Bismillahir Rahmanir Rahim
Pertama-tama, saya ucapkan selamat datang kepada kalian semua; anak-anak muda tercinta; para mahasiswa, para pelajar, putra putri tercinta bangsa Iran. Begitu pula ucapan ini adalah suara hati dan senantiasa harapan baik saya untuk semua anak-anak tercinta kami di seluruh negeri.
Pertemuan ini diadakan dalam rangka memperingati peristiwa hari 13 Aban yang sedang kita jelang. 13 Aban adalah hari yang sangat penting. Dari satu sisi, ia adalah hari pelajar, dari sisi lain, hari mahasiswa, dan dari sisi yang lain adalah hari keteguhan bangsa Iran dalam menghadapi tipu daya kekuatan arogansi.
Dalam peringatan ini, saya akan menyampaikan dua tiga masalah kepada kalian.
Poin pertama, kalian yang mendambakan kejayaan Iran yang Islami dan mengakui diri sebagai prajurit Islam - dan demikianlah kenyataannya - tentu memikul tanggung jawab yang besar untuk membangun masa depan. Ini adalah ciri khas sebuah ideologi yang benar, hakiki dan realistis. Semua bertanggung jawab. Anak muda yang sedang berada di awal aktualisasi potensi-potensinya juga bagian dari orang-orang yang bertanggung jawab. Tanggung jawab bukan hanya milik orang-orang tua dan setengah baya, akan tetapi dari satu sudut pandang juga dapat dikatakan bahwa anak muda justru punya tanggung jawab yang lebih berat. Mengapa? Karena, potensi anak muda, aktualisasi anak muda, dan energi anak muda itu lebih dari golongan-golongan usia yang lain. Seorang anak muda harus menyadari dalam dirinya, di dalam hatinya, di dalam nalurinya bahwa dia bertanggung jawab terhadap masa depan negara ini, masa depan bangsa ini, masa depan sejarah ini. Kesadaran inilah yang dulu menarik mayoritas anak-anak muda yang loyal masuk ke dalam kancah perjuangan selama periode Perang Pertahanan Suci. Anak-anak muda bisa saja tinggal di dalam rumah-rumah mereka, di bawah naungan ayah-ayah dan ibu-ibu serta belaian dan kasih sayang mereka; bukan malah pada musim-musim dingin berada di gunung-gunung di wilayah yang bersalju dan menjulang tinggi, tidak juga pada musim-musim panas mereka harus berada di gurun-gurun sahara yang tandus dan membakar di [propinsi] Khuzestan. Mereka bisa hidup enak. Akan tetapi, rasa tanggung jawab tidak membiarkan mereka mencari hidup enak sehingga mereka pun masuk ke tengah medan perjuangan dan hasilnya sebuah mukjizat.
Saya
ingin sekali anak-anak muda kita menyimak bagaimana kisah perang
delapan tahun yang dipaksakan itu. Ini berkali-kali telah saya
pesankan. Ada banyak orang yang juga telah mengatakan dan
menerangkannya. Akan tetapi, sebuah cara pandang luas terhadap delapan
tahun ini dengan mengetahui rincian-rincian yang ada akan sangat
penting untuk perencanaan masa depan generasi muda di masa kita
sekarang ini. Alhamdulillah, sudah banyak buku-buku bagus yang ditulis.
Sekalipun saya tidak punya banyak waktu, tapi banyak buku-buku yang
telah saya lihat yang ditulis berkenaan tema-tema Pertahanan Suci dan
bermanfaat untuk saya pribadi. Bacalah buku-buku itu! Kenalilah!
Lihatlah! Ketahuilah riwayat hidup anak-anak muda yang unggul itu.
Beberapa orang dari anak-anak muda yang menonjol di medan perang adalah
orang-orang yang menciptakan semangat besar di Hari 13 Aban, lalu
mereka masuk ke medan peperangan. Banyak dari mereka yang sekarang ini
termasuk dari figur-figur abadi yang sesungguhnya dalam sejarah kita.
Inilah rasa tanggung jawab.
