Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam

Pidato Pemimpin Besar Revolusi Islam Dalam Pertemuan dengan Kabinet

Bismillahir Rahmanir Rahim

Bersama-sama kita memohon ke Hadirat Ilahi dengan serendah-rendah diri agar dengan kelembutan dan kemurahan-Nya, Dia lebih mendekatkan perilaku kita, ucapan kita dan semua gerak gerik kita kepada apa yang menjadi keridhaan-Nya.
Pertama-tama, saya sampaikan salam selamat atas Pekan Pemerintah kepada kalian; saudara saudari terhormat, juga kepada segenap pejabat yang giat dan aktif di pelbagai tingkatan. Begitu pula saya sampaikan penghargaan mengenang para syahid yang, Alhamdulillah, Pekan Pemerintah ini diperingati dengan nama mereka. Mengenang Syahid Raja'i dan Syahid Bahonar - sebagai dua saudara kita tercinta yang benar-benar merupakan manifestasi ilmu dan amal - di Pekan Pemerintah adalah satu peluang yang berharga; sebuah momentum simbolik dan bernilai. Mengenang mereka berarti kita, sebagai pejabat-pejabat yang bertanggung jawab di berbagai instansi negara, cara pandang kita dalam perilaku umum kita terfokus pada nilai-nilai itu; nilai-nilai yang membuat dua saudara kita itu tampak sebagai figur.

Saya pribadi merasa wajib setulus-tulusnya menyampaikan penghargaan kepada segenap pejabat pemerintah; kepada pribadi Bapak Presiden yang terhormat, kepada sekalian para menteri dan pejabat-pejabat tinggi lembaga eksekutif, dan kepada seluruh jajaran direktur di berbagai instansi pemerintahan, karena kalian sedang berusaha, sedang berjerih payah, sedang berkorban dan bekerja demi rakyat. Insya Allah, Tuhan Yang Maha Tinggi kelak melimpahkan berkah ke atas usaha kalian; baik imbalan dan pahala di akhirat maupun imbalan di dunia, yaitu manakala hasil-hasil kerja keras kalian tampak nyata di tengah kehidupan rakyat lalu mereka merasakannya, dan dalam atmosfir pengabdian itulah kehidupan mereka, insya Allah, bergulir seiring dengan kebahagiaan.

Namun, kepada kalian secara khusus saya berpesan agar kalian bersyukur atas kesempatan mengabdi yang telah dipercayakan kepada kalian. Sangatlah berharga ketika seseorang berada di satu posisi sehingga dapat mengabdi kepada rakyat dan mendapatkan kewenangan. Kewenangan yang diperoleh seseorang di setiap instansi dalam rangka berbakti kepada bangsa dan mengabdi kepada cita-cita luhur bangsa adalah sesuatu yang sangat bernilai. Selama berabad-abad tangan kita terbelenggu dalam mengerjakan tugas-tugas yang kita pandang mulia dan kita ingin sekali menuntaskannya. Namun sekarang ini, tangan kalian sudah lepas (punya kewenangan penuh). Ini harus kita syukuri. Kita harus bersyukur kepada Allah Swt. Mintalah tambahan kesempatan [mengabdi] ini kepada Allah, dan berdoalah semoga Allah Swt. memberikan taufik kepada kalian sehingga bisa sebanyak mungkin berbakti kepada rakyat dan memanfaatkan kewenangan ini dengan baik.

Ya, sekarang ini juga kita beruntung berada di bulan-bulan penuh berkah. Kita sedang menjalani hari-hari yang sangat agung dari bulan Sya'ban, dan tak lama lagi, bulan suci Ramadhan akan tiba; bulan penjamuan Ilahi, dan hidangan ruhani Allah terhampar luas. Mari kita manfaatkan penjamuan Ilahi ini, kita tingkatkan kapasitas kita, dan kita perbanyak perhatian kita pada nilai-nilai spiritual, karena Allah pasti akan memberi dukungan ini.

Berkenaan dengan laporan yang disampaikan oleh Bapak Presiden, itu benar-benar laporan yang bagus, dan saya tekankan agar laporan-laporan ini dipublikasikan, dan televisi-radio [nasional] memberitakan keterangan-keterangan Presiden sehingga dapat disimak oleh rakyat dan tokoh-tokoh masyarakat. Ada banyak hal yang berlangsung dalam hidup kerja kita dan itu realitas, namun rakyat tidak tahu apa-apa tentangnya. Benar bahwa kita, insya Allah, terus bekerja untuk Allah dan yang menjadi tujuan utama kita harus keridhaan Allah - dan insya Allah demikian adanya -, akan tetapi pengetahuan rakyat mengenai kerja-kerja ini juga hal yang sangat perlu dan penting sekali, [bahkan] ini sendiri adalah sebuah tujuan. Sebelumnya saya selalu memesankan demikian ini, sekarang ini juga saya mengulang pesan ini.

Ada beberapa keunggulan dan prestasi pada pemerintahan ini, dan saya rasa perlu untuk menyampaikannya secara jelas, sekalipun sudah berulang kali diungkapkan. Meski demikian, ada baiknya jika kalian sendiri, saudara-saudara, juga menyadari bahwa basis keunggulan kalian adalah hal-hal [yang akan saya sampaikan] ini. Nama, jabatan, status, kursi tidak akan memberikan kepribadian kepada seseorang. Kepribadian yang sesungguhnya dan kemuliaan yang sebenar-benarnya ada pada nilai-nilai selain itu. Sebagaimana kita membaca sebuah riwayat bahwa
اشراف امّتى حملة القران و اصحاب اللّيل
"Orang-orang mulia dari umatku adalah para pengemban Al-Quran dan ahli malam."

Yaitu, orang-orang yang bekerja pada waktu malam untuk Allah, atau melakukan pekerjaan yang berat untuk rakyat di malam hari, atau orang-orang yang mengemban Al-Quran, sejiwa dengan Al-Quran dan bergerak bersama cahaya dan hidayah Al-Quran. Mereka inilah orang-orang ‘yang mulia'. Tapi mereka yang punya uang, punya kekayaan, punya status sosial tidak dianggap sebagai orang-orang mulia dalam logika dan sistem nilai Islam.

Keunggulan-keunggulan para penyelenggara pemerintahan juga demikian. Ada banyak hal yang benar-benar nilai unggul. Maka, itu harus kita perhatikan. Pesan saya ini pertama-tama untuk diri kalian, dimana harus kita sadari bahwa pentingnya diri kalian dan kepribadian kalian karena nilai-nilai unggul ini, setelah itu barulah di ruang publik akan tampak ketika masyarakat memberikan penghargaan dan dukungan kepada suatu pemerintahan atau sebuah kabinet, maka ini pertanda apa? Isyarat tentang apa? Ada apa di balik itu?

