita sudah tidak ada di dunia ini. Ini kesempatan emas; ada peran yang besar, dilakukan oleh tiap-tiap unsur pemerintahan Negara Islam. Karena itu, dari sisi ini, manfaatkanlah kesempatan ini.
Sisi yang kedua ialah sekarang ini, alhamdulillah, sudah ada satu situasi yang fenomenal di sepanjang tahun-tahun yang lalu. Itu fenomenal karena slogan-slogan utama Revolusi diangkat sebagai poros perencanaan, agenda-agenda dan kebijkan-kebijakan. Maka ini juga sisi kedua yang membuat kesempatan mengabdi sekarang ini jadi penting dan prospektif.
Mungkin, ada sebagian orang - bahkan sebagian dari pecinta-pecinta Revolusi, bukan orang-orang asing dan mereka yang berhati busuk, bahkan juga orang-orang dekat - dalam beberapa periode dari tahun-tahun yang lalu, yang berpikiran bahwa slogan-slogan utama Revolusi [seperti] kejayaan Islam, keadilan, perlawanan terhadap kekuatan arogan, usaha keras dan kegigihan demi menghilangkan ketertindasan kaum mustadh'afin, [semua slogan ini] sudah berakhir ditelan masa! Dari mereka ada juga yang memang lancang dan kurang ajar lalu menulis dan mengatakan hal-hal ini! Mereka telah berbuat salah. Sudah jelas itu; kita juga sudah tahu mereka berbuat salah. Akan tetapi, kekurangajaran ini telah menggurat hati [bangsa].
Kini, dengan tekad kuat bangsa Iran, dengan pilihan bangsa Iran, telah ada sebuah pemerintahan yang slogan utama dan semangat dasarnya adalah slogan dan semangat utama Revolusi. Wacana pemikiran-pemikiran Revolusi Islam adalah wacana yang populer dan dominan sekarang ini. Ini sangat penting. Saya tentu telah memprediksikannya. Kira-kira tujuh delapan tahunan yang lalu dari sekarang, dalam pertemuan dengan pejabat-pejabat Negara Islam yang diadakan juga di ruang Husainiyyah ini, telah saya jelaskan beberapa bukti atas kesalahan yang telah dilakukan musuh-musuh Revolusi dimana mereka pikir [bangsa Iran] bisa melupakan Revolusi, mengorbankannya, menyeberang [dan meninggalkan]-nya. Saya sudah katakan, mereka tidak akan bisa. Kita tahu mereka itu [berpikir] salah.
Alhamdulillah, bangsa Iran telah meneguhkan tekad dan apa yang kita kehendaki pun terjadi. Ini juga sebuah kesempatan. Jadi, tangggung jawab kalian sekarang ini pada situasi sedemikian rupa dimana slogan-slogan Revolusi menjadi prinsip-prinsip dasar perencanaan kerja dalam pemerintahan ini. Ini tentu juga sangat penting. Oleh karena itu, manfaatkanlah semua tanggung jawab.
Ada pesan-pesan yang berulang kali telah disampaikan, namun saya jarang bertemu dengan saudara saudari terhormat sehingga saya tidak dapat menyampaikannya secara langsung. [Maka] saya sampaikan kepada bapak-bapak menteri dan pejabat agar kalian sadari bahwa pengabdian itu dengan nilainya yang telah diuraikan secara global jauh lebih tinggi daripada seseorang menjadikannya sebagai sarana untuk meraih tujuan materi tertentu atau kepentingan pribadinya. Kita harus gunakan detik per detik selama beberapa tahun ini - katakanlah, empat tahun, sepuluh tahun, kurang atau lebihnya - untuk memikul amanah-amanah ini dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Ada sebagian orang yang memanfaatkan kesempatan-kesempatan mengabdi ini untuk memenuhi saku pribadi mereka, untuk - seperti yang mereka pikirkan - memapankan masa depan diri mereka, untuk memakmurkan kehidupan diri mereka. Ini salah. Inilah yang karenanya Amirul Mukminin [Imam Ali as.] melarang Malik Asytar. beliau mengatakan, jangan kau anggap tanggung jawab yang telah diamanatkan kepadamu itu sebagai mangsa; ini bukan sebuah mangsa yang lalu kamu genggam dan dekap dengan kuat. Jangan sampai engkau memandangnya sebagai kesempatan untuk memuaskan dirimu dan perutmu atau menggunakannya untuk menghiasi kehidupanmu.