Dalam perang delapan tahun yang
pada hakikatnya semua kekuatan-kekuatan dominan dunia masa itu -entah
itu Uni Soviet masa itu, atau Amerika masa itu, atau Perancis masa itu,
atau blok Eropa Barat masa itu, atau negara-negara inferior di kawasan-
semua bahu membahu dan menyuplai uang, energi, informasi dan senjata
untuk rejim Baath [Irak] dalam menghadapi sebuah negara dan bangsa yang
hanya memiliki kekuatan tekad dan iman; mereka tidak punya senjata,
tidak punya amunisi, tidak punya informasi yang cukup dan memadai. Akan
tetapi iman telah membuat mereka tegar seperti baja; seperti batu
karang. Dua kekuatan yang berbeda ini saling berhadapan dan yang satu
mengalahkan yang lain. Yakni, kekuatan iman bangsa Iran telah unggul
dan mengalahkan kekuatan besar dan lengkap yang punya uang, informasi,
senjata, peralatan militer dan semuanya. Begitulah rasa tanggung jawab
dahulu itu.
Sebelum terjadi perang yang dipaksakan itu, dalam
pergerakan revolusi itu sendiri juga tekad anak-anak muda dan rasa
tanggung jawab anak-anak muda telah menciptakan mukjizat sejarah yang
dahsyat ini hingga tangan-tangan yang teguh dan beriman inilah yang
meruntuhkan barak dan benteng pertahanan kokoh kekuatan arogansi di
kawasan ini, yakni rejim Pahlevi di Iran, dan mereka mendirikan sebuah
sistem yang merakyat dan islami. Beginilah rasa tanggung jawab.
Hari esok negara ini, hari esok bangsa ini memerlukan rasa tanggung jawab kalian hari ini. Kalian harus punya rasa tanggung jawab, untuk apa? Untuk membangun diri sendiri; membangun dari segi intelektual, membangun dari segi iman dan takwa, menajamkan kepekaan naluri diri kalian, dan meningkatkan wawasan pengetahuan kalian tentang masa kini, masa lalu dan masa depan. Sepuluh tahun ke depan, dua belas tahun ke depan, kalian semua yang hadir di sini dan anak-anak sebaya kalian di seluruh tanah air adalah kaum muda yang terpelajar yang kelak akan memasuki kancah kehidupan bangsa Iran, dan banyak dari kalian akan dipercaya untuk memikul tanggung jawab. Presiden-presiden yang akan datang, menteri-menteri yang akan datang, direktur-direktur yang akan datang, tokoh-tokoh masa depan di berbagai bidang, mereka yang aktif sebagai pembuat rancangan, pembuat perencanaan, pemikir, aktor-aktor intelektual manajemen negara; semua berasal dari kalian, semua bangkit dari kalian. Para direktur dan pembuat perencanaan ini harus pandai juga harus saleh, bersih dan tajam pandangannya. Dan ini tidak akan bisa kecuali kalian mempersiapkan diri dari sekarang. Ini poin pertama.
Kalian adalah anak-anak saya, dan apa saya yang diinginkan seseorang untuk anaknya pasti yang terbaik. Dan ini adalah yang terbaik. Kalian harus mempersiapkan diri. Jalan yang sedang ditempuh oleh bangsa ini bukanlah jalan yang berakhir dengan secepat ini; yaitu jalan kejayaan sebuah bangsa, jalan mengejar ketertinggalan dan keterbelakangan satu dua abad terakhir. Ya, pada poin berikutnya saya akan menyampaikan bahwa sangatlah penting bila kalian pada hari ini mempersiapkan diri untuk hari esok.
Poin kedua ialah negara Republik Islam ini punya sekian perselisihan dan konfrontasi dengan kekuatan arogansi dunia; dengan Amerika, dengan negara-negara lain dari blok kekuatan arogansi. Perselisihan dalam hal apa? Ini adalah poin penting. Pertikaian dalam perkara apa sehingga sekarang ini, ketika para pengamat mengalisis, mereka mengatakan bahwa dalam berbagai perkara dunia yang ditangani Amerika, ada saja pandangan mata yang tertuju kepada Republik Islam dan bangsa Iran. Kenapa? Apa sebabnya? Kita juga ketika memperhatikan perkara-perkara dalam negeri, kita temukan banyak persoalan bangsa dan negara kita ternyata muncul dari upaya orang-orang Amerika dengan berbagai cara mereka. Kenapa? Apa sebabnya? Ini harus diperiksa dan ditemukan [sebabnya] dengan cara pandang yang cermat.