Di sini, saya telah mencatat tiga poin keunggulan yang hendak saya sampaikan. Satu keungguan menjelaskan bahwa pemerintahan ini benar-benar sebuah pemerintahan pekerja keras; pemerintahan gerak dan usaha. Tenaga dan semangat kerja pemerintahan ini adalah satu fakta yang mencolok. Alhamdulillah sejak tahun pertama, kalian telah menunjukkan gairah kerja seperti ini. Dan sekarang juga, walaupun tiga tahun telah dilalui oleh pemerintahan ini, orang masih merasakan betapa besar gairah, usaha dan aktifitas di dalam pemerintahan ini. Artinya, tidak berkurang, tidak menurun. Ini sesuatu yang sangat bernilai.

Ada kesungguhan dalam mengabdi kepada rakyat. Pergi ke kota-kota, masuk ke daerah-daerah terpencil, menyusuri semua pelosok negeri, tidak membiarkan ada satu titik di negeri ini yang lepas dari peninjauan spesialis; semua ini adalah kerja-kerja yang sangat bernilai. Ini adalah prestasi pertama. Setiap kali sebuah lembaga memiliki prestasi seperti ini sudah selayaknya lembaga itu dihargai, dan orang patut optimis dan percaya bahwa Allah pasti akan membantu lembaga itu dan memberi pahala.

Ciri khas dan keunggulan kedua yang ada pada pemerintahan ini ialah slogan dan wacana umumnya yang sesuai dengan slogan dan wacana Imam [Khomeini] dan dengan slogan serta wacana Revolusi. Ini sesuatu yang juga sangat berharga dan seseorang tidak bisa mengabaikannya. Setiap orang yang terikat hatinya pada Revolusi menyadari betapa nilai [keunggulan] ini. Setiap orang yang mengharapkan kemajuan negara di atas haluan dan arahan Revolusi semestinya menghargai ini. Tuntutan keadilan dalam pemerintahan ini sudah besar. Slogan tuntutan keadilan secara serius telah merasuk ke dalam semangat para pejabat pemerintah dan program-programnya.

Anti arogansi - yang mengandung arti revolusionernya yang khas - nampak secara menonjol dalam pemerintahan ini. Arti dari perlawanan terhadap arogansi bukan berarti memusuhi negara-negara lain melainkan memiliki arti penolakan terhadap arogansi. Arogansi yang muncul dari pemerintahan apa pun dan dari sistem mana pun adalah bahaya bagi umat manusia. Walaupun tentu saja, di jaman sekarang ini, Amerika dan rezim zionis Israel adalah simbol-simbol arogansi, akan tetapi di mana saja, siapa saja, pemerintahan apa pun dan kelompok apa saja yang bertindak arogan terhadap yang lain adalah bahaya yang mengancam masyarakat dan sistem kehidupan manusia. Dan konfrontrasi melawan keadaan ini adalah bagian dari ajaran Islam. Jadi, ini juga salah satu keunggulan kabinet ini yang alhamdulillah tampak menonjol.

Seseorang juga dapat merasakan betapa tekad pemerintahan ini dalam memulihkan kembali kehormatan bangsa, meninggalkan sikap reaktif di hadapan dominasi, arogansi dan superioritas politik kekuatan-kekuatan asing, dan melepaskan diri dari inferioritas di hadapan Barat dan dari kebarat-baratan. Kehormatan bangsa dan kemerdekaan moril yang sesungguh-sungguhnya diperoleh dari sini. Kemerdekaan tidak tercipta hanya dengan seseorang mengangkat slogan kemerdekaan, atau bahkan misalnya di sektor-sektor ekonomi telah mencapai tingkat kemajuan yang tinggi. Bukan itu. Kemerdekaan yaitu sebuah bangsa percaya pada identitas dan kehormatan diri mereka; mereka memandangnya penting, berusaha keras menjaganya, dan di hadapan pihak-pihak lawan tidak merasa rendah diri dengan pendirian dan posisinya.

Sayangnya, pada masa-masa tertentu, kita seringkali melihat bagaimana sebagian orang yang dulu berada di lingkungan pejabat-pejabat atau justru mereka sendiri menjabat sebagai kepala sebuah instansi tampak seolah-olah merasa kecil hati dan malu dengan wacana Revolusi di hadapan pihak-pihak lain; mereka malu untuk membicarakan kenyataan dan fakta-fakta Revolusi, atau meneliti dan memberi perhatian khusus padanya. Keadaan ini adalah bencana yang sangat besar bagi sebuah bangsa. Dan ini tidak ada pada kalian.

Satu dari sekian wujud perjuangan demi kehormatan yaitu masalah energi nuklir ini. Sejak awal, masalah energi nuklir bagi kita bukan hanya kita ingin punya sebuah teknologi dan pihak-pihak lain tidak menginginkan kita memilikinya. Ini hanyalah sebagian dari duduk persoalan. Ada bagian lain dari duduk persoalan, yaitu berbagai kekuatan yang arogan, tak tahu diri, sewenang-wenang serta pihak-pihak kerdil yang ikut-ikutan mereka dalam persoalan ini acapkali ingin memaksakan kehendak mereka ke atas bangsa Iran. Ya, bangsa Iran, pemerintahan kalian dan pribadi Bapak Presiden telah berdiri melawan kesewenang-wenangan, pemaksaan kehendak dan arogansi itu. Allah Swt. juga telah membantu hingga kalian melangkah maju. Semua ini bagian dari wacana umum pemerintahan ini yang bagi saya sangat krusial.

Kalian telah berhasil menghentikan gejala kebarat-baratan dan percaya-Barat yang, sayang sekali, telah menyusup ke dalam tubuh instansi-instansi pemerintahan. Ini satu hal yang penting. Mungkin saja ada segelintir orang di tengah masyarakat yang karena satu dan lain alasan terpesona dengan sebuah peradaban atau sebuah negara, akan tetapi ketika gejala ini menembus jajaran pejabat-pejabat tinggi Revolusi dan lembaga-lembaga Revolusi, maka ini menjadi persoalan yang sangat membahayakan. Ini berkali-kali terlihat dan kini telah dibendung.

