Ayatollah Al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa soal kedudukan agama dan disiplin keilmuan serta syarat-syarat yang harus dimiliki setiap anggota Dewan Ahli Kepemimpinan menunjukkan posisi penting dewan ini. "Tugas utama untuk memilih Rahbar (Pemimpin Revolusi) dan memantau secara kontinyu keberadaan syarat-syarat kepemimpinan pada diri Rahbar, adalah bukti lain dari pentingnya kedudukan Dewan Ahli. Karena itu Dewan Ahli dapat disebut sebagai dewan pengurai kesulitan negara Islam," jelas beliau.
Saat menjelaskan sisi konstitusional pemerintahan Islam dalam UUD Republik Islam Iran, Rahbar menegaskan, bentuk konstitusional ini meliputi berbagai bagian yang resmi dan konstitusional negara. Syarat minimal untuk menjaga pemerintahan Islam adalah dengan mempertahankan bentuk konstitusional ini. Meski harus dilakukan, namun hal ini bukan satu-satunya syarat.
Ayatollah Al-Udzma Khamenei menambahkan, syarat terpenting dalam menjaga negara adalah dengan mempertahankan dan mengukuhkan kandungan dan prinsip landasan negara Islam. Beliau mengingatkan, jika tidak ada perhatian terhadap kandungan dan pondasi tatanan pemerintahan Islam mungkin akan terjadi perubahan pada bentuk konstitusional negara secara perlahan dan tanpa disadari yang pada akhirnya tatanan negara Islam ini akan berjalan menyimpang dari jalurnya yang terkadang orang yang pintar pun tidak menyadarinya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam menjelaskan garis-garis besar haluan revolusi Islam mengatakan, perjuangan untuk keadilan, kemerdekaan dan kebebasan dalam arti yang sebenarnya, sikap anti imperialisme, tidak reaktif menghadapi musuh, cinta rakyat kecil, solidaritas kepada kelompok lemah dan miskin, serta menghindari israf dan kehidupan mewah, semua itu adalah bagian dari prinsip dan dasar revolusi Islam yang tidak boleh berubah.
Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengatakan, prinsip-pinsip ini menemukan kredebilitas dan soliditas karena diambil dari ajaran Al-Qur'an dan logika Islam. Beliau menambahkan, "Selama 30 tahun terakhir, musuh-musuh negara Islam ini telah bekerja keras untuk merongrong prinsip dan dasar revolusi Islam, di antaranya dengan berusaha meyakinkan bahwa sebagian kesulitan yang dihadapi negara ini muncul karena komitmen kepada prinsip-prinsip tersebut."
Beliau menyinggung soal propaganda media-media massa asing terhadap pemerintahan Iran saat ini, seraya mengatakan, propaganda pihak asing yang terprogram ini sejak awal kemenangan revolusi Islam selalu ada dan sasarannya adalah semua pemerintahan Republik Islam. Setiap kali mereka merasa bahwa sebuah pemerintahan berjalan sesuai prinsip dan dasar revolusi serta menolak keinginan kaum arogan, mereka akan menyerang pemerintahan itu. Namun setiap kali sebuah pemerintahan menyuarakan sesuatu yang sejalan dengan kepentingan kaum arogan maka mereka akan memujinya.
Rahbar mengupas tentang prinsip melawan kaum arogan dan resistensi menghadapi musuh seraya menegaskan, "Dalam menghadapi musuh-musuh yang arogan tidak boleh ada kata mundur. Negara Islam harus mencapai kekuatan dan kekebalan yang membuat musuh mengakui tidak mungkin bisa berbuat apa-apa untuk menghadapinya."
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan jangan sampai ada tindakan yang menyalahkan prinsip dan masa lalu revolusi Islam. Beliau mengatakan, "Sebagian orang berusaha mempersoalkan dan menyalahkan prinsip revolusi di dekade pertama usianya dan sikap Imam Khomeini, padahal sikap Imam Khomeini dan haluan kebijakan revolusi pada dasawarsanya yang pertama, sepenuhnya benar. Arah kebijakan dalam negara Islam saat ini sama dengan arah kebijakan pada dekade pertama kemenangan revolusi."
Beliau menambahkan, "Jangan kita biarkan satu generasi pun menyimpang dari prinsip dan dasar revolusi Islam, dan satu-satunya cara adalah dengan menonjolkan haluan-haluan utama negara."
Ayatollah Al-Udzma Khamenei lebih lanjut mengatakan, "Aturan dan hukum Islam serta prinsip revolusi harus diyakini dengan kuat. Kita juga harus mengatur retorika sehingga sejalan dengan keyakinan hakiki kita. Sebab segala kesulitan hanya bisa diselesaikan dengan mengamalkan ajaran Islam."