Ini adalah sebuah kesempatan berharga bagi kalian untuk mengabdi dan bekerja, dan mempersiapkan bekal [kelak] untuk diri kalian. Ini pesan utama dan pertama saya. Alhamdulillah, ada juga gairah dan motivasi kerja dalam pemerintahan ini, juga ada unsur-unsur dan tenaga-tenaga yang kompeten dan berpengalaman. Syarat ini sudah terpenuhi.
Dari sudut lain juga ada hal-hal besar yang dibutuhkan oleh negara. Begitulah, kita ini pewaris masa-masa panjang dari kekuasaan penguasa-penguasa tiran atas negara ini. Mereka telah meninggalkan bekasnya pada segala sesuatu; pada budaya kita, pada mentalitas kita; pada kepercayaan kita, pada sumber-sumber kita, pada geografi kita, pada status internasional kita, pada penciptaan perbedaan kelas. Mereka telah meninggalkan dampak negatif pada segala hal. Sekian tahun lamanya di negera ini, pondasi pemerintahan dibangun di atas pembinaan kelas borjuis dan kaum elite kaya, berduit atau elite ningrat; mereka memandang negara sebagai milik dan kekayaan diri mereka; mereka tidak memandang adanya hak sedikitpun bagi rakyat biasa, yakni mayoritas mutlak rakyat. Di era Qajariyah beginilah kondisinya, juga di era Pahlevi. Betul-betul tidak ada hak sedikitpun yang mereka anggap untuk rakyat. Kalaupun ada suatu [hak] yang mereka bicarakan, itu [sebatas] unjuk diri dan propaganda, tapi sudah terlihat sejelas-jelasnya apa pandangan mereka itu terhadap rakyat. Kita sekarang pewaris satu kondisi seperti ini. Jadi tentu saja ada banyak dan banyak sekali persoalan dan tumpukan kebutuhan di negara ini. Saya tidak ingin mengatakan bahwa sejak awal Revolusi sampai sekarang, kita tidak punya kebijakan yang keliru atau langkah yang salah. Ya, kekeliruan ini juga ada. Kalau saja kerja-kerja yang salah ini dan kebijakan-kebijakan yang keliru ini tidak ada, tentu sekarang kita sedikit lebih maju, kesalahan-kesalahan itulah yang semakin emnumpuk pekerjaan rumah kita. Jadi konklusinya, sekarang ini negara dan bangsa kita pada hakikatnya membutuhkan satu kerja yang tekun, penuh pertimbangan, komprehensif dan terencana untuk kemajuan.
Potensi untuk maju juga sudah sangat banyak di negara ini. Potensi alam kita dan kapasitas insani kita sangat besar, namun kita butuh kreatifitas, melibatkan tenaga kerja ke dalam medan pengambilan keputusan, kerja dan usaha, memanfaatkan tenaga yang produktif, efektif dan komit, dan mengendalikan negara ke arah kemajuan yang benar; yang insya-Allah kemajuan materi dan moril; kedua-duanya.
Kita butuh langkah-langkah yang berani. Satu dari hal-hal yang saya bersyukur kepada Allah atas pemerintahan ini ialah poin ini, yaitu keberanian melangkah dan bertindak. Tidak ada kerja besar yang bisa dilakukan dengan ragu-ragu, dengan bimbang, dengan rasa takut dan kekhawatiran. Perlu pelaksanaan dengan keberanian. Tentunya, keberanian bukan berarti kecerobohan. Pengkajian-pengkajian harus dilakukan, harus dipikirkan secara benar. Ketika sampai pada kesimpulan, maka sepatutnya ditindaklanjuti tanpa ragu dan bimbang. [Allah SWT berfirman],
وشاورهم فى الامر فاذا عزمت فتوكّل على اللَّه
"Dan ajaklah mereka bermusyawarah dalam perkara, lalu jika kamu telah menetapkan maka bertawakallah kepada Allah."
