Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam

Presiden Lebanon dan Rombongan Bertemu Pemimpin Besar Revolusi Islam

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei hari ini (25/11) menerima kunjungan Presiden Lebanon Michel Sleiman dan rombongan. Dalam pertemuan itu, beliau menekankan bahwa persatuan seluruh kelompok dan faksi politik dan agama adalah kunci satu-satunya untuk menyelamatkan Lebanon dan membawa negara itu menuju kemajuan. Rahbar mengatakan, "Menurut Republik Islam Iran semua potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh seluruh kelompok dan faksi Lebanon hendaknya digunakan untuk menciptakan kekuatan dan persatuan nasional di negara itu dalam rangka menghadapi ancaman rezim zionis Israel."

Pemimpin Besar Revolusi Islam memuji sikap Presiden Michel Sleiman yang membela dan mendukung gerakan Moqawamah Islam (Perlawanan Islami), juga kerja kerasnya dalam menegakkan persatuan nasional dan mempertahankan status tentara sebagai barisan milik bangsa Lebanon. "Republik Islam Iran selalu berada di sisi Lebanon dan berharap semoga proses perundingan yang mewarnai kunjungan ini akan semakin menguatkan hubungan bilateral kedua negara," jelas beliau.

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menyebut Lebanon sebagai Negara yang dari sisi luas wilayah territorial sangat kecil namun memiliki makna yang besar. Beliau mengatakan, "Salah satu makna yang dimiliki oleh Lebanon adalah keberagaman agama dan madzhab di negara itu, namun warga Lebanon hidup berdampingan secara damai."

Rahbar lebih lanjut menyinggung kemenangan bersejarah rakyat Lebanon dalam perang melawan rezim zionis Israel sebagai makna lain yang ada pada Negara itu. Beliau menambahkan, "Sepanjang 60 tahun terakhir, tidak ada satupun Negara Islam maupun Arab yang bisa melawan rezim zionis Israel. Namun rakyat Lebanon berhasil mengukur prestasi yang tidak pernah terjadi sebelumnya, dan rezim Israel berhasil dipaksa mundur meninggalkan Lebanon dengan membawa kekalahan."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan bahwa persatuan yang menjadi faktor utama kemenangan dalam menghadapi rezim zionis Israel harus tetap dijaga. "Perundingan antar faksi di Lebanon yang saat ini sedang berjalan dan dipimpin langsung oleh Presiden Lebanon adalah langkah yang positif, sebab masa depan Lebanon yang cerah sangat bergantung pada persatuan nasional," imbau Rahbar.

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menegaskan, "Berkat resistensi dan perlawanannya dalam menghadapi rezim zionis Israel, Lebanon telah menjelma menjadi teladan bagi bangsa-bangsa Muslim. Dalam perang 33 hari umat Islam di banyak negara Islam dan Arab meneriakkan yel-yel yang mengusung nama Hizbullah dan Sayyid Hassan Nasrullah."

Rahbar mengingatkan bahwa dukungan kepada Moqawamah di dunia Islam dan negara-negara Arab memiliki makna yang besar. Beliau menambahkan, "Semangat moqawamah ini pertama-tama harus kita jaga di dalam hati dan perilaku, sehingga kita bisa terus melangkah di jalan ini."

Pemimpin Besar Revolusi Islam memandang terorisme sebagai ancaman dan bahaya yang besar bagi Lebanon dan negara-negara kawasan. "Terorisme ini yang lahir dengan dana dari sejumlah negara telah merugikan mereka yang membidani kelahirannya. Namun rezim-rezim itu tidak mau mengambil pelajaran dan tetap memberikan dukungan kepada jaringan para teroris," imbuh beliau.

Mengenai perang melawan teror, beliau menjelaskan bahwa harus ada mekanisme yang benar dalam menghadapi terorisme. Menyinggung soal pengungsi Palestina di Lebanon, Rahbar mengatakan, adalah kebijakan yang benar menempatkan para pengungsi Palestina di negara-negara Arab. Akan tetapi suatu hari nanti mereka harus kembali ke rumah dan kampung halamannya.

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menegaskan, sebagian orang beranggapan bahwa kembalinya orang-orang Palestina yang terusir ke negeri mereka adalah mustahil. Namun, hal itu akan terjadi.

Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Lebanon Michel Sleiman menyampaikan penghargaannya kepada pemerintah dan rakyat Iran yang mendukung dan membela Lebanon khususnya selama perang 33 hari dan dalam seluruh transformasi yang terjadi setelahnya, maupun bantuan yang diberikan Iran dalam proses rekonstruksi Lebanon. Sleiman mengatakan, "Peran Republik Islam Iran dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah internal di Lebanon hingga tercapainya kesepakatan Doha sangat besar dan patut dihargai."

Presiden Lebanon lebih lanjut menjelaskan kondisi terakhir negaranya termasuk kondisi politik, keamanan dan ekonomi Lebanon seraya mengungkapkan, "Kehadiran para menteri yang berasal dari berbagai kelompok dan faksi politik Lebanon dalam kunjungan ke Iran ini dimaksudkan untuk menyampaikan penghargaan dari seluruh faksi Lebanon kepada Republik Islam Iran atas peran positifnya."

Michel Sleiman lebih lanjut mengatakan, keberadaan pemerintahan yang kokoh di Lebanon sangat penting dalam mendukung gerakan Moqawamah. Menurutnya di Lebanon tentara dipandang sebagai simbol bagi persatuan nasional. "Tentara menginginkan kehormatan dan harga diri bagi Lebanon, dan Moqawamah adalah simbol dari kehormatan dan harga diri ini."

700 /