Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam

Pidato Rahbar Dalam Pertemuan dengan Para Ketua Mahkamah Agung Negara-Negara Islam

Bismillahir Rahmanir Rahim

Selamat datang kami ucapkan kepada seluruh tamu yang mulia. Saudara dan saudari yang berasal dari negara-negara Islam! Kami menyambut hangat kehadiran Anda dan jadikan Iran sebagai rumah kalian, dan kalian sedang berada di tengah-tengah saudara kalian sendiri.

Menurut kami, pertemuan tingkat tinggi ini merupakan peluang besar bagi umat Islam dan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Manfaat pertemuan ini pada awalnya kembali pada upaya saling mengenal satu dengan lainnya. Tampaknya sederhana, namun kita harus menganggapnya sebagai perkara yang sangat penting. Karena cukup lama, puluhan tahun, musuh-musuh umat Islam telah memanfaatkan kelalaian umat Islam dengan berbagai cara sehingga kita saling menjauh. Mereka membuat kita saling merasa asing satu dengan lain, memunculkan sikap curiga dan buruk sangka dengan sesama umat Islam. Kita sejatinya adalah saudara, namun tanpa disadari kita memperlakukan saudara sendiri seperti memperlakukan orang asing. Di sini musuh-musuh Islam memanfaatkan kondisi yang ada dalam tubuh umat Islam. Kondisi yang semacam ini harus diperbaiki. Nah, pertemuan ini merupakan langkah untuk mengubah kondisi yang ada selama ini.

Umat Islam adalah sebuah perkumpulan, satu kesatuan dan hidup. Umat Islam punya tujuan dan cita-cita. Tujuan dan cita-cita ini tidak khusus milik satu bangsa atau satu negara Islam saja, melainkan cita-cita bersama dunia Islam. Kita umat Islam harus saling dekat agar cita-cita bersama ini tetap hidup dan dapat terwujud. Negara-negara Islam dapat menjadi perantara kedekatan bangsa-bangsa mereka. Ketika bangsa-bangsa [Muslim] sudah menjadi dekat, dengan sendirinya mereka akan saling bertukar pengalaman, semangat dan akhlak mereka. Hasilnya, apa yang akan didapatkan umat Islam adalah sesuatu yang sangat berharga dan besar.

Kini dunia Islam sedang menghadapi serangan bertubi-tubi dari kekuatan-kekuatan besar dunia. Serangan itu tidak menjadikan sebuah negara atau bangsa tertentu sebagai targetnya tapi langsung mengarah ke tubuh umat Islam. Salah satu contohnya adalah masalah pengadilan dan hukum Islam. Islam memiliki undang-undang peradilan yang maju dan hebat. Hukum Islam terhitung yang paling maju dan hebat dibandingkan dengan hukum-hukum yang ada di dunia saat ini. Siapa saja dapat membuktikannya. Coba perhatikan bagaimana ulama Islam di berbagai negara selama berabad-abad telah menyusun tentang hukum Islam, hukum pengadilan dan aturan pengadilan. Semua itu membuktikan sebuah kumpulan yang sangat berharga. Bila saja dunia Islam memusatkan perhatiannya pada kumpulan hukum ini, niscaya kumpulan hukum milik kita itu akan semakin kaya dan maju -sesuai dengan hukum logika bahwa pekerjaan yang dilakukan secara fokus maka akan semakin maju dengan berjalannya waktu-. Sayang dunia Islam tidak mengambil langkah ke arah sana. Kekuatan imperialis tidak saja menguasai bidang politik dan ekonomi umat Islam, tapi juga merambah ke sektor budaya dan hukum. Kini budaya dan hukum negara-negara Islam dan bangsa-bangsa Muslim dikuasai kaum imperialis. Peradilan kita telah menjadi peradilan Eropa yang kebarat-baratan tanpa alasan. Ini salah satu masalah besar yang dihadapi umat Islam.