Kecenderungan-kecenderungan ke arah sekularisme yang, sekali lagi amat disayangkan, pernah menyusup ke dalam tubuh instansi-instansi dan pejabat-pejabat negara, kini telah dibendung. Negara Revolusioner ini telah berdiri di atas asas agama, di atas asas Islam dan asas Al-Quran, dan karena ini pula disambut oleh dukungan jutaan bangsa ini; mereka telah mengorbankan jiwa-jiwa mereka dan melepaskan anak-anak muda mereka ke medan-medan perjuangan yang penuh resiko, sementara pejabat-pejabat negara seperti ini mengangkat konsep-konsep sekularisme?! Ini gejala yang sangat berbahaya. Ya, syukurlah semua ini telah dapat dibendung.

Begitu pula keberanian dalam menciptakan perubahan. Kondisi mental pemerintahan ini ialah punya keberanian dalam menciptakan perubahan dan mengambil langkah. Saya tidak ingin mengatakan bahwa semua langkah itu seratus persen benar. Tidak. Mungkin saja ada kekeliruan dalam hal tertentu, tapi ihwal seseorang punya keberanian menghadapi persoalan dan memutuskan untuk mengambil langkah dalam mengatasinya adalah sesuatu yang berharga dan, alhamdulillah, sudah tampak secara nyata. Keberanian memberantas korupsi. Memberantas korupsi benar-benar tugas yang sangat berat.
Suatu saat, saya pernah mengatakan bahwa monster korupsi berkepala tujuh ini tidak akan sebegitu mudahnya dihancurkan; ini amanat yang sangat sulit. [Ini] bukan berarti lalu kita katakan bahwa sekarang sudah lenyap. Tidak. Sekarang juga [monster korupsi] itu masih belum hancur, akan tetapi sudah ada keberanian untuk melawannya. Ya, ketika unsur-unsur pemerintahan sendiri tidak tercemari oleh korupsi, tentu saja punya lebih banyak keberanian. Cukup banyak unsur dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya yang pada hakikatnya juga bersih, yakni tidak tercemar. Namun pada intinya, keberanian memberantas korupsi adalah sebuah prestasi yang ada pada kalian.

[Berikutnya adalah] mental agresif di hadapan kekuatan-kekuatan arogansi internasional. Kadang kala kekuatan-kekuatan arogansi internasional itu berdiri dan mengatakan kalian telah melakukan tindakan itu dan kita akan menyelesaikan perkaranya. Tapi ada kalanya serangan mereka itu serangan yang bersifat zalim. [Maka] dalam situasi seperti ini, perlawanan yang paling baik ialah langkah agresif. Kekuatan-kekuatan arogan internasional punya banyak titik lemah; mereka melakukan tindak kejahatan, melakukan korupsi, menerjang hak-hak asasi manusia, menginjak-injak hak-hak banyak bangsa, menyengsarakan orang banyak dan tindakan-tindakan buruk lainnya, setelah itu semua mereka malah menuntut semua pihak! Ya, titik-titik lemah mereka harus dinyatakan dan diungkapkan dengan aksi dan sikap ofensif.

[Dalam hal ini] kita tidak ingin mencari-cari alasan dan jawaban atas serangan-serangan politik global. Pernah suatu saat, di tahun-tahun pertama [Revolusi], saya ditanya orang-orang, apa jawaban Anda atas sikap ini, dan saya katakan bahwa kita tidak punya jawaban; [justru] kita punya tuntutan dan kitalah penuntut mereka itu. Dalam perkara kaum perempuan, kita berdiri sebagai penuntut, dalam persoalan hak asasi manusia, kita adalah penuntut, dan kasus-kasus HAM juga kita adalah penuntut. Kita penuntut hal-hal ini. Kita tidak sedang dalam posisi sebagai terdakwa. Kenapa mereka perlu bertanya hingga ada orang yang terdesak untuk memberi jawaban?! Mereka keliru bertanya dan menuntut. Jadi, mentalitas [menuntut] ini adalah mentalitas yang baik. Inilah mentalitas Revolusi. Mentalitas ini pula yang menerangkan hakikat secara gamblang.

Wacana dominan pemerintahan ini adalah hal-hal di atas, yang secara singkat yaitu menghidupkan dan mengungkap sejumlah unsur-unsur substansial Revolusi dan logika Imam [Khomeini], dan melawan orang-orang yang ingin melenyapkan nilai-nilai dan konsep-konsep dasar ini, atau orang-orang yang mengklaim bahwa [semua konsep] itu sudah usang dan sudah lenyap. Ini adalah keunggulan dan ciri khas kedua yang ada pada pemerintahan ini.

Keunggulan ketiga adalah semangat kerakyatan dan rendah hati yang ada pada pemerintahan ini. Ini juga sangat berharga. Kalian harus. Keunggulan kalian bukan pada penampilan lahiriyah dan paras. Keunggulan kalian ialah hidup setaraf dengan rakyat; sejenis dengan rakyat; berada di tengah rakyat; berinteraksi dengan rakyat; bersahaja dengan mereka; mendengarkan [aspirasi] dari mereka. Ini adalah keunggulan besar yang ada pada kalian, jagalah dan pertahankan!

Hidup sederhana, khususnya pada diri Bapak Presiden, adalah sikap yang baik dan menonjol dan sesuatu yang bernilai. Pada diri pejabat-pejabat sedikit banyaknya juga ada sifat seperti ini, alhamdulillah. Hidup sederhana sesuatu yang sangat berharga. Kalau kita ingin memberantas gaya hidup glamor, budaya borjuis, israf dan berlebih-lebihan - yang benar-benar merupakan bencana yang besar - dari masyarakat kita, ini tidak bisa dilakukan dengan kata-kata dan pernyataan. Tidak mungkin bisa jika dari satu arah kita berbicara dan dari lain arah, rakyat melihat perilaku kita berbeda [dengan ucapan kita]. Kita harus mengamalkan. Amal kita harus menjadi bukti dan penguat ucapan-ucapan kita sehingga memberikan pengaruh. Alhamdulillah, ini sudah ada. Kalian telah mengurangi jarak kalian dengan golongan-golongan rakyat lemah. Terus kurangi itu dan sebisa mungkin kurangi lagi. Ini adalah tiga keunggulan dan prestasi.

من لم يشكر المخلوق لم يشكر الخالق
"Barang siapa yang tidak bersyukur kepada makhluk maka dia tidak bersyukur kepada Allah."

Ini juga kewajiban saya, juga kewajiban semua. Kalau saja kita tidak menyukuri dan tidak menghargai keunggulan-keunggulan ini dalam kabinet pemerintahan sekarang, sudah pasti Allah tidak akan senang. Allah Swt. menginginkan agar usaha-usaha baik setiap orang itu dihargai dan disyukuri. Kewajiban saya juga ini, yaitu memberikan penghargaan dan karena keunggulan-keunggulan ini saya memberikan dukungan kepada pemerintah.