Perselisihan ini bukan dalam beberapa perkara politik. Ya, mungkin saja ada dua negara saling berselisih dalam beberapa perkara sehingga mereka sama-sama duduk menyelesaikan perselisihan ini melalui perundingan. Masalah Republik Islam dengan pemerintahan arogan Amerika bukan seperti ini. Masalahnya benar-benar berbeda; masalah yang lebih fundamental. Masalahnya ialah rejim Amerika Serikat sejak perang dunia kedua usai, mengaku sebagai kekuatan adidaya dunia. Tentunya pada masa itu, mereka dihadapi oleh Uni Soviet. Akan tetapi, ihwal persaingan antara Amerika dan Uni Soviet masa itu bukan semata-mata persaingan di antara dua kekuatan adidaya. Amerika ingin mengatur semua sumber-sumber vital dunia, termasuk kawasan besar dan kritis yang disebut orang-orang dengan Timur Tengah, juga Afrika Utara dan Teluk Persia -sebagai kawasan petrominyak- praktis berada dalam genggaman dominasi Amerika. Minyak adalah darah penghidup aktivitas dunia sekarang.
Lalu, apa yang akan terjadi besok? Kita tidak tahu. Tapi kini dan di dunia sekarang ini, minyak adalah sumber produksi, sumber energi, sumber cahaya dan penyinaran, dan pada hakikatnya sebagai sumber kehidupan untuk kebanyakan negara. Kalau saja tidak ada minyak, tentu tidak ada pabrik-pabrik, tidak ada produksi, tidak ada perdagangan. Minyak yaitu darah, yaitu hidup. Lalu, bagian terbesar minyak itu ada di kawasan ini; kawasan yang bernama Timur Tengah. Kekuasaan di kawasan ini menjadi penting, dan Amerika pun telah mendapatkan kekuasaan itu.
Di jantung Timur Tengah, ada Iran; sekaligus basis utama kekuatan arogansi [Amerika]. Dan di sekitar Iran, ada berbagai negara yang masing-masing sedikit banyaknya berada di bawah kekuasaan Amerika. Sementara itu, Uni Soviet pada saat yang sama melakukan berbagai upaya, akan tetapi orang-orang Amerika itu yang unggul, dan kondisi ini harus terus berlangsung. Tentu saja, [target] nafsu rakus itu tidak terbatas di kawasan ini dan dalam masalah minyak saja. Di Amerika Latin, di Afrika, di Asia Timur dan di kawasan-kawasan lainnya -dimana sekarang bukan saatnya melakukan analisa, tapi pada suatu saat nanti saya akan sampaikan kepada kalian, anak-anak muda- Orang-orang Amerika itu aktif mengokohkan kekuatan mereka. Nyatanya, mereka mencapai kemajuan dan kian menguatkan dominasi, sedangkan rival-rival mereka terus mundur.
Di tengah-tengah poros keperkasaan kekuatan arogansi [Amerika] yang terus memuncak dan di titik yang paling vital, Revolusi Islam meletus di Iran, dan semangat yang paling utama dari revolusi ini ialah perlawanan terhadap penindasan dan arogansi, perjuangan demi hak bangsa-bangsa. Revolusi Islam telah menarik basis utama ini, yakni Iran, keluar dari bayangan dominasi Amerika. Pada suatu masa, orang-orang Amerika itu pernah punya orang di dalam negara kalian ini, di instansi-instansi terkait dengan keuangan dan kekayaan negara. Pada waktu itu, orang-orang dan unsur-unsur merekalah yang memegang penuh kendali di pos-pos penting politik, di bidang-bidang keamanan. Syah [Pahlevi] sendiri, yang juga mengepalai semua lembaga-lembaga negara dan intervensi dalam semua urusan, patuh di bawah perintah duta besar Amerika dan duta besar Inggris. Kalau mereka itu menginginkan sesuatu dan mendesaknya, dia tidak punya pilihan lain, suka atau tidak suka, harus patuh. Kadangkala dia juga tidak mengingkannya, tapi terpaksa patuh dan mematuhi mereka. Dari titik seperti inilah orang-orang Amerika itu dipaksa hengkang. Ya, ini sebuah peristiwa yang sangat penting; ini bukan luka kecil.
