Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam

Pidato Rahbar dalam Pertemuan dengan Para Juru Pengenang Ahlul Bait (as)

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Saya sampaikan ucapan selamat kepada saudara-saudara terhormat atas hari raya besar dan hari kelahiran yang penuh bahagia ini. Saya juga sangat berterima kasih kepada semua hadirin terhormat, khususnya kepada saudara-saudara tercinta yang mengadakan acara, pembawa acara, para penyair yang membacakan syair-syairnya, dan penyair mulia kita ini. Kalian telah menyinari acara dan hati kita dengan keutamaan-keutamaan putri Rasulullah SAW dan wanita teragung sepanjang sejarah manusia.

Ini sendiri merupakan sebuah mukjizat Islam. Yakni, Fathimah Zahra as. Dalam usianya yang singkat telah mencapai satu derajat sebagai penghulu kaum wanita seluruh dunia. Artinya, dia lebih unggul di atas segenap wanita-wanita agung dan suci sepanjang sejarah. Faktor apa ini? Energi dan kekuatan apa ini yang telah mengolah satu kepribadian sehingga mengubahnya - dari seorang manusia dalam usia dalam waktu yang singkat - menjadi puncak sebuah samudera makrifat, ubudiyah, kesucian dan pendakian spiritual? Ini sendiri adalah mukjizat Islam.

Satu sisi lain yaitu keturunan penuh berkah manusia agung ini, dimana penerapan surah Al-Kautsar pada Fathimah Zahra as. - kalaupun tidak ada dalam literatur hadis kita - benar-benar satu penerapan referensial yang tepat; betapa berkah-berkah itu [tercurahkan] pada keluarga Nabi, pada tiap-tiap para Imam suci as.! Dunia penuh dengan irama-irama syahdu individual, sosial, duniawi dan ukhrawi yang keluar dari rongga-rongga para indan suci ini; Imam Husain bin Ali, Zainab Kubra, Imam Hasan Mujtaba, Imam Shadiq, Imam Sajjad, dan masing-masing dari para Imam. Coba perhatikan betapa gegap gejolak di dunia makrifat, di dunia spiritualitas, di jalan utama hidayah lantaran kata-kata mutiara manusia-manusia agung ini dan pelajaran-pelajaran mereka serta ilmu-ilmu mereka! Inilah keturunan Fathimah Zahra as.

Kita harus bersyukur banyak kepada Allah. Dalam sebagian syair-syair yang dibacakan saudara-saudara kita tadi juga [diungkapkan] masalah ini bahwa adalah karunia besar bagi kita karena kita berwilayah kepada Fathimah Zahra; Shiddiqah Kubra as. Kita bersyukur kepada Allah bahwa kita mengenalnya. Kita bersyukur kepada Allah karena kita telah menghubungkan diri kita dengan ujung kepeduliannya. Kita bersyukur kepada Allah bahwa kita menghargai nilai wujudnya, kita bertawasul kepadanya, kita mengharapkan makrifat darinya, kita mencurahkan kecintaan kepadanya. Ini [semua] adalah karunia-karunia besar Allah. Kita harus menjaga semua ini.

Poin kedua yang ingin saya bahas di sini adalah peran kalian, para juru pengenang yang terhormat. Agama itu; sekalipun berbasis pada rasionalitas, filsafat dan argumentasi - tentu ini tidak dapat diragukan lagi sama sekali, akan tetapi tanpa disirami emosionalitas dan keimanan hati, maka tidak ada satupun basis rasional, filosofis dan transenden yang dapat tumbuh, berakar dan bertahan dalam sejarah. Di sinilah ciri khas agama-agama. Perbedaan mereka dengan kepercayaan-kepercayaan lain, dengan ideologi-ideologi, dengan berbagai ragam filsafat ialah bahwa [agama-agama] ini menyedot keimanan. Iman bukanlah ilmu. Iman bukanlah argumentasi. Iman juga bukan filsafat. Iman adalah urusan hati. Tempat iman dan emosionalitas serta perasaan itu satu. Iman yaitu percaya, pasrah, menyerahkan sepenuh hati. Oleh karena itu, hati menemukan perannya, dan dengan dengan inilah emosi-emosi mengukuhkan kedudukannya di sepanjang sejarah agama-agama.