Tentu saja, dukungan [saya] kepada pemerintah bukan untuk pemerintahan ini saja. Saya selalu mendukung semua pemerintahan. Imam Khomeini ra. juga dalam setiap saat mendukung semua pemerintahan, kepala-kepala dari lembaga eksekutif dan pejabat-pejabat pemerintahan. Alasannya sudah cukup jelas; karena beban utama penyelenggaraan manajemen negara diemban oleh lembaga eksekutif, maka negara harus mendukung lembaga eksekutif, presiden, pejabat-pejabat dan menteri-menteri.. Imam Khomeini juga senantiasa memberi dukungan. Saya juga pada periode-periode sebelumnya selalu memberi dukungan. Hanya saja keunggulan-keunggulan yang telah saya paparkan tadi akan membuat seseorang mendukung lebih hangat lagi, dan dalam penghargaan dan dukungan ini ia akan melangkah lebih mantap.

Tentunya, semua ini tidak berarti lalu menutup mata dari kelemahan-kelemahan pemerintah. Bagaimanapun kalian juga manusia; punya kekurangan, juga punya kelemahan-kelemahan. Ada agenda-agenda yang ingin kalian lakukan namun tidak terlaksana. Ada program-program kerja yang tidak terpikir oleh kalian namun harus kalian rencanakan dan laksanakan dan ini telah disampaikan dalam pertemuan-pertemuan khusus dengan Presiden dan dengan sejumlah pejabat yang lain, begitu juga dalam pertemuan-pertemuan umum seperti pertemuan ini dan pertemuan lainnya. Tentu saja, dukungan itu tetap ada pada tempatnya.

Ada beberapa poin yang akan saya sampaikan. Yang pertama berkenaan dengan desakan-desakan yang selalu saya utarakan dalam pertemuan-pertemuan dengan kabinet pemerintahan. Saya ingin menekankan kembali desakan-desakan itu. Dalam pertemuan-pertemuan di tahun-tahun yang lalu, semua itu telah saya sampaikan bahwa itu penting dan hal-hal yang kami harapkan agar menjadi perhatian kalian, para pejabat tinggi negara dan lembaga eksekutif.

Salah satunya ialah konsistensi pada undang-undang. Pentingkan undang-undang. Suatu undang-undang ketika dituntaskan dengan mekanisme konstitusi negara, ia memperoleh kepastian dan supremasi. Mungkin saja parlemen atau pemerintah atau unsur lain mempersiapkan kondisi-kondisi sehingga undang-undang itu berubah - melalui agenda-agenda yang berlangsung di dalam parlemen, melalui rancangan-rancangan yang diajukan pemerintah, melalui kebijakan-kebijakan yang diambil di berbagai badan negara. Itu bukanlah masalah. Jika dalam suatu undang-undang, ada kekurangan, kelemahan dan kesalahan, maka bisa diubah. Tapi selama undang-undang itu adalah undang-undang, maka sudah pasti harus dilaksanakan dan dipandang penting. Ini saya tekankan. Di berbagai instansi pun demikian.

Boleh jadi kalian yakin bahwa sesuatu itu tidak menempuh mekanisme hukumnya secara benar, atau pelaksananya bukan lembaga eksekutif, [akan tetapi] ketika undang-undang telah ditetapkan oleh parlemen, dengan mekanisme konstitusional yang ada, dan telah disampaikan kepada pemerintah, maka lembaga eksekutif ini harus menerimanya sebagai undang-undang. Dan kalaulah masih ada kelemahan atau hal-hal yang lain, ada faktor-faktor lain yang kalau undang-undang itu masih bermasalah, maka sepatutnya masalah itu dituntaskan, baik di dalam parlemen sendiri, atau di Dewan Garda Konstitusi, atau yang sejenisnya. Pandanglah undang-undang sebagai sesuatu yang penting.

Pengawasan terhadap instansi-instansi terkait juga sangat penting, saya mendesak dan menekankan agar kalian, saudara-saudaraku, sebagai pejabat-pejabat tinggi negara, memandang serius pengawasan terhadap instansi-instansi yang kalian bawahi. Mata-mata kalian yang terbuka dan tajam itulah yang ketika menyapu seputar skala kewenangan kalian, dapat menjamin akurasi dan progresi kerja. Jika kalian justru lalai, mungkin akan terjadi ketidakberesan di bagian yang kalian lalaikan itu. Sistem-sistem insani bukan seperti mesin dimana kita cukup sekali tekan tombol lalu ia akan bekerja secara otomatis. Sistem-sistem insani adalah himpunan yang terdiri dari [unit-unit] berbagai kehendak, pikiran, selera dan keinginan yang baik dan yang buruk. Ya, hal yang telah kalian putuskan ini telah kalian rencanakan secara baik untuk dijalankan di dalam sistem kalian. Boleh jadi pada satu kasus, kalian akan menemui kendala-kendala yang berasal dari keinginan, pikiran, selera dan kehendak yang berbeda-beda itu lalu kalian berhenti, persis seperti aliran air yang terbendung oleh sebuah batu; sebuah aliran kecil akan berbalik arah hanya karena berbenturan dengan dahan kecil. Maka itu, kalian harus hilangkan kendala itu, dan ini tidak mungkin [dilakukan] kecuali dengan pengawasan. Jadi, pengawasan sangat krusial.

Bapak Presiden sendiri juga demikian. Tentu saja, pengawasan seorang presiden terhadap kabinet tidak semestinya mengganggu independensi para menteri dalam tugas-tugas mereka, sebab para menteri punya kewenangan konstitusional dan memperoleh opsi percaya dari parlemen dan mereka harus independen. Walaupun begitu, pengawasan ini bahkan berlaku juga atas para menteri. Mereka tetap independen mengambil kebijakan, akan tetapi pengawasan presiden juga dilakukan seketat mungkin. Salah satunya adalah [pertemuan] ini.

Desakan lainnya ialah menindaklanjuti kebijakan-kebijakan, khususnya kebijakan-kebijakan selama kunjungan-kunjungan [ke berbagai daerah] dan janji-janji yang diberikan. Kalian melakukan kunjungan ke suatu daerah, katakan saja, misalnya, pemerintah punya seratus atau dua ratus kebijakan untuk daerah itu, maka kalian harus menindaklanjuti semua itu secara benar-benar serius untuk dapat terealisasi. Ya, kalian juga tahu dalam soal laporan statistik dari lembaga-lembaga terkait kepada pejabat-pejabat tinggi negara, saya punya pengalaman yang cukup, baik selama menjabat sebagai presiden ataupun setelah itu. Sering kali terjadi [bagaimana] ada yang melaporkan kalau kebijakan ini dan itu telah terlaksana tuntas! Tapi, pada saat itu ditinjau dari dekat, kita melihat laporan itu memang bukan laporan palsu, tapi juga tidak benar. Ada satu catatan di sini; mereka mungkin tidak memberikan laporan palsu, akan tetapi apa yang kalian inginkan itu tidak terjadi dan tidak terlaksana.

