Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam

Pidato Rahbar dalam Pertemuan dengan Warga Larestan

بسم الله الرحمن الرحيم

والحمدللَّه ربّ العالمين. والصّلاة والسّلام على سيّدنا و نبيّنا ابى‏القاسم المصطفى محمّد و على اله الاطيبين الاطهرين المنتجبين و صحبه المصطفين الاخيار. اللّهمّ صلّ و سلّم على وليّك و حجّتك حجّةبن‏الحسن صلواتك عليه و على ابائه

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberi saya inayah dan taufik untuk bertatap muka dengan warga Larestan yang mulia; warga sebuah kota kuno ini, dan berada di tengah hadirin saudara dan saudari sekalian yang terkumpul dalam jumlah yang sangat besar ini. Sudah lama saya berharap dalam kunjungan-kunjungan saya ke propinsi Fars dulu dapat bertatap muka dengan warga kawasan Larestan dan kota Lar, tetapi sayang saat itu saya tidak mendapat kesempatan.

Sekarang, di tengah gelora antusiasme, simpati, dan kecintaan Anda ini, saya yakin bahwa hati setiap Muslim dan mukmin yang banyak mengenal makrifat Islam pasti bersimpati dengan suasana penuh ikhlas dan tulus ini. Mereka pasti mendambakan kehidupan, lingkungan, kota, dan masyarakat dengan suasana seperti yang terlihat pada saudara dan saudari sekalian sekarang. Saya berterima kasih atas simpati dan ketulusan hati Anda sekalian. Saya juga menyatakan rasa simpati dan ketulusan saya kepada Anda sekalian. Di sini pula patut saya ungkapkan rasa terima kasih saya kepada segenap warga propinsi Fars. Hari ini adalah hari terakhir jadwal kunjungan saya kali ini ke propinsi yang besar dan agung ini. Selama sembilan hari berada di kawasan Anda ini, warga kota Shiraz dan kota-kota lainnya di propinsi ini telah menunjukkan rasa simpati dan kecintaan yang luar biasa. Sebab itu saya patut menyatakan rasa terima kasih saya dengan sepenuh hati.

Alhamdulillah, para pejabat negara sangat peduli kepada berbagai masalah di propinsi Fars. Kemarin pemerintah - dewan kabinet- telah mengadakan sidang dan pembahasan yang bermanfaat serta mengambil sejumlah keputusan mengenai berbagai persoalan masyarakat di propinsi Fars, termasuk kota Lar dan kawasan Larestan. Kita berharap mereka mendapat taufik dari Allah SWT untuk membuktikan kepedulian kepada Anda sebagai warga yang memang mengharapkan kepedulian. Semoga mereka dapat menunjukkan pengabdian yang sepatutnya untuk warga sesuai tugas dan kewajiban mereka.

Reputasi Lar dalam sejarah kontemporer Iran tidak bisa diceraikan dari nama Almarhum Ayatullah al-Udhma Sayid Abdul Husain Lari. Ke arah manapun kita menatap Lar dan menyimak sejarahnya pada 100 atau 120 tahun terakhir, nama tokoh besar ini senantiasa tampil cemerlang dan berkilau. Saya tidak berniat membanggakan orang-orang zaman dulu saja, melainkan bermaksud mengajak untuk mengenal diri sendiri dengan mengenal lebih jauh sejarah, masa lalu, dan para tokoh sejarah ini untuk kemudian mengenal masa kini kita dan lantas menentukan dan membuka jalan bagi hari esok kita.

Pada lebih dari 100 tahun silam, berkat kepedulian tokoh besar ini dan dukungan dari warga Larestan dari segenap kota dan daerahnya, sejarah kita mencatat sebuah gerakan Islam yang penuh lika-liku. Jika untuk mengenal sebuah masyarakat kita harus mengukur tingkat kesadaran, kehendak, tekad, kecerdasan, dan keberanian mereka, maka sesuai dengan kriteria ini kita berani memastikan bahwa warga Lar dan kawasan Larestan secara umum adalah salah satu warga yang menonjol di negara kita yang besar ini. Pada saat masalah tuntutan akan kebebasan dan perlawanan terhadap kediktatoran hanya mengemuka di sebagian kecil wilayah Iran, semangat perjuangan untuk itu sudah mengemuka di kawasan ini berkat dukungan spirit dari Sang Mujtahid Besar ini. Ketika perjuangan melawan pendudukan asing masih belum menemukan maknanya yang tegas di tengah sejumlah besar bangsa-bangsa regional dan bangsa kita sendiri, di bawah pimpinan Sang Sayid Besar ini rakyat di kawasan Larestan sudah bangkit melawan pasukan Inggris.