Seperti biasanya, negara-negara arogansi yang menebarkan racun di dalam negeri-negeri melalui kedutaan-kedutaan besar mereka, mengadakan hubungan tertentu dan menyediakan fasilitas-fasilitas spionase, dan sampai sekarang ini juga masih mereka lakukan. Upaya-upaya ini juga sudah biasa di dunia sekarang ini. Lewat kedutaan-kedutaan besar, mereka melakukan berbagai korupsi. Dengan perantara inilah mereka aktif bekerja. Gerakan anak-anak muda mahasiswa dengan nama ‘Mahasiswa Muslim Pengikut Garis Imam' juga telah menggagalkan muslihat ini. Mereka bergerak, menguasai kedutaan dan membongkar keluar dokumen-dokumen. Kini, sekitar seratus jilid buku telah dicetak yang pada dasarnya itu adalah dokumen-dokumen. Saya tidak tahu apakah anak-anak muda sudah membaca buku-buku dokumentasi ‘sarang spionase', mereka akan membacanya ataukah tidak, [namun] buku-buku itu layak dibaca; layak dibaca! Coba lihat kedutaan Amerika pada masa itu di Iran; apa yang telah mereka lakukan, dengan siapa saja mereka berhubungan, dan apa saja upaya kedutaan itu selama bertahun-tahun sebelum Revolusi.
Para mahasiswa kita telah melakukan gerakan besar ini. Sampai sekarang bahkan orang-orang Amerika tidak menutup-nutupi kebingungan mereka sendiri terhadap gerakan ini. Namun sayangnya di dalam negeri ini, di antara anak-anak muda masa itu ada sekelompok orang berjiwa lemah, orang-orang yang kelelahan, orang-orang yang bernafsu dimana mereka melakukan gerakan itu dengan nafsu lalu pergi mencari kesenangan hidup, dan memang mereka mencarinya lantas nafsu-nafsu mereka berubah; mereka menghujat gerakan ini dan masih saja menghujat. Tapi ketahuilah, gerakan itu adalah langkah yang sangat besar. Sebagaimana Imam [Khomeini] telah mengatakan, [gerakan itu] lebih dahsyat dari Revolusi pertama, karena ia menghancurkan dominasi keperkasaan Amerika dan arogansi Amerika di Iran dan di dunia.
Sebuah peristiwa sedemikian besar ini telah terjadi. Ini bukanlah luka kecil. Persoalannya tidak selesai sampai di sini. Ketahanan Negara Islam dan Revolusi, kemajuan sistem revolusioner, prestasi-prestasi Negara Islam Iran di berbagai bidang; di bidang militer seperti Pertahanan Suci, di bidang ilmu pengetahuan, dan di bidang-bidang sosial dan politik kian berpengaruh pada bangsa-bangsa yang lain. Demikian juga bangsa-bangsa lain, bangsa-bangsa di kawasan dan bangsa-bangsa Muslim yang hati mereka penuh [harapan iman] namun tidak punya pemimpin, ketika menyaksikan peristiwa demikian ini telah terjadi di Iran, ini seolah-olah suara hati mereka. Oleh karena itu, bangsa-bangsa itu cinta kepada Negara Islam, kepada Kepemimpinan Islam, kepemimpinan Imam [Khomeini] ra., dan kepada negara Republik Islam [Iran], dan sekarang pun juga [mereka] seperti ini. Sekarang ini juga bangsa-bangsa di dunia Islam -mulai dari dunia barat Islam sampai dunia timur Islam; di semua tempat- sedang memandang bangsa Iran dan gerakan ini dengan mata tercengang dan terkagum-kagum serta penuh hasrat. Hal-hal ini juga memperparah luka orang-orang Amerika, dan ini merupakan motif Amerika untuk memusuhi Republik Islam Iran.