Dunia Islam kini perlu membangkitkan kepercayaan diri dan tawakkal kepada Allah. Kita harus meraih kembali kepercayaan diri kita sendiri. Siapa saja dapat memperhatikan betapa seorang faqih (ahli fiqih) terkadang mengeluarkan fatwanya tanpa rasa percaya diri, seorang hakim dalam mengambil keputusan tidak percaya diri dan saat menghadapi propaganda para penentang Islam mereka kalah dan mundur. Saat ini dunia Islam benar-benar membutuhkan kepercayaan diri baik di sektor politik, ekonomi maupun pemikiran, termasuk masalah-masalah peradilan Islam dan hukum-hukumnya.

Terkadang kita menyaksikan bagaimana seorang faqih tidak mau menjelaskan tentang sebuah hukum Islam bahkan mengingkarinya hanya dengan alasan orang-orang Barat tidak dapat menerimanya. Ini fenomena yang sangat buruk. Kita punya tolok ukur dan itu adalah Al-Quran dan Sunnah. Kedua tolok ukur ini sangat bermanfaat untuk mengatur kehidupan manusia saat ini di abad ke-21- secara benar. Kita tidak ketinggalan zaman. Bila kita benar-benar mau kembali kepada hukum Islam, niscaya kita lebih baik dan lebih mampu mengatur segala kebutuhan umat manusia saat ini ketimbang budaya Barat. Kalian dapat menyaksikan hasil dari hegemoni budaya Barat di dunia. Keadilan telah lenyap dari dunia. Tidak ada lagi keamanan. Rasa persaudaraan antar manusia telah pudar. Yang ada adalah permusuhan, kemunafikan dan kedengkian yang telah meraja lela. Dunia kini berada dalam cengkeraman hegemoni kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dikendalikan lagi. Iya, semua ini hasil produk dan hegemoni budaya Barat atas dunia.

Perhatikan tindakan negara-negara yang mengaku kampium kebebasan! Bagaimana mereka memperlakukan minoritas muslim di sana. Setelah itu bandingkan dengan perlakukan Islam terhadap minoritas non muslim di berbagai periode di negeri-negeri Islam. Di masa-masa penaklukan yang terjadi di zaman Khulafa Ar-Rasyidin, khususnya ketika umat Islam memasuki suatu daerah setelah priode perang, perlakuan mereka terhadap non muslim dipenuhi rasa kasih sayang. Di Romawi Timur waktu itu, sekarang telah menjadi sejumlah negara-negara Islam, ada minoritas Yahudi yang hidupa di sana. Sejarah mencarat kelompok kecil ini. Ketika umat Islam sampai di sana, mereka bersumpah: "Demi Taurat! Kami lebih mencintai keadilan kalian umat Islam ketimbang apa yang telah menimpa kami sebelumnya." Mereka memuji keadilan yang diterapkan umat Islam. Kini kalian dapat menyaksikan di negara-negara Islam atau di negara kami betapa kelompok minoritas Yahudi, Kristen dan Zoroaster hidup dan merasakan kebebasan. Mereka bahkan punya wakil di parlemen dan bebas melakukan amal ibadahnya. Di negara-negara lslam lainnya juga demikian. Inilah Islam. Perilaku Islam terhadap kalangan minoritas dapat kalian bandingkan dengan perilaku mereka yang secara lahiriah mengaku beradab dan pendukung hak asasi kaum minoritas agama, khususnya Islam di negara-negara mereka.

Saat ini dunia haus keadilan, keamanan dan anti diskriminasi. Islam mampu menjamin semua ini. Budaya dan peradaban Barat terbukti tidak mampu menjamin keadilan bagi seluruh umat manusia. Perhatikan kondisi dunia saat ini! Cermati kondisi Palestina! Para pejabat Rezim Zionis Israel secara transparan menyatakan, bila diterapkan persamaan antara kita Zionis Israel dan orang-orang Palestina di Palestina pendudukan, niscaya nasib kita seperti yang terjadi di Afrika Selatan. Artinya mereka terang-terangan mengaku telah menerapkan politik apartheid. Mereka mengakui menerapkan diskriminasi. Dunia juga mendengar semua ini. Dunia yang dikuasai peradaban dan budaya mendengar semua ini, namun pada saat yang sama mereka tidak melakukan kewajibannya.