Oleh karena itu, perhatikanlah bahwa apa yang kalian inginkan itu benar-benar terlaksana. Laporan-laporan tertulis yang biasanya mereka berikan kepada kita dengan data-data dan angka-angka statistik, mungkin saja ada cacat di dalamnya, karena itulah kalian harus teliti dan waspada [sehingga] kebijakan-kebijakan yang telah diambil, khususnya janji-janji yang diberikan kepada rakyat, ditindaklanjuti secara tuntas.

Sebagaimana telah saya sampaikan, kalian adalah pemerintahan yang merakyat. Artinya, ketika rakyat mendengar suara dan kebijakan kalian, mereka seakan-akan mendengarnya dari sejenis mereka sendiri, sebab kalian tidak berbicara dengan rakyat dari atas posisi yang tinggi dan dengan nada angkuh. Ya, tentu saja penantian dan harapan mereka menjadi besar. Jadi, ini sudah bagus, tapi justru telah memperbesar harapan-harapan mereka.

Kalau saja dalam suatu hal [kalian] mengambil tindakan yang bertentangan dengan harapan mereka, maka kepercayaan rakyat [pada kalian] akan terganggu, dan ini tidak boleh terjadi. Jangan biarkan hal ini berlangsung. Lakukanlah apa saja yang kalian janjikan. Jika janji yang telah kalian berikan itu tidak dapat [dilaksanakan], sampaikan kepada rakyat secara transparan bahwa itu tidak bisa [dilaksanakan].

Di awal-awal masa jabatan Bapak Presiden Dr. Ahmadinejad, telah saya sampaikan kepadanya bahwa masalah ini - satu masalah yang tidak ingin saya sebutkan dan bagian dari ketetapan sebelum pemerintahannya - bisa menyulitkan Anda, [untuk itu] mari sampaikan kepada rakyat dan kepada pejabat-pejabat itu secara transparan bahwa kita tidak bisa melaksanakannya. Mereka akan menerima [uzur] dari kalian ini. Walaupun beliau memandangnya tidak bermaslahat dan tidak melakukan demikian. Saya juga tidak mengatakan kepada beliau sebagai kewajiban dan pemaksaan kehendak. Saya hanya menyarankan.

Dalam keyakinan saya, kalaulah ada satu pekerjaan yang tidak bisa kalian lakukan, misalnya kalian pergi berkunjung ke satu propinsi lalu memberikan janji tertentu, lalu sekarang kalian lihat ternyata [janji] itu berdampak buruk dan menyebabkan inflasi atau mungkin menjadi kendala untuk agenda-agenda yang lain, maka tenanglah dan sampaikan langsung kepada mereka secara terus terang bahwa kami pernah mengambil kebijakan ini, tapi sekarang ini, sayangnya, kami tidak dapat melaksanakannya. Ini lebih baik daripada kebijakan itu tidak terlaksana. [Jadi] ini adalah [desakan] lain. Koordinasi dengan dua lembaga tinggi yang lain juga satu dari imbauan-imbauan ini. Koordinasi dengan lembaga legislatif dan koordinasi dengan lembaga yudikatif sangat diperlukan. Jangan sampai hal ini diabaikan, walaupun mungkin dalam rangka ini muncul berbagai masalah dan pengalaman pahit, namun kalian harus toleran dan ini lebih baik.

Imbauan berikutnya ialah kerja sama sistematis dengan tokoh-tokoh pandai dan para ahli, sekalipun mereka dari garis oposisi; dengan mereka pun kalian harus bekerja sama. Jangan sampai melupakan para tokoh bangsa. Saya percaya bahwa sebagaimana yang dikatakan oleh penghulu kaum bertakwa [Imam Ali ra.], ketika terjadi pertentangan antara kehendak kelompok elit dan kehendak umum rakyat awam, maka kehendak umum rakyatlah yang diutamakan. Ini adalah sebuah pesan yang dijelaskan secara tegas dalam surat dan amanah beliau yang terkenal itu kepada Malik Asytar. Akan tetapi, tidak selalunya demikian. Ada kalanya kalangan elit pandai itu punya solusi-solusi membangun yang sudah seharusnya kita manfaatkan. Yakni, sebagaimana peribahasa mengatakan, ‘Semua orang tahu semua hal' dan ‘Semua orang bisa melakukan semua hal'. Kenyataannya memang demikian. [Karena itulah] sudah sepatutnya masukan-masukan, tenaga dan kapasitas segenap kekuatan terakomodasi.

Desakan lainnya ialah hubungan masyarakat (public relations) yang telah berkali-kali saya tekankan. Dan alhamdulillah sekarang kita lihat terkadang menjelang kunjungan [ke sebuah daerah], hubungan masyarakat ini dilakukan secara baik, akan tetapi itu masih minim. Laporan harus benar-benar [disampaikan] secara piawai; bukan dalam bentuk laporan-laporan yang konvensional dan seperti biasanya. Tentu saja, laporan pada hari ini adalah pengecualian. Menurut saya, laporan ini harus dipublikasikan sebagaimana adanya, akan tetapi di berbagai instansi, para menteri mesti melakukan perencanaan untuk menyampaikan laporan. Menyampaikan laporan bukanlah pekerjaan mudah; justru pekerjaan yang sangat sulit dimana seseorang ingin menerangkan kerja dan kinerjanya hingga dapat dipahami dan dipercaya oleh rakyat. Di sinilah kepiawaian dan sudah selayaknya dilakukan.

Satu imbauan lain yang sampai sekarang telah sering saya tekankan dan kembali saya menekankannya, yaitu pentingnya ilmu dan teknologi. Alhamdulillah sudah dibentuk departemen yang memadai dan akan sangat membantu, namun masalah ini harus tetap diperhatikan. [Ilmu dan teknologi] ini adalah basis, bagian fundamental dan salah satu program utama dalam negeri. Jika kita bisa memperkokoh basis ini, ada banyak hal yang bisa dibangun di atasnya.