Walaupun dalam peperangan antar aliran filsafat, tidak ada satu aliran filsafat yang mampu bertahan menghadapi fisafat-nya agama-agama dan filsafat-nya tauhid, khususnya filsafat seperti filsafat Islam yang tersusun apik, akan tetapi masalahnya bukan ini. Ada banyak orang yang juga menguasai dasar-dasar dan pemikiran-pemikiran Islam, mereka tahu suatu kebenaran, namun hati mereka tidak tulus [menerima] kebenaran itu. Apakah kalian mengira bahwa kebenaran Ali bin Abi Thalib as. di era awal Islam itu tidak diketahui oleh orang-orang yang telah mendengar sabda-sabda dari Rasulullah sendiri tentang Ali bin Abi Thalib as.? Mereka tahu. Kita membaca dalam riwayat-riwayat bahwa mereka itu telah mendengar langsung dari mulut suci Nabi SAW. Mereka itu tahu, tapi ada yang kurang, yaitu iman kepada apa yang telah mereka ketahui itu. Yakni menulus hati. Apa yang akan menghambat iman? Ada banyak hal yang ini sendiri satu pembahasan luas lain.

Peran seni, peran syair, peran sastra, peran berada dalam medan-medan praktis sangat sangat efektif dan berpengaruh. Coba kalian lihat posisi para juru pengenang Ahlul Bait di sini; [punya] peran pencipta iman, peran pembangun budaya, peran pengokoh ikatan hati di antara kaum pengikut dan para pecinta. Begitulah peran [besar] mereka. Peran ini sangat penting.

Sudah bertahun-tahun saya ikut dalam pertemuan ini - dimana sekarang sudah dua puluh lima tahun karena setiap tahunnya, kita punya pertemuan dengan para juru pengenang yang terhormat, sejak masa jabatan kepresidenan saya, yaitu tahun-tahun enam puluhan (1980-an Masehi) dan setiap tahunnya sudah ada pertemuan ini. Dalam sepanjang tahun-tahun ini, setiap tahun saya menyampaikan satu patah kata berkenaan dengan masalah mengenang, juru pengenang dan semacamnya. Saya tidak ingin mengulang hal-hal ini. Saya ingin mengatakan agar saudara-saudara juru pengenang menyadari arti penting peran ini. Ketika disadari arti pentingnya, maka seiring dengan arti pentingnya ada tanggung jawab. Jadi sadarilah tanggung jawab terhadap peran ini. Apa tanggung jawab itu? Artinya, kita akan dimintai pertanggung jawaban, kelak. Dalam doa Makarim Al-Akhlak, kalian membaca demikian, "Wa ista‘milni bi ma tas'aluni ghadan ‘anhu." Kelak, di hari kiamat, Engkau [Ya Allah] akan menuntutku; ‘Ya Allah, kini tolonglah aku untuk menyiapkan jawabanku pada saat ini dalam amal perbuatanku terhadap apa yang akan Engkau pertanggungjawabkan dariku. Inilah makna dari penggalan doa itu. Jadi, kalian punya tanggung jawab. Tanggung jawab ini yaitu [Allah dan rasul-Nya] akan menanyakannya. Kita harus berusaha sehingga amal perbuatan kita bisa menjawab pertanyaan itu.