Lakukan musyawarah, pengkajian dan pertimbangkan segala aspek dengan cermat, dan ketika sampai pada suatu kesimpulan, pada saat itulah kalian bertawakal kepada Allah dan laksanakan di lapangan. Keberanian ini perlu!
Sudah barang tentu, implementasi atas sebagian kerja juga akan menimbulkan sejumlah kesulitan. Itu jelas. Tapi kesulitan-kesulitan ini seperti juga kesulitan-kesulitan dalam menggali satu sumur yang dalam untuk mendapatkan minyak. Jelas itu tidak mungkin tanpa ada kesulitan. Ini juga mirip dengan persoalan-perosoalan itu. Kesulitan-kesulitan ini harus ditanggung semua untuk mendapatkan minyak, atau untuk mendapatkan air. Menggali tambang juga untuk mendapatkan bahan dan material yang bernilai. Kesulitan-kesulitan ini juga seperti inilah. Ya, masalah bensin juga termasuk dari langkah-langkah ini. Ini langkah yang benar-benar berani, dan sudah bagus hingga terlaksana, aspek-aspek masalah juga dicermati secara benar dan ditindaklanjuti. Saya telah mebaca laporan-laporan, dan seingat saya empat puluh ribu milyar Tuman telah kita alokasikan untuk subsidi BBM. Kalau kita bisa menguranginya secara bertahap, maka angka besar ini akan digunakan untuk apa? Untuk pembangunan sekolah, jalan, kehidupan rakyat, lapangan kerja, investasi-investasi di berbagai bidang, daripada digunakan untuk pembakaran barang-barang yang kita import dari luar.
Sebagian orang akan mengeritik. Kritik-kritik ini selalunya ada. Ada sebagian dari kritik-kritik ini yang benar-benar karena simpati; semuanya bukan dari niat buruk. Rakyat harus diberi penjelasan. Kritik yang hendak saya sampaikan kepada pemerintahan ini ialah sedikitnya penerangan yang diberikan kepada rakyat tentang apa yang dikerjakan oleh pemerintah. Hubungan-hubungan kemasyarakatan kalian harus bekerja secara aktif di berbagai sektor. Hubungan-hubungan kemasyararakatan kalian inilah yang bisa memanfaatkan media informasi nasional atau media-media massa. Belajarlah bagaiman cara menjelaskan. Kadangkala seseorang menerangkan, menjelaskan, akan tetapi tidak ada gunanya, karena pola penjelasannya bukan pola yang efektif dan meyakinkan; tidak menjelaskan kenyataan dengan baik. Ini salah satu kekurangan yang harus kalian atasi. Orang-orang yang dengan rasa simpatik menyampaikan kritik akan menjadi puas hati mereka dengan pola penjelasan dan penerangan ini.
Tentu saja ada sebagian orang yang tidak [puas]; yang kalaupun kalian melakukan beberapa upaya, mereka akan mengatakan kenapa kalian melakukan demikian, itu keliru karena alasan-alasan ini dan itu; dan kalaupun kalian tidak melakukannya, mereka akan berkata kenapa kalian tidak melakukan itu, ini salah karena alasan-alasan ini dan itu. Mereka selalu mencari-cari kesalahan. Pintu analisa juga terbuka luas, mereka akan mengatakan sesuka hatinya. Orang-orang seperti ini tidak perlu ditanggapi. Kebenaran akan menunjukkan dirinya sendiri. Akan tetapi, sebagian kritik, sebagian kekhawatiran, sebagian harapan dan penantian yang ada pada sebagian orang [benar-benar] tulus; maka ini harus diungkapkan dan diberi penjelasan.
Di bidang politik luar negeri juga - sebagaimana telah disampaikan oleh Bapak Presiden - sejak awal, sikap Republik Islam [Iran] ini ofensif. Pergeseran posisi ofensif ke posisi defensif adalah satu kesalahan. Dan ada kalanya kesalahan ini masih terjadi! Lalu, [ada yang bertanya] kenapa harus berposisi ofensif? Apakah kita sedang berperang dengan dunia? Tidak. Ini tidak berarti demikian. Kita adalah penggugat dan penuntut [hak]. Dalam masalah politik-politik dunia imperialis, kita adalah pihak penggugat. Dalam interaksi dengan masalah perempuan, kita adalah penuntut. Dalam masalah pecahnya berbagai perang saudara dan perbagai persenjataan militer, kita adalah penggugat dunia. Dalam masalah perluasan bom atom, senjata kimia dan kuman, kita adalah penggugat dunia. Dalam masalah dekadensi moralitas masyarakat, penyebaran budaya amoralitas dan budaya seks bebas, kita adalah penggugat dunia. Inilah tuntutan-tuntutan sebuah bangsa yang hidup dan berprinsip terhadap hegemoni dunia yang melakukan kejahatan-kejahatan ini.