Amerika ingin supaya Republik Islam Iran angkat tangan, menunjukkan ketakkuasaannya, menyesali sikap yang telah diambil, dan menjadi bagian dari antek-antek dan kroni-kroni sistem kekuasaan thagut. Inilah yang diinginkan negara arogan. Yang diinginkan Amerika dari bangsa Iran ialah bangsa Iran menerima ketergantungan, kehilangan independensi yang diraih oleh dirinya sendiri dan menyerahkannya kembali kepada kekuatan Amerika dengan tangannya sendiri. Inilah yang mereka inginkan dari bangsa Iran, dan semua tekanan yang sedang mereka lakukan untuk ini pula. Untuk inilah mereka menekan kabinet-kabinet Republik Islam Iran, menekan bangsa, hingga di tengah jalan bangsa ini sendiri berteriak, ‘Cukup sudah! Kita sudah kelelahan', kabinet-kabinet juga menarik diri mundur. Dengan begitu, Amerika kembali mengusahakan sikap yang diambilnya pada masa lalu terhadap negara ini dan sekarang terhadap negara-negara lain. Mereka ini menginginkan ketergantungan kita kepada mereka.
Dari pihak Republik Islam Iran dan bangsa Iran, masalahnya juga sedalam ini. Persoalan bangsa Iran dengan Amerika bukanlah persoalan perkara-perkara hari ini, akan tetapi persoalan lima puluh sekian tahun kejahatan dan kebejatan rejim itu terhadap bangsa Iran; sejak tahun 1332 HS (1953) sampai hari ini. Sekian tahun pasca Revolusi, khususnya sejak awal kebangkitan Imam [Khomeini] ra. Dan kebangkitan ulama sampai kemenangan Revolusi, mereka menginginkan apa saja untuk kerugian bangsa Iran, mereka berkonspirasi, menghantam, berkhianat, menekan, dan melancarkan berbagai macam cara-cara arogan terhadap bangsa ini. Setelah kemenangan Revolusi -sampai sekarang sudah tiga puluh tahun- tidak sekejap pun Amerika pernah punya niat baik terhadap bangsa Iran, [misalnya] meminta maaf atas sikap-sikap yang telah diambilnya, dengan tulus meninggalkan cara-cara arogan dan rakus terhadap bangsa Iran.
Persoalan kita dengan Amerika bukanlah pada dua tiga persoalan dunia atau kawasan lalu kita berbeda pandangan, lantas duduk dan menyelesaikan melalui perundingan. [Akan tetapi] persoalannya seperti persoalan hidup dan mati; persoalan ada dan tidak ada. Ini poin kedua yang harus diketahui oleh kalian; anak-anak muda. Kita ini bukan bangsa yang suka bertikai, tapi kita adalah bangsa yang menjaga identitas dirinya, kemerdekaan dirinya dan kehormatan dirinya. Siapa saja yang ingin menginjak-injak kehormatan bangsa Iran, menghinakan bangsa Iran, ingin mengangkat tangan kekuasaannya di atas bangsa ini, bangsa Iran akan menebas tangan itu dengan semangat dan imannya.
Poin ketiga dan yang terakhir ialah apa yang terjadi di akhir konfrontasi dan konflik ini? Ini penting. Semua media-media informasi Barat, khususnya Amerika, media-media seni, media-media pers, berbagai media propagandis, media-media yang kelihatannya riset politis atau riset ilmiah; [semua] berusaha sebegitu rupa menampilkan bahwa akhir jalan konflik ini adalah kebuntuan untuk Iran, sedangkan Amerika terus melangkah maju! Ini bohong belaka. Justru sebaliknya! Akhir konflik ini adalah kebuntuan untuk rejim jahat dan arogan Amerika.
Argumentasinya juga sudah jelas, bahwa kalau memang mereka itu bisa memukul kalah bangsa Iran, maka mereka harusnya sudah bisa mengalahkan [Iran] pada saat bangsa ini tidak punya semua anak-anak muda ini, tidak punya kemajuan-kemajuan ini, tidak punya pengalaman-pengalaman ini, belum meraih kemenangan dalam sebuah pertempuran dan peperangan hebat seperti Perang Pertahanan Suci (Perang Irak-Iran), belum menunjukkan kekuatan dirinya di berbagai kancah politik. Pada saat-saat itulah mereka sudah bisa -kalau memang mereka itu bisa menaklukkan bangsa Iran- dan justru pada saat-saat itulah mereka sudah bisa menaklukkan, bukan malah sekarang ini dimana bangsa Iran pengalamnanya sudah lebih banyak, tangannya sudah lebih kuat, fasilitas-fasilitas ilmunya sudah jauh lebih canggih daripada saat-saat itu, kekuatan-kekuatan militernya sekian kali lipat dibandingkan saat-saat itu, pengaruh opininya di tengah bangsa-bangsa sudah lebih besar daripada waktu itu, dan punya anak-anak muda lebih banyak dari masa itu.