Sewaktu hal ini sudah jelas, maka saatnya kita memikirkan, lantas bagaimana? Semua pesan-pesan yang telah kita katakan-pesan-pesan yang disampaikan oleh orang-orang di tengah para pengenang yang memiliki rasa bertanggung jawab, arif, mengerti, kalian mengadakan pertemuan, mengemukakan pandangan-pandangan-[semua ini] dalam rangka menjawab pertanyaan ini, apa yang harus kita lakukan? ‘Apa yang harus kita lakukan?' ini adalah satu kalimat yang punya jawaban satu buku. Kalau kita ingin membaca tiga baris dari buku ini, maka salah satunya [berbunyi] demikian,
Ketika membaca syair, kita harus sadar bahwa keimanan pendengar kita bisa bertambah dengan syair ini. Jadi, tidak setiap syair lalu kita bacakan; tidak setiap macam bacaan lantas kita pilih. Tapi, kita harus membacakan hal yang konteks, kandungan dan irama, secara keseluruhan, memberi pengaruh. Terhadap apa? Terhadap peningkatan iman para pendengar. Ini tentu saja mudah dikatakan; [seperti] orang yang duduk di atas kursi lalu mengeluarkan instruksi dan arahan kepada orang yang sedang bertanding di tengah medan. Mengamalkannya itu yang sulit. Tapi kalian bisa mengamalkannya. Suara kalian bagus. Ingatan kalian bagus. Energi kalian juga bagus. Kalian bisa melakukan semua peran-peran yang telah saya katakan.

Kepada kalian yang masih muda saya pesankan agar kalian tidak meninggalkan cara-cara para senior kalian. Jangan kalian lepaskan. Saya sepakat dengan kreatifitas. Tidak ada masalah dengan cara-cara kreatif. Akan tetapi, kalau kalian ingin mencapai kesempurnaan dalam kreatifitas ini, maka kreatifitas ini dalam rangka kepanjangan cara kerja para senior.

"Ketinggian terlarang kecuali bagi orang yang membangun di atas bangunan bawah." Mereka telah membangun satu tingkat, kalian bangunlah satu tingkat di atas tingkat itu, lalu ada yang lain tampil agar membangun satu tingkat di atas tingkat kalian. Ketika itulah bangunan akan menjulang tinggi. Kalau tidak begitu, maka satu orang membangun, lalu kalian menghancurkan lalu kalian bangun satu tingkat, namun orang lain datang dan menghancurkan apa yang telah kalian bangun lalu dia juga bangun satu tingkat, maka yang ada selamanya hanya satu tingkat itu. Pelajarilah keunggulan-keunggulan para guru, para senior dan orang-orang yang lebih banyak sobekan bajunya (lebih berpengalaman) daripada kalian dalam aktifitas ini, lalu kalian kembangkan. Metoda-metoda baru itu bagus kalau dibuat seperti ini.

Dulu, kita pernah mendengar dari pemusik-pemusik terkenal; mereka mengatakan bahwa musik orisinal Iran itu telah dipelihara oleh juru-juru peratap dan pementas drama [kesedihan Ahlul Bait]; pengenang kawan, pengenang musuh, pengenang Ali Akbar, pengenang Qasim. Masing-masing membawakan satu paket yang dalam paket itulah mereka harus membaca irama. Akibatnya, musik Iran yang tak tertulis - dimana tak ada not, tak ada tulisan, tidak ada apa-apa - bisa sampai ke tangan orang-orang generasi kemudian yang mencatatnya dengan not dan teknik-teknik modern. Kini, anak muda sekarang - entah dia itu penyanyi radio dan televisi yang dari sisi ini, sayangnya, juga dia tidak pada kondisi yang bagus, ataukah pengisi majelis mengenang [Ahlul Bait] - tiba-tiba saja melantunkan irama ala Eropa, itupun dengan gaya yang salah dan asal-asalan. Gaya-gaya yang, katakanlah, pernah dipakai oleh seorang penyanyi Barat atau seorang penyanyi Arab yang menirukan gaya penyanyi Barat itu, lantas kita belajar gaya nyanyian dari dia kemudian kita pakai! Dan cara-cara ini sayangnya pernah dilakukan mereka sebelum Revolusi. Mereka juga merusak musik asli Iran yang padahal bisa saja jenis musik itu masuk ketagori musik yang halal - tentunya juga musik orosinal Iran itu juga ada jenisnya yang haram - sehingga tak ada bedanya antara musik Iran dan non-Iran. [Itu yang terjadi di zaman pra revolusi] pasca Revolusi kondisi jadi lebih baik. Tapi sekarang, misalnya, muncul seorang pembaca syair dan penyanyi kita yang tampil di radio dan televisi, ikut-ikutan meniru gaya irama Barat atau irama pesta pora lalu, sekalipun dengan cara yang salah-salah, lalu mementaskannya di mejlis-majlis ruhani dan maknawi; ini jelas tidak benar. Ini keliru. Kreatifitas itu betul tapi bukan seperti ini. Ini hubungannya dengan irama. Tentu saja, suara bagus bisa dirusak dengan irama yang jelek, suara yang lumayan bisa diperindah dengan irama yang bagus. Nada dan irama itu sendiri memiliki masalahnya sendiri.