Di suatu tempat, saya pernah berbicara dan ada pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh hadirin. Ada yang bertanya kepada saya, ‘Apa pembelaan Anda terhadap satu masalah itu?' Saya katakan bahwa tidak ada yang akan kita bela. Tapi posisi kita justeru menggugat. Dalam banyak masalah, kita tidak punya pembelaan; tapi justru posisi menyerang; kita punya pertanyaan, kita punya tuntutan terhadap dunia. Sekarang ini, watak dunia arogan adalah lancang dalam berbicara. Karakter mereka ialah sikap menuntut, itupun pada kondisi dimana mereka tak punya hak apa-apa. Coba kalian lihat sekarang retorika-retorika yang disampaikan presiden-presiden sebagian negara seperti presiden dan pejabat tinggi Amerika; begitu congkak, tanpa perhitungan dan keliru! Mereka itu benar-benar tidak mengerti persoalan atau memang berusaha memutarbalikkan persoalan [dan] menampilkannya dengan bentuk lain.
Sekarang, Amerika sudah sangat dibenci di dunia Islam. Ini kenyataan yang tidak bisa diingkari lagi. Kebencian ini tentu saja ada alasan-alasannya, dan sebuah rejim atau sebuah negara tidak begitu saja lalu dibenci oleh banyak bangsa. Dia dibenci di tengah orang-orang Palestina dan alasannya sudah jelas; dia dibenci di tengah bangsa Lebanon dan alasannya juga jelas; dia dibenci oleh bangsa Irak dan alasannya juga sudah jelas; oleh bangsa-bangsa muslim lainnya sudah jelas-jelas membencinya, alasannya juga sudah jelas, karena [Amerika] selalu menghina Islam, kaum Muslimin dan norma-norma Islam. AS selalu melindungi penghina-penghina Islam; dia meninstakan hak bangsa-bangsa Muslim. Lalu, kebencian ini apa hasilnya? Hasilnya ialah Amerika dengan segenap penyerbuan besar-besaran dan pemberitaannya di Irak masih terjerat dalam kubang lumpur dan menelan kekalahan. Sekarang bukan hanya kita yang mengatakan Amerika sudah kalah di Irak. Ini penilaian semua orang; penilaian orang-orang Amerika dan elite politik Amerika sendiri. Lantas, kenapa [Amerika] itu kalah? Karena, dia dibenci orang-orang, karena orang-orang tidak suka padanya. Kebencian orang kepada Amerika menyebabkan mereka tidak bekerja sama dengannya, dan mereka akan melancarkan serangan kepadanya di manapun mereka mampu. Orang-orang Amerika itu memutar duduk persoalan dan mengatakan bahwa Iran di Irak sedang berperang dengan Amerika. Ya, Iran memang benci kepada kalian [Amerika], ini sudah jelas; pemerintah dan bangsa Iran benci terhadap kalian. Ini sudah jelas. Tapi persoalan Irak adalah persoalan bangsa Irak.