Mereka sudah siap mengorban jiwanya untuk mengusir kesewenangan-wenangan Inggris. Almarhum Ayatullah Sayid Abdul Husain Lari dalam sebuah suratnya untuk putera beliau mengatakan, "Banyak sekali tekanan menerpa, tetapi saya akan tetap berjuang sampai titik darah penghabisan." Dengan adanya pemimpin sedemikian rupa dan dengan dukungan yang tulus dari rakyat, sudah tentu tekad dan semangat kebangsaan akan bergerak pada jalurnya yang benar, dan menjadi inspirasi bagi bangsa-bangsa lain. Sepeninggal beliau, perjuangan dilanjutkan oleh putera beliau, Almarhum Ayatullah Sayid Abdul Muhammad yang juga merupakan tokoh dan ulama besar.

Dari masa lalu kota Lar ini kita harus bisa memetik pelajaran untuk membina kondisi kita sekarang dan membangun hari esok yang cerah bagi bangsa kita. Pelajaran itu ialah bahwa jika sebuah bangsa memiliki pemimpin yang benar, tidak tergoda kepada kenikmatan-kenikmatan duniawi, dan tidak takut menghadapi sulitnya medan perjuangan, maka mereka akan dapat mengatasi musuh sebiadab dan sebengis apapun. Pengalaman seperti ini yang bersumber dari sejarahnya sendiri di kawasan ini maupun di kawasan-kawasan lainnya telah dituangkan dalam revolusi Islam. Dengan syiar mengibarkan bendera Islam dan penegakan ajaran Nabi Muhammad SAW, rakyat Iran telah melancarkan sebuah gerakan pada era dimana kekuatan-kekuatan dunia sedang terfokus pada obsesi menggusur semangat reliji dari kancah kehidupan masyarakat.

Patut diingat bahwa revolusi rakyat Iran dengan bendera Islamnya berhasil menggugah kesadaran masyarakat dunia bahwa kekuatan-kekuatan dunia sedang berambisi mencerabut akar-akar agama dari seluruh belahan dunia, tak terkecuali negara-negara Islam. Mereka beranggapan bahwa agama tidak akan bisa tampil secara menonjol lagi, pengaruh agama akan terus mengempis dari hari ke hari. Mereka berfantasi dengan ini. Dan dalam kondisi inilah rakyat Iran bangkit mengibarkan bendera Islam dan menebar semangat reliji untuk cakrawala kehidupan masyarakat dunia. Ini adalah fakta; kita bangkit demi Islam dan demi tegaknya panji Islam. Pengaruh revolusi Islam berupa kecenderungan kepada agama dan spritualitas bahkan menerobos sampai ke negara-negara non-Muslim. Ini menciptakan semacam mukjizat bagi bangsa Iran. Revolusi yang berpayung Islam dan Al-Quranul Karim ini berhasil tampil sebagai model bagi sejumlah besar bangsa dunia.