Kemudian kita amati syair dan narasi. Ada banyak masalah di sini. Pertama, kata syair kata yang memikat. Tidak semua orang tahu syair yang bagus. Setiap syair yang dianggap orang tak mengerti itu bagus bukanlah bukti bahwa syair itu bagus. Sebuah syair harus dinilai bagus oleh orang yang tahu seni syair. Fungsi syair yang bagus itu apa? Fungsinya ialah tanpa saya dan kalian sadari, syair itu punya lebih banyak pengaruhnya pada pendengarnya. Beginilah arti seni. Sebuah seni yang tinggi, walaupun audien seni itu tidak tahu kalau seni itu bernilai tinggi, akan tetapi kesannya pada jiwa si audien akan berpengaruh secara lebih dalam daripada seni yang dangkal, murahan, pasaran. Ini fungsinya. Unsur kata harus unsur yang kokoh, bagus, indah. Kandungan maknanya harus memikat, menawan, segar, bukan ulangan. Pesannya, dan di sinilah intinya, harus mendidik. [Yakni] selain [unsur] kata, mengayakan makna sebuah kata, ada unsur lain yang bernama pesan. Artinya, apa yang sedang kalian ungkapkan harus mendidik. Katakanlah, ada seorang penceramah naik ke atas mimbar, dan dari awal sampai akhir dia menyampaikan uraian-uraian yang tidak menambah sedikitpun pengetahuan dan kesadaran orang tentang permasalahan itu. Ya, ini telah membuang-buang waktu dirinya dan orang lain. Juru pengenang dan pembaca syair juga seperti ini. Syair yang kalian bacakan, walaupun [unsur] kata-katanya bagus, walaupun berkenaan dengan Siti [Fathimah] Zahra as., akan tetapi ada hal-hal yang bagi pendengar tidak berguna; yakni pengetahuannya akan diri beliau tidak bertambah, tidak memahami sedikitpun tentang derajat-derajat ketauhidannya, tidak memahami sedikitpun tentang perjuangannya, tidak memahami sedikitpun tentang perilaku dan sifat mulia beliau yang merupakan pelajaran karena beliau adalah maksum dan setiap gerak beliau adalah pelajaran dan teladan untuk manusia. Maka, [syair] seperti ini pasti bermasalah.

Oleh karena itu, peran kalian ini sulit, saudara-saudara tercinta! Tugas kalian tidak sebagaimana yang dipikirkan sebagian orang; kalian hapal empat patah kata dan sedikit bermain suara sudah selesai. Tidak! Peran ini sangat sulit. Peran ini harus artistik, efektif, mengarahkan dan menuntun.

Sekarang, kita punya banyak persoalan; bukan hanya persoalan Amerika dan kasus energi nuklir yang tentunya ini persoalan-persoalan yang sangat krusial, akan tetapi sekarang ini, semua pusat-pusat dan kutub-kutub kekuatan opini dan propaganda dunia sedang merancang; bagaimana caranya sehingga mereka bisa menghancurkan basis yang terus hidup dan tangguh ini yang telah tertancap di negeri ini, serta keimanan Islam ini, keteguhan pada loyalitas islami dan quranik ini, dan hati-hati orang mukmin ini. Apakah kalian mengira bahwa hidup ini sedang berputar dengan sendirinya? Tidak! Ini sebuah perang, sebuah perang yang sebenarnya sekarang ini di tengah masyarakat ini, negara ini, para pemikir negara ini, para aktifis negara ini di berbagai tingkatan, termasuk kalian sendiri yang merupakan juru pengenang keseluruhan negara.