Di Palestina, peluru mereka nyasar ke batu, mereka masih saja gagal, program kebijakan mereka menjadi kacau, pendukung-pendukung mereka dipecundangi, kubu pendukung hak-hak Palestina [justru] meraih kemenangan dan kekuatan, lantas mereka malah gusar dan mengatakan ada campur tangan Iran dalam persoalan ini! Iran ada di Gaza dan mengepung Israel! Ya begitulah mereka. Mengapa kalian tidak mau membuka mata dan melihat kenyataan yang ada? Kenapa menghina bangsa Palestina? Kalaulah kita bisa melancarkan serangan politis terhadap Amerika dan Israel, pasti akan kita lakukan. Tapi persoalan Gaza dan Palestina adalah persoalan bangsa Palestina. Orang-orang Palestina itu benci terhadap Amerika, memusuhi Israel dari akar gigi dan dari lubuk hati mereka. Tentu saja mereka punya hak [bersikap demikian]. Rumah mereka dirampas, tapi kenyataan ini tidak dilihat mereka [Amerika] yang lantas melemparkan tuduhan ke sana sini tanpa alasan. Di Lebanon seperti ini, di Afganistan dengan bentuk lain, di Pakistan juga dengan bentuk lain. Kalian lihat kebodohan ini, lempar tuduhan sana sini, omong kosong pejabat-pejabat tinggi sebuah kekuatan besar politik dan militer dunia, tidak tahu duduk persoalan, [semua ini] bukti bahwa pikiran dan strategi mereka sudah kandas. Mereka itulah pecundang yang sebenarnya, sebab selain medan perang politik dan militer, ada medan lain dalam peperangan, yaitu medan keyakinan, iman dan kepercayaan. Mereka itu pecundang dalam keyakinan mereka sendiri. Lawan mereka itu pihak yang benar, melihat kenyataan, punya keyakinan-keyakinan yang jelas, tapi mereka tidak punya keyakinan-keyakinan yang jelas dan terpaksa mereka mencampuradukkan berbagai masalah dan menghubung-hubungkan persoalan ini dan itu.
Keberanian menyikapi persoalan-persoalan dunia, sama seperti persoalan-persoalan dalam negeri, adalah sebuah prinsip. Alhamdulillah, setiap orang melihat [kenyataan] prinsip ini. Tentunya saya tegaskan dan saya ulang bahwa keberanian ini bukan artinya memotong tanpa perhitungan (serampangan), dan memang tidak boleh demikian. Kita harus paham apa yang kita kerjakan, kita harus mengerti langkah apa yang sedang kita laksanakan, kita harus melakukan pertimbangan yang matang lalu ambil langkah dengan mantap, kemudian bertawakal kepada Allah! Allah SWT juga pasti memberikan bantuan sampai sekarang, dan senantiasa akan memberikan bantuan-Nya.
Satu hal lain yang menjadi fokus saya dan ada baiknya penilaian saya ini tentang hal itu menjadi pertimbangan teman-teman, yaitu masalah kunjungan ke propinsi-propinsi. Kunjungan-kunjungan ini satu pekerjaan yang sangat bagus, menonjol dan perlu. Dan saya benar-benar tidak mengerti bagaimana sebagian orang menyanggah dan mempertanyakan satu pekerjaan yang nilai baiknya sudah begitu jelas. Bagi para menteri, bagi Bapak Presiden, bagi para aparat pemerintahan, agenda ini sangat melelahkan dan perkerjaan yang sangat menguras tenaga, akan tetapi hasil dari agenda ini ialah jelasnya rentang jarak antara melihat kenyataan-kenyataan negeri dari jauh dan melihatnya dari dekat; ini sangat berbeda.
Bertahun-tahun saya menjabat di lembaga eksekutif dan saya mengerti. Orang melihat persoalan-persoalan dengan dua keadaan; laporan-laporan bagus yang sampai kepada dia, dan laporan-laporan yang tampaknya lengkap, tidak ada cacatnya dan memang benar. Dia membaca laporan-laporan itu dan mendiskusikannya, akan tetapi apa yang merupakan hasil dari laporan-laporan itu berbeda jauh dengan hasil melihat dari dekat. Melihat [langsung] kenyataan, pergi ke daerah-daerah - yang warganya tak pernah menduga akan ada pejabat tinggi negara yang mengingat mereka - adalah pekerjaan yang sangat besar, dan pekerjaan ini pekerjaan yang sangat berharga. Sebagian kota-kota yang dikunjungi pejabat-pejabat tinggi negara [Presiden dan para menteri], selama ini sama sekali bahkan mungkin tidak pernah melihat seorang kepala instansi yang datang ke sana dan bertanya-tanya tentang keadaan mereka. Namun tiba-tiba saja mereka melihat Presiden dan kepala pemerintahan ada di hadapan mereka. Ini hal yang sangat penting. Jangan sampai kalian rusak pekerjaan penting ini.