Demikian pula kepedulian khusus terhadap persoalan budaya yang benar-benar krusial. Tentunya, ya, sudah banyak langkah yang telah diambil. Laporannya juga sudah mereka berikan, selain ada perhatian pada bidang ini. Saya terus memantau pekerjaan dalam kaitan ini. Meski demikian, masalah budaya adalah masalah yang sangat penting. Sebagaimana telah berulang kali saya katakan, [budaya] seperti udara yang dengannya kita bernapas. Semua orang; besar atau kecil, yang di atas atau yang di bawah, berbagai lapisan masyarakat, pejabat atau rakyat biasa; semua bernapas menghirup udara. Ciptakan udara itu hingga semua orang bisa bernapas sehat.

Berikan perhatian kepada kritik-kritik sebagaimana yang hendak saya singgung. Kritik tidak sama dengan perusakan. Sayang sekali, ada banyak orang yang melakukan pengerusakan, tapi mereka memasang nama ‘kritik'. Ketika kritik benar-benar ada dan mereka dengan masukan dan itikad baik mengingatkan segi-segi positif sebuah aktifitas sekaligus memaparkan aspek-aspek negatifnya, di situ pula kalian harus menyambutnya dengan lapang dada; bukannya kita menerima apa saja, karena boleh jadi kritikus itu justru yang keliru. Untuk itu, dengarkanlah dan jangan sampai kalian kehilangan manfaat dari [kritik] itu jika ternyata benar. Ini adalah hal-hal yang sebelumnya telah saya sampaikan, dan sekarang kembali saya tekankan. Sudah ada fokus terhadap sebagiannya, namun ada sebagian lain yang perlu lebih diperhatikan.

[Adapun] hal-hal yang berkaitan dengan tahun terakhir dari masa tugas pemerintahan ini adalah beberapa poin berikut ini. Pertama, di tahun terakhir ini, bekerjalah dengan semangat seperti tahun pertama, kendati saya juga merasakan demikian, akan tetapi ini kembali saya tekankan. Jangan berpikiran bahwa tahun ini adalah tahun terakhir pemerintahan. Tidak begitu. Bekerjalah seperti orang yang sedianya harus bekerja selama lima tahun lagi. Yakni anggaplah satu tahun ini plus empat tahun berikutnya berada di bawah manajemen kalian. Dengan cara pandang ini fokuskan pandangan, bekerjalah, buatlah perencanaan dan bertindaklah.

Ini yang pertama. Yang kedua, prioritaskan proyek-proyek yang masih setengah jalan. Di sinilah letak kemajuan. Kita telah menamakan tahun ini dengan tahun inovasi dan kemajuan. Inovasi tidak berarti membuat proyek baru apa saja. Inovasi yaitu kreatifitas dalam berpikir dan menemukan terobosan-terobosan baru dan itu diajukan sebagai agenda dan acuan kerja kepada pemerintah - baik pemerintah ini atau setiap pemerintah yang akan datang sampai dua puluh tahun ke depan -. Inilah arti dari inovasi, yaitu kita berusaha menemukan langkah-langkah baru. Bagian dari kemajuan yang kita maksudkan juga berarti tugas-tugas yang hingga kini telah kalian laksanakan bisa dirasakan manisnya oleh rakyat. Jadi, prioritaskan kerja-kerja yang masih setengah proses, baik yang dimulai oleh kabinet kalian ataupun oleh kabinet-kabinet sebelumnya. Yang penting ialah selama dalam periode ini, rakyat mengecap manisnya pengabdian dan bakti kalian.

Pesan ketiga saya ialah hubungan masyarakat sebagaimana yang telah saya singgung. Masalah sangat penting yang dalam melengkapi pesan-pesan tadi hendak saya sampaikan sekali lagi di sini ialah bahwa dekade sekarang yang ada di hadapan kita ini adalah dekade kemajuan dan keadilan. Dua slogan ini adalah slogan dekade mendatang; kemajuan dan keadilan. Ini bukan artinya kita belum mengalami kemajuan, bukan pula selama ini tidak ada kepedulian sama sekali terhadap keadilan. Tidak begitu. Kita ingin dalam dekade ini berlangsung sebuah loncatan kemajuan multidimensi dan suatu pemerataan keadilan yang luas dan menyeluruh. Alhamdulillah syarat-syaratnya cukup memadai. Dalam dekade ini, wacana pejabat-pejabat negara harus kemajuan dan perkembangan; kemajuan dan keadilan.


Ya, tentu sudah amat jelas, tanpa spiritualitas dan rasionalitas, keadilan itu tidak akan terwujud. Ini yang juga telah saya tegaskan sebelumnya. Jika spiritualitas tidak ada, keadilan akan berubah menjadi unjuk diri dan hipokrasi. Dan jika rasionalitas tidak terbangun, keadilan itu justru pada asasnya tidak akan ada wujudnya, dan apa yang dianggap orang sebagai keadilan akan naik dan menduduki posisi keadilan yang sesungguhnya.

Oleh karena itu, spiritualitas dan rasionalitas adalah syarat dalam mewujudkan keadilan. Namun, tanpa keadilan, kemajuan tidak ada artinya. Begitu pula tanpa kemajuan, keadilan tidak menemukan arti yang sebenarnya. Maka harus ada kemajuan sekaligus keadilan. Jika kita ingin menjadi model dan negara ini menjadi teladan untuk negara-negara Islam, maka sudah seharusnya wacana utama dan tujuan luhur yang karenanya kita semua berusaha adalah ini.

Peta jalan adalah pedoman visi [pembangunan nasional]. Pedoman visi ini tidak boleh terabaikan. Itu benar-benar satu pedoman yang senyatanya dan sebuah peta jalan yang sesungguhnya. Semua badan pengawas kalian sendiri harus kalian kontrol. Ya, mungkin saja ada lembaga-lembaga lain yang melakukan pengawasan, mungkin juga tidak. Mungkin pengawasan mereka itu sempurna, mungkin juga kurang. Tapi di dalam tubuh kabinet pemerintahan itu sendiri - yang perannya sangat menentukan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan visi itu - kalian harus mengaktifkan badan-badan pengawas, kemudian operasikan teknik dan mekanisme pengawasan lalu kita amati seberapa besar kemajuan program-program dan kebijakan-kebijakan. Artinya, jangan sampai pada tahun kesepuluh dari pedoman visi [pembangunan nasional] kita baru meninjau dan melihat ternyata kita masih belum meraih kemajuan. Jangan sampai demikian. Semua ini harus kita periksa secara teratur hingga tampak jelas seberapa jauh kita telah melangkah maju, seberapa dekat kita telah mencapai tujuan-tujuan itu, dan seberapa banyak potensi dan kapasitas telah memadai.