Pada masa itu, anak-anak muda bangsa Iran adalah minoritas di tengah populasi empat puluh juta dan empat puluh lima juta lalu secara berangsur lima puluh juta jiwa. Tapi sekarang, di antara populasi tujuh puluh juta bangsa Iran, anak-anak muda merupakan mayoritas. Pada masa itu, Amerika punya wibawa di dunia yang jauh lebih besar daripada sekarang ini. Tapi sekarang, Amerika tidak punya wibawa lagi di dunia. Sekarang, bukan hanya bangsa-bangsa Muslim, bahkan banyak bangsa-bangsa Barat sudah membuang muka dari Amerika. Banyak pakar di dalam negara Amerika sendiri, belum lagi sekian rakyatnya, menentang rejim yang berkuasa di negara itu.
Sekarang, jargon-jargon utama Amerika -yang dengannya mereka menebas kepala bangsa-bangsa, memperkosa dan menggulingkan pemerintahan-pemerintahan pilihan bangsa dari kursi kekuasaan- sudah tampak kebusukannya seperti: slogan Hak Asasi Manusia, slogan Demokrasi. Mereka telah membuktikan Hak Asasi Manusia ala mereka di penjara-penjara Abu Ghraib, Guantanamo, penjara-penjara yang lain semacam ini. Mereka sedang menampilkan Hak Asasi Manusia mereka di berbagai ajang pembantaian di Afganistan dan hari ini di Pakistan. Mereka juga menunjukkan tuntutan demokrasi mereka di Palestina yang sedang diduduki; bagaimana mereka dengan berbagai tipu daya dan kejahatan melancarkan tekanan terhadap sebuah pemerintahan rakyat -pemerintahan Hamas yang berkuasa atas pilihan rakyat-. Sekarang di Irak, mereka juga sedang membuktikan [demokrasi mereka]; bagaimana mereka memaksakan kehendak untuk [kesepakatan] pakta keamanan; mereka cekik semua orang saking kerasnya tekanan yang mereka lakukan, tapi bangsa Iran dan pejabat negara Irak mengangkat tinggi kepala mereka dan mengatakan, ‘Kita tidak terima!' Mereka itu sedang melancarkan tekanan dan ancaman, padahal pemerintahan Irak sekarang ini berkuasa atas suara rakyat.
Demokrasi apa ini? Adakah demokrasi selain ini? Pakar-pakar mereka sudah berulang kali mengakui selama beberapa tahun ini, dan mereka menuliskan dalam laporan-laporan mereka bahwa di Timur Tengah, Republik Islam Iran adalah negara yang paling demokratis; ada banyak pemilihan umum; presiden, anggota parlemen; pemimpin tertinggi Revolusi sendiri, anggota Majelis Pakar Kepemimpinan, semua dipilih dengan suara rakyat. Ini diakui oleh mereka. Namun pada saat yang sama, mereka memperlakukan Republik Islam Iran seperti ini?! Jargon-jargon tuntutan republik, demokrasi dan HAM ini sudah usang. Bahkan setiap bangsa pun sudah tidak lagi percaya dengan retorika ini, apalagi orang-orang pakar dan elite.
Sekarang, presiden Amerika masuk ke negara manapun di dunia, rakyat di sana akan berkumpul dan bicara langsung kepadanya, ‘Kembalilah ke rumahmu, Yankee! Balik ke rumahmu!' Lantas, masih ada kehinaan yang lebih dari ini?! Inilah wibawa Amerika sekarang ini. Kalau memang dulu Amerika bisa menghadang bangsa Iran dan membuat buntu jalan bangsa Iran, tentu mereka akan melakukannya pada masa-masa semua kehinaan ini belum ada. Tapi sekarang, mereka tidak akan bisa [berbuat apa-apa].