Apa yang telah dilakukan ini adalah awal dari sebuah gerakan yang penuh berkah, akan tetapi gerakan ini harus ditempuh sampai akhir garis hingga berkah-berkah itu diperoleh secara penuh. Dan urusan selanjutnya berada di tangan aparat-aparat pemerintahan. [Yaitu] pertama-tama, ketetapan dan seluruh keputusan yang diambil dalam kunjungan-kunjungan ini harus terlaksana satu per satu, jangan sampai ada keteledoran. Tapi kalaulah ada yang tidak bisa dilaksanakan - dimana mungkin telah dilakukan penelitian untuk melaksanakan agenda tertentu di propinsi tertentu atau di kota tertentu, akan tetapi pemeriksaan spesialisasinya belum lengkap lalu rencana itu akan diurungkan- maka kalian harus mennyampaikannya kepada rakyat dengan jelas. Katakan bahwa kita telah memutuskan untuk melaksanakan agenda ini, tapi sekarang kami melihat itu tidak bisa dilaksanakan karena alasan-alasan ini. Jangan biarkan ketetapan-ketetapan itu terbengkalai, jangan biarkan kepercayaan rakyat pada itikad baik, kesungguhan dan kesanggupan pemerintah jadi goyah.
Para gubernur, para walikota, direktur-direktur berbagai instansi, kepala-kepala dan pejabat-pejabat departemen, dimana banyak dari mereka yang juga hadir di sini, masing-masing kalian harus menindaklanjuti ketetapan-ketetapan itu. Tentu saya sudah tahu mereka telah mulai menindaklanjutinya dalam tempo tertentu. Ini sangat bagus, sangat bagus sekali, dan memang harus terlaksana. Selain itu, kunjungan-kunjungan ini tentu saja menghasilkan banyak berkah-berkah sampingan.
Poin lainnya ialah para pejabat daerah dan propinsi melakukan hal-hal ini; mereka juga berkunjung. Para gubernur tetap memelihara dan melanjutkan hubungannya dengan kota-kota, dengan aparat-aparat di berbagai kantor, dan dengan masyarakat.
Satu poin lagi yang perlu saya samapaikan ialah para pejabat dari berbagai instansi pemerintahan, khususnya pejabat-pejabat tinggi negara, jangan membuang-buang waktu untuk polemik-polemik yang berkembang dalam persoalan politik dan partai, karena ini salah satu kendala. Ini bukan artinya tidak perlu menjelaskan. Kenapa tidak? Kita justru menekankan penjelasan dimana para pejabat pemerintah harus menyanggah, menjelaskan, menerangkan dan berargumentasi terhadap setiap isu yang muncul, akan tetapi, jangan sampai terjebak dalam polemik politik dan berbagai persaingan kepentingan kelompok. Ini akan menghambat kerja mereka (para pejabat). Waspada terhadap hal ini, menurut saya, sangat perlu.
Poin berikutnya ialah [penanganan] masalah kebutuhan-kebutuhan materi rakyat harus dipandang sama dengan kebutuhan-kebutuhan spiritual mereka. Artinya, Negara Islam [Iran] tidak hanya berurusan dengan perut, tempat tinggal, kesejahteraan dan stabilitas fisik kehidupan rakyat, tetapi juga harus mementingkan moralitas mereka, agama mereka, shiratul mustaqim ‘jalan lurus' yang harus ditempuh oleh anak-anak muda mereka, pendidikan dan pengajaran mereka, kemajuan intelektual mereka, peningkatan agama dan ketakwaan mereka. Tidak bisa kita mengatakan itu bukan lagi urusan pemerintah. Tidak! Pemerintah harus menyediakan kondisi yang perlu untuk sosialisasi pemikiran-pemikiran yang benar dan akhlak-akhlak mulia di dalam negeri. Hal seperti, selain sebuah kerja budaya, juga satu kerja politis.