[Ini] dari satu sisi. Dari sisi lain, ada orang-orang yang ingin mendongkel basis keimanan ini dari negeri yang suci ini dan dari hati-hati yang bersih ini, karena mereka tahu bahwa negara ini dan bangunan ini yang berdiri di atas [basis] itu tidak sejalan dengan kepentingan-kepentingan serakah, jahat dan rakus mereka, juga pada akhirnya tidak akan kompromi dengan intervensi dan dominasi kekuatan arogansi dunia. Ini sudah mereka sadari. Dengan berbagai cara muslihat, mereka berusaha mengeluarkan dari hati rakyat ini pemikiran tauhid, pemikiran wilayah, kecintaan kepada Ahlul Bait, kecintaan kepada Al-Quran, fanatisme pada prinsip-prinsip agama, kepercayaan pada perlawanan terhadap pihak zalim, kepercayaan pada buruk dan hinanya kepasrahan di bawah kezaliman. Mereka melakukan aneka ragam muslihat itu dan bahkan mengeskposnya.

Kongres Amerika mengakatan bahwa kami akan mengalokasikan sekian juta dolar untuk, misalnya, mengembangkan demokrasi di Iran! Tentu saja, mereka menyebutnya dengan nama demokrasi! Ya, mereka bebas [memilih] setiap nama yang ingin mereka buat. Buat saja! Kenyataannya sudah jelas; apa itu. Apa yang mereka inginkan adalah membongkar basis pemikiran yang kokoh yang berkuasa penuh atas rakyat ini, atas hati-hati ini, atas spirit-spirit ini, dan arah jalan yang lurus ini yang menuntun mereka. Itulah tujuan mereka. Itulah maksud [jahat] mereka. Dana-dana yang mereka katakan itu ingin digunakan untuk maksud ini, sebenarnya tidak begitu banyak yang dipakai untuk bom, peluru dan semacamnya, [akan tetapi] utamanya digunakan untuk tujuan-tujuan propaganda ini, program-program budaya ini dengan berbagai rancangannya. Tentunya, dari arah ini pula mereka dilawan, bahkan diserang. Oleh karena itu, ini adalah sebuah peperangan. Dalam peperangan ini, sebuah kalangan yang berurusan dengan keimanan rakyat, dengan hati rakyat, dengan pikiran rakyat, atas nama suci para Imam as. dan Ahlul Bait, punya tanggung jawab yang berat. Saudara-saudara tercinta! Pahamilah tanggung jawab ini dengan baik, manfaatkan juga dengan baik.

Alhamdulillah, ada hal-hal baik yang kami dengar dari sebagian orang, tentu juga ada komentar-komentar dari sana sini. Salah satu dari hal-hal itu yang secara khusus ingin saya tekankan ialah masalah solidaritas Islam, sebagaimana telah saya pesankan. Solidaritas Islam berarti jangan sampai tersulut fanatisme-fanatisme mazhab di antara umat Islam. Kalian jangan melakukan satu tindakan yang dapat membangkitkan fanatisme seorang Muslim non-Syiah terhadap kalian. Begitu juga dia jangan sampai melakukan suatu tindakan yang membangkitkan sentiment kalian terhadapnya. Ini tepat yang justru diinginkan musuh.

Sekarang, kalian lihat dua kelompok Palestina di Palestina; mereka saling berperang satu sama lain! Apa yang lebih menguntungkan Israel selain ini! Alih-alih bedil-bedil itu dibidikan ke arah Israel, mereka malah sedang memerangi satu sama lain! Ya, ini sesuatu yang sangat menguntungkan Israel. Seberapa pun mereka mengeluarkan biaya, ternyata ada juga hasilnya, yaitu terjadinya sebuah kondisi [buruk] seperti itu. Katakanlah di Lebanon juga muncul sebuah kelompok dan hendak melakukan perlawanan dan pertikaian dengan satu kelompok lainnya. Karunia mana yang lebih besar dari keadaan ini bagi Israel dan Amerika! Ini lebih baik ataukah ada sebuah kelompok seperti Hizbullah maju, semua ikut bersamanya-sebagian dengan hati dan iman, ada juga karena takut kepada opini publik-lantas mengalahkan Israel? Jelas sekali, kondisi pertikaian bagi mereka (AS dan Israel) itu lebih baik.