Satu poin yang lain adalah kebijakan pasal 44 [UUD]. Ya, semua menyadari betapa kebijakan pasal 44 itu kalau saja diimplementasikan, akan terjadi satu perubahan dalam kemajuan negara di sektor perekonomian yang berdampak pada sektor-sektor lainnya. Ini juga satu poin yang sangat krusial. Ya, sekarang sudah ada data-data statistik yang bagus, dan program-program kerja yang bagus juga sudah terlaksana. Sebelum undang-undang terakhir ini [pasal 44] disahkan, pemerintah sudah mengambil langkah-langkah dalam rangka itu, dan kini alhamdulillah undang-undang itu pun sudah disahkan dan sudah berada dalam kewenangan kalian. Implementasikan kebijakan [pasal 44] ini secara mantap dan sungguh-sungguh.

Masalah proposal perubahan ekonomi yang akhir-akhir ini digagas oleh pemerintah juga termasuk dari kerja-kerja besar dan langkah yang berani. Itu sangat bernilai. Ya, semua telah dan masih menyadari item-itemnya. Yaitu masalah sistematisasi subsidi yang terarah benar-benar agenda yang sangat penting. Itu juga telah dipikirkan oleh kabinet-kabinet sebelumnya dan sudah berkali-kali dibicarakan dan dibicarakan, namun tidak mengalami kemajuan. Atau masalah-masalah yang terkait dengan perbankan, perpajakan, asuransi, bea cukai dan bidang-bidang lainnya yang proposal perubahan itu telah diupayakan di berbagai departemen. Semua ini adalah kerja-kerja yang sangat besar dan begitu penting, dan tentunya harus terlaksana. Saya menghimbau agar kalian menancapkan keteguhan dalam kerja ini. Yakni, jangan sekali-kali membiarkan gejala ketergesa-gesaan muncul dalam rangka rencana besar ini. Rencana ini rencana penting dan pekerjaan besar. Jika insya Allah kalian berhasil melaksanakannya, tentu ini adalah langkah besar yang telah kalian ayunkan untuk kemajuan negara. Tapi kalau ini tidak dilakukan secara baik, pada saat itu bahaya dan kerugian juga bermunculan. Artinya, kalian harus waspada; jangan sampai terburu-buru. Saya saya sama sekali tidak menganjurkan kita jadi berhenti dan takut masuk ke dalam medan ini, tetapi saya justru menganjurkan agar melihat ke depan, melihat ke visi-visi jangka panjang dan dampak-dampak yang mungkin muncul dan cara mengantisipasinya.

Katakan saja, boleh jadi satu unit dari proposal perubahan ini, misalkan, berdampak inflasi. Maka, kalian harus memikirkan langkah apa yang harus diambil dalam mengatasi inflasi ini. Hal-hal apa saja yang harus kita lakukan sehingga persoalan ini dan itu tidak muncul dan inflasi tidak terjadi, atau kalaupun itu terjadi, masih bisa dikendalikan sehingga kebijakan ekonomi dan pembedahan yang luar biasa ini terlaksana dengan baik dan sehat. Ya, di negara kita ini, inflasi benar-benar sebuah persoalan. Yakni, kalian telah mengabdi dan berusaha keras untuk semua ini, dan ini tentunya harus berdampak positif pada kondisi hidup rakyat. Sekarang juga inflasi itu ada, tapi seperti yang telah disinggung, inflasi global itu juga memang ada, hanya saja ada yang terkait dengan inflasi global, ada yang terkait sudah barang tentu dengan musim kering, ada juga yang terkait dengan cuaca berat di musim dingin yang lalu, namun ada sebagian dari itu yang kemungkinan adalah faktor-faktor yang bisa dielakkan. Maka dari itu, sudah seharusnya kita memeriksa faktor apa saja yang sebenarnya bisa dielakkan sehingga kita dapat terhindar darinya.

Masalah lainnya sebagai masalah terakhir yang hendak saya sampaikan ialah kritik dan pengerusakan. Apa batas antara kritik dan pengerusakan? Sebagian orang merusak pihak lain lalu menyebutnya dengan nama ‘kritik'. Atau kita dikritik lalu kita menganggapnya sebagai pengerusakan. Jadi, harus dipertegas mana itu pengerusakan dan mana itu kritik. Arti kritik yaitu penilaian sejujurnya yang dilakukan oleh seorang ahli. Ketika kalian membawa emas ke tukang logam untuk mengukur karatnya, dia akan bilang, ‘Emas ini dua puluh karat, Tuan.' Yakni, kalian menerima nilai dua puluh karat itu, padahal itu kurang empat karat dari emas murni tadi yaitu dua puluh empat karat. Inilah yang dinamakan naqqadi dalam bahasa. Begitulah kritik dan penilaian; tentunya ada ahli logam dan dia punya alat-alat untuk mengukurnya. Tapi kalau emas itu kalian bawa misalnya, ke tukang besi, lalu dia sekali melihat langsung melemparkannya dan mengatakan, ‘Ini sih bukan apa-apa, Tuan!' Ini bukan naqqadi dan penilaian. Pertama, kenyataannya sebagai emas tidak diakui. Baiklah, kalaulah bukan dua puluh empat karat, toh masih ada dua puluh karat. Minimalnya ini harus dia akui. Kedua, dia memang bukan ahlinya dan tidak tahu apa-apa dalam menilai karat emas. Sayangnya, kita melihat betapa hal-hal yang diutarakan dengan nama kritik dan penilaian terhadap pemerintah sekarang ini justru berupa pengerusakan seperti ini; yakni mengungkiri prestasi, tidak mengakui keunggulan-keunggulan dan bakti-bakti yang nyata, dan membesar-besarkan serta menonjolkan kelemahan-kelemahan.

Ya, sudah barang tentu kelemahan itu ada. Setiap kabinet pada akhirnya punya kelemahan. Manusia ini punya kelemahan. Ungkapkan yang lemah-lemah itu tapi juga sampaikan yang poin-poinnya yang kuat. Pada saat itulah kita dapat menarik kesimpulan; bukan malah serta merta mencemooh dan memungkiri semua keunggulan. Saya telah sampaikan tiga poin utama [keunggulan], walaupun masih ada poin-poin yang lain, di awal paparan saya ini. Mereka itu sepatutnya juga mengungkapkan tiga poin [keunggulan] itu, yaitu tentang kesungguhan pemerintah, wacana umum yang berkembang di dalam kabinet, tentang kualitas kinerja pemerintah, tentang unsur-unsur moral pejabat-pejabat pemerintah, setelah itu baru katakan kalau di bidang ini dan itu masih ada kelemahan. Ini bukan masalah. Dan ini selayaknya didengar dan diterima jiwa sepenuh-penuhnya. Tapi ini semua tidak pantas diiringi dengan keteledoran dan ketidakpedulian, atau bahkan sebagian poin-poin positif dikesankan sebagai poin-poin negatif.