Sekarang, salah satu politik yang berkembang di jaringan berbahaya Zionisme internasional dan unsur-unsur eksekutor mereka di berbagai negara ialah menjauhkan anak-anak muda dari memandang kehidupan secara serius, khususnya di negara-negara Islam, dan khususnya di negara-negara yang bisa berdiri dan resisten di hadapan mereka sebagai rival ilmu pengetahuan atau rival politik dan mengancam kepentingan mereka. Mereka ini telah membuat siasat untuk maksud ini. [Jadi] melawan siasat ini, selain sebagai satu tugas, adalah satu gerakan politis yang berani. Oleh karena itu, instansi-instansi yang berkaitan dengan urusan-urusan keagamaan, departemen kebudayaan, pusat-pusat keilmuan, isntansi-instansi departemen pendidikan, perguruan tinggi dan kedokteran termasuk dari bagian-bagian yang sangat menentukan dalam perencanaan besar pemerintah dan memikul tanggung jawab yang besar. [Misalnya], program keamanan moral ini yang sekarang sedang diupayakan oleh kepolisian dan departemen dalam negeri, adalah program yang sangat penting. Ya, sebagian orang akan mempermasalahkan dan memprotes, seperti dalam masalah bensin dan banyak masalah lainnya, tapi kalian tidak usah peduli dengan reaksi-reaksi gempar ini. Para pejabat harus melihat apa yang seharusnya dan itulah yang harus mereka lakukan.
Memberantas korupsi dan kejahatan ekonomi termasuk dari tugas-tugas ini. Pemberantasan korupsi dan kejahatan ekonomi di dalam instansi-instansi pemerintahan lebih serius dari upaya yang sama di lembaga yudikatif. Lembaga yudikatif bertanggung jawab menghukum koruptor, sedangkan lembaga eksekutif bertanggung jawab menahan munculnya korupsi dan ini lebih penting; ini langkah antisipasi. Di berbagai seluk beluk aktifitas pemerintahan - baik pada tahap perencanaan ataupun pada tahap pelaksanaan - korupsi itu bisa bernapas; kuman-kuman korupsi tumbuh berkembang dan bereproduksi, maka ini harus dibasmi. Tentu saja, memberantas korupsi ini perlu kesalehan. Pertama-tama, diri kita sendiri harus bersih; bukan pelaku korupsi sehingga kita benar-benar bisa memberantas korupsi. Jika pada diri kita ada satu titik kelemahan terkait dengan tindak korupsi, pada saat itu kita sendiri tidak akan yakin lagi bahwa kita akan memberantasnya. Oleh karena itu, waspadalah dengan diri kita sendiri!
Saudara-saudari terhormat! Waspadailah diri kalian sendiri. Orang-orang koruptor yang nama-nama mereka telah kalian dengar atau ciri-ciri mereka akan kalian dengar, mereka ini pada mulanya bukanlah orang korup. Suatu saat, ada satu orang yang menyodorkan satu suapan berlemak, lunak dan manis ke mulut mereka, lalu terasa manis oleh mereka, kemudian satu dua suapan berikutnya mereka sendiri yang lantas mengambilnya, maka jadilah mereka korup. Kalian harus sangat hati-hati. Beberapa tahun ini dimana kalian sibuk mengabdi - ya, berapa pun lamanya masa tugas itu; sepuluh tahun, lima belas tahun, empat tahun, lima tahun - kalian harus banyak-banyak waspada terhadap diri kalian sendiri. Di sinilah ketakwaan; yakni kewaspadaan ini.