Di dunia Islam, keadaannya juga demikian ini. Jika kaum Muslimin di Mesir, Jordania, Irak, Pakistan, India, Turki, dan di negara-negara lain, jika mereka turun ke jalan-jalan dan meneriakkan slogan pro Republik Islam, apakah ini menguntungkan Amerika? Itukah yang lebih baik buat Amerka ataukah kondisi yang jika Republik Islam Iran angkat suatu dalam suatu masalah, semua bangsa-bangsa [Muslim] itu diam tak mendukung atau sebaliknya bahkan ada yang malah menyatakan penentangannya? Tentu saja, Amerika mengupayakan yang terakhir ini. Tapi, bagaimana itu? Bagaimana itu bisa diupayakan? Itu mudah sekali. Mereka akan mengambil langkah dengan mengobarkan fanatisme-fanatisme Sunni Syiah. Kepada orang Sunni, mereka katakana bahwa orang-orang itu adalah kaum Syiah; mencaci sahabat, memperlakukan buruk norma-norma sakral kalian. Mereka akan membuat keretakan. Mereka menginginkan [situasi] ini. Imam Khomeini ra adalah seorang juru pesan persatuan Sunni Syiah yang sejak awal fokus kepada masalah ini. Lalu kenapa masih ada juga sekelompok orang yang tidak mau mengerti? Imam kita yang agung (Imam Khomeini) sebagai seorang penyeru persatuan di antara kaum Muslimin, keimanannya, kepercayaannya, keterikatannya dan kecintaannya kepada para Imam as. lebih besar dari semua orang yang mengaku demikian. Beliau lebih mengerti dan meyakini wilayah (keimanan kepada kepemimpinan Imam Maksum) ataukah orang awam yang lalu melakukan tindakan-tindakan menyimpang atas nama wilayah, dan berbicara hal-hal yang tak wajar di majlis-majlis umum dan khusus?

Jagalah persatuan! Kalaulah kalian temukan di dalam komunitas kalian, ada orang-orang yang melakukan sebaliknya (persatuan), maka jauhkan dia, nyatakan dan ungkapkan penentangan kalian terhadap mereka. Mereka ini merugikan dan menghantam; hantaman terhadap Islam, hantaman terhadap Syiah, hantaman terhadap masyarakat Islam. Ini satu dari sekian masalah yang sangat penting.

Sekarang ini, persatuan Islam menguntungkan negara Islam; menguntungkan Republik Islam. [Sebaliknya], bergerak melawan tujuan ini adalah keuntungan untuk Amerika; keuntungan untuk kaum zionis; keuntungan untuk orang-orang angkuh di dunia Islam yang memenuhi saku-saku mereka dengan petrodolar dan mereka sangat tidak menginginkan sama sekali adanya satu unsur yang eksis seperti Republik Islam, seperti bangsa Iran.

Bagaimanapun itu, saya berharap kepada Allah SWT semoga Dia memberi petunjuk kepada kita semua. Ya Allah, curahkanlah kebaikan dan kemurahan rahmat-Mu kepada hati-hati bersih ini, hati-hati terang ini, lidah-lidah pengenang dan penyanjung, sampaikan salam bahagia yang tak terhingga dari kami semua, dari para syahid kami, dari orang-orang yang telah mendahului kami, dari imam agung kami kepada ruh suci Fathimah Zahra (as) pada hari ini. Ya Allah, jadikanlah kami diridhai oleh wujud kudus itu, jadikan kami sebagai pengikut manusia-manusia agung itu. Ya Allah, jayakan bangsa kami dari hari ke hari, jadikan hati suci Imam Mahdi bahagia dan ridha kepada kita!

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

700 /