Saya sampaikan kepada kalian; anak-anak muda tercinta! Masa depan milik kalian. Masa depan milik bangsa Iran. Masa depan bangsa Iran ialah mencapai level-level tinggi ilmu pengetahuan, kedigdayaan, kesejahteraan dan kemuliaan. Ini adalah masa depan pasti kalian. Dan ini adalah janji Allah. Al-Quran telah memberi janji kepada kita, Islam telah memberi kita janji, bahwa jika bangsa-bangsa itu bergerak, menunjukkan keimanan, kehormatan diri, pantang lelah, tetap tabah dan terus tegar, pasti akan meraih cita-cita mereka. Sampai sekarang, kita sudah diuji, kita masih tetap tegar, dan kita pun sudah meraih tujuan-tujuan jangka menengah. Di beberapa bidang juga kita punya persoalan, karena kita tidak tegar. Ini kesalahan kita sendiri. Saya sama sekali tidak memungkiri kondisi-kondisi tak beres di dalam negara. Tidak demikian. Saya akui itu. Di manapun kita punya persoalan dan ketakberesan-kalau ada ketidakadilan, kalau ada kemiskinan-itu lantaran kita; para pejabat negara dan tiap-tiap rakyat, tidak melangkah dengan mantap dalam rangka mengusahakan tujuan-tujuan ini. Kalau kita melangkah mantap, hal-hal ini juga pasti tertuntaskan. Jadi, kesalahan adalah diri kita sendiri. Kita harus mantap melangkah.
Dan kalian; anak-anak muda tercinta -dari perhimpunan-perhimpunan mahasiswa, para pelajar, anak-anak muda nonorganisasi- harus menyadari bahwa sekarang ini, kesatuan bangsa Iran, kesatuan rakyat dan pemerintah, persatuan di antara pejabat-pejabat negara adalah simbol kemenangan. Inilah yang ingin mereka rusak. Saya percaya pada slogan-slogan kepemudaan dan slogan anak-anak muda, akan tetapi waspadalah; jangan sampai slogan-slogan ini membuat perselisihan, memenuhi keinginan musuh, dan jangan sampai bermain di lapangan yang sudah dirancang musuh. Inilah yang harus kalian waspadai. Semua harus waspada! Para aktivis politik juga harus waspada! Media-media pers juga harus waspada! Anak-anak muda juga harus waspada! Para pejabat sendiri juga harus waspada!
Musuh sedang membuat rancangan. Jangan bermain di lapangan yang telah mereka buat. Karena, entah kalian menang atau kalah, keuntungan ada pada mereka. Rancangan musuh ialah membuat perselisihan, membuat keputusasaan, membuat aktivis-aktivis politik saling bertikai, mengasingkan garis dasar dan nilai-nilai Islam. Semua upaya ini adalah rencana-rencana musuh. Kita harus waspada. Kita harus hadapi semua upaya yang berujung pada rencana-rencana ini. Kita harus jaga kesatuan. Kita harus jaga optimisme. Kita harus meningkatkan usaha kita setiap saat, tulus satu sama lain, saling merekatkan hati, dan bekerja pernuh gairah dalam [melaksanakan] berbagai tugas sosial.
Sebagian orang sudah mulai masuk masalah-masalah pemilu, padahal sampai sekarang masih belum apa-apa, tapi mereka tergesa-gesa. Masalah-masalah pemilu ini sangat penting, dan nilai pentingnya menjelang masa pemilu dari segi partisipasi dalam ajang pemilu. Tapi, mengangkat masala itu pada hari-hari ini hanya membuat orang-orang saling bersaing, saling beradu, saling menjelekkan dan mengalihkan pandangan opini masyarakat dari masalah-masalah utama. Kalian harus waspada.
Dan saya percaya, dengan taufik Allah, dengan karunia Allah, bangsa Iran dengan mantap akan melewati berbagai gelombang yang datang silih berganti ini, dan insya-Allah akan mencapai prestasi-prestasi tertinggi.
Ya Allah, jadikanlah hati suci Wali ‘Ashr (Imam Mahdi) sayang kepada kami, jadikanlah doa beliau meliputi keadaan kami, kumpulkanlah Imam [Khomeini] pemimpin tercinta kami dan para syahid agung kami bersama pemimpin-pemimpin mereka, berikanlah taufik [keberhasilan] menempuh jalan yang benar kepada kami semua!
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.