Beliau menegaskan, "Dalam melangkah di jalan ini jangan sampai kita dipengaruhi oleh bisikan yang berusaha meyakinkan bahwa jalan ini hanya akan membuat kita terasing dan terkucilkan. Sebab, terasing atau tidak itu sangat erat kaitannya dengan kekuatan negara."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung gerakan keilmuan di Iran yang semakin menemukan kesungguhannya dalam beberapa tahun terakhir seraya mengingatkan, "Hari ini, tidak ada pekerjaan teknis serumit apapun yang tidak bisa ditangani oleh pemuda-pemuda kita. Kemampuan keilmuan ini adalah salah satu faktor kekuatan sebuah negara."
Beliau menyebut keimanan rakyat Iran yang mendalam kepada Islam dan keyakinan akan prinsip kesatuan nasional adalah diantara faktor yang membentengi negara ini. "Faktor-faktor seperti ini harus diwujudkan dan lebih dikuatkan. Salah satunya adalah persatuan antara rakyat dan para pejabat negara, juga persatuan di antara sesama rakyat," imbuh beliau.
Rahbar dalam pidatonya mengangkat juga topik ijtihad sesuai dengan aturan yang benar. Beliau mengatakan, "Ijtihad berarti mengerahkan kemampuan berpikir dalam kerangka ushul dan ketentuan yang ada, untuk kelenturan hukum dalam berbagai kondisi yang berbeda. Jangan sampai ijtihad disalahartikan dengan sikap reaktif menghadapi musuh."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan pula soal pasal 44 dan pelaksanaannya seraya menyebutnya sebagai salah satu contoh ijtihad. "Kebijakan pasal 44 adalah sebuah ijtihad yang benar secara syariat dan hukum juga memperbolehkannya. Insya Allah, pasal ini bisa dilaksanakan dengan cara terbaik tanpa ada unsur keekstriman," harap Rahbar.
Ayatollah Al-Udzma Khamenei menjelaskan tentang program perubahan besar ekonomi yang tengah dipersiapkan pelaksanaannya oleh pemerintah seraya mengatakan, "Mengenai program ini ada beberapa pendapat yang berbeda. Namun kita harus waspada jangan sampai pemaparan pendapat malah menyulut kebingungan dan kekhawatiran di tengah masyarakat."
Berbicara mengenai adanya sebagian orang yang memiliki pemikiran yang salah tentang agama, Rahbar menyebutkan munculnya klaim-klaim bohong sejumlah oknum yang mengatasnamakan agama demi kepentingan musuh dan untuk menyulut permusuhan di tengah masyarakat. Beliau mengatakan, "Tindakan menebar permusuhan seperti ini tidak berbeda dengan benih permusuhan yang ditebar antara Syiah dan Sunni, semuanya muncul dari kubu kaum arogan."
Ayatollah Al-Udzma Khamenei di bagian akhir pidatonya menekankan bahwa saat ini slogan-slogan dan prinsip revolusi Islam telah ada di tengah masyarakat dan hal itu patut disyukuri. Beliau mengatakan, "Dalam kondisi seperti ini, kita menyaksikan kemurahan Ilahi, sebagaimana dulu dalam sebuah periode revolusi Islam Imam Khomeini (ra) pernah mengatakan bahwa tangan Ilahi ada di balik revolusi Islam."
Dalam pertemuan itu, Ketua Dewan Ahli Kepemimpinan Ayatollah Hashemi Rafsanjani menerangkan hasil pertemuan para anggota Dewan Ahli seraya mengatakan, "Dalam pertemuan itu, Bapak Presiden yang terhormat telah memaparkan program perubahan besar ekonomi dan berbagai pertanyaan tentang program itu juga dibicarakan."
Rafsanjani menambahkan, "Secara garis besarnya, semua pihak mendukung program itu. Semoga dengan dijalankannya program itu dengan baik, kesulitan ekonomi yang ada dapat teratasi."
Mengenai laporan yang dibawakan oleh Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional tentang isu nuklir dan perkembangannya saat ini, Ketua Dewan Ahli Kepemimpinan menyatakan bahwa para anggota Dewan Ahli merasa puas dengan hasil kerja menyangkut isu nuklir.
Dalam pertemuan itu, Wakil Ketua Dewan Ahli Kepemimpinan Ayatollah Yazdi menyampaikan laporan mengenai hasil pertemuan keempat Dewan Ahli periode keempat ini.