Suasana sekarang di negara-negara Islam jauh berbeda dengan suasananya pada masa 30 tahun silam atau sebelum kemenangan revolusi Islam. Saat itu, ketika seseorang bicara tentang kemerdekaan, gerakan, dan kebangkitan, maka benderanya adalah ideologi-ideologi ateisme dan non agamis. Tetapi di Dunia Islam sekarang, kaum cendikiawan, mahasiswa, dan orang-orang yang lain yang memiliki komitmen dan beban tanggungjawab sudah tak segan lagi membawa bendera Islam ketika terlibat isu kemerdekaan, kebebasan, dan pergerakan. Semua ini adalah berkat kebangkitan bangsa Iran dan revolusi Islamnya yang besar dan yang akar-akarnya tertanam dalam masa lalu yang berdekatan dengan sejarah modern. Yaitu "Revolusi Tembakau", dan "Revolusi Konstitusi" yang dipimpin oleh para ulama, salah satu bentuk kebangkitan rakyat yang paling spektakuler adalah kebangkitan rakyat Larestan di bawah pimpinan Ayatullah Sayid Abdul Husain Lari. Dengan kacamata inilah kita menatap masa lalu. Masa lalu bagi kita adalah cermin dan sumber inspirasi untuk memuluskan jalan bagi masa depan kita.

Isu yang paling paling spektakuler bagi bangsa Iran sekarang ialah berpegang teguh pada Islam. Segala kebaikan dan berkah yang mereka peroleh adalah berkat Islam. Islam adalah jalan satu-satunya bagi kita untuk bisa meraih kebebasan, kemerdekaan, kesejahteraan, ilmu pengetahuan, prestasi di segala bidang yang ditekuni oleh umat manusia, dan keagungan martabat sebagai bangsa Iran. Semua ini tersimpan dalam lubuk ajaran Islam untuk dipersembahkan kepada setiap bangsa. Sebab itu, berpegang teguh pada Islam kini menjadi jalan yang besar bagi bangsa Iran.

Tema kedua yang sering saya kemukakan pada warga yang mulia dalam kunjungan saya ke berbagai kota ialah persatuan. Sebabnya ialah fakta bahwa salah satu jalan yang ditempuh musuh untuk melumpuhkan bangsa Iran ialah menciptakan perselisihan di tengah umat Islam. Persis seperti trik yang mereka jalankan di tengah Dunia Islam dan umat Islam. Sejak awal kemenangan revolusi Islam, musuh berusaha menciptakan ketakutan di tengah negara-negara tetangga kita, termasuk di kawasan Teluk Persia, terhadap republik dan revolusi Islam. Sayangnya, dalam hal ini mereka relatif berhasil. Padahal, Republik Islam selalu mengulurkan jabat tangan persahabatan untuk semua bangsa Muslim dan pemerintah negara-negara Islam. Republik Islam justru menaruh komitmen pada persatuan, solidaritas, dan kerjasama antar bangsa Muslim. Pada level rakyat, alhamdulillah, bangsa-bangsa Muslim sehati; perbedaan aliran dan mazhab tidak dapat memecah belah mereka, kecuali jika bisikan musuh merasuk kuat. Naifnya, pada level pemerintah, kebijakan negara-negara Islam saat itu bisa ditarik kesana kemari.

Kita sekarang menegaskan lagi bahwa negara-negara tetangga adalah saudara-saudara kita sendiri. Kita mengulurkan jabat tangan persahabatan kepada mereka. Kita sama sekali tidak membutuhkan mereka. Rasa persaudaraan ini bukan karena atas dasar kebutuhan. Bangsa Iran sudah membuktikan keberhasilannya mengatasi semua persoalan hanya dengan tawakkal kepada Allah dan dengan rasa percaya diri. Hanya saja, kita meyakini bahwa pertikaian sangat merugikan interes dunia Islam. Atas dasar ini kita ingin merangkul semua negara. Dan syukur, -meski ada upaya dari badan-badan intelijen Amerika dan Rezim Zionis yang selalu menebar fitnah-, sekarang hubungan pemerintah Republik Islam Iran dengan negara-negara sekitarnya, Arab maupun non-Arab- cukup sehat, baik, dan bersaudara, dan ini harus diperkuat dari waktu ke waktu.

Hal yang sama mesti ditekankan secara lebih kuat lagi untuk konteks dalam negeri. Sebab sejak awal revolusi musuh berusaha memecah belah bangsa Iran melalui perbedaan isu ras, mazhab, dan perbedaan visi politik. Kita sudah berhasil mengatasi konspirasi ini, tetapi kita semua tetap harus cermat dan waspada; jangan sampai musuh dapat menjalankan tipu dayanya. Kaum Syiah dan Sunni, segenap masyarakat di seantero negeri, dan semua simpatisan aliran politik yang ada harus menjaga kesadaran bahwa rakyat Iran dengan kebhinnekaan mazhab, suku, visi, dan metodenya adalah bangsa yang satu dan tunggal. Dengan kesatuan inilah bangsa ini mampu membela kepentingan, identitas, dan martabatnya di depan musuh yang paling biadab sekalipun. Berkat daya dan kekuatan dari Allah SWT, kesatuan ini telah membuat bangsa Iran mampu menaklukkan musuh.

Alhamdulillah, di sejumlah daerah dan kota di Larestan yang juga dihuni oleh saudara-saudara pengikut mazhab Sunni, rasa persaudaraan antara warga Syiah dan warga Sunni menjadi teladan yang mengagumkan. Semua ini kita simak dan kita baca dari berbagai laporan. Saya sendiri menyimaknya, dan sekarang pun persaudaraan ini juga tercermin dalam pertemuan ini. Semuanya harus berjuang demi Islam. Syiah dan Sunni harus sama-sama berjuang menegakkan kalimat Tauhid, nilai-nilai Islam, dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Kita kerahkan segala upaya kita agar perbedaan pendapat, perbedaan hasil ijtihad, dan perbedaan metode atau bahkan kebencian dan motif yang bersifat pribadi tidak sampai mengusai kehidupan dan perjalanan kita dan kemudian musuh kita pun bersorak sorai.

Obsesi musuh kita ialah melumpuhkan bangsa Iran yang sudah terlanjur menjadi poros dan jantung umat Islam serta katalisator gerakan Dunia Islam. Target kaum imperialis dunia ialah menjauhkan bangsa Iran dari pandangan umat Islam agar tidak menjadi contoh bagi mereka. Iran yang Islami ini adalah contoh. Iran dengan segala eksistensi, kekuatan, kemajuan, dan persatuannya telah berhasil menunjukkan kepada Dunia Islam kemampuan mendirikan pemerintahan Islam di depan kedahsyatan badai konspirasi musuh dan di tengah guncangan-guncangan dunia, menunjukkan kemampuan mementaskan pemerintahan Islam. Iran yang Islami telah memperlihatkan pengalaman ini di depan tatapan bangsa-bangsa Muslim.

Keinginan dan impian kotor musuh ialah menyingkirkan contoh ini dari pandangan bangsa-bangsa Muslim melalui serangan politik, militer, keamanan, ekonomi, propaganda, dan agitasi. Herannya, di kawasan Arab sekitar kita ada sejumlah kolumnis dan wartawan bayaran yang gencar menulis artikel-artikel kotor tentang bangsa Iran dan Republik Islam Iran. Mereka melontarkan tuduhan tak berdasar terhadap bangsa, masyarakat, dan pemerintahan Republik Islam Iran sehingga orang yang berhati nurani pasti akan heran melihat ada sosok-sosok yang sedemikian hina dan memburu kepuasan duniawi semata sehingga tak segan-segan mengabdi kepada musuh-musuh Islam dan Al-Quran.

Saudara dan saudari sekali, perlawanan bergantung pada diri kita semua. Konsekwensi perlawanan ialah bahwa kita harus terus memperkuat persatuan kita dari waktu ke waktu. Hati kita harus saling berdekatan satu sama lain. Jerih payah kita untuk menggalang kemajuan harus ditingkatkan dengan bahu membahu. Alhamdulillah, sepak terjang kita sekarang semakin optimal.

Patut saya singgung bahwa di kawasan Lar dan Larestan cukup banyak warga yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik. Kami mengetahuinya melalui laporan-laporan yang sampai ke tangan kami. Pelayanan kepada masyarakat dan bantuan untuk warga yang tidak mampu, bantuan di bidang pendidikan, pembangunan masjid-masjid dan lain sebagainya adalah bagian dari pekerjaan yang dilakukan oleh warga kawasan ini dengan sukarela dan hati yang tulus. Di tingkat nasional, pemerintah Republik Islam juga terus melakukan berbagai bentuk layanan publik. Insya Allah, ilmu pengetahuan, perekonomian serta berbagai upaya politik, sosial, spiritual, dan moral negara ini akan terus melesat maju. Ini adalah satu-satunya jalan bagi negara ini dalam menghadapi konspirasi musuh.

Tekad dan kepedulian rakyatlah yang dapat memandirikan negara ini. Penanaman modal yang dilakukan masyarakat dalam berbagai sektor sangatlah berharga, terutama di sektor-sektor produksi. Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan produksi dan investasi adalah sebaik-baik amal dan sedekah, karena membuka lapangan kerja, membantu memajukan negara, dan dapat menekan angka kemiskinan di berbagai kawasan penting negara ini. Memperoleh bantuan dari segi modal dana, pikiran, dan sumber daya masyarakat dimana negara dan masa depannya adalah milik mereka adalah garis kebijakan umum pemerintahan Republik Islam Iran.

Ambisi kaum arogan di kawasan sudah terbongkar total di depan bangsa-bangsa dunia. Mereka tahu apa yang dikehendaki dan dicari kaum imperialis di kawasan. Khalayak dunia tahu bahwa keberadaan tentara AS di Teluk Persia telah menjadi faktor ketidak amanan. Kekuatan-kekuatan dunia bisa menguasai negara-negara lain, jalur perairan, dan titik-titik vital dunia dengan dalih menciptakan keamanan. Tetapi itu dulu. Sekarang khalayak dunia sudah tahu hakikat yang sebenarnya. Mereka tahu untuk apa AS datang dan bercokol di Irak, apalagi AS sendiri sudah mengaku datang ke Irak karena melirik minyak. AS gencar mengumandangkan slogan selamatkan rakyat Irak, tetapi kenyataannya justru menciptakan petaka yang paling mengerikan untuk rakyat Irak. AS jelas-jelas menatap jiwa rakyat Irak dengan tatapan srigala yang lapar, tetapi masih saja berdalih berjuang mengamankan rakyat Irak. Ini jelas bohong! AS datang ke Irak sama sekali bukan untuk melindungi jiwa, harta, kehormatan, dan martabat kebangsaan rakyat Irak. AS tak peduli dengan semua ini.

Ketika Irak baru diduduki pasukan asing, dalam sebuah khutbah Jumat saya tegaskan kepada mereka; "Kalian telah menghina bangsa Irak sedemikian rupa; menyungkurkan para pemuda Irak ke tanah dan tentara kalian yang biadab menginjakkan sepatunya di punggung mereka. Ketahuilah bahwa rakyat Irak tidak akan tinggal diam. Bangsa Irak adalah bangsa yang bermartabat dan memiliki harga diri. Kalian sendirilah yang memancing kebencian rakyat Irak terhadap kalian."

Sekarang semua ini terjadi dan AS lantas mencari pelaku otak perlawanan rakyat Irak terhadap pasukan pendudukan. Seperti yang sudah-sudah, kali inipun perhitungan mereka meleset. Mereka menuduh Iran dan Suriah. Saya katakan, "Tuduhlah diri kalian sendiri!" Keberadaan tentara AS di Irak sudah cukup untuk dipandang sebagai sebab mengapa rakyat Irak bangkit melawan AS, dan tak perlu ada orang lain dari luar perbatasan Irak yang menggerakkan rakyat Irak. Percuma kalian asal main tuduh. Kalian sendirilah tersangka utama dan penjahatnya. AS adalah penjahat utama dalam krisis Irak, dan bahkan di berbagai tempat lain. Keberadaan AS di Teluk Persia yang notabene kawasan vital bagi dunia adalah biang ketidak amanan. Keamanan Teluk Persia ini harus digalang oleh negara-negara kawasan ini sendiri.

Dalam urusan Palestina pun campurtangan AS juga telah menambah runyam banyak persoalan. Kemelut Palestina tidak pernah beres dengan intervensi AS. Sebaliknya, kemelut akan semakin rumit. Semakin jauh AS mencampuri urusan, semakin rumit pula urusan ini. Namun, bangsa Palestina adalah bangsa yang sadar, penuntut kebebasan, dan berpikiran jernih. Mereka telah memilih pemerintahnya sendiri. Sebab itu biarkan pemerintah Palestina bekerja dengan dukungan rakyatnya. Campurtangan AS, apalagi dengan cara memihak rezim Zionis dan memaksakan kehendaknya sendiri, hanya akan mempersulit persoalan. Kemelut Palestina pada akhirnya akan selesai, begitu pula krisis Irak. Namun, ketika masalah ini selesai, maka penyelesaiannya pun tidak akan pernah menyisakan lagi cerita tentang pamor, identitas, dan eksistensi AS!

Saya bersyukur kepada Allah SWT karena dalam kunjungan ini, baik ke kota Anda, ke kawasan Larestan, dan propinsi Fars secara umum, dapat melihat lagi apa yang pernah saya kenal sebelumnya tentang propinsi Fars dan warganya. Banyak kisah dan pengalaman kami dengan para tokoh dan pemuka masyarakat serta alim ulama Shiraz di era perjuangan dahulu. Saya sempat menyinggung nama Almarhum Ayatullah Syahid Sayid Abdul Husain Dastgheib dan para ulama lainnya pada tahun-tahun terakhir sebelum kemenangan revolusi Islam. Begitu pula Almarhum Ayatullah Rabbani Shirazi yang juga merupakan salah satu ulama terkemuka dan pejuang yang sangat berpengalaman. Kami pernah bersama beliau di pengasingan dan berbicara tentang berbagai persoalan. Saat itu pula pernah terjadi surat menyurat antara kami dan Almarhum Ayatullah Syahid Dastghib.

Saat itu pun terasa sekali betapa propinsi Fars merupakan sumber perjuangan yang penuh kecerdasan, ilmu, dan tekad yang matang. Semua ini sudah terlihat dalam berbagai periode. Sekarang pun, setelah sekitar tiga dekade berlalu sejak kemenangan revolusi Islam, orang yang datang ke propinsi ini bisa menyaksikan sendiri betapa kota-kotanya berhias dengan keindahan dan semangat revolusi. Ini semua terutama karena partisipasi kalian, para pemuda. Di gelanggang yang besar ini, di tengah padatnya warga yang berkumpul di sini, begitu pula di kancah-kancah lain yang dipertontonkan oleh negara dan bangsa ini kepada khalayak dunia, partisipasi kalian sangatlah spektakuler.

Kaum muda sekalian, negara adalah milik kalian, masa depan ada di tangan kalian. Kalianlah yang akan sepenuhnya menikmati hasil dari revolusi ini dengan umur yang panjang dan berbahagia, insya Allah. Berjuang dan bekerjalah sekuat tenaga. Timbalah ilmu dan jangan sampai kehilangan kontinyuitas gerak dan usaha. Hiasi diri kalian dengan akhlak, spiritual, zikir, solat, dan kedekatan dengan Al-Quran. Inilah yang akan menolong kalian untuk mendapatkan tempat yang patut bagi bangsa Iran, insya Allah.

Ilahi, atas nama Muhammad dan keluarganya, anugerahi jiwa kami dengan kecintaan dan pengetahuan yang semakin dalam tentang Islam. Ilahi, limpahkan kasih sayang, berkah, dan anugerah-Mu kepada rakyat ini. Ilahi, limpahkan anugerah-Mu untuk kawasan ini, karena pada tahun ini curah hujan di kawasan ini dan sejumlah kawasan lainnya di negeri ini kurang dibanding sebelumnya. Ilahi, jagalah generasi muda bangsa ini. Curahkan kepada mereka kebaikan dan hidayah. Ilahi, cerahkan masa depan mereka dan jadikan masa depan mereka sebagai kebanggaan untuk mereka. Ilahi, kumpulkan arwah para syuhada dan Imam para syuhada dengan para wali-Mu. Ilahi, kumpulkan kami kelak dengan para syuhada. Gembirakan hati Imam Wali ‘Asr atas perilaku kami.

Wassalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuhu

700 /