Realita yang ada telah memperingatkan kita umat Islam. Kenyataan itu mengatakan, kita harus menemukan kepercaraan diri dan bertawakkal. Kita perlu tahu bahwa bila kita bergerak berdasarkan akidah dengan rasio, managemen, rencana dan persatuan, Allah swt pasti memberikan kemenangan kepada kita. Kita harus berbaik sangka kepada Allah swt, karena Allah swt mencela setiap orang yang berburuk sangka kepada-Nya. Allah swt berfirman:

و يعذّب المنافقين و المنافقات و المشركين و المشركات الظّانّين باللَّه ظنّ السّوء عليهم دائرة السّوء و غضب اللَّه عليهم و لعنهم و أعدّلهم جهنّم و ساءت مصيرا
"Dan supaya dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah, mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka jahanam, dan (neraka Jahanam) itulah sejahat-jahat tempat kembali" (QS. 48:6).

Kita harus berbaik sangka kepada Allah swt dan jangan sampai berburuk sangka kepada-Nya. Di mana dan kapan kita telah berbuat dan bertindak sementara Allah swt tidak menolong kita? Di saat kita mengalami kesulitan, kelemahan dan kekalahan itu diakibatkan kita tidak berbuat. Kita tidak berbuat sesuatu sebagaimana mestinya. Di mana dan kapan saja kita berbuat sebagaimana mestinya Allah pasti menolong kita. Ini adalah janji ilahi.

وعد اللَّه الّذين امنوا منكم و عملوا الصّالحات ليستخلفنّهم فى الأرض كما استخلف الّذين من قبلهم
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa." (QS. 24:55).

Ayat-ayat al-Quran banyak yang menjanjikan pertolongan bila kita sungguh-sungguh beramal.

Lalu apa hubungannya apa yang telah disampaikan di muka dengan hukum dan masalah peradilan? Di bidang peradilan Islam kita harus memiliki kemandirian berpendapat dan percaya diri. Di bidang peradilan kita harus serius kembali kepada ajaran-ajaran ilahi dan al-Quran. Sidang ini dan pertemuan-pertemuan yang dilakukan satu dengan lainnya sangat membantu kesuksesan ini. Untungnya negara-negara Islam punya segudang pengalaman baik di bidang ini. Kami juga sama punya pengalaman baik di bidang ini. Tiga dekade usia revolusi ini telah memberikan pengalaman yang sangat berguna. Kami akan memanfaatkan pengalaman-pengalaman saudara-saudara, sebagaimana saudara-saudara juga dapat memanfaatkan pengalaman-pengalaman kami. Kita semua harus saling membantu merevisi dan mewujudkan peradilan Islam yang tinggi ini.

Kemarin saya mendengar sejumlah usulan yang disampaikan oleh para tamu dan tuan rumah penyelenggara pertemuan ini. Benar-benar usulan yang bagus. Kami mendukung terbentuknya organisasi semacam ini dan terwujudnya usulan-usulan ini. Kita harus saling membantu dan bekerja sama di bidang ini demi kemajuan negara-negara Islam, insya Allah. Tentu saja ada orang-orang yang menentang segala bentuk pertemuan, perkumpulan dan keakraban di antara kita. Mereka tentu tidak akan diam begitu saja. Ini juga harus kita ketahui. Dengan daya dan kekuatan ilahi insya Allah kita bertekad untuk menjalankan semua pekerjaan kita dengan penuh rasa persaudaraan dan secara benar. Kita memohon taufik kepada Allah, meminta pertolongan kepada-Nya dan insya Allah kita tetap berharap bahwa Allah SWT pasti akan membantu kita.

Saya berharap kalian merasa senang berada di Tehran dan dalam perjalanan ini dan insya Allah kalian meninggalkan Iran bersama kenangan yang indah.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

700 /