Sekarang ini, dalam menghadapi arogansi, dalam politik luar negeri, retorika kita adalah retorika klaim dan penuntut, kehormatan, ketahanan moril dan kekuatan bangsa. Saat itulah sejumlah orang muncul dengan menampilkan nilai-nalai ini sebagai titik-titik lemah. Mereka mengatakan, ‘Bukan begitu. Kalian justru telah melakukan suatu tindakan yang membuat negara-negara itu tidak senang pada kalian.' Ya, sudah pasti mereka tidak akan senang. Negera-negara itu hanya akan senang jika kita memelas dan menyebut sikap mereka sebagai yang terbaik, kita kerdilkan diri kita sendiri dan menarik diri mundur dari pendirian dan dari prinsip-prinsip Revolusi. Pada saat itulah mereka akan merasa sangat puas.

Kritik itu baik. Pengerusakan itu buruk. Kritik itu pengabdian. Tapi pengerusakan itu pengkhianatan; bukan pengkhianatan terhadap pemerintah; akan tetapi pengkhianatan terhadap negara dan bangsa. Jangan sekali-kali merusak reputasi, [tapi] kritiklah!

Tentunya, kalian harus berlapang dada dalam mendengarkan kritik-kritik. Artinya, kalau saja kritik itu benar-benar kejujuran, maka sambutlah dengan hangat. Bahkan saya ingin menghimbau kepada kalian untuk tetap toleran menghadapi penilaian-penilaian yang merusak. Karena ini adalah tahun terakhir; ada saja hal-hal seperti ini terhadap kebanyakan kabinet, hanya memang lebih deras lagi terhadap kabinet ini. Ada dua arus yang dihadapi oleh kabinet sekarang ini; satu arus adalah arus di dalam negeri; satu arus lagi dari luar yang ini justru lebih kritis.

Sekarang ini, jika kalian lihat media-media massa dan kantor-kantor berita dunia serta kutub-kutub politik internasional, akan kalian jumpai bagaimana mereka semua benar-benar seperti perang Ahzab [di jaman Nabi Saw.] bersekutu dan melancarkan tekanan sampai pemerintah ini runtuh. Sasaran utama mereka sebenarnya bukan pemerintah ini, atau sosok pribadi Tuan Ahmadinejad dan Anda-anda sekalian, walaupun sasaran lahiriyahnya adalah kalian, akan tetapi sasaran utama mereka adalah Revolusi, sasaran utama mereka adalah negara. Kalian juga; lantaran menyuarakan sikap negara tentu saja jadi target serangan-serangan mereka. Inilah arus yang sekarang ada di luar, dan kita sedang melihat semua macamnya, lalu kini rakyat awam juga melihat sebagian dari macam-macam serangan itu. Ada sebagian serangan yang oleh kebanyakan elite tidak terlihat, tapi kita melihatnya. Dari berita-berita yang sampai kepada kami, dari berbagai kasak-kusuk dan interaksi yang dilakukan dan dari perbincangan-perbincangan yang diadakan, kita menyadari betapa kabinet pemerintahan ini telah menjadi target serangan-serangan. Penyebabnya hanyalah ini, yaitu wacana utama pemerintahan ini adalah wacana Revolusi dan bergerak searah dengan Revolusi. Ini arus dari luar.
Motif-motif arus konspirasi dari dalam juga satu tipe yang luas dan tidak bisa dipukul rata. Ada sebagian yang benar-benar tidak tahu apa-apa, yakni tidak bermaksud jahat; mereka kekurangan informasi dan berbicara karena ketidaktahuan. Ada sebagian yang punya maksud-maksud pribadi dan kepentingan-kepentingan dangkal. Namun ada sebagian dari mereka yang punya maksud-maksud yang prinsipal; yakni punya masalah dengan sistem negara; menyimpan dendam terhadap Imam [Khomeini] di hati mereka, menolak sikap dan pendirian Imam [Khomeini] sejak dulu atau terakhir ini. Mereka yang berbalik dari sikap semula dan golongan penyesal itu juga satu tipe besar yang menghimpun berbagai motif, tapi pada akhirnya out putnya adalah munculnya serangan-serangan dan hasutan-hasutan yang ada ini.

Satu pesan berikutnya ialah kalian jangan sampai memberikan peluang berdalih ke tangan pihak lain. Sayangnya, saya temukan kadangkala dalih-dalih itu juga datangnya dari diri kalian sendiri, dan ini perlu diwaspadai sehingga kalian tidak memberi dalih [yang dicari-cari] ke tangan yang lain. Waspadalah dan teguhlah. Dia mengatakan, ‘Hati-hatilah terhadap letak-letak kamu dituduh buruk!' Diceritakan ada seorang syeikh (ustadz) di sebuah madrasah agama. Dia berbicara kepada seorang pelajar agama bahwa orang-orang bilang kalau pelajar yang namanya itu punya kebiasaan jelek. Pelajar ini juga mengatakan, ‘Hati-hatilah terhadap letak-letak kamu dituduh buruk!' Jadi, kalian jangan bikin masalah untuk diri kalian dan untuk pemerintah, dan jangan pula menyediakan dalih untuk mereka yang mencari-cari polemik dan membuat-buat masalah.

Kita semua berharap semoga Allah yang Maha Tinggi ridha kepada kita semua dan mencurahkan bantuan-Nya kepada kita, dan semoga insya Allah hati suci Imam Mahdi puas dengan kita sebagai pengabdi negara ini, pengabdi agama, pengabdi rakyat, dan wajah kita putih di hadapan Allah kelak. Bebarapa masa dari usia kita ini begitu cepat berlalu. Kalian tentu masih ingat pertemuan pertama; kita sama-sama duduk. Waktu itu saya pernah katakan bahwa ini adalah pertemuan pertama saya dengan kabinet pemerintahan, tapi begitu cepat kita sampai di pertemuan terakhir. Kita dapati betapa usia ini berlalu sedemikian cepat, dan sebegitu cepatnya seseorang melewati masa, lalu lembaran usia ini pun akan berakhir. Semoga Allah menghendaki ketika lembaran usai ini dibuka kembali, kita tidak merasa malu di hadapan Allah Yang Maha Agung, di hadapan para orang-orang suci-Nya dan di hadapan semua manusia di hari kiamat kelak, insya Allah!

Wassalamua'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

700 /