Poin berikutnya yang hendak saya sampaikan ialah dalam semua perencanaan, piagam visi [pembangunan nasional] harus diperhatikan dan diacu dalam seluruh tingkatan. Konsistensi dalam perencanaan adalah syarat keberhasilan. Jika konsistensi dalam perencanaan dan kontinuitas di arah yang benar ini tidak ada - tentunya gerakan ini akan berjalan di sepanjang koreksi, akan tetapi strateginya tetap satu dan berkesimbangan - maka pembangunan dan kemajuan negara ini tidak akan menghasilkan apa-apa. Buat program jangaka dua puluh tahun. Setiap tahunnya kita punya satu agenda - yaitu agenda setahun yang diajukan dengan anggaran kepada parlemen - yang kalau sedari awal tidak ada strategi yang sistematis, ada kemungkinan terjadi kontradiksi di dalam agenda-agenda ini yang akan melumpuhkan program kita bahwa bahkan proyek-proyek yang sedang dilaksanakan. Kita telah menyusun perencanaan lima tahun, dan ini sudah biasa di seluruh dunia. Akan tetapi, jika perencanaan lima tahun sekarang ini berseberangan dengan perencanaan lima tahun yang lalu atau dengan perencanaan lima tahun mendatang, maka agenda-agenda ini akan saling tumpang tindih dan menghancurkan satu sama lain. Pembenahan pun sama sekali tidak akan terjadi, karena aktifitas-aktifitas akan melumpuhkan satu sama lain, dan hasilnya adalah menyia-nyiakan kekayaan bangsa. Supaya hal ini tidak terjadi, kita telah menyusun perencanaan jangka panjang yang umum dan komprehensif dengan nama pedoman visi. [Pedoman] ini adalah perencanaan umum dua puluh tahun. Agenda-agenda kerja harus dirancang di atas landasan ini, program-program lima tahunan harus bergerak dalam rangka ini. Setiap pemerintahan yang berkuasa harus memperhatikan rangka ini, ketika itulah agenda-agenda dan program-program akan saling melengkapi. Tentunya, semua pemerintahan itu tidak sama. Ada pemerintahan yang bekerja lamban, ada juga yang bekerja cepat, ada juga yang bekerja dengan menggalang segenap kekuatannya, juga ada pemerintahan yang tidak seperti ini. Ada pemerintahan yang barangkali banyak melakukan kesalahan, ada juga yang tidak demikian. Semua ini bisa dibenahi, akan tetapi strateginya harus satu. Oleh karena itu, ini harus diperhatikan dalam semua perencanaan.
Alhamdulillah, negara ini sedang bergerak menuju kemajuan. Teman-teman kita tahu ini, juga musuh-musuh kita. Kita bersyukur kepada Allah bahwa kita sedang melangkah maju dalam segenap bidang; di bidang pembangunan dalam negeri, di bidang peningkatan mentalitas. Motivasi, gairah dan minat pada anak-anak muda adalah sesuatu yang sangat jelas. Anak-anak muda kita, kenyataannya dan sejujurnya, siap, punya motivasi serta siap terjun. Mereka itu haus kerja. Kita harus tahu tenaga-tenaga yang siap dan berpotensi. Kita harus temukan mereka dan memberi pekerjaan yang sesuai untuk mereka. Kalau kita memanajemen dengan benar, negara ini pasti punya banyak kapasitas dan potensi untuk maju. Di manapun bekerja dengan baik, bekerja dengan cermat, bekerja dengan memperhatikan prioritas, bekerja dengan berani, orang akan melihat pekerjaan itu mengalami kemajuan dan perkembangan.
Di bidang politik luar negeri juga demikian, baik dalam masalah energi nuklir ataupun masalah-masalah yang lain, kita mengatakan apa yang sebenarnya, apa yang sesungguhnya, apa yang sesuai dengan pikiran dan dukungan pihak-pihak yang jujur di seluruh dunia. Kita menginginkan itu dan kita mengupayakannya dengan berani. Keributan-keributan juga tidak akan ada pengaruhnya; tidak akan berpengharuh dari sisi manapun; tidak akan membuat kita jadi keras; tidak juga membuat kita jadi lunak. Kita akan melakukan apa yang tepat dan terbukti benar bagi kita dan Tuhan. Apa yang kita pahami sebagai tanggung jawab kita itulah yang akan kita lakukan. Bangsa Iran membuktikan bahwa mereka itu solid, tangguh, loyal, selalu siap dan bersikap jujur. Jika kita melangkah dengan benar, bangsa ini bersama kita.
Kita berharap dari Allah SWT taufik agar Dia memberi kita petunjuk, menuntun kita, memberikan keberhasilan kepada kalian semua saudara dan saudari tercinta; semoga Allah mencurahkan kemurahan dan petunjukNya kepada Bapak Presiden yang terhormat, para anggota kabinet, para pejabat tinggi dan berbagai instansi pemerintahan, dan memberikan tuntunan, keberhasilan dan kelembutan-Nya kepada tiap-tiap aparat pemerintah - saudara saudari - dan pejabat-pejabat di berbagai lembaga, dan insya-Allah doa Imam Mahdi (ruh kita sebagai tebusannya) meliputi keadaan kita